EXODUS WEEK 4 "DITARIK KELUAR" Rev. Michael Chrisdion, MBA
Pembacaan : Keluaran 2 : 1 – 15
Ketika Firaun menyuruh bidan-bidan untuk membunuh bayi-bayi orang Ibrani namun tidak berhasil maka dia memerintahkan seluruh rakyatnya untuk melemparkan semua bayi laki-laki Ibrani ke sungai Nil. Ini membuat orang Israel sangat ketakutan dan ini adalah masa yang penuh dengan kegelapan. Namun di tengah-tengah kegelapan ini muncul cerita dimana ada pasangan dari keluarga Lewi yang melahirkan bayi laki-laki.
Musa menuliskan di ayat ini bahwa bayi yang dilahirkan itu cantik atau baik. Mengapa ini disebut yaitu bukan karena parasnya atau karakternya yang baik namun Musa menggunakan kata-kata yang sama dengan Kejadian 1:31 bahwa semua yang telah diciptakanNya itu sangat baik. Ini juga mengingatkan kita pada cerita dimana Yesus ketika ditanya seorang muda yang kaya tentang siapa yang baik maka Yesus menjawab tidak ada yang baik dalam dunia ini kecuali Tuhan. Jadi berbicara baik disini yang menjadi standarnya adalah Tuhan dan rencana Tuhan adalah selalu rencana yang baik. Disini Musa sedang mempararelkan dirinya dengan Adam yang diciptakan Tuhan sangat baik untuk menunjukkan kebaikan dan kemuliaan Tuhan melalui beranakcucu dan memenuhi bumi, sedangkan Musa sangat baik dan dipilih Tuhan untuk melepaskan suatu umat dari perbudakan Mesir. Ini juga pararel dengan Yesus yaitu yang terbaik dari Allah namun berinkarnasi untuk menyelamatkan bangsa Israel yang baru yaitu gerejaNya. Demikian juga di ayat 3 dimana peti pandan itu dipakalnya dengan gala-“gala dan tér “ maka ini pararel dengan cerita Nuh yang membuat bahtera dengan bahan yang sama (Kej. 6:14). Dan Nuh adalah orang yang dipilih Tuhan untuk melahirkan bangsa yang baru.
Perlu kita mengerti bahwa Perjanjian Lama adalah Perjanjian Baru yang belum diungkapkan sedangkan Perjanjian Baru adalah Perjanjian lama yang sudah disingkapkan. Jadi kelahiran Musa pembebas bangsa Israel adalah tipologi lahirnya Yesus Kristus sang Juruselamat. Karena dosa maka manusia dibelenggu dan diperbudak oleh dosa dan tidak bisa keluar dari penindasan dab belenggu dosa. Sama seperti bangsa Israel yang diperbudak oleh Mesir sehingga Tuhan memilih Musa untuk membebaskan Israel dari Mesir demikian juga kita yang dibelenggu dosa dibebaskan oleh sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus.
Ketika bayi Musa dihanyutkan ke Sungai Nil maka perlu kita ketahui bahwa sungai Nil adalah sungai terpanjang kedua di dunia yang bermuara di Laut Mediterania. Selain di huni oleh berbagai binatang buas maka arus sungai itu sangat deras sehingga ketika keranjang yang berisi si Bayi Musa yang baru berumur 3 bulan dihanyutkan ke sungai itu maka secara statistik peluang Musa untuk selamat itu sangatlah kecil. Dan herannya ketika hanyut maka arahnya menuju ke tempat dimana biasanya puteri Firaun sedang mandi. Ini menunjukkan bahwa kalau bukan tangan Tuhan maka semua ini tidak akan bisa terjadi.
Ini adalah senjata makan tuan dimana Firaun yang memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki Ibrani namun Tuhan membangkitkan seorang pemimpin yang akan membebaskan Israel keluar dari Mesir dimana yang menyelamatkan bayi itu adalah puteri Firaun sendiri yang berbelaskasihan terhadap bayi itu.
Musa akhirnya tinggal di istana yaitu tempat pemimpin Mesir yang akhirnya melindung orang yang akan membebaskan bangsa Israel yang saat itu sedang diperbudak oleh Mesir. Disini kita belajar bahwa di musim apapun hidup kita maka rencana Tuhan tidak akan pernah gagal.
Kelahiran Musa pembebas bangsa Israel adalah tipologi lahirnya Yesus Kristus sang Juruselamat.
Situasi yang sama juga dialami oleh Yesus dimana ketika Maria dan Yusuf mendengar kabar bahwa Herodes hendak membunuh bayi Ibrani maka mereka juga menyelamatkan diri ke Mesir. Ini menunjukkan bahwa Musa dan Yesus sedang mengalami keadaan yang mustahil (Impossible Situation). Tetapi sekalipun berada pada situasi yang mustahil dimana peluang Musa untuk selamat itu hampir tidak ada tetapi Tuhan tetap menyelamatkannya sebab itu sudah ada dalam rencana penebusan Tuhan.
Impossible Situaton disini bukan berbicara tentang sakit kita disembuhkan, kita mendapatkan mujizat atau terobosan. Tetapi ini berbicara tentang rencana penebusan Tuhan atas kita. Ini berbicara tentang bagaimana jatuh kedalam dosa tetapi ditebus dan suatu hari seperti bangsa Israel yang dibawa ke Kanaan maka Kanaan kita adalah langit baru dan bumi baru. Impossible situation yang dialami oleh Israel adalah penindasan Mesir dan Firaun dimana itu adalah lambang dari dosa. Lawan kita sekarang ini bukan sungai Nil, Firaun dan bangsa Mesir yang memperbudak tetapi masalah kita adalah belenggu dosa dan maut. Dan sesungguhnya akar dari semua permasalahan dan pergumulan kita itu adalah dosa. Dosa itu berasal dari kata “Hamartia “ artinya luput dari sasaran. Banyak orang berpikir bahwa dosa adalah melakukan perbuatan-perbuatan jahat ( membunuh, memperkosa, mencuri, dll). Namun dalam Matius 5 Yesus mengingatkan bahwa sebenarnya dosa itu sudah ada dalam hati kita sehingga sekalipun kita belum melakukan namun kalau di hati kita sudah berpikir atau menginginkan maka sebenarnya kita sudah jatuh dalam dosa. Kita ini disebut pendosa bukan karena berbuat dosa tetapi karena ada bibit dosa dalam hati kita. Jadi kalau kita berpikir bahwa hari ini kita belum berdosa maka kita sedang membohongi diri kita sendiri (1 Yoh 1:8 & 10; Roma 3:23; Maz 51:7).
Dosa itu juga memperbudak kita. Ravi Zacharias berkata “Dosa akan membawa kita tersesat lebih jauh daripada yang kita bayangkan. Dan akan lebih membelenggu kita lebih daripada yang kita perkirakan. Dan harganya akan jauh lebih mahal daripada yang kita perhitungkan. Firman Tuhan berkata bahwa upah dosa itu maut dimana maut itu bukan hanya terjadi waktu kekekalan tetapi dosa telah membuat kita mati secara rohani (Roma 6:23; Efesus 2:1; 1 Tes 2:7b-9). Dan orang mati itu tidak bisa memilih Tuhan (Roma 3:10). Itu sebabnya Injil itu bukan membuat orang yang jahat menjadi baik dan yang baik menjadi semakin baik tetapi yang mati dihidupkan.
Jadi waktu kita masih tidak mampu, waktu kita masih tidak berdaya dan waktu kita tidak bisa taat dan beribadah maka Allah menunjukkan kasihNya kepada kita.
Inilah kabar baik dari Injil dimana Tuhan melahirkan baru kita. Tuhan menaruh RohNya dalam hati kita sehingga hati kita yang keras dirubah menjadi hati yang taat. Kita yang ada dalam Kristus sekarang memiliki natur dan keinginan yang baru. Ini yang perlu kita ingatkan terus dalam diri kita yaitu Tuhan telah menyelamatkan kita dari dosa dan maut.
Itu sebabnya kita tidak boleh bosan mendengar berita tentang salib. Marthin Luther berkata bahwa “ kalau kita berkata bahwa kita ini lumayan maka lumayan kita itu membuat Kristus menjadi kecil, tetapi ketika kita melihat diri kita tidak bisa diselamatkan dan melihat Kristus maka kita bisa melihat bahwa tidak mungkin kita tidak diselamatkan “ sebab Tuhan yang berinisiatif memilih kita, bukan berdasarkan apa yang kita lakukan namun berdasarkan apa yang sudah Tuhan selesaikan (Yohanes 3: 16-17).
2. KITA DITARIK KELUAR DAN DISELAMATKAN UNTUK KEMULIAAN TUHAN.
John Calvin berkata “ manusia lebih terancam bahaya di dalam kemakmuran daripada di dalam masalah/kesulitan. Karena ketika segala sesuatu baik-baik saja dan berjalan lancar, mereka menyanjung diri sendiri dan mabuk oleh kesuksesan.
Kebanyakan yang diberitakan oleh gereja-gereja adalah tentang lepas dari suatu penderitaan dan mengalami terobosan tetapi lupa kalau kita akan masuk dalam penderitaan yang lain. Kalau kita bangun dari tidur kemudian kerja itu adalah sebuah penderitaan. Ini adalah kutuk Adam bahwa kita harus berkeringat untuk bisa menghasilkan dari bumi ini. Kalaupun tidak menderita secara ekonomi tetapi penderitaan secara tubuh dimana semakin lama maka tubuh kita akan menjadi tua dan organ-organ kita semakin melemah itu adalah penderitaan.
Mengapa bangsa Israel menderita di Mesir yaitu untuk mengingatkan mereka bahwa Mesir bukan rumah mereka. Mengapa kita masih hidup dalam penderitaan yang ada didalam dunia ini yaitu untuk mengingatkan kita bahwa rumah kita, tempat kita yang sesunggunya bukan di dunia ini tapi suatu hari nati kita akan dibawa ke langit baru dan bumi baru dimana Yesus sendiri yang menjadi Rajanya. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata penderitaan di dalam dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan untuk kita. Jadi hidup kita ini bukan untuk menikmati hal-hal yang ada di dunia ini yang sifatnya fana atau untuk mencari kebahagiaan tetapi kita diselamatkan untuk memuliakan Allah dan bersukacita didalam Dia. Jadi kalau kita diberkati Tuhan dalam banyak hal (materi, pekerjaan, keluarga dll) maka tujuannya bukan untuk diri kita sendiri namun untuk memuliakan Tuhan.