Injil Di Dalam Keluarga

Ulangan 6:4-9
4 Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! 5Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.8Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 9dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

 

 

Pemuridan itu bukanlah suatu pilihan karena kita semua itu sedang memuridkan. Kalau kita pimpinan perusahaan maka kita sedang memuridkan karyawan kita. Kalau kita adalah orangtua maka kita sedang memuridkan anak-anak kita. Dan baik secara sengaja atau tidak maka kita ini sedang memuridkan sebab anak-anak kita akan meniru apa yang kita lakukan.

 

Minggu yang lalu kita sudah mempelajari bahwa pernikahan itu adalah ide dan inisiatifnya Tuhan sebab itu Tuhan sangat menghargai keluarga atau pernikahan. Dan pernikahan itu sangat penting dan bernilai tinggi karena pernikahan adalah sebuah gambaran terdekat yg bisa mendeskripsikan bagaimana seharusnya hubungan antara tuhan dengan kita dan kita dengan Tuhan itu digambarkan seperti gambaran suami dan istri.

 

Karena begitu pentingnya keluarga sebab itu iblis berusaha untuk menghancurkan keluarga. Iblis membuat pernikahan dan keluarga  menjadi target utama yang harus dihancurkan terutama pernikahan anak-anak Tuhan karena kalau pernikahan hancur maka bagi anak-anak mereka yaitu generasi penerusnya serta orang-orang yang ada di sekeliling pernikahan itu akan melihat gambaran/ perspektif mereka tentang Tuhan akan menjadi rusak serta gambaran dari hubungan Kristus dan jemaat menjadi semakin kabur dan samar. Sebab itu ada banyak orang yang susah untuk percaya diri, susah untuk percaya sama orang, punya problem untuk membuka diri itu disebabkan karena kebanyakan mereka tidak mempunyai contoh yang baik yang menunjukkan kasih yang sejati yaitu kasih yang membuat aman.

 

YANG DIMURIDKAN PERTAMA KALI ADALAH KELUARGA KITA

 

Ini adalah tugas dan tanggung jawab setiap keluarga. Pertanyaannya bukan apakah kita memuridkan atau tidak sebab semua keluarga akan memuridkan anak-anaknya. Namun  yang menjadi pertanyaan adalah kita menjadikan anak-anak kita dan keluarga kita muridnya siapa. Kitalah yang sedang membentuk anak-anak dan keluarga kita untuk menjadi murid yang seperti apa.

 

KELUARGA KITA ADALAH MISI PERTAMA KITA

 

Kalau keluarga tidak kuat maka Gereja juga tidak kuat dan kalau gereja tidak kuat maka bangsapun menjadi tidak kuat. Prinsip ini sama dengan yang terjadi pada Perjanjian Lama yaitu sebelum bangsa Israel masuk Kanaan maka generasi yang sebelumnya yang keluar dari Mesir yang pertama kali  pada mati di padang gurun karena mereka tidak percaya . Sebab itu kitab Ulangan ditulis yaitu Musa ingin mengulang kisah-kisah dari Kejadian sampai Bilangan yaitu untuk memuridkan generasi berikutnya supaya ketika mereka masuk tanah Perjanjian maka mereka tahu siapa Tuhan mereka. Dan penulisan kotbah Musa ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembukaan kotbah Musa,  kumpulan hukum-hukum dan penutupan kotbah Musa serta ultimatumnya ada di Ulangan 28 yaitu tentang berkat dan kutuk.

 

Ulangan 6:4-6
4 Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! 5Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

 

KITA DIPERINTAHKAN UNTUK MENGASIHI

 

Kita diperintahkan untuk mengasihi dan kita sudah belajar bahwa hukum yang tertulis mematikan roh menghidupkan yaitu sesuatu yang menyebabkan kekristenan itu bukan agama  dan sangat berbeda dengan sistem agama. Kalau agama menyuruuh kita untuk melakukan dan mentaati seperangkat peraturan dan hukum untuk diselamatkan serta  mendapatkan perkenanan  tetapi di dalam kekristenan bukan inisiatif manusia  tetapi inisiatif Tuhan (Yohanes 3:16). Jadi di dalam Kristus maka kita mendapatkan roh yang baru yang menghidupkan kita sehingga natur dosa kita yang tidak mampu taat diberi sebuah kuasa supaya bisa taat.

 

Ketika manusia jatuh dalam dosa berdosa maka dia berdosa, bersalah dan hidup di bawah kutuk. Tetapi Bapa surgawi mengerti dan mengasihi manusia sehingga Dia merencanakan keselamatan, Kristus melaksanakan rencana Bapa dan Roh Kudus mengaplikasikan keselamatan melalui karya salib kepada manusia sehingga waktu manusia mengalami kelahiran baru dalam Kristus maka kita menjadi ciptaan yang baru dimana kalau kita dahulu bersalah maka sekarang dibenarkan, kalau dahulu berdosa sekarang dikuduskan dan kalau dahulu kita hidup di bawah kutuk maka sekarang kita dimuliakan. Ketika kita ada dalam Kristus maka Roh AnakNya itu ada di dalam kita dan memampukan kita untuk berbuat benar sekalipun hidup kita belum benar namun identitas kita adalah orang benar. Dengan kekuatan sendiri maka kita tidak akan mampu melawan keinginan daging namun ketika kita menghidupi identitas kita yang baru didalam Kristus maka kita bisa menghidupi apa yang Roh Kudus kerjakan dalam hidup kita. Hukum Menuntut Kebenaran Tetapi Roh Mengimputasikan Kebenaran. Mengimputasikan artinya memberikan, menyuntikkan atau menggantikan hidup kita yang lama dengan kebenaran. Hukum hanya menunjukkan bahwa kita adalah orang berdosa namun Roh Kudus akan mengingatkan identitas kita dalam Kristus.

 

HUBUNGAN YANG BERLANDASKAN KASIH

 

Yohanes 13:34-35
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu SUPAYA KAMU SALING MENgasihi; SAMA SEPERTI AKU TELAH MENGASIHI KAMU demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah MURID- MURID- KU, yaitu jikalau kamu saling mengasihi

 

Perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati itu sudah dilakukan oleh Yesus karena Dia mengasihi kita dan menanggung ketidakmampuan kita untuk mengikuti hukum.

 

OBSESI KITA YANG AKAN MENUNJUKKAN TUHAN KITA YANG SEBENARNYA

 

Apa yang kita kasihi itu bisa menjadi Tuhan kita. Apa yang menjadi kebanggan kita? Apa yg menjadi obsesi kita?? Apa yang menjadi ukuran kebahagiaan kita? Apa yg menjadi tolak ukur Sukacita kita? Uang? Keberhasilan Karir? Kalau yang kita kasihi adalah hal-hal yang bersifat fana maka demikianlah anak-anak kita akan meniru kita dan itulah pemuridan.  Mengapa ini penting yaitu karena  anak-anak kita melihat apa yang kita anggap penting serta mengamati apa yang sangat berarti bagi orang tua mereka yaitu apakah tuhan kesukaan anda, apakah firman yang anda renungkan atau merenungkan forex dan saham siang dan malam.

 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa:

  • Kalau papa dan mamanya setia ke gereja maka 72% anak-anaknya mengikutinya

  • Kalau mamanya saja yang setia ke gereja maka 15 % anak-anaknya mengikutinya

  • Kalau papanya saja yang setia ke gereja maka 55 % anak-anaknya mengikutinya

  • Kalau papa dan mamanya tidak ke gereka maka 6 % anak-anaknya mengikutinya

MASALAH HATI

 

 

Ulangan 6:6
6Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

 

Apa yang kita taruh di panggung utama di hati anak-anak kita? Apakah nilai grade mereka? Piano mereka? Biola mereka? Olah raga atau bakat mereka. Apa yang akan terjadi kalau sampai apa yang kita taruh di panggung utama di hati anak-anak kita itu sudah tidak ada lagi di sana?

 

Kalau mereka jago olah raga  dan karena cedera maka mereka tidak bisa meneruskan olah raga mereka. Kalau ternyata kemampuan musik mereka tidak cukup untuk membuat mereka menjadi seorang maestro. Kalau ternyata dengan grade yang tinggi dan dengan prestasi mereka di sekolah dan mereka tetap tidak bisa mendapatkan beasiswa maka mereka tetap tidak bisa masuk ke Universitas idaman mereka. Jadi semua itu sifatnya tidak kekal atau fana. 

 

1 Petrus 1:18-19
18Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

 

Identitas kita tidak ditentukan berapa banyaknya piala atau betapa bagusnya nilai kita dan prestasi kita tetapi melalui Kristus yang ada dalam hidup kita. Biarlah Kristus yang bertahta di panggung utama hidup kita.

 

Jadi tanggung jawab pemuridan terhadap keluarga itu bukan oleh gereja tetapi itu tanggung jawab kita sebagai orangtua. Kita harus mengajarkan anak-anak kita sepanjang waktu, sepanjang moment dan sepanjang musim.

 

Matius 5:14-15
16Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

 

Biarlah keluaga kita dapat menjadi terang yang bercahaya sehingga orang bisa bertanya bahwa ada yang berbeda dalam hidup kita. Dan saat mereka mulai kenal dan saat mereka mulai menyelidiki maka mereka bisa melihat koneksinya bahwa ada Kristus dalam hidup kita dan ada anugerahNya yang menopang hidup kita.