Pembacaan : Hakim-Hakim 2:6 – 3:6
Kita memasuki minggu ketiga dari Sermon Series kita From Judges to Jesus. Dan kita akan membahas mengenai “Amnesia Rohani”. Khotbah ini akan membahas 3 hakim awal bangsa Israel.
Baca : Hakim-Hakim 3:7-11
7. Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, mereka melupakan Tuhan, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera.
8. Lalu bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel, sehingga Ia menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel menjadi takluk kepada Kusyan-Risyataim delapan tahun lamanya.
9. Lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, maka Tuhan membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
10. Roh Tuhan menghinggapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang, lalu Tuhan menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Aram, ke dalam tangannya, sehingga ia mengalahkan Kusyan-Risyataim.
11. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya. Kemudian matilah Otniel anak Kenas.
2 Minggu pertama kita sudah membahas Hakim-Hakim 1:1-3:6. Di sana kita melihat bangsa Israel berkompromi dan menyerahkan diri mereka kepada penyembahan berhala. Mereka tinggal di antara penyembah berhala. Karena itu muncullah masalah-masalah besar. Sehingga bangsa-bangsa yang tinggal dengan mereka karena mereka berkompromi menjajah mereka dan Tuhan mengangkat hakim untuk menyelamatkan mereka. Bangsa Israel mengalami suatu siklus. Mereka murtad, memberontak melawan Tuhan, dan jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Lalu Tuhan menyerahkan mereka kepada musuh mereka. Mereka diperbudak oleh musuh mereka. Kemudian mereka merintih karena penderitaan dari musuh-musuh. Waktu bangsa Israel merintih, Tuhan mendengar dan berbelas kasihan. Allah membangkitkan hakim dan pembebas bagi Israel. Selama hakim-hakim itu hidup, kondisi mereka aman dan tenteram. Tetapi saat hakim-hakim itu mati, mereka justru kembali menjauh dari Tuhan.
Ini adalah siklus (pemurtadan – penindasan – perintihan – pembebasan – pemurtadan) yang terus berulang-ulang hingga 7 kali di dalam kitab Hakim-Hakim. Kita akan mempelajari 3 hakim dari 12 hakim dalam kitab ini. Pertama ada Otniel (ayat 7-11), lalu Ehud (ayat 12-30), dan Samgar (ayat 31).
Untuk itu ada 3 poin yang kita pelajari dari khotbah minggu ini:
1. AMNESIA ROHANI ISRAEL
Kita mungkin sering lupa sesuatu, bisa berupa hal kecil seperti lupa meletakkan kacamata, sampai hal-hal yang besar seperti meninggalkan anak di dalam mobil sendirian. Dan kalau bisa jujur, kita ini suka dan mudah lupa. Lihat apa yang terjadi pada bangsa Israel di ayat ke-7 yaitu, mereka melupakan Tuhan dan beribadah kepada para Baal. Ini adalah dosa yang sama yang diulang-ulang. Tidak ada yang baru! Dosa mereka adalah dosa yang sama, dan bangsa Israel terus melakukannya berulang-ulang. Mereka melayani dan diperbudak oleh dewa-dewa ini. Mereka melayani para dewa-dewa ini karena mereka mengalami amnesia rohani.
Menurut KBBI, amnesia adalah hilangnya daya ingat atau ketidakmampuan untuk mengingat alias lupa. Kita sering lupa Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu memberitakan Injil kepada diri kita sendiri setiap hari, karena kita lupa setiap hari. Kalau hidup kita sudah enak dan banyak duit, lupa Tuhan. Kalau semuanya berjalan baik-baik, bisnis lancar, lupa Tuhan. Namun, ketika semua terasa susah, air mata, dan jalan buntu, baru kita mengingat Tuhan. Itulah mengapa gereja ini menyediakan Gibeon App supaya setiap kita dapat dengan tekun membaca firman Tuhan. Ke gereja, ikutan small group, memiliki teman-teman yang mendorong untuk ingat Tuhan itulah adalah satu hal yang penting. Kalau kita tidak memperhatikan perjalanan rohani kita dengan Tuhan dan terus mengingat-Nya, kita akan memikirkan hal-hal lain. Karena sekali kita dibombardir dengan berbagai nilai-nilai dan moto-moto budaya dunia yang belum tentu selaras dengan firman Tuhan.
Salah satu moto budaya dunia yang berbahaya adalah follow your heart. Ikuti saja kata hatimu. Padahal sebenarnya hati kita ini berkecenderungan dosa, saat kita mengikuti kata hati kita dan mendengarkan keinginan hati, kita akan mengalami AMNESIA ROHANI dan tidak lagi hidup di dalam kehendak Tuhan. Hati kita berdosa karena kita mencintai dosa. Hati kita tidak pernah netral karena semua kita pasti menyembah dan melayani. Jika kita tidak waspada dalam mengingat Tuhan, jangan heran apa bila kita perlahan-lahan berpaling dari Tuhan. Tanpa sadar akhirnya kita melayani berhala-berhala di sekitar kita: berhala kesenangan, berhala kekayaan, berhala penerimaan. Kalau kita tidak hati-hati dan terus menjaga hati kita, kita akhirnya bisa mentoleransi dosa.
“Awalnya dosa ditoleransi, perlahan mulai nyaman dengan sensasinya, sehingga nilainya terasimilasi, dan berakhir dengan gaya hidup yang terintegrasi dengan dosa.”
Itu lah pentingnya disiplin rohani. Kita butuh DISIPLIN ROHANI untuk mengabarkan dan mengingatkan Injil kepada hati kita yang rentan mengalami AMNESIA ROHANI. Disiplin rohani seperti baca firman, berdoa, ikutan small group, ke gereja tiap minggu, mendengarkan khotbah, mencatat, dan merenungkan. Sama halnya dengan tubuh kita. Kalau tubuh kita tidak dilatih dengan olahraga dan makan makanan yang sehat, apakah tubuh kita akan sehat? Tentu tidak. Atau sama dengan keuangan. Apakah kita perlu disiplin dalam mengatur keuangan kita? Butuh budget, pembukuan pemasukan dan pengeluaran dan itu penting. Kalau tidak maka yang terjadi pengeluaran lebih besar dari pemasukan, dan kita bisa jatuh dalam hutang dan terus terbelit dalam hutang. Jadi, disiplin rohani pun sama pentingnya buat kerohanian kita.
Banyak orang beranggapan perihal disiplin rohani ini untuk tidak legalistik. Ini benar. Namun, anugerah tidak pernah menentang disiplin rohani. Yang salah adalah saat kita melakukan disiplin rohani untuk mendapatkan perkenanan Tuhan dan berkat Tuhan. Jadi waktu kita baca firman Tuhan bukan supaya berkat kita lancar, bisnis lancar. Bukan. Yang benar adalah kita sudah diperkenan Allah dalam kasih karunia-Nya. Maka kita melakukan disiplin rohani sebagai respons untuk mengenal Dia, untuk mengingatkan Injil kepada hidup kita, dan sebagai sarana bagi kita untuk terus mengalami pertobatan dan pertumbuhan akan pengenalan dalam Kristus. Sehingga ini sifatnya intensional, secara sengaja, dan proaktif.
2. APA TANGGAPAN TUHAN TERHADAP AMNESIA ROHANI?
Hakim-Hakim 3:8,
8. Lalu bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel, sehingga Ia menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel menjadi takluk kepada Kusyan-Risyataim delapan tahun lamanya.
Tuhan menanggapi ketidaksetiaan Israel dengan murka dan Tuhan yang menjual mereka. Sekali lagi ini ayat yang susah dibahas. Kenapa kok Tuhan yang baik menjual umat-Nya? Tuhan yang kita punya adalah Tuhan yang penuh dengan kasih, tetapi juga Tuhan yang adil. Dia harus menghukum dosa dan dalam kasus ini bangsa Israel harusnya dibinasakan, tetapi dihukum sedikit saja dengan dijajah raja Aram-Mesopotamia selama 8 tahun. Meskipun Tuhan murka terhadap umat-Nya, tetapi Tuhan juga mendengar rintihan mereka. Tuhan membangkitkan seorang penyelamat.
“Tuhan berdaulat penuh atas kisah hidup kita.”
Kalau kita saat ini mengalami suatu masalah dan pergumulan yang seakan-akan tidak ada jalan keluar dan kita berseru kepada Tuhan, “Mengapa Tuhan semua ini terjadi?” Namun, kita harus sadar bahwa dalam pergumulan Tuhan tetap berdaulat. Ada tujuan di balik pergumulan yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita.
“Tuhan membawa kita dalam perjalanan kepada akhir dari diri kita sendiri untuk menyadarkan akan kerapuhan dan ketidakberdayaan kita.”
Sering Tuhan izinkan pergumulan besar untuk membawa kita dalam perjalanan kepada akhir dari diri kita sendiri.
Sebagai tanggapan Tuhan, Ia hadirkan penyelamat bagi bangsa Israel. Namanya Otniel. Hakim-Hakim 3:9,
9. Lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, maka Tuhan membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
Otniel adalah anak Kenas. Inilah hakim pertama dari 12 hakim. Dia dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari konsekuensi dosa penyembahan berhala. Mengapa Tuhan memilih Otniel? Apa yang istimewa darinya? Otniel adalah keponakan Kaleb dan menikahi anaknya Kaleb. Dia berhasil merebut Kiryat-Sefer sehingga Otniel mendapatkan putri dari Kaleb. Apakah Tuhan memilih Otniel karena dia gagah berani? Atau karena dia berasal dari keturunan keluarga yang baik? Bukan.
Hakim-Hakim 3:10,
10 Roh Tuhan menghinggapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang, lalu Tuhan menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Aram, ke dalam tangannya, sehingga ia mengalahkan Kusyan-Risyataim.
Memang Otniel berasal dari keluarga yang baik, tapi dia tetap orang biasa. Dia dipilih bukan karena kualifikasinya, tetapi karena Roh Tuhan menghinggapi dia. Kata-kata “Roh Tuhan menghinggapi” ini hanya ada di dalam Perjanjian Lama. Karena saat itu belum ada karya penebusan Kristus. Setelah Yesus mati, bangkit, dan naik ke surga, ada peristiwa Pentakosta. Bagi kita sekarang ini Roh Tuhan tidak lagi menghinggapi, sebab menghinggapi itu bisa ada kemungkinan untuk meninggalkan. Roh Tuhan bertabernakel, tinggal, berhabitasi secara permanen. Inilah kabar baik, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Jadi keberhasilan Otniel semua karena anugerah Allah.
Charles Spurgeon mengatakan:
“Tanpa Roh Kudus, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita bagaikan kapal tanpa angin atau kereta perang tanpa kuda. Seperti ranting tanpa getah, kita akan layu. Seperti bara tanpa api, kita tidak berguna.” - Without the Spirit of God we can do nothing. We are as ships without wind or chariots without steeds. Like branches without sap, we are withered. Like coals without fire, we are useless.
Kita bisa memiliki resume yang baik dalam kehidupan kekristenan kita. Kita mungkin pernah dari Worship Leader, pelayanan bertahun-tahun, mendedikasikan hidup di gereja, tetapi kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak bisa apa-apa. Dan kalau pun kita berhasil dan efektif dalam bisnis dan keluarga kita, jangan sombong, karena itu semua anugerah Tuhan.
Hakim-Hakim 3:11-12,
11. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya. Kemudian matilah Otniel anak Kenas.
12. Tetapi orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan; lalu Eglon, raja Moab, diberi Tuhan kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.
Setelah bangsa Israel dibebaskan dan hidup dalam damai, apakah itu berlangsung selamanya? Tidak. Begitu hakimnya mati, bangsa Israel melakukan persis sama dengan sebelumnya yaitu penyembahan berhala. Sehingga Tuhan membangkitkan hakim yang lain yaitu Ehud.
Hakim-Hakim 3:13-15,
13. Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek menjadi sekutunya. Lalu majulah ia dan memukul orang Israel kalah. Kota Pohon Korma diduduki mereka.
14. Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab.
15. Lalu orang Israel berseru kepada Tuhan, maka Tuhan membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.
Hakim yang pertama yaitu Otniel adalah contoh hakim yang baik dan ideal dan menjadi standar bagi hakim-hakim lainnya. Namun berbeda dengan Ehud. Ehud ini seperti seorang assasin. Dia ini seperti pembunuh bayaran yang membunuh orang dengan pedang. Ehud membuat pedang khusus dengan dua mata pedang untuk membunuh raja Eglon yang tengah memperbudak bangsa Israel.
Raja Eglon digambarkan sebagai orang yang sangat gemuk. Ehud membuat rencana dan menawarkan hadiah kepada raja sehingga dia bisa mendekati dan masuk bertemu raja. Saat dia mendekati raja, dia diam-diam berkata kepada raja, “Raja, saya memiliki pesan rahasia dari Tuhan untukmu”. Raja mempercayainya dan menyuruh semua pengawal dan pelayannya keluar dari ruangan. Kemudian ketika raja mendekati Ehud, Ehud menikam pedangnya ke perut raja dan bukan hanya mata pedang, tetapi gagangnya juga masuk sampai ujung mata pendang keluar dipunggungnya. Dan Ehud meninggalkan pedang itu di dalam Eglon. Dia melarikan diri dan mengajak bangsa Israel perang melawan bangsa Moab yang sudah kehilangan raja, dan bangsa Israel menang.
Ini adalah cerita keselamatan umat Tuhan di mana Tuhan yang penuh kasih karunia membebaskan umat-Nya. Namun apa yang menarik dari Ehud? Jawabannya adalah tangannya kidal. Kenapa Ehud diperkenalkan sebagai seorang yang kidal? Ehud ini berasal dari suku Benyamin. Benyamin itu sendiri dalam bahasa Ibrani berarti anak tangan kanan. Ditambah lagi pada zaman itu kalau orang disebut kidal bukanlah sesuatu yang baik. Tangan kanan melambangkan persahabatan dan kehormatan. Tangan kiri melambangkan kutuk dan tidak hormat. Pada zaman kuno, orang kidal dianggap sebagai orang yang dikutuk Iblis. Bahkan pada waktu, orang mengharapkan seorang pahlawan/pejuang kuat yang memiliki lengan kanan yang kuat. Suku Benyamin juga dianggap sebagai suku terkecil dan terlemah. Jadi, Ehud bukanlah kandidat yang baik untuk menjadi seorang penyelamat, karena dia memiliki lengan kanan yang lemah dan juga dari suku terkecil/terlemah. Meskipun Ehud lemah tetapi dia dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel.
“Orang percaya bukanlah orang luar biasa namun orang biasa yang berjalan bersama dengan Tuhan yang luar biasa.”
Tuhan bukan cari yang mampu, tetapi Tuhan cari orang biasa yang mau. Tuhan bisa memampukan anak-anak-Nya yang mau. Semua kita punya karunia rohani, tapi masalah kita mau tidak menghidupi anugerah? Kalau kita sudah diselamatkan tetapi kita hanya hidup buat diri kita sendiri sebenarnya kita sedang memendam karunia rohani. Di sinilah kita sedang memendam karunia rohani dan hidup bagi diri kita sendiri. Sebab itu penting bagi kita untuk tidak mengabaikan karuni rohani kita.
Mungkin ada yang berkata, “Pastor, saya ini belum siap”. Kalau kita merasa siap, justru berbahaya karena kita memakai kekuatan kita sendiri. Tapi kalau kita merasa tidak siap dan merasa diri tidak bisa apa-apa, di situlah tandanya kita bisa dipakai oleh Tuhan karena kita bukan siapa-siapa, tetapi kita punya Tuhan yang luar biasa.
Mungkin juga ada yang berkata, “Saya tidak tahu karunia rohani saya?” Mulailah dengan apa yang dibutuhkan di depanmu dan di sekitarmu. Kita bisa mulai di area di mana gereja membutuhkan bantuan sebagai titik awal. Di situlah kita bisa mulai belajar menghidupi anugerah dan panggilan kita masing-masing. Semakin kita menyadari ketidakmampuan kita, di situlah kita semakin bergantung pada Tuhan.
Setelah Ehud memimpin bangsa Israel, bangsa Israel hidup damai selama 80 tahun. Tetapi Israel memiliki satu musuh lain yaitu bangsa Filistin. Dan Tuhan mengangkat hakim yang lain yaitu Samgar.
Hakim-Hakim 3:31,
31. Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.
Otniel dikisahkan sebanyak 5 ayat, Ehud 19 ayat, sedangkan Samgar hanya 1 ayat. Dalam kitab Hakim-Hakim, ada 12 hakim yang terdiri dari 6 hakim utama, dua di antaranya adalah Otniel dan Ehud; dan 6 hakim kecil, Samgar adalah hakim kecil yang pertama. Perbedaan antara hakim utama dan kecil bukan dari pencapaiannya, tetapi dari ayat detail yang menjelaskan hakim tersebut.
Apa yang menarik dari Samgar? Samgar ini adalah anak Anat. Dan ternyata dia bukanlah seorang dari bangsa Israel. Dari informasi ini apakah ada sesuatu yang penting?
“Lagi-lagi Tuhan memilih orang yang tidak masuk hitungan secara kualifikasi untuk dipakai-Nya.”
Tuhan memilih orang luar untuk menyelamatkan bangsa Israel. Dalam cerita Ehud dan Samgar, kita bisa belajar bahwa Tuhan bisa menggunakan siapa saja, termasuk orang yang tidak masuk hitungan. Tuhan bisa menggunakan orang yang benar-benar berantakan, orang yang benar-benar tidak memenuhi syarat, dan orang yang tidak pantas untuk dipilih. Memang tidak ada seorang pun yang pantas, semua pendosa.
“Tuhan senantiasa setia kepada janji-Nya & tidak menyerah terhadap umat-Nya yang jatuh bangun dalam dosa.”
Tuhan senantiasa setia. Dari ketiga cerita ini kita bisa melihat bahwa pahlawannya bukan Otniel, Ehud, dan Samgar. Pahlawan sesungguhnya adalah Tuhan.
“Tuhanlah pahlawan yang sesungguhnya! Dialah penulis kisah kehidupan & berdaulat atas segala sesuatu.”
Tuhan adalah pahlawan sejati dari kitab Hakim-Hakim dan Dia selalu melindungi umat-Nya. Kita pun tahu bahwa pengharapan kita ada pada Tuhan. Jangan taruh harapan kita pada hamba Tuhan, konglomerat, sama bisnis kita, taruh harapan kita pada Tuhan. Ada 3 kisah ini kita paham bahwa Tuhan ada di balik semua skenario yang ada di dunia ini.
3. PEMBEBAS YANG SEJATI
Coba kita menggunakan imajinasi kita sendiri. Bayangkan kita adalah bagian dari bangsa Israel. Kita berada di bawah penindasan musuh. Setiap hari pasti mimpi buruk bagi kita. Sulit untuk melakukan apa pun. Tiba-tiba Tuhan membangkitkan Otniel dan menyelamatkan kita. Saat hari pertama kita pasti celebrate karena kita bebas dari penindasan, punya hakim yang ideal dan merasakan damai. Lalu, hakim itu mati. Mulai masalah lagi. Ada satu bagian yang tidak diterjemahkan secara akurat di dalam bahasa Indonesia. Kata itu adalah REST. Kata-kata yang kita baca dalam bahasa Indonesia adalah aman/tenteram.
Kata REST ini memainkan peranan penting dalam kitab Hakim-Hakim. Ada kedamaian di dalam bangsa Israel selama hakim-hakim itu hidup dan memerintah.
Hakim-Hakim 3:11 & 30,
11. Maka tenteramlah negeri itu empat puluh tahun lamanya. Kemudian meninggallah Otniel.
30. Hari itu Moab kalah terhadap Israel, maka tenteramlah negeri itu delapan puluh tahun lamanya.
Bangsa Israel mengalami “rest” saat hakim itu ada. Ada sesuatu yang perlu kita lihat di sini. Meskipun para hakim itu memberikan “rest” kepada bangsa Israel, kedamaian itu tidak pernah bertahan lama (hanya sementara). Para hakim yang membawa “rest” itu selalu mati, dan matinya para hakim selalu menjadi awal masalah besar pada bangsa Israel. Mereka menjadi semakin buruk dan jatuh semakin dalam. Israel merindukan seorang pemimpin yang bisa memberikan mereka “rest” dan kedamaian yang tidak berkeseduhan, istirahat yang sejati dan kedamaian yang kekal. Para hakim, raja, nabi di Perjanjian Lama adalah bayangan dari SEORANG PEMBEBAS SEJATI YANG SEMPURNA.
Kitab Hakim-Hakim menunjukkan suatu dambaan hati manusia yang terperangkap dalam siklus dosa akan seorang pembebas yang sejati. Kita terobsesi dengan kisah kepahlawanan, figur superhero. Kenapa? Karena itu dambaan hati kita.
“Kita merindukan seorang pemimpin yang bisa memberikan suatu “rest” & kedamaian (shalom) kekal yang tidak berkesudahan.”
Gospel Connection:
Setiap hakim gagal. Jika kita melangkah lebih jauh, setelah Hakim-Hakim bangsa Israel meminta seorang raja dan setiap raja gagal. Kemudian mereka meminta seorang nabi, tetapi setiap nabi gagal. Semua figur itu hanya bisa menyelamatkan untuk waktu yang singkat. Kita semua membutuhkan penyelamat yang sejati. 1400 tahun sesudah kitab Hakim-Hakim, Allah berinkarnasi dan hadirlah Yesus. Dia memberitakan kabar baik, seorang Pemberani namun lemah lembut, seorang Pembebas namun tidak membunuh dengan pedang, seorang yang menawarkan “rest”, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (I will give you REST) – Matius 11:28.
Kenapa kita lesu dan berbeban berat? Karena kita mengandalkan diri kita sendiri. Yesus seakan berkata, “Maukah engkau datang kepada-Ku dan sampai pada akhir dari dirimu sendiri? Jangan pakai kekuatanmu sendiri, Aku akan memberikan engkau kedamaian, rest yang kamu dambakan.” Kita tahu semua hakim dan pembebas sementara di Perjanjian Lama mati, tetapi Yesus adalah satu-satunya penyelamat yang mengalahkan kematian, dan Dia berkata dalam Wahyu 1:17b-18:
17b. “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
18. dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Yesus Kristus:
Pembebasan semua hakim tidak perlu salib. Namun, Kristus mengalami salib, Dia mati dan Dia bangkit untuk memberikan kita yang mati rohani, yang mendambakan pembebasan menemukan shalom. Percayalah pada-Nya dan bertobatlah.
Pertanyaan Reflektif
Gospel Response:
Orang Berinjil: