GOSPEL CONFIDENCE WEEK 6 "Salib Yang Menyatukan"
Ps. Lius Erik
Pembacaan : Efesus 2:11-18
Kita akan melanjutkan khotbah dari Surat Efesus dalam seri khotbah Facing the World with Gospel Confidence yang berjudul “Salib Yang Menyatukan”.
Baca: Efesus 2:11-18
11. Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
12. bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat " oleh darah Kristus.
14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
15. sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
16. dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
17. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”,
18. karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Cara kita mendapatkan identitas dan harga diri kita adalah dengan mengambil apa yang baik tentang kita, mengangkatnya, lalu melihat kepada orang lain, dan menghakimi mereka yang tidak memiliki seperti yang kita miliki. – Timothy Keller (A New Humanity)
Efesus 2:11
11. Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia
Orang Yahudi percaya kalau orang-orang non Yahudi diciptakan sebagai bahan bakar untuk mengobarkan api neraka. Sebaliknya Orang-orang non Yahudi, (Yunani) memiliki kebencian kepada orang-orang yang tidak seperti mereka. Mereka juga merendahkan orang-orang yang berada di luar ras mereka itu dan mengatakan mereka sebagai orang-orang Barbar. – R. Kent. Hughes (Ephesians – Preaching the Word)
Kita perlu belajar untuk mengingat. Mengingat apa? Mengingat masa lalu (di luar Kristus) kita, dan masa kini (di dalam Kristus) kita. Ingatlah masa lalu kita di luar Kristus, tanpa Kristus, tanpa kewargaan, tanpa perjanjian, tanpa harapan, tanpa Allah. Di luar Kristus kita hopeless. Tetapi masa kini kita ada di dalam Kristus. Kita yang jauh menjadi dekat dengannya sehingga kita mengalami hopeful.
Kita seringkali lupa untuk mengingat dan menghargai kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Setiap pemberian yang Tuhan berikan kepada kita menjadi tidak berarti jika kita tidak cepat dan aktif dalam mengucapkan syukur.
(We have short memories in magnifying God’s grace. Every blessing that God confers upon us perishes through our carelessness, if we are not prompt and active in giving thanks) – John Calvin
Mengingat adalah cara kita untuk mengatasi kesombongan dan mengandalkan diri sendiri, serta untuk tetap terhubung dengan Tuhan. – Klyne Snodgrass (Ephesians - The NIV Application Commentary)
Kenal Tuhan, Kenal Diri, Tahu Diri. – Pdt. Rahmiati Tanudjaja
Ingatan saya hampir hilang, tetapi saya ingat dua hal: bahwa saya adalah seorang pendosa besar dan bahwa Kristus adalah Juruselamat yang besar.
My memory is nearly gone, but I remember two things: that I am a great sinner and that Christ is a great savior. – John Newton
Pertanyaan Reflektif:
- Apakah saya benar-benar telah menyadari bahwa saya adalah pendosa besar yang diselamatkan hanya oleh kasih karunia Kristus?
- Apakah saya memandang orang lain dengan kasih dan kerendahan hati seperti Kristus memandang saya?
Efesus 2:13-14
13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.
14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Melalui karya Kristus Tuhan tidak hanya mendamaikan kita dengan diri-Nya, namun juga mendamaikan kita dengan sesama.
Kasih karunia tidak hanya menghubungkan kita dengan Kristus, tapi juga menghubungkan kita dengan sesama.
Dosa memisahkan dan menyebabkan permusuhan terhadap Tuhan dan sesama. Salib telah meruntuhkan segala tembok penghalang & menyatukan orang percaya untuk hidup dalam kasih Sang Terang.
Keberagaman bukan hal yang harus ditakutkan, melainkan harus dirayakan sebagai bagian dari karya Kristus yang menyatukan.
Pertanyaan Reflektif:
- Bagaimana identitas saya dalam Kristus memengaruhi cara saya berinteraksi dengan orang lain?
- Apakah saya melihat orang lain sebagai bagian dari satu tubuh Kristus, ataukah saya masih terjebak pada identitas duniawi yang membedakan dan memisahkan?
Efesus 2:17
17. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”
Di salib:
Melalui Salib:
Bersatu dengan Kristus, berarti bahwa darah-Nya juga menjadi milik kita. Kita bukan hanya sekadar penerima darah kematian-Nya, kita adalah penerima darah kehidupan-Nya. – Bryan Chapell (Ephesians – Reformed Expository Commentary)
Pertanyaan Reflektif:
- Apakah saya sudah mengalami damai sejahtera yang datang hanya melalui Kristus?
- Sudahkah saya menjadi pembawa damai Kristus di tengah dunia ini?
Orang Berinjil:
- Senantiasa bersyukur, mengingat bahwa dulu kita tanpa harapan di luar Kristus, namun kini berpengharapan karena berada di dalam Kristus.
- Sadar bahwa kita dipanggil untuk memberitakan damai sejahtera Kristus yang telah kita terima dan alami kepada orang lain.
- Kita tidak membeda-bedakan orang berdasarkan status, ras, atau latar belakang, karena menyadari bahwa salib telah menyatukan setiap orang percaya.