Pembacaan : Kisah Para Rasul 16: 13 – 34
Inti dari pasal 16 adalah tiga contoh soal bagaimana Allah mengubah tiga orang yang sangat berbeda. Ada seorang wanita, ada seorang gadis, dan ada seorang pria. Mereka adalah tiga contoh yang luar biasa tentang bagaimana Tuhan dapat bekerja dengan cara yang sangat berbeda namun pada saat yang sama membawa orang-orang itu kepada Kristus & melalui Injil yang sama. Melalui perikop ini kita akan melihat betapa luas dan kayanya Injil sehingga dapat mengubahkan siapa saja bahkan orang yang paling sulit sekalipun. Siapakah tokoh-tokoh ini, bagaimana Injil bisa sampai kepada mereka, serta menjamah hidup mereka dan apa hasilnya. Dan bagaimana perikop ini terkait dengan kehidupan kita sehari-hari serta perjalanan iman kita masing-masing?
1. SIAPAKAH KETIGA ORANG INI
A. Secara Etnis
Lidya . Ada tertulis, bahwa Lidya ini berasal dari Tiatira. Tiatira adalah sebuah kota di Asia Kecil di Turki. Oleh karena itu, meskipun Filipi berada di Eropa, Lidia adalah orang Asia. Dan hamba Perempuan. Menurut banyak para pakar Alkitab maka gadis budak itu hampir dapat dipastikan orang Yunani asli. Sedangkan Si Kepala penjara adalah orang Romawi, karena semua pekerjaan pegawai negeri yang baik diberikan kepada pensiunan tentara Romawi.
B. Secara Ekonomi
Lidya adalah kalangan atas yang berpengaruh. Hamba Perempuan adalah budak yang tidak berdaya yaitu kalangan bawah yang dieksploitasi. Dan kepala penjara adalah pegawai negeri yaitu kalangan menengah yang praktis.
C. Secara Psikologis
Lidya (secara intelektual): Diskusi, Pemikiran, Argumentasi ; tukar pikiran, seminar apologetika, proses berpikir. Hamba Perempuan (secara intuisi): Pengalaman, Perjumpaan, Perasaan; dijamah secara emosi, merasakan, pengalaman spiritual.Kepala penjara (secara konkrit): Kepraktisan, Kebergunaan, Bukti ; tunjukkan buktinya, berguna dalam kehidupan.
D. Secara Rohani
Lidya adalah seorang yang religious dan moralis namun yang kosong hatinya. Bagaimana kita tahu dia kosong? Karena Lydia telah mencapai sesuatu yang bahkan hari ini sulit bagi seorang wanita untuk mencapainya. Tetapi saat itu dia telah mencapai status, dan dia telah mencapai kekuasaan dan pengaruh. Tetapi kita diberitahu di sini bahwa dia adalah seorang yang menyembah Yahweh, meskipun dia adalah seorang non-Yahudi. Jadi para penyembah Tuhan adalah orang-orang bukan Yahudi yang telah berpaling dari penyembahan berhala nenek moyang mereka, dan mereka mulai bertemