Sojourner (Pendatang)

EXODUS WEEK 5 " SOJOURNER " Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Keluaran 2 : 11 - 22

Alkitab mencatat secara singkat mengenai pertumbuhan Musa. Pada saat Musa lahir maka Firaun memerintahkan bahwa semua anak laki-laki harus dibunuh (Keluaran 1:22). Ini karena bangsa Israel bertambah jumlahnya dengan sangat cepat sehingga mereka akan bisa menguasai Mesir (Keluaran 1:9-10). Di sanalah Firaun mengeluarkan kebijakan itu. Ketika Yesus dilahirkan, Herodes memerintahkan agar anak-anak berumur 2 tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya dibunuh (Matius 2:16). Jadi Musa yang masih bayi saat itu terancam nyawanya, namun orang tuanya berusaha menyelamatkannya. Dikatakan bahwa Musa itu elok parasnya (Keluaran 2:2). Ia disembunyikan selama 3 bulan, namun setelah ia tidak dapat lagi disembunyikan, orang tuanya menaruh Musa di dalam peti dan meletakkannya di sungai Nil (Keluaran 2:2-3). Peti tersebut dilihat oleh putri Firaun dan ia berbelas kasihan pada Musa yang saat itu sedang menangis (Keluaran 2:5-6). Kakak Musa kemudian menawarkan seorang inang penyusu yaitu ibunya sendiri kepada putri Firaun dan ia menerima tawaran itu (Keluaran 2:7-8). Putri Firaun menamainya Musa dan nama Musa itu berarti ‘diambil dari air’ (Keluaran 2:10). Setelah semuanya itu Alkitab melanjutkan kisah Musa ketika ia sudah dewasa yaitu berumur 40 tahun. Ia menjadi pemimpin dan saat itu ia belum menikah. Saat itu ia masih menyimpan emosi yang bergejolak sehingga ia memilih untuk membunuh orang Mesir sesudah ia memukul seorang Ibrani. Di sini ia mencari solusi dengan kekuatannya sendiri tanpa mengandalkan Tuhan.

 

D.L. Moody berkata “Musa menghabiskan empat puluh tahun pertamanya berpikir bahwa dia adalah orang hebat. Musa menghabiskan empat puluh tahun keduanya belajar bahwa dia bukan siapa-siapa dan manusia yang tidak berdaya. Dia menghabiskan empat puluh tahun ketiganya untuk menyaksikan apa yang Tuhan lakukan dengan orang yang tidak berdaya seperti dia. ”

 

         1. MANUSIA CENDERUNG MENGANDALKAN KEKUATANNYA SENDIRI

 

Keluaran 2:11-12
Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 12Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

 

Musa adalah seorang pangeran Mesir dimana kalau dia tahu ada orang sedang berselisih seharusnya cukup menegur saja maka mereka akan menurutinya namun mengapa dia harus melakukan pembunuhan. Ternyata petunjuknya ada di ayat berikut :

 

Kisah 7:22-24
Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. 23Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. 24Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.

 

Disini Stefanus menjelaskan bahwa Musa itu orangnya sangat terdidik, terhormat, piawai berperang dan menjadi seorang pangeran Mesir. Namun kita belajar bahwa ternyata orang yang terdidik belum tentu bermoral dan orang berpengetahuan belum tentu berkarakter sebab pendidikan dan kepandaian itu tidak mengubah hati. Dan problem dari Musa dan kita semua bukan masalah pikiran atau etika sebab semua itu berasal dari hati. Manusia itu cenderung  mengandalkan kekuatannya sendiri itu dan itu berasal dari hati.  David Powlison berkata bahwa” masalah terbesar dalam hidupmu adalah dirimu sendiri.”  Sebab itu buku-buku  Self Help itu tidak berguna karena diri kita tidak dapat menolong diri kita sendiri. Diri kita itu sudah rusak oleh dosa. Sebab itu kekristenan menawarkan hal yang berbeda dengan agama. Agama adalah cara kita untuk datang mendapatkan Tuhan dan itu tidak mungkin sebab kita sudah rusak. Tetapi Injil berkata bahwa Tuhan yang mencari , mendatangi dan menyelamatkan kita. 

 

Yermia 17:9
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

 

Pada awalnya kita ini diciptakan serupa dengan gambaran Allah dimana kita ini memancarkan kemuliaan Allah. Tetapi karena dosa maka kita tidak lagi memancarkan kemuliaan Allah tetapi kita mencari kemuliaan di dalam ciptaan. Dosa mengakibatkan pencarian kepuasan manusia salah arah sehingga akhirnya membawa kepada kebinasaan. Pada dasarnya kita semua adalah penyembah berhala. 

 

Kolose 3:5b
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan PENYEMBAHAN BERHALA

 

Ada berhala yang berbeda lebih daripada patung atau sesuatu yang kelihatan.  Dan ternyata ada lebih banyak berhala yang tidak kelihatan. Martin Luther dalam Katekismusnya mengatakan bahwa Hukum pertama dari 10 hukum Allah adalah “ jangan ada padamu ilah lain dihadapanKu “ Dan kalau kita bisa mentaati hukum yang pertama ini maka kita tidak akan melanggar hukum kedua sampai sepuluh sebab hukum kedua sampai sepuluh itu adalah penyembahan berhala. Kalau kita telusuri dosa ini awalnya dari Adam yang jatuh dalam dosa sehingga dia ingin menjadi Tuhan dan tidak mau menundukkan diri pada Tuhan. John Calvin berkata "Hati manusia adalah pabrik berhala. Setiap kita, dari rahim ibu kita, ahli dalam menciptakan berhala-berhala.” Demikian juga yang dilakukan Musa dimana dia tidak meminta nasehat atau petunjuk dari Tuhan namun berpikir bahwa dirinya bisa sehingga dia mengandalkan dirinya sendiri. 

Mengandalkan Diri Sendiri adalah Dosa.

Manusia itu memiliki tiga masalah yaitu dunia yang jatuh dalam dosa, manusia yang jatuh dalam dosa dan iblis. Dan waktu kita hidup dipengaruhi oleh tiga hal tersebut maka kalau tanpa Tuhan kita akan menjadi orang yang menyembah berhala atau menyembah dirinya sendiri (self centered, self righteous, self interest, self sufficient) dan ini semua akan mengakibatkan kita mengalami kepahitan, kekecewaan, keputusasaan, kesepian dan ketertolakan. 

 

Tim Keller berkata “ Dosa di jaman modern bukanlah melakukan hal-hal buruk namun yang lebih mendasar adalah membuat hal-hal yang baik menjadi hal-hal yang paling utama. Dosa adalah membangun hidup Anda dan memberi makna pada apa pun, bahkan hal yang sangat baik melebihi  Tuhan. Itu bisa dalam bentuk apapun yang kita bangun dalam kehidupan kita yang mengontrol dan memperbudak kita. Dosa yang terutama adalah penyembahan berhala. " 

Dalam bukunya “ Counterfaith God “ maka Tim Keller membagi berhala menjadi dua yaitu berhala dalam dan berhala luar. Berhala Dalam (Hati) itu adalah  Kuasa (Power), Kontrol (Control), Penerimaan (Approval), Kenyamanan (Comfort). Sedangkan Berhala Luar adalah berupa Uang, Karir/ Prestasi,  Keluarga, Pasangan, Pelayanan, Penampilan. 

Mengapa hal-hal nampak itu bisa menjadi berhala yaitu karena melalui itu bisa menghasilkan sesuatu yaitu memberikan kuasa, kontrol, penerimaan dan kenyamanan. Jadi berhala itu adalah apa yang kita tempatkan sebagai Tuhan dan kita mendapatkan kepuasan serta kita pikir itu menjadi sumber identitas kita. Jadi apa yang terjadi diluar adalah sebenarnya issue dari hati kita yang haus akan kuasa, kontrol, penerimaan dan kenyamanan. 

 

Kekuasaan:  mencari pengaruh dan kesuksesan. menyebabkan kita dibebani dengan tanggung jawab. Sisi gelap: Penghinaan, direndahkan, tidak di respek

Kontrol :  menyebabkan kita kesepian. Tidak seorang pun ingin berada di dekat Anda karena Anda selalu ingin mengendalikan, memanipulasi orang lain. Sisi gelap: ketidakpastian, kecemasan emosional (tidak tahu apa yang dipegang masa depan), gelisah, tidak aman.

Penerimaan : menyebabkan kita bergantung pada orang lain. Anda bergantung dan bergantung pada kasih sayang orang lain. Sisi gelap: Anda bisa membuat orang lain jengkel dengan perhatian Anda yang berlebihan, penolakan, pengecut, dan ketakutan (Anda takut berbicara kebenaran dan kompromi dengan kebenaran).

Kenyamanan : menyebabkan Anda berkompromi pada produktivitas Anda karena stres yang disebabkan oleh orang-orang yang menuntut Anda. Sisi gelap - ketika Anda mencari kenyamanan, Anda bosan!

 

Orang yang menyembah uang sering berpikir mereka adalah Pekerja Keras, padahal tujuan sebenarnya adalah untuk mendapatkan apa yang mereka mau.

Orang yang menyembah anaknya sering berpikir mereka Mengasihi Anaknya, padahal tujuan sebenarnya ingin mengontrol anaknya.

Orang yang menyembah pelayanannya sering berpikir mereka Mengasihi Tuhan, padahal sebenarnya dia ingin diterima

Bagaimana kita mengetahui bahwa itu semua benar-benar menjadi berhala atau bagaimana membedakan antara obsesi yang normal dan menjadikan itu berhala yaitu waktu berhala itu terusik atau terancam apakah kita bereaksi keras, marah, takut, putus asa, resah, kuatir, pahit dan histeris maka kemungkinan besar itu adalah berhala. Setiap emosi yang keluar dari hidup kita sebenarnya adalah alarm dimana Tuhan sedang menyingkapkan berhala-berhala yang terjadi dalam hidup kita.

 

        2. KEGAGALAN DAN PENDERITAAN MENGINGATKAN BAHWA MANUSIA TIDAK BERDAYA

Kisah 7:25-29
Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. 26Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya? 27Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? menolak Musa dan berkata: 28Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? 29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian

 

Demikianlah yang dialami oleh Musa yaitu orang yang hidup dalam berhala akhirnya akan mengalami kekecewaan. Musa merasa sudah melakukan banyak hal tetapi apa yang di dapat tidak sesuai dengan yang dia harapkan bahkan akhirnya dia harus melarikan diri dan hidup sebagai pendatang di Midian. Jadi berhala akhirnya selalu mengecewakan, tidak pernah menepati janjinya, tidak mampu menyelamatkan dan meninggalkan kita kecewa, putus asa, sendirian dan hancur.

                                             

            3. TUHAN JUSTRU BEKERJA DAN MENYELAMATKAN MANUSIA DALAM KETIDAKBERDAYAANNYA

16Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. 17Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka. 18Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: “Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?” 19Jawab mereka: “Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba.”20Ia berkata kepada anak-anaknya: “Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan.” 21Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa. 22Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya: “Aku telah menjadi seorang pendatang (Sojourner) di negeri asing.”

Cerita ini menunjukkan bahwa Musa dari seorang yang merasa diri hebat dan merasa diri mau menjadi pahlawan namun dengan kekuatannya sendiri malah hancur, mimpinya kandas dan akhirnya menjadi pendatang di negeri asing yaitu di padang belantara.

Pendatang Di Negeri Asing (Padang Belantara)

Padang belantara di dalam Alkitab adalah tempat Tuhan berperkara dengan manusia. Itulah padang belantara (wilderness).  Itu adalah tempat di mana orang bertemu Tuhan. Di padang belantara itulah Yakub melihat tangga menuju surga . Di padang gurun, di padang pasir maka Elia mendengar suara Tuhan yang lembut seperti angin sepoi-sepoi. Padang Belantara adalah tempat pelayanan Yohanes Pembaptis berkotbah “ bertobatlah Kerajaan Allah sudah dekat.”  Di padang belantaralah tempat Yesus mengalahkan pencobaan iblis. Mungkin saat ini ada diantara kita yang sedang berada di padang belantara maka ingatlah bahwa Tuhan ada disana dan sedang berperkara dengan kita. 

Kejadian 46:34b (BIMK)
Yusuf mengatakan hal itu karena orang Mesir merasa hina untuk bergaul dengan gembala-gembala.

Musa diijinkan Tuhan mengalami proses yaitu dari pangeran Mesir menjadi seorang gembala untuk menyadarkan bahwa tidak mungkin mengandalkan diri sendiri. Demikian juga kalau kita sedang mengalami ini maka janganlah kita marah kepada Tuhan sebab sebenarnya untuk menunjukkan bahwa Tuhan mengasihi kita dan ingin bertemu kita serta menyadarkan bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Namun melalui padang gurun inilah akhirnya Musa dipanggil Tuhan untuk menjadi pembebas bangsa Israel.

 

YESUS KRISTUS ADALAH GAMBARAN MUSA YANG SEMPURNA

Musa adalah seorang pangeran yang berusaha bertemu umatnya dengan caranya sendiri dan mengalami kegagalan sehingga akhirnya menderita. Tetapi Yesus yang tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan tetapi mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba, taat sampai mati di kayu salib. Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa supaya kita yang berdosa menjadi kebenaran Allah di dalam Kristus. Yesus adalah gambaran Musa yang sempurna. Kalau kita sedang dalam padang belantara maka Yesus menyelamatkan kita sehingga kita tidak hidup dalam kesia-siaan, kekecewaan atau sakit hati tetapi kita akan menerima pengharapan di dalam Dia. Dan kalau saat ini kita hancur dan terpuruk maka kita perlu periksa hati kita apakah selama ini mengandalkan berhala-berhala dan memakai kekuatan sendiri. Mengapa kita menyukai dosa yaitu karena kita mencari kepuasan dan kasih melalui kesenangan dan kenyamanan dunia ini. Dan obatnya adalah kita harus menemukan kasih lebih besar, nilai yang lebih tinggi dan cerita yang lebih besar daripada semua yang dunia tawarkan. Dan itu adalah Injil yang menceritakan tentang Tuhan yang mulia yang mau turun kedunia untuk mencari dan menyelamatkan kita yang paling hina. Injil itu kebalikan dari yang lemah dan yang kuat. Kalau kita merasa kuat maka Injil tidak bisa bicara. Tetapi ketika kita merasa tidak mampu dan tidak berdaya sehingga kita membutuhkan Tuhan maka Injil itu akan berharga bagi kita sebab disitulah kasih karunia Tuhan akan bekerja. Mengapa kita menyukai dosa  dan mencari kepuasan dari hal-hal yang fana yaitu karena itu adalah natur kita waktu diluar Kristus. Namun waktu kita menemukan Kristus maka yang kita butuhkan bukanlah terobosan rohani tetapi kasih yang lebih besar. Kita ini mencintai sesuatu dan cinta kita itu tetap pada hal-hal yang duniawi dan yang mau Tuhan berikan kepada kita adalah cinta yang lebih besar daripada apa yang dunia tawarkan. Dan kasih yang lebih besar itu hanya kita temukan dalam Yesus. Ijinkan hari ini untuk Tuhan menata ulang hati kita supaya hati kita bukan kepada ciptaan, dunia atau berhala tetapi kepada Dia yang menyelamatkan kita. 

2 Korintus 12:9-10 (BIMK)
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Untuk bisa menerima kasih karunia Tuhan bukan dengan merasa diri hebat. Namun ketika kita merasa tidak mampu dan lemah maka disitulah kasih karunia itu akan menolong kita. Waktu kita merasa berada di padang gurun dan tidak memiliki pengharapan maka disitulah kuasa Tuhan menjadi sempurna.