Gospel Clarity

 GOSPEL IN LIFE Week 6  "Gospel Clarity" 

Ps. Michael Chrisdion


Pembacaan : Kisah Para Rasul 15: 1 - 11; 22 - 28

Banyak sekali orang Kristen allergi dan bersikap tidak suka saat berbicara doktrin, bahkan banyak yang berkata bahwa doktrin itu tidak penting, dan yang penting adalah Yesus Kristus serta bagaimana kita menghidupi iman kita. Tetapi bukankah pengertian ini berkontradiksi satu dengan yang lain. Bagaimana mungkin kita mengenal  Yesus serta menghidupi iman kita jika  tidak memiliki pengertian yang benar mengenai siapa Yesus dan apa yang menjadi kebenaran Alkitab? Apa yang diperdebatkan di Kisah Para Rasul 15? Mengapa kesimpulan dari perdebatan ini penting? Bagaimana itu terkoneksi dan penting bagi aplikasi kehidupan kita sehari-hari? 

            1 . PENTINGNYA KEAKURATAN DOKTRIN DI DALAM INJIL. 

Kisah Para Rasul 15: 2

2Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Mengapa penting bagi Paulus dan Barnabas yang sangat sibuk berangkat dari Antiokhia ke Yerusalem yaitu karena untuk berdebat dan membantah karena ada pengajaran yang sangat berbahaya yaitu kalau tidak disunat maka tidak diselamatkan. Sebab itu memiliki teologi/doktrin yang benar dan akurat tentang Injil terutama tentang keselamatan adalah hal yang penting dan tidak bisa ditawar/ditunda (harga mati). Sebagai contoh: kita senang waktu kita bicara mengenai Tuhan adalah kasih tetapi kita kurang suka membahas kebenaran Allah di mana Allah adalah kudus dan maha adil padahal kasih dan kebenaran itu tidak dapat dipisahkan.

Efesus 4:15-16

15Tetapi kita seharusnya Saling Mengasihi Dan Berbicara Tentang Ajaran Yang Benar Tentang Allah. Dengan begitu kita akan bertumbuh semakin seperti Kristus dalam segala sesuatu. Dialah kepala dari gereja. 16Seluruh tubuh bergantung pada-Nya, dipersatukan, dan diikat bersama. Setiap anggota tubuh melakukan pekerjaannya masing-masing dan itu membuat seluruh tubuh bertumbuh dan menjadi kuat dengan kasih.

Kebenaran tanpa kasih adalah kekejaman (itu bukan kebenaran yang sesungguhnya) namun kasih tanpa kebenaran adalah pengabaian (pembiaran) itu bukan kasih yang sesungguhnya. 

Titus 1:9

“ berpegang kepada perkataan yang benar, Yang Sesuai Dengan Ajaran Yang Sehat (Sound Doctrines), Supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.”

Mengenai kebenaran maka C.S Lewis berkata “Kekristenan, jika ternyata salah, maka sama sekali tidak penting, dan jika ternyata benar, maka pentingnya tak terhingga. Hanya satu yang tidak dapat terjadi hanya setengah/lumayan penting.”

          2. KEKUATAN INJIL YANG MEMBEBASKAN

Kisah Para Rasul  15: 1

1  Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”

Banyak orang Kristen pertama adalah orang Yahudi, dan orang Yahudi dibesarkan berdasarkan hukum Perjanjian Lama, dan salah satu hukum Yahudi yang paling penting adalah bahwa setiap laki-laki harus disunat. Itu adalah tanda yang diberikan Tuhan untuk memisahkan umat Tuhan dari dunia. Namun ini juga mau diberlakukan bukan hanya untuk orang Yahudi saja tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain yang menjadi Kristen dimana menjadi persyaratan kalau mau menjadi Kristen mereka harus disunat, sehingga ada pencampuran antara Kekristenan dengan agama Yahudi. Dan inilah yang dipertentangkan sehingga bersidanglah para rasul dan para penatua untuk membicarakan persoalan ini.

Kisah Para Rasul  15: 6 - 10

6Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. 7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: ”Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. 8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 10Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Sunat hanyalah salah satu dari 613 peraturan Hukum Taurat. Dan kalau nenek moyang mereka tidak dapat mengikuti hukum taurat secara sempurna, mengapa kita membebankan itu kepada orang-orang Kristen petobat baru. Artinya dari persoalan sunat nanti pasti akan merembet ke hal-hal yang lain juga.

Kisah Para Rasul  15: 11 - 12

11Sebaliknya, KITA PERCAYA, bahwa Oleh Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Kita Akan Beroleh Keselamatan  sama seperti mereka juga.” 12 Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.

Dan dari persidangan itu maka muncul konklusi yaitu Tuhan menyelamatkan kita hanya karena kasih karunia-Nya saja

Kemudian di penghujung sidang itu ada seorang pemimpin gereja Yerusalem yaitu Yakobus saudara Yesus yang menjadi bishop dari Yerusalem dan  yang menulis kitab Yakobus memberikan pernyataan yang penting ..

Kisah Para Rasul  15: 19

19Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,

Dan memang manusia memiliki kecenderungan dosa yang suka menimbulkan kesulitan yang menyebabkan pergeseran dari esensi Injil. Sesungguhnya Kekristenan itu kabar baik bukan nasihat baik. Pergeseran apa saja yang terjadi di Kisah Para Rasul 15 ?

          A. Pergeseran Dari  Kasih Karunia  Ke Hukum (Legalisme)

Seringkali kita menjadikan peraturan-peraturan yang non esensi itu menjadi hal yang esensi misalnya tentang pakaian maka ada yang membuat peraturan bahwa kalau saat ibadah atau pelayanan maka harus memakai pakaian tertentu atau seragam tertentu supaya ada perkenanan Tuhan, padahal semua itu adalah bukan esensi dan bukan menjadi masalah, mengapa? Karena sejak Yesus berkata “ sudah selesai “ maka tirai antara ruang maha kudus dan ruang kudus itu robek yang artinya tidak ada lagi protokol untuk masuk pada hadirat Allah, bahkan saat ini tubuh kita adalah sebagai bait Roh Kudus sehingga dimanapun kita berada maka Tuhan ada bersama kita. Namun seringkali kita suka menambahi dengan peraturan-peraturan yang non esensi dijadikan esensi, sehingga kita kehilangan relevansi dan kontekstualisasi akhirnya hanya mendirikan tradisi yang mati (legalisme)

          B. Pergeseran Dari Transformasi Internal Kepada Modifikasi Perilaku Eksternal (Kemunafikan)

Manusia punya kecenderungan memaksa orang lain untuk seperti dia, misal; cara berpakaian, kebiasaan dll. Banyak orang yang memaksa orang lain untuk berubah dari kelakuannya yang tidak baik itu secara drastis. Memang kelakuan yang kurang baik itu perlu berubah namun janganlah itu dijadikan hukum. Karena kalau mereka berubah itu karena berusaha supaya diterima sehingga perubahan itu sifatnya bukan transformasi tetapi modifikasi perilaku dan bukan dorongan yang asli dari hatinya. Demikian juga gereja dan kekristenan mengalami hal yang sama yaitu transformasi internal digeser menjadi modifikasi perilaku eksternal, sehingga kalau kita melihat gereja yang tidak sesuai dengan selera kita maka kita akan memandang rendah gereja itu. Kita memaksa orang untuk memiliki perilaku yang sama dengan kita supaya mereka bisa menjadi bagian dari komunitas. Alkitab menceritakan bagaimana Yesus tidak pernah memaksa seseorang untuk berubah dahulu saat Yesus bertemu mereka (Zakeus, perempuan yang berzinah, dll). Tetapi mereka mengalami perubahan seiring pengenalannya akan Yesus. Apakah perilaku seseorang itu perlu berubah, tentu saja. Namun perubahan perilaku eksternalnya merupakan perjalanan iman (progresif sanctification). 

          C. Pergeseran dari menjangkau jiwa/orang luar kepada hanya memperhatikan diri/orang dalam (Narsisistik-menjadi Farisi)

Banyak gereja yang terlalu banyak memberikan peraturan yang non esensial dan memaksa orang luar untuk mengikuti aturan mereka dahulu sebelum bisa menjadi bagian dari mereka (misal: tidak boleh merokok, pria tidak boleh pakai anting, dll). Seharusnya sebagai gereja kita bisa menerima orang-orang seperti itu dan kalau mereka mau datang ke gereja artinya pesan Injil menjamah hati mereka dan gereja adalah tempat yang aman bagi mereka. Ini bukan berarti kita menyetujui gaya hidup mereka tetapi kita bisa menerima perjalanan iman mereka dan dahulu mungkin kita juga sama seperti mereka. Jadi seringkali kita masih fokus pada orang dalam saja dan mengabaikan untuk menjangkau orang luar. 

Galatia 1:6-9

6Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, 7yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. 8Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. 9Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Hati manusia itu mudah tergeser itulah sebabnya hati kita butuh dikalibrasi oleh Injil setiap minggu, setiap hari dan setiap saat

          3. PENTINGNYA KOMUNITAS YANG BERPUSAT KEPADA INJIL. 

Kisah Para Rasul 15:22

22maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.

Kisah Para Rasul 15:27-28

27Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 28Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini

Bagaimana mereka bisa mengetahui tuntunan Roh Kudus yang menjadi suatu keputusan bersama? Mereka tidak menunggu suara dari surga. Mereka mendiskusikan Injil dalam bentuk komunitas. Dan mereka mempelajari Firman Tuhan dalam suatu komunitas. Itulah cara mereka mengetahui tuntunan Roh Kudus. Demikian juga untuk supaya kita tidak menimbulkan kesulitan-kesulitan yang kita bicarakan di atas, serta untuk menghidupi Injil secara benar maka kita tidak dapat menjalani perjalanan iman sendirian, kita butuh komunitas Injil. 

           4. BAGAIMANA KEKUATAN INJIL MENGUDUSKAN.

Kisah Para Rasul 15: 8 - 9

8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

Di ayat ini dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Namun  kalau tidak ada perbedaan, mengapa di Perjanjian Lama, Hukum Taurat membuat ketentuan yang membedakan Israel dengan bangsa-bangsa yang lain?

          a. Hukum Taurat yang diberikan melalui kitab Imamat adalah untuk memisahkan bangsa Israel (orang Yahudi) secara budaya dengan bangsa lain yang menyembah berhala.

Sangat penting bahwa mereka tidak bercampur dan berasimilasi dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka yang menyembah berhala dan menikah campur. Tujuannya adalah untuk mencegah praktek sinkretisme, pencampuran Firman Tuhan yang murni dengan ajaran agama-agama lain yang bisa berakibat seluruh pesan Tuhan melalui nabi-nabi akan hilang.

          b. Hukum Taurat yang diberikan melalui kitab Imamat adalah bayangan akan apa yang akan digenapi di Perjanjian Baru.

Ibrani 10: 1

“Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.”

Bayangan akan apa?

Kolose 2:16-1

16“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; 17semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah KRISTUS.”

Perjanjian Lama diumpamakan seperti bayangan. Di dalam hukum Taurat, hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Perjanjian Baru (sumber daya Allah yang cukup tersedia secara cuma-cuma di dalam Kristus) adalah substansinya. "Substansinya adalah Kristus."

Bagaimana Bangsa Lain Diselamatkan?

Kisah Para Rasul  15:9

9 dan ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan merekasesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

Tuhan menyelamatkan kita hanya karena kasih karunia-Nya oleh iman. Kalau kita adalah orang Indonesia baik dari suku Jawa, Batak, Ambon, Manado, Tionghoa dan apapun suku kita, maka kita tidak perlu menjadi orang Yahudi. Dan orang Kristen juga tidak perlu keyahudi-yahudian karena sudah ada Kristus. Lalu sunat itu untuk apa dan apa makna sunat?

GOSPEL CONNECTION

Apa Makna Sunat Kristus?

Kolose  2:11-12

11Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan Sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, 12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

Di Matius 27:46 yaitu waktu Yesus berteriak “Eli Eli Lama Sabakhtani , Allahku Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Disini yesus terputus  hubungan dengan Bapa, dan ini adalah penggenapan dari Yesaya 53 : 8.

Yesaya 53 : 8

Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, Ia Terputus Dari Negeri Orang-Orang Hidup, Dan Karena Pemberontakan Umat-Ku Ia Kena Tulah.

Bahasa asli terputus itu dipotong dari negeri orang-orang hidup, di mana kata dipotong       “ gaw zar” memiliki arti lain yaitu disunat. Inilah sunat Kristus yaitu Yesus terputus dari negeri orang-orang hidup. Di atas salib, Kristus menjalani sunat ; 

  • Hidup Kristus yang kekal dipotong untuk mati di salib sehingga kita yang mati terpotong dari kekekalan dapat menerima hidup yang kekal di dalam Kristus.
  • Hubungan Kristus dengan Bapa dipotong supaya kita yang putus hubungan dengan Tuhan karena dosa dapat terhubung kembali dengan Bapa di dalam Kristus.
  • Hidup Kristus yang kudus menjadi najis di salib supaya kita yang najis karena dosa dapat menjadi kudus di dalam Kristus.

IMPLIKASI INJIL. 

Karena Injil maka …

  • Saat kita gagal taat, kita tidak patah semangat karena ketaatan Kristus menopang &memampukan kita.
  • Saat kita mampu taat, kita tidak bermegah diri karena kita hanya bermegah di dalam Kristus.
  • Saat hubungan kita di dunia terputus, kita tidak patah hati karena hubungan yang kekal dengan Bapa di sorga tidak pernah terputuskan.
  • Saat hidup yang fana berakhir, kita tidak putus asa karena kehidupan yang kekal di dalam Kristus menjadi jaminan bagi kita.