Pembacaan : Keluaran 37
Kalau kita belajar Kitab Keluaran maka Kitab Keluaran adalah gambar denah biru (blue print) rencana penebusan Tuhan atas umatNya yang berdosa. Bangsa Israel itu ada dalam perbudakan Mesir dan Firaun. Dan akhirnya Tuhan memilih Musa dalam anugerahNya untuk membebaskan bangsa Israel dari belenggu perbudakan Mesir dan Firaun untuk menuju tanah Perjanjian. Itu adalah cerita kita dimana kita semua diperbudak oleh dosa dan Maut. Dan Tuhan mengirimkan anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus, Musa yang sempurna, untuk membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut serta membawa kita kepada tanah perjanjian yaitu kelahiran baru kita. Melalui kitab Keluaran 37 ini maka kita akan belajar dua hal yaitu makna perabotan dalam kemah tabernakel dan hubungannya dengan Injil Kristus dan implikasinya dalam kehidupan kita dan gerejanya saat ini.
A. MAKNA PERABOTAN DALAM KEMAH TABERNAKEL DAN HUBUNGANNYA DENGAN INJIL KRISTUS (GOSPEL CONNECTION)
Kemah Tabernakel Musa adalah model atau representasi visual dari janji bahwa Tuhan akan tinggal kembali diantara umatNya. Pada awalnya Adam dan Hawa memiliki persekutuan yang intim dengan Allah tetapi karena dosa maka itu memisahkan Allah dengan manusia. Dan rencana penebusan Allah itu bukan hanya untuk menyertai umatNya saja atau sekedar perlindungan, pertolongan dan pemeliharaan terhadap umatNya, tetapi Tuhan ingin membawa KerajaanNya kembali di tengah-tengah umatNya.
Kalau kita baca dalam Kitab Keluaran 37 maka ada 4 perabotan khusus yaitu :
- Tabut Perjanjian (Ark of The Covenant) - Ay. 1-9
- Meja Roti (Table of Showbread) - Ay 10-16
- Lampu Menorah (Lampstand) – Ay 17-24
- Mezbah Pembakaran Ukupan (Altar of Insence) – Ay. 25-29
1. Tabut Perjanjian (Ark of The Covenant) Ayat 1 - 9
Tabut Perjanjian ini letaknya berada di ruang maha kudus. Dan kalau kita lihat dari bahannya, desainnya, hiasannya dan pernik-pernik yang ada maka merupakan suatu gambaran tentang apa yang akan datang. Dari bahannya maka terdiri dari emas murni yang melambangkan keilahian Kristus, kayu penaga yang melambangkan kemanusiaan Kristus, empat gelang emas yang melambangkan empat Injil Kristus dan dua kayu pengusung yang melambangkan dua perjanjian yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Selain itu di Tabut Perjanjian ada tutup pendamaian (mercy seat) yang adalah lambang dan bayangan dari karya penebusan Kristus yang sempurna. Jadi kalau kita masuk dalam ruang maha kudus maka yang kita lihat bukan hanya ruang kosong dengan sebuah peti tetapi peti tersebut mempunyai sebuah gambaran yang sangat sacral yang menunjukkan bahwa itu semua adalah bayangan rencana penebusan Tuhan. Berbicara tentang tutup pendamaian berarti ada usaha dimana Tuhan ingin mendamaikan diriNya sendiri dengan umatNya. Dan dalam Tabut Perjanjian ada 3 hal yaitu 2 loh batu yang menunjukkan 10 hukum Taurat, buli-buli emas yang berisi manna dan tongkat Harun yang ada tunasnya dan berbunga. Ini menunjukkan tentang pemberontakan Israel atas standar kekudusan Tuhan. Kalau tutup pendamaian adalah tempat Allah bertahta maka 2 loh batu adalah tempat pijakan Tuhan dimana Dia adalah Tuhan yang maha kudus dan adil dimana bangsa Israel tidak akan mampu memenuhi standar kekudusan Tuhan. Buli-buli emas menunjukkan pemeliharaan Tuhan namun bangsa Israel selalu memberontak terhadap pemeliharaan Tuhan. Sedang tongkat Harun menunjukkan kepemimpinan Musa dan kehidupan yang diberikan Allah kepada bangsa Israel namun yang mereka pikirkan adalah kehidupan di Mesir. Sebab itu atas pemberontakan Mesir maka Tuhan perlu menaruh tutup pendamaian karena Dia tidak ingin marah terhadap semua pemberontakan Israel, sehingga setiap tahun seorang imam harus masuk ke dalam ruang maha kudus dan mencipratkan darah untuk memohonkan ampun atas dosa seluruh bangsa Israel. Ini semua menunjukkan akan karya keselamatan Yesus Kristus yang akan datang. Dan sekarang kita bukan lagi musuh atau seteru Allah tetapi sudah diperdamaikan dengan Allah.
Roma 5:10-11
10Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! 11Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
2. Meja Roti (Table of Showbread) - Ay 10-16
Roti yang ada di meja roti itu harus diganti setiap Sabat. Dan di atas meja roti ada 12 jelai roti yang menggambarkan 12 suku Israel yaitu bagaimana Tuhan mengasihi dan ingin bersekutu dengan umatNya. Tetapi roti itu hanya boleh disajikan oleh imam sebab tempat itu adalah tempat yang kudus dan tidak ada yang boleh makan roti itu kecuali keluarga imam (Imamat 24:5-9). Apakah ini konsep mirip dengan orang menaruh makanan di meja pendupaan buat sesajen? Tidak sama sekali. Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak memerlukan makanan dan minuman tetapi roti itu dibuat justru untuk mengajar orang Israel bahwa Tuhanlah sumber dari kecukupan mereka dan Tuhanlah pemelihara hidup mereka. Jadi meja roti menunjukkan ketergantungan umat Israel secara jasmani dan secara spiritual. Dan dalam Perjanjian Baru maka roti itu berbicara tentang Yesus yang adalah roti hidup. Roti yang diganti setiap Sabat berbicara tentang Yesus adalah sabat kita yang sempurna. Kalau roti itu harus disajikan oleh imam maka itu berbicara tentang Yesus adalah imam besar dan pengantara kita yang sempurna.
Dari semua desain ini maka menunjukkan bahwa Tuhan melaksanakan rencana penebusannya bukan asal-asalan dan sudah ditentukan bahkan sebelum dunia dijadikan. Mungkin ada yang bertanya kalau Tuhan itu sudah tahu bahwa manusia itu akan jatuh dalam dosa dan betapa ribetnya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, mengapa Tuhan tetap melakukan semua itu? Sesunguhnya Tuhan menciptakan manusia itu bukan karena kesepian sebab Dia adalah Allah Tritunggal yang mampu memenuhi kebutuhanNya sendiri yaitu Maha Kasih, Maha Tahu, Maha Adil, Maha Kuasa dan Maha Berdaulat. Jadi sebenarnya Tuhan itu tidak membutuhkan ciptaan untuk supaya bisa komplit. Tetapi ketika Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah maka untuk menggambarkan siapakah diriNya. Dan Tuhan juga tahu bahwa manusia yang diciptakanNya itu akan jatuh dalam dosa serta tahu betapa ribetnya untuk menyelamatkannya. Tetapi Tuhan tetap mau melakukanNya yaitu tujuannya adalah untuk kemuliaanNya. Ini bukan berarti Tuhan itu narsis, sebab justru manusia diciptakan menurut kemuliaan Tuhan karena hanya dalam kemuliaan Tuhanlah maka manusia menemukan makna dan kepuasan yang sejati. Itulah sebabnya Yesus berkata” Akulah roti hidup” dimana kita bisa makan apa saja di dunia ini namun akan selalu lapar, tetapi yang datang kepada Yesus maka tidak akan lapar lagi. Jadi sesungguhnya yang kita butuhkan bukanlah kekayaan tetapi Yesus dan Dia sudah dinubuatkan sejak jaman Keluaran, bahkan dalam desain kemah Tabernakel Musa sudah ada gambar rencana penebusan Allah melalui Yesus.
3. Lampu Menorah (Lampstand) – Ay 17-24
Lampu Menorah ini berada dalam ruang kudus dan tidak boleh padam yaitu untuk menerangi ruang senantiasa.
Yohanes 1:9
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
Yohanes 8:12
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Dalam signifikansinya dengan Injil maka lampu Menorah ini berbicara tentang Yesus yang adalah terang dunia. Dan bukan hanya Dia adalah terang dunia tetapi barangsiapa yang percaya dan mengikut Yesus maka dia sendiri memiliki terang dalam hidupnya. Sesungguhnya tanpa Tuhan maka hidup kita ada dalam kegelapan dan tersesat. Tetapi ketika kita ada dalam Kristus maka bukan hanya Kristus menjadi terang hidup kita tetapi terang itu tinggal dalam hati kita.
4. Mezbah Pembakaran Ukupan (Ay25-29)
Mezbah pembakaran ukupan itu adalah menggambarkan doa, permohonan dan ucapan syukur. Dan ini tidak bisa dilakukan oleh umat Israel biasa selain para imam yang sudah ditetapkan Allah untuk memohonkan ampun atas dosa-dosa yang dilakukan melalui korban yang dipersembahkan dan darah yang harus dipercikkan. Ini menunjukkan bahwa manusia yang berdosa tidak bisa mendekati Tuhan dan tanpa melalui imam maka doa tidak akan didengar oleh Tuhan.
Yesaya 59:1-2
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; 2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Signifikansi mezbah pembakaran ukupan dalam Injil maka itu berbicara tentang Yesus yang menjadi pengantara, pembela dan pendoa syafaat bagi kita yang sudah ditebusNya. Tuhan melihat ketidakmampuan kita dan Dia yang berinisiatif untuk menjembatani suatu pemisahan itu melalui karya Yesus Kristus. Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa karena kita supaya kita yang berdosa menjadi kebenaran Allah dalam Kristus. Kalau hari ini kita bisa berdoa kepada Tuhan di dalam nama Tuhan Yesus maka doa kita akan didengar sebab yang memisahkan kita dengan Allah yaitu dosa-dosa kita sudah dihapus dan sekarang kita memiliki jubah kebenaran, kekudusan dan kemuliaan dalam Kristus. Bagi kita yang ada dalam Kristus maka tidak ada satu doapun yang tidak didengar oleh Tuhan.
Imam besar yang kita punya adalah Imam besar yang pernah mengalami penderitaan apapun yang kita alami. Kita tidak hanya punya Tuhan yang berempati kepada kita tetapi tidak berdosa dan mengalahkan dosa dan maut serta semua yang membelenggu kita supaya kita dapat dipersatukan kembali dengan Tuhan.
Roma 8:34-35a
Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela (interceding = berdoa syafaat) bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Kita memiliki pendoa syafaat yang sempurna dan sejati yang duduk disebelah kanan Allah dan menjadi pembela kita. Kalau saat ini kita sedang susah, putus asa dan kehilangan pengharapan serta tidak tahu harus lari kemana maka ingatlah bahwa Yesus bersama dengan kita dan berdoa untuk kita. Semua doa, keluhan dan tangisan kita tidak ada satupun dimana Dia tidak dengar. TanganNya sedang memegang kita agar kita tidak jatuh. Dan sekalipun kita jatuh maka kita tidak sampai tergeletak sebab tangan Tuhan menopang hidup kita.
B. IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN KITA DAN GEREJANYA SAAT INI
Setiapkali Musa berhadapan dengan masalah dan putus asa maka Musa selalu datang menghadap kepada Tuhan. Dan setiapkali Musa naik ke gunung untuk bertemu dengan Tuhan untuk mewakili bangsanya maka wajahnya selalu bersinar memancarkan kemuliaan Tuhan serta selalu mendapatkan hikmat, perspektif serta pengharapan yang baru. Ini adalah Perjanjian Lama dimana manusia untuk menghadap Allah harus melalui proses yang rumit dan penuh dengan ketakutan. Namun dalam Perjanjian Baru maka melalui karya penebusan Kristus maka Tuhan tidak lagi jauh tetapi sekarang tinggal dalam hidup kita, Yesus bertabernakel dalam hidup kita melalui Roh KudusNya yang menghibur, menolong dan memampukan kita. Sebab itu bagi kita yang ada dalam Kristus maka jangan pernah merasa sendirian sebab Tuhan bersama-sama dengan kita. Kita tidak perlu lagi seperti Musa yaitu naik ke gunung untuk bertemu Tuhan tetapi Tuhan sendiri yang berinisiatif untuk datang menghampiri kita.
Musa setelah 40 tahun berjuang memimpin bangsa Israel tetapi ternyata tidak diijinkan Tuhan untuk masuk tanah perjanjian dan Tuhan memakai Yosua yang memimpin Israel untuk masuk tanah Kanaan. Ini menunjukkan kepada kita bahwa cara Tuhan bekerja tidak selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Banyak cerita di Alkitab yang kisah terobosannya tidak happy ending, misal: Yohanes Pembaptis yang akhirnya mati dipenggal. Jadi cara Tuhan bekerja tidak sama dengan apa yang kita harapkan. Sebab itu biarlah yang menjadi pengharapan kita bukanlah mujizat atau terobosannya namun yang menjadi kekuatan kita adalah Allah bersama-sama dengan kita. Inti dari Injil bukan supaya kita mendapatkan mujizat, berkat atau supaya kita hebat. Inti dari Alkitab bukanlah kehebatan Musa, Elia atau Daud tetapi Tuhan justru memakai orang-orang yang lemah seperti Musa, Elia, Daud atau yang tidak berguna seperti Gideon, untuk menunjukkan bahwa Tuhan yang hebat. Dan Tuhan yang hebat itu tinggal bersama kita, mati di salib untuk membayar dosa kita dan tidak pernah meninggalkan atau melupakan kita. Melalui kitab Keluaran ini maka kita bisa melihat bahwa mujizat yang terbesar adalah Tuhan bersama-sama dengan kita.