Rahasia Menjadi Besar

FOLLOWING JESUS WEEK 3 " RAHASIA MENJADI BESAR (The Upside Down Kingdom) " Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Dunia ini sangat terobsesi dengan siapa yang terbesar. Majalah Forbes setiap tahun selalu mengeluarkan daftar orang-orang yang terkaya di dunia sehimngga semua orang berlomba untuk menjadi yang terbesar. Tanpa kita sadari hal ini juga merasuki kehidupan orang percaya dimana dalam kultur kita selalu berbicara tentang siapakah yang menjadi terbesar sehingga kita semua berlomba untuk bisa naik dalam level jenjang manajemen atau prestasi untuk menjadi yang terbaik dalam bidang kita masing-masing. Tetapi masalahnya ukuran terbesar menurut Tuhan itu berbeda dengan ukuran dunia. 

Dan memang kecenderungan manusia itu berusaha untuk mencapai yang terbesar. Itulah dosa manusia pertamakali ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa yaitu berusaha menjadi seperti Tuhan bahkan mau menjadi Tuhan. Itulah yang menjadi kecenderungan dosa kita yaitu kita mau menjadi yang terhebat  sehingga lupa Tuhan dan berusaha menjadi Tuhan bagi diri sendiri. 

Yang menyedihkan ajaran-ajaran ini juga masuk ke dalam gereja dimana gereja sering mengajarkan theologia kemakmuran sehingga jemaat-jemaat mengejar kebesaran menurut dunia dan bukan menurut Kerajaan Surga. Sebab itu hati kita perlu dikalibrasi sebab “kebesaran “ menurut dunia sangat berbeda dengan definisi “ kebesaran “ menurut Injil Kristus. 

Pembacaan : Matius 20: 20 - 28

Kitab Injil Matius ini ditulis oleh murid Yesus yaitu Rasul Matius yang berbicara kepada orang Yahudi. Salah satu tema yang berulang-ulang dijabarkan di Kitab Matius adalah  mengenai

The Kingdom of God (Kerajaan Allah ) atau The Kingdom of Heaven (Kerajaan Sorga). 

Apakah esensi Kerajaan Sorga itu? Kalau kita berbicara mengenai definisi Kerajaan yang Yesus jabarkan di Injil Matius maka kerajaan ini adalah kerajaan yang Upside Down Kingdom  yaitu kerajaan yang bertolakbelakang dengan prinsip-prinsip dunia. 

Matius 20:20
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.

 

Ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya disini adalah ibu dari Yohanes dan Yakobus. Kejadian ini juga di catat oleh Markus  di pasalnya yang ke 10 tetapi tidak disebutkan ada ibunya di sana. Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah ibu ini yang dengan beraninya berkata pada Yesus dengan sujud di hadapan Yesus untuk meminta sesuatu kepadaNya. Seperti inilah cara dunia yaitu kalau kita mau menjadi besar maka semua itu tergantung dari  koneksi kita yaitu kita kenal dengan siapa. Sebagai contoh kalau kita kenal dengan seorang pejabat atau orang yang sangat berpengaruh. Dan kalau kita selidiki ternyata Ibu dari Yohanes dan Yakobus ini bernama Salome yang adalah saudara dari Maria ibunya Yesus 

(Mat 27:56; Mark 15:40, Yoh 19:25). Ibu ini berani meminta sesuatu kepada Yesus karena berpikir bahwa Yesus itu akan menjadi raja, Mesias dan orang yang berpengaruh sehingga dia mengambil kesempatan untuk minta sesuatu kepada Yesus.

 

Matius 20:20-21
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud (Proskuneō) di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."

 

Ketika ibu itu datang kepada Yesus maka ia bersujud di hadapan Yesus meminta sesuatu kepadaNya. Kata “Sujud” (Proskuneo) itu adalah postur penyembahan yaitu dengan rendah hati datang kepada Yesus. Ini bisa menjadi perenungan kita yaitu kita bisa datang dengan kerendahan hati dan kelihatannya menyembah Tuhan namun ternyata mereka yaitu Yohanes, Yakobus dan ibu mereka datang kepada Yesus karena punya agenda. Posturnya sudah benar namun hatinya self centered yaitu datang untuk mendapatkan apa yang mereka mau yaitu kepentingan politik. Dan kalau mau jujur maka sebenarnya kita juga sering seperti mereka. Kita juga sudah belajar tentang mengapa kita mengikut Yesus yaitu apakahuntuk cari berkatNya atau cari mujziatNya. Dan Alkitab penuh dengan peringatan akan ini supaya motivasi kita mengikut Dia bukan hanya untuk mencari berkat atau mujizatNya. 

