Masa Yang Penuh Kegelapan

EXODUS Week 3 - Masa Yang Penuh Kegelapan - Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

 

Pembacaan : Keluaran 1 : 8 - 22

Ketika bangsa Israel mengalami perkembangan yang luarbiasa di Mesir maka Firaun menjadi cemas sehingga dia ingin menghambat perkembangan mereka dengan cara menindas mereka melalui kerja paksa. Sebenarnya siapakah yang menuntun bangsa Israel ke Mesir? Memang menurut kisah di Alkitab pada awalnya yang membawa bangsa Israel ke Mesir adalah Yusuf yaitu membawa Yakub dan semua saudaranya yang akhirnya beranak cucu di sana. Tetapi sesungguhnya dibalik semua itu yang menuntun mereka ke Mesir adalah Tuhan. Disini kita belajar bahwa mengikuti Tuhan itu tidak selalu sama dengan hidup nyaman

 

13Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 14dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

 

RC Sproul berkata “ tidak ada satu pun debu yang berada di luar lingkup kendali dari kedaulatan Tuhan.” Jadi kalau kita mengalami hal-hal yang tidak enak maka janganlah kita takut sebab kalau kita ada dalam Kristus maka Tuhan ada disana dan memegang kendali atas hidup kita. Sebenarnya apakah yang menjadi sumber penderitaan itu? Pada mulanya Tuhan menciptakan segala sesuatu itu baik, namun karena dosa maka semuanya menjadi rusak dan konsekuensinya manusia menjadi menderita. Jadi kalau di dunia ini ada banyak penderitaan perang, bencana alam dan berbagai macam kejahatan maka janganlah kita heran sebab itu adalah konsekuensi dari dosa dan itu juga sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Tetapi sekalipun semua itu terjadi namun bagi kita yang ada dalam Kristus ada kedaulatan Tuhan dan pemeliharaanNya yang sempurna. 

 

Menurut konvesi Wesminster 5.3 ada tiga bentuk pemeliharaan (Providence) Allah yaitu:

1. General Providence : Ini adalah pemeliharaan Allah yang sifatnya umum dan berlaku untuk semua orang, siapapun dia, apapun kondisinya baik dia orang percaya atau bukan maka Allah tetap memelihara. (Berikanlah kami pada hari ini  makanan kami; Matius 6:11)

2. Special Providence :

Ini adalah pemeliharaan yang secara khusus yang diberikan kepada umat percaya namun dengan cara tidak melawan hukum alam (natural).(Paulus dan Silas lepas dari penjara karena gempa bumi; Kisah 16:25-26)

3. Extraordinary Providence (Miracle)

Ini adalah pemeliharaan Tuhan yang melampaui hukum alam. (Air menjadi anggur; Yoh.2; orang buta sejak lahir melihat (Yoh 9)

DALAM MASA KEGELAPAN TUHAN TETAP BEKERJA DAN PENYERTAANNYA SEMPURNA ATAS KITA

 

Jadi di dalam masa yang penuh kegelapan  maka Tuhan tetap bekerja dibelakang layar dan penyertaanNya sempurna atas kita. Apa tanda pemeliharaan Tuhan atas umatNya pada waktu itu?

 

7 Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.

12Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.

 

Ada alasan mengapa Musa memakai kata-kata yang sama yang dia pakai pada saat dia menulis kitab Kejadian 1:28  yaitu untuk menunjukkan bahwa janji Tuhan itu tetap terlaksana. Ini juga merupakan bukti bahwa penyertaan Tuhan atas umatNya itu sempurna. Bangsa Israel sekalipun ditindas tetapi tetap berkembang dan beranak cucu dan  di tengah-tengah kegelapan mereka tetap mengalami penyertaan Tuhan. Namun kita jangan salah memahami bahwa kalau orang disertai Tuhan itu maka anaknya harus banyak tetapi yang dimaksudkan adalah : Keadaan baik bukan berarti adanya kehadiran dan berkat Tuhan. Dan keadaan buruk bukan berarti tidak adanya berkat dan kehadiran Tuhan. Tetapi yang menyedihkan sekarang adalah teologi kemakmuran atau teologi mujizat sedang menyesatkan banyak gereja. Kalau kita berpikir bahwa keadaan yang enak itu artinya Tuhan menyertai atau keadaan yang buruk Tuhan tidak lagi  menyertai maka cara pandang yang seperti ini akan membuat kita salah kaprah sebab itu bukan cara pandang yang alkitabiah.  

 

Keadaan baik belum tentu berarti adanya kehadiran dan berkat Tuhan. Ada banyak orang berpikir kalau sedang mengalami hal yang tidak enak karena Tuhan sedang menghukum karena merasa mungkin kurang perpuluhan, kurang doa, kurang pelayanan dll, sehingga kalau mereka melakukan ibadah, pelayanan dan pemberian supaya diberkati. Jadi kita menggunakan perbuatan baik kita dalam upaya untuk menyuap Tuhan supaya kita diberkati. 

 

Keadaan buruk juga tidak selalu berarti tidak adanya berkat dan kehadiran Tuhan. Di cerita ini dikatakan bahwa Firaun itu yang berjaya, kaya, berkuasa dan menindas. Kalau kesuksesan materi  itu sama dengan penyertaan Tuhan maka kita bisa menjadi orang yang paling kaya tetapi kenyataannya yang paling kaya di dunia ternyata bukanlah anak Tuhan. Jadi keadaan buruk juga tidak selalu berarti tidak adanya berkat dan kehadiran Tuhan. Bagaimana dengan murid-murid Kristus yang mati sebagai martir, tidak ada yang hidup dalam kemewahan tetapi mereka hidup sederhana. Kita tidak mengenal theology kemakmuran tetapi theology kecukupan. 

 

Cara pandang itu namanya worldview dimana itu perlu dirubah sebab itu adalah worldview yang tidak sesuai alkitab. Kalau kita mengikuti cara pandang dunia (worldview) maka ini  membuat kita jadi kecewa dan marah dengan Tuhan. Kalau kesuksesan dunia menjadi ukuran berkat dan ukuran penyertaan Tuhan dalam hidup kita maka kita akan kecewa dan marah waktu hal yang buruk terjadi pada orang yang baik serta kita juga akan kecewa waktu hal yang baik terjadi pada orang yang jahat. 

 

 

HIDUP KITA BUKAN TENTANG KITA TETAPI TENTANG TUHAN

 

15Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 16“Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.”

 

Keluaran 1:9
9Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: “Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 10Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, SUPAYA MEREKA JANGAN BERTAMBAH BANYAK LAGI

 

Apa yang menjadi sasarannya Firaun yaitu secara sengaja untuk membuat supaya rencana Tuhan gagal. Padahal apa janji Tuhan terhadap Abraham yaitu “kamu akan menjadi bangsa yang besar dan keturunanmu banyaknya akan seperti bintang di langit. “Jadi peperangan ini sebenarnya bukan Firaun melawan bangsa Israel tetapi Firaun melawan Tuhan. Jadi peperangan antara terang dan kegelapan itu sebenarnya sudah terjadi selama berabad-abad. Sehingga kalau kita mengalami kegelapan maka sebenarnya itu bukan tentang kita tetapi tentang Tuhan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa  semua penderitaan ini dan hidup kita didunia ini bukan tentang kita tetapi tentang Tuhan. Ada pergumulan antara gelap dan terang, antara Tuhan yang mau menebus umatNya dengan dosa yang membelenggu dan memperbudak. Cerita narasi Alkitab itu yang menjadi tokoh utamanya adalah Tuhan. Dan yang memilih Abraham, Ishak, Yakub dan Musa adalah Tuhan. Kalau Tuhan yang memulai semua itu maka Tuhan yang sama yang akan menopang dan memampukan kita serta menyelesaikan pekerjaanNya. Satu janjiNya yaitu Tuhan selalu bekerja di balik layar dan penyertaanNya itu sempurna baik pada saat kita tidak ada masalah atau pada saat kita banyak masalah. Pada saat kita tidak memiliki uang atau banyak uang maka juga ada penyertaan Tuhan. Dan  pada saat kita ada di gunung atau di lembah maka Tuhan juga selalu menyertai. Jadi hidup kita itu bukan tentang kita tetapi tentang Tuhan. Sebab itu dalam keadaan apapun percayalah kepada Tuhan. 

 

Namun seringkali kita jatuh dalam hal ini yaitu kita sering sekali menggunakan Tuhan untuk keluar dari masalah dan kita sering menggunakan Tuhan untuk mendapatkan mujizat. Tetapi kekristenan bukan tentang itu karena hidup kita bukan tentang kita tetapi tentang Tuhan. Melalui cerita ini kita belajar bahwa hidup kita adalah perjalanan untuk kita tetap percaya kepada Tuhan dan tetap berada di dalam rencanaNya dimana dalam keadaan apapun kita tetap percaya kepadaNya. Timothy Keller berkata “ Orang beragama melihat Tuhan itu berguna/bermanfaat tetapi orang yang mengerti Injil yaitu orang yang percaya Tuhan dan lahir baru akan melihat betapa indahnya Tuhan.”

 

Dosa membuat kita mati rohani dan kita hidup di dalamnya. Sebenarnya kita ini patut dihukum namun karena Tuhan kasihNya yang besar maka membangkitkan kita bersama-sama dengan Kristus dan oleh kasih karuniaNya kita diselamatkan (Efesus 2:4). Kalau orang Kristen tidak bisa melihat keindahan salib maka dia tidak bisa melihat keindahan Tuhan dan yang dia lihat adalah kegunaan Tuhan. Mengapa kita menyukai keindahan misal bersusah payah naik ke puncak gunung untuk melihat pemandangannya. Pemandangan itu bukan manfaatnya tetapi untuk kita nikmati keindahannya. Demikian juga waktu kita datang kepada Tuhan dengan kesadaran bahwa Tuhan itu indah dan luarbiasa maka apapun yang kita lakukan untuk Tuhan bukan lagi sebagai suatu kewajiban tetapi karena kemauan. Pikiran kita dirubah dan hati kita di tata ulang bukan tentang apa yang kita dapat namun kita memiliki hubungan yang penuh dengan kasih karena kita melihat Tuhan itu lebih indah dari segala-galanya. Itulah keindahan Tuhan yaitu kita tidak hanya memanfaatkan Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai sarana tetapi benar-benar  menjadikan Dia sebagai Tuhan. Waktu kita menyadari keindahan Injil maka ini akan mengubah perspektif kita dan menata ulang hati kita.  Kita akan melihat Tuhan sang raja Mulia bukan lagi menjadi  konsultan keuangan, sekretaris pribadi, biro jodoh atau life coach. Kita tidak akan melihat uang supaya kaya tetapi setiap  rupiah uang yang kita miliki itu milikNya.  Kita melihat Tuhan bukan sebagai life coach supaya jadi sukses namun sebagai raja atas waktu kita dan setiap detik hidup kita. Bukan melihat Tuhan sebagai biro jodoh  supaya punya pasangan bahagia tetapi sebagai raja di mana kita memuliakan Dia selama kita masih single maupun belum nikah dan Dia tetap raja serta nanti pernikahan kita pun akan memuliakan Tuhan. Kalau kita punya ini maka pandangan kita akan menjadi berbeda. Ada contoh orang yang pandangannya berbeda yaitu dua bidan, Sifra dan Pua .

 

15Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 16“Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.”17Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 18Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: “Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?” 19Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: “Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin.” 20Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 21Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.

 

 

Mengapa bayi yang dibunuh hanya bayi laki-laki yaitu karena Firaun menganggap rendah wanita. Wanita dianggap remeh dan bisa digunakan, diperkosa, diperjual belikan namun siapa yang menyelamatkan bayi-bayi Israel yaitu dua bidan yang lemah dan tak berdaya. Pada waktu itu wanita itu tidak dianggap tetapi justru Tuhan memakai wanita yaitu bidan Ibrani yang tidak punya pengaruh dan tidak dianggap, bahkan jaman dulu kalau ada saksi di pengadilan maka wanita tidak dianggap sebagai saksi. Tetapi sekalipun hanya bidan tetapi mereka berani melawan perintah Firaun. Ini yang terjadi saat kita tidak lagi memanfaatkan Tuhan dan tidak lagi menggunakan Tuhan menjadi sarana tetapi mulai melihat keindahan kasih karuniaNya dan mulai bisa  menyembah Tuhan lebih dari sekedar berkatnya dan lebih dari sekedar mujizatNya maka kita akan mempunyai rasa takut akan Tuhan. Takut akan Allah ini artinya kita menyembah Allah dengan cara pandang yang benar. Sifra dan Pua diberi anugerah Tuhan untuk dipakai Tuhan. Mereka sadar bahwa Tuhan bekerja di belakang layar. Mereka sadar Tuhan menyertai meskipun mereka disuruh membunuh bayi-bayi itu. Keyakinan kepercayaan mereka kepada Tuhan jauh lebih besar daripada ketakutan mereka pada Firaun sekalipun ada konsekuensi untuk dibunuh. 

 

22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam SUNGAI NIL; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.”

 

 

Keluaran 2:10
Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

 

Rencana Firaun untuk membunuh bayi-bayi laki-laki Israel di sungai Nil yang diremehkan Firaun maka oleh Tuhan dipakai untuk menyelamatkan bayi Israel. Waktu bayi itu disuruh dibuang di sungai maka justru dari sungai itu muncul seorang pemimpin yang akan menyelamatkan Israel. Dan bayi penyelamat itu adalah Musa dan yang menemukan dia dari air adalah puteri Firaun. Dan senjata yang mau dipakai oleh Firaun untuk membunuh bayi-bayi Israel yaitu sungai Nil juga dipakai Tuhan untuk menghukum bangsa Mesir. Bahkan ada symbol waktu Musa menyeberangi laut merah dan ratusan ribu pasukan firaun mengejar maka ketika Musa menutupkan tangannya maka pasukan Firaun mati oleh air, senjata makan tuan. 

 

1500 tahun kemudian muncul cerita yang mirip yaitu namanya Yesus. Waktu iblis, tentara Romawi, Pontius Pilatus dan orang-orang Faris berkata “ Salibkan Dia “ maka mereka berpikir bahwa itu akan membuat Yesus kalah. Namun itu adalah senjata makan tuan. Apa yang direkakan untuk kematian tetapi justru melalu salib maka dosa umat manusia ditanggung. Waktu kita lihat salib maka kita lihat ada pengharapan, keindahan Kristus, keindahan Tritunggal dan keindahan rencana Bapa diselesaikan oleh Yesus. Dan waktu Yesus naik ke surga maka Dia kirimkan Roh Kudus. Sehingga kejahatan tidak dihanguskan dengan api di surge tetapi dengan kasih yang sempurna. Dan kasih yang sempurna itu sekarang bersama dengan kita. 

1 Yohanes 4:9-10
 9Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.