The Perfect King Is With Us

 God With Us Week 3 "Perfect King Is With Us" 

Ev. Natanael Thamrin

 

Berbicara tentang raja maka seharusnya banyak dilihat dari berbagai macam perspektif. Dalam Alkitab banyak sekali kisah tentang raja-raja yang bisa diekspos dan bisa dilihat dimana kegagalan mereka itu disempurnakan oleh Kristus. Seorang penulis buku Bernama Richard P.Belcher mengatakan “ Kekuasaan yang diberikan kepada manusia dalam Kejadian 1meletakkan dasar bagi kedudukan raja dalam sejarah penebusan.”  Jadi sebelum ada kisah raja-raja maka di Kejadian sudah ada kedudukan raja.Kejadian 1 : 28

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:  "Beranakcuculah dan bertambah  banyak  ; penuhilah bumi   dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas  ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.  

Seorang raja itu memiliki kuasa. Dan kata “ kuasa “ itu muncul pertamakali dalam kitab Kejadian 1 dimana Allah memberikan kuasa kepada manusia yang pertama. Kata “ berkuasalah “ memiliki dua pengertan yaitu, pertama adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada manusia dimana tidak dimiliki oleh ciptaan yang lain yaitu untuk mengelola ciptaan yang lain. Dan arti yang kedua adalah ada unsur tanggungjawab untuk mengingatkan manusia bahwa kekuasaan yang diberikan bukanlah kekuasaan yang absolut tetapi harus tunduk pada kekuasaan Allah yang memberikan hak istimewa itu. Namun sayangnya manusia akhirnya menyalahgunakan kekuasaan itu karena tertipu dengan kebohongan iblis sehingga manusia yang seharusnya berkuasa atas binatang justru diperdaya (dikuasai) oleh binatang (si ular). Sehingga akhirnya kuasa yang diberikan kepada manusia tidak lagi digunakan sebagaimana Allah kehendaki. Mereka berbuat sesuka hatinya dan mengeksploitasi ciptaan. 

Tim Chester dalam bukunya “ Crown of Thorns : “ Penolakan terhadap kekuasaan Tuhan secara radikal mempengaruhi kuasa manusia atas ciptaan. Sementara kekuasaan Tuhan nyata melalui cinta , kedamaian, kebebasan , berkat dan kehidupan. Iblis justru menggambarkannya sebagai penindasan dan manusia justru mencontoh apa yang diperlihatkan iblis. jadi kekuasaan yang diperlihatkan manusia mengarah pada penindasan manusia. Ketika memerintah atas ciptaan bukan seperti yang Tuhan nyatakan yaitu dengan cara yang membawa berkat, kebebasan dan kehidupan. Manusia memerintah dalam citra kebohongan setan. Manusia bertindak sesuka hati atas bumi. Manusia akhirnya mencemari dan menghancurkan. “  Jadi sejak manusia jatuh dalam dosa maka kuasa yang mereka punya itu disalahgunakan dan banyak para pemimpin hari ini menggunakan kuasanya untuk menekan secara otoriter, kaku dan menindas. Ada juga yang beranggapan bahwa kekerasan itu adalah bentuk dari kekuatan padahal sesungguhnya kekerasan itu sebenarnya topeng atas kelemahan dan ketidakpercayaan diri. 

Namun Allah tidak pernah dibatasi oleh kegagalan kita dimana Dia sudah merancangkan segala sesuatunya dengan sangat baik melalui perjanjianNya dengan Abraham dalam Kejadian 17:6 ;  “Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja”  Jadi sebelum ada raja-raja maka Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa dari keturunannya akan lahir bangsa-bangsa dan raja-raja. Bangsa-bangsa itu merujuk pada pemerintahan dan hadirnya raja-raja itu sebenarnya untuk mengantisipasi hadirnya raja yang diperkenan oleh Allah yaitu Daud. Ketika raja Saul yang dipilih oleh rakyat itu gagal dalam melakukan tugasnya sebagai seorang raja maka Tuhan sendiri yang memilih raja untuk menggantikannya.

1 Samuel 13:14 (TB)

Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. Tuhan telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan Tuhan telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepadamu.”

Daud disebut sebagai raja yang diperkenan Tuhan dan masa-masa Daud disebut sebagai masa ke-emasan dari bangsa Israel. Tidak heran saat Yesus hendak naik ke sorga maka para murid meminta kepada Yesus untuk memulihkan masa-masa ke-emasan itu (Kisah 1: 6). Namun yang perlu kita pahami adalah bahwa kalau Daud itu diperkenan Tuhan itu bukan karena hatinya Daud yang terarah pada Tuhan tetapi hati Tuhan yang terarah kepada Daud. Dan saat Samuel itu mengurapi Daud itu artinya dia “ di mesiaskan “ yaitu dipilih Allah untuk melakukan kehendakNya. Namun orang yang diperkenan Tuhan itu akhirnya gagal dan jatuh dalam dosa, demikian juga keturunannya mengalami kegagalan demi kegagalan. Sebab itu Yesaya mengingat hal yang penting kepada kita ; 

Yesaya 2:22 (TB)

Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?

Yesaya memberi pesan supaya kita tidak menaruh harapan kita pada manusia tetapi pada Kristus yang sudah menebus kita. Sebab itu akhirnya Tuhan merancangkan kedatangan seorang raja yang lebih besar dari Daud seperti yang dinubuatkan dalam Yesaya 9 : 5

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Raja yang akan lahir ini akan berbeda dengan raja-raja yang ada di dunia ini (Yesaya 53: 2-3).

  • KedatanganNya tidak ditandai dengan peperangan tetapi perdamaian.
  • KelahiranNya juga tidak di dalam Istana mewah melainkan di kandang kotor.
  • SinggasanaNya bukan kursi mewah kerajaan melainkan kayu salib yang hina.
  • MahkotaNya bukan dari emas dan permata tetapi duri yang tajam dan menyakitkan.
  • KaryaNya bukan merangkul yang kaya dan mulia namun merengkuh yang miskin rohani dan hina karena keberdosaan.

Sebab itu waktu Yesus datang ke dunia maka Dia berkata bahwa Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Tim Chester berkata “ Dan Yesus bukan hanya Daud yang baru. Dia juga Adam yang baru. Dia memulihkan kekuasaan manusia atas ciptaan dibawah kekuasaan Allah. “ Yesus itu benar-benar berkuasa dan kuasanya itu nyata yang dinyatakan melalui empat hal yaitu :

1. Yesus berkuasa atas alam (Markus 4:35-41)
2. Yesus berkuasa atas alam roh (Markus 5:1-20)
3. Yesus berkuasa atas sakit penyakit (Markus 5:24-34)
4. Yesus berkuasa atas kematian(Markus 5:21-23, 35-43)

Tidak ada raja yang sehebat Yesus dan bahkan Kitab Wahyu menyebut Dia sebagai raja diatas segala raja dan Tuhan diatas segala Tuhan. 

GOSPEL CONNECTION

            1. Sebagai raja yang sempurna maka Kristus menjamin hidup kita sekarang dan yang akan datang. 

Roma 8: 35, 37

(35)”Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari para orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”

John Calvin berkata : “ Demikianlah kita dapat dengan sabar menjalani hidup ini sekalipun harus melalui kesengsaraan, kelaparan, kedinginan, penghinaan, celaan, dan masalah lainnya – puaslah dengan satu hal ini: bahwa Raja kita [Yesus] tidak akan pernah meninggalkan kita sampai kekurangan, tetapi akan menyediakan kebutuhan kita sampai peperangan kita berakhir, sampai kita dipanggil untuk menikmati kemenangan” 

          2. Sebagai raja yang sempurna maka Kristus menyediakan damai sejahtera dalam hidup kita. 

Yohanes 14:27
”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”

]

Damai sejahtera bukan tentang keadaan yang selalu baik namun keberadaan Kristus yang selalu beserta.

           3. Sebagai raja yang sempurna ketika raja harus  berinkarnasi meninggalkan kemuliaanNya untuk menjadi hina yaitu supaya kita yang hina mendapatkan kembali kemuliaan sang raja. Maka seharusnya kita hidup dalam kerendahan hati dan bukan keangkuhan diri. 

Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”

R. Albert Mohler, berkata “ Rasa hormat dan kekaguman harus menjadi ciri ibadah Kristen yang sejati. Kita tidak boleh sembrono dan sembarangan mendekati Dia yang akan mengguncangkan langit dan bumi. Kita harus menyembahnya dengan hormat dan kagum.”