 

21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."

 

Ibu itu datang kepada Yesus dan yang diminta adalah kemuliaan dimana mereka berpikir kalau Yesus menjadi raja maka kedua anaknya bisa mendapatkan posisi atau jabatan yang tinggi disebelah Yesus. 

 

Matius 20:22
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta……

Namun untuk meresponi permintaan mereka maka Yesus menjawab “ Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. “  Disini kita bisa belajar yaitu berapa banyak kita bersyukur kalau kita melihat ke belakang dimana Tuhan tidak selalu mengabulkan doa kita. Sebab kalau waktu itu doa kita yang memaksa Tuhan untuk mengabulkannya tetapi tidak dikabulkannya maka itu adalah untuk kebaikan kita karena Tuhan itu berdaulat dan tahu apa yang terbaik bag kita. Seringkali kita ini merasa lebih pintar daripada Tuhan sehingga merasa marah ketika doa kita tidak dikabulkan. Apa yang kita minta itu seringkali hanya memuaskan kedagingan kita dan sangat self centered sehingga kalau doa kita itu dikabulkan itu malah membahayakan kita dan membuat kita menjadi lupa akan Tuhan.

Matius 20:22
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?"

Jadi ibu ini tidak tahu apa yang dimintanya dan Yesus melanjutkan perkataanNya “Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" “ Cawan “ disini adalah berbicara tentang penderitaan. Cawan itu adalah simbol Perjanjian Lama. Ini semacam idiom Perjanjian Lama yang artinya mengambil semuanya, meminumnya sampai habis atau meminumnya sampai tuntas. Kitab Yesaya yang berbicara tentang cawan Murka  Allah. Kristus meminum semua itu; Dia menanggung murka Allah dengan mengalami penderitaan demi menanggung hukuman dosa manusia . Di dalam Matius 26, Yesus berdoa di Taman Getsemani “Ya Bapaku jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”  Sebab ituketika Yesus berkata “kamu tidak tahu  apa yang kamu minta “maka dengan kata lain Yesus hendak mengatakan “ Jika kamu berusaha duduk di sampingku, Aku akan ditinggikan namun karena penderitaan-Ku, Jadi jika kamu ingin duduk di samping-Ku, kamu harus mengalami penderitaan yang sama yang aku alami. Apa kamu bisa minum cawan yang akan aku minum?”

 

Demikian juga seringkali kita tidak mengerti esensi kekristenan yaitu kita berpikir bahwa kekristenan itu berbicara tentang berkat jasmani, terobosan atau doa kita selalu dijawab sehingga hidup kita menjadi tenang, aman, nyaman, tentram dan makmur. 

 

Matius 20:22
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."

Rupanya mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan dalam perkataan Yesus itu. Hati mereka begitu dibutakan oleh ambisi dan kecenderungan dosa mereka yang memiliki agenda pribadi dan yang begitu berpusat pada diri sendiri, sebab itu dengan santainya mereka menjawab “ Kami dapat “. Disinilah hati murid-muridNya perlu dikalibrasi dan sama dengan hati para murid maka biarlah hati kitapun juga dikalibrasi. 

Matius 20:23
Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Di ayat ini Yesus sedang menubuatkan kerasulan mereka berdua di mana Yakobus akan menjadi Martir dan Yohanes juga nantinya mengalami banyak penganiayaan dan dubuang di Pulau Patmos. Tetapi Yesus juga mau mengatakan kepada Yohanes dan Yakobus dimana suatu hari mereka berdua akan mengerti apa esensi menjadi besar di dalam Kerajaan Sorga!.

Mungkin kita berpikir bahwa kedua murid ini adalah murid yang brengsek dan yang sepuluh lainnya pasti mereka murid yang baik. Ternyata di ayat selanjutnya dikatakan :

Matius 20:24
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid  yang lain kepada kedua saudara itu.

Ternyata kesepuluh murid yang lain itu marah setelah mendengar perkataan Yesus. Namun mereka marah bukan karena setuju dengan Yesus namun mereka marah karena merasa ditikung oleh dua murid itu dimana mereka sebenarnya juga menginginkan kedudukan itu namun sudah didahului. Disin kita bisa melihat bahwa murid-murid itu tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus sehingga perlu dikalibrasi hatinya. 

 

POLA KERAJAAN DUNIA

Matius 20:25
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 

Yesus mengajarkan bahwa dalam pola dunia maka kalau pemerintah memerintah rakyatnya maka akan melakukan dengan tangan besi, kekerasan dan menekan dari atas ke bawah. Sebab itu seperti piramid maka orang itu berlomba-lomba untuk menuju ke atas dan menjadi yang terbesar. 

Lukas 6:24
24Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu (POWER – KEKUASAAN) kamu telah memperoleh penghiburanmu. 25Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang (COMFORT – KENYAMANAN), karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa (KONTROL - Control), karena kamu akan berdukacita dan menangis. 26Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu (ACCEPTANCE – PENERIMAAN)

Yesus mau mengkonfirmasi bahwa semua yang dicari dunia ini adalah fana dan berakhir pada kebinasaan. Dalam ayat-ayat diatas dijelaskan ada empat hal yang disebut Yesus sebagai “celakalah mereka “ yaitu :

- Kelompok pertama yaitu yang Kaya dimana kekayaan dan kemiskinan sebenarnya adalah masalah kekuasaan. 

- Kelompok kedua adalah yang Kenyang, berbicara tentang kenyamanan secara material: pakaian bagus, restoran enak, rumah indah. 

- Kelompok ketiga adalah mereka yang Tertawa. Kata yang digunakan untuk tertawa di sini adalah kata negatif. Para ahli dalam bahasa Yunani memberi tahu kita bahwa itu adalah kata yang pada dasarnya berarti “gloat “ yaitu menertawakan kompetisi yang kalah. Ketika kamu menang pemilihan, Saya menang; kamu kalah. Itu bukan berbicara kesenangan biasa dan kebahagiaan secara umum, tetapi untuk sukses, pesta yang kita adakan setelah kita menang tender atau pesta yang diadakan saat kita telah mengalahkan kandidat lainnya,

- Kelompok keempat yang Yesus sebutkan adalah mereka Dipuji orang, dikagumi orang, diakui orang yaitu berbicara tentang pengakuan, popularitas, atau selebriti. Empat hal ini adalah berhala yang sering membelenggu umat manusia yaitu Power-Kekuasaan, Comfort-kenyamanan, Control-Kontrol dan Acceptance-Penerimaan.  Ini adalah nilai-nilai kerajaan dunia yang akan digantikan dengan nilai-nilai Kerajaan Sorga

POLA KERAJAAN SORGA

Matius 20:26
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (DIAKONOS),

Kata pelayan disini berasal dari kata “ Diakonos”- Diaken yang artinya melayani. Orang dunia kalau ingin menjadi besar memang pada awalnya melayani tetapi ketika sudah naik pangkat maka akhirnya minta dilayani. Namun kalau kita melihat cara hidup Yesus di dunia maka Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. 

Matius 20:27
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu (DOULOS);

Kalau “diakonos’ itu adalah pelayan namun masih dalam level yang tidak terlalu rendah. Namun menjadi hamba atau doulos disini artinya budak. Dan kalau Yesus berbicara tentang budak maka semua orang pada waktu itu pasti mengerti artinya. Yesus berkata bahwa kalau kita mau menjadi terbesar maka kita harus menjadi seperti budak. Disini Yesus mau menunjukkan kepada murid-murid bahwa pola Kerajaan Sorga itu sangat bertolak belakang dengan pola dunia. Kalau pola dunia maka kebesaran itu diidentikkan dengan jabatan, kekuasaan dimana yang pegang kendali itu akan dihargai banyak orang. Tetapi pola kerajaan sorga itu terbalik dimana kalau kita mau menajdi besar maka kita  justru harus melayani (diakonos) dan kalau kita mau menjadi terkemuka maka kita harus menjadi hamba (doulos

1 Korintus 1: 27-29
27Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 28dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Inilah pola Kerajaan Sorga dimana yang bodoh bagi dunia itu yang bijaksana di hadapan Allah. Itu sebabnya Salib dianggap sebagai kebodohan oleh dunia karena mereka menganggap bahwa Tuhan itu mati. Tetapi justru melalui kematian itu Tuhan telah mengalahkan maut. 

Dan yang tidak terpandang, yang hina dan yang tidak berarti yang dipilih Allah supaya tidak ada orang yang sombong di hadapan Allah. Itu sebabnya Yesus tidak lahir di tempat yang mewah tetapi lahir di kandang yang hina supaya tidak ada orang yang terlewatkan bahkan orang yang paling hinapun mendapatkan pengharapan dalam Kristus. Dan Yesus tidak hanya mengajarkannya tetapi Dia juga melakukannya. Dia adalah yang paling suci dan paling berharga namun mau datang untuk melayani. 

Yohanes 13:3-5
3Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 4Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, 5kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Inilah pola Kerajaan Sorga yaitu yang melayani menjadi terbesar, yang terkemuka menjadi hamba dan yang bodoh bagi dunia justru bijaksana bagi Tuhan. Jadi Pola Kerajaan Sorga adalah kebalikan dari yang lemah dan yang kuat.

Kekristenan dalam sejarah maka tidak pernah diidentikan dengan sesuatu yang kuat namun justru yang paling sering mengalami penganiayaan. Kekristenan itu seringkali diidentikkan dengan kasih, pengampunan dan perbuatan baik. 

Matius 20:28
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya

Kalau kita perhatikan ayat ini maka sebenarnya ini adalah tidak masuk akal. Sebab kalau kita berbicara tentang orang yang paling layak untuk dilayani dan disembah adalah Yesus sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal, tetapi Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus Kristus adalah Sang Raja tetapi  Yang Mulia jadi Hina,, Yang Suci jadi Dosa, Yang benar jadi Salah untuk menggantikan kita. Itu sebabnya setiapkali kita memandang Salib maka hati kita akan hancur karena bagaimana Tuhan dan Raja kita itu rela mati demi kita. 

Lukas 6:20-23
20Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata:“Berbahagialah, hai kamu yang MISKIN, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini LAPAR, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini MENANGIS, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang MEMBENCI KAMU, dan jika mereka MENGUCILKAN KAMU, dan MENCELA KAMU serta MENOLAK NAMAMU sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;

Pola dunia ini sangat bertolak belakang dengan Kerajaan Sorga sebab menurut pola dunia maka apa yang kita nikmati di dunia ini maka mereka hanya berpikir untuk hal yang fana. Namun menurut pola Kerajaan Sorga maka apapun yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara. Dan seberat apapun penderitaan yang kita alami di dunia ini sifatnya hanya sementara dan tidak sebanding dengan kemuliaan yang sedang menanti kita. Matt Chandler berkata : “ kalau saya memiliki Kristus dan kehilangan segala sesuatu maka saya memiliki segala-galanya,  tetapi kalau saya memiliki segala-galanya dan tidak memiliki Kristus sebenarnya saya sudah kehilangan segala-galanya.

Kalau kita sadar bahwa kita memiliki Kristus maka kita tidak perlu lagi mengikuti pola dunia dimana kita tidak perlu membuktikan diri supaya dihargai orang. Kita tidak perlu lagi takut kehilangan kendali sebab kita tahu bahwa Tuhan yang memiliki kendali. Kita tidak perlu takut untuk tidak merasa aman dan nyaman sebab keamanan dan kenyamanan kita ada dalam Kristus. Kita tidak takut untuk diterima orang sebab Kristus yang paling berharga sudah menerima kita yang tidak berharga ini. Dalam Kristus maka apapun yang kita alami maka kita akan tetap berbahagia.

Pola dunia itu menekan dan menyiksa kita semua sehingga kita tidak bisa tenang dan selalu kuatir sebab sehebatnya kita maka kita akan kuatir sebab besok ada orang yang lebih hebat daripada kita yang dapat menggulingkan kita serta segala yang kita punya bisa sirna begitu saja. 

Matius 20:28
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Yesus bukan hanya melayani dan mati untuk menjadi contoh bagi kita tetapi Dia tetapi Dia menjadi tebusan bagi banyak orang yaitu menjadi penebus dan membebaskan kita dari pola dunia. Sebab itu mari serahkan hidup kita pada Kristus sebab Dia yang memegang kendali atas hidup kita. (1 Petrus 1:18)
 

Ada quote yang menarik dalam menjawab pertanyaan Katekismus Westminter tentang apa tujuan manusia diciptakan? Saya tidak diciptakan untuk dunia ini atau untuk kemuliaan diri sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Aku tidak hidup untuk menulis namaku di dalam sejarah tetapi hidupku untuk menjadi seperti Kristus. Akhirnya, sukacitaku, penerimaanku, kepuasanku, kebangganku, hanya di dalam Kristus dan hanya Kristus saja dan bukan pada yang lain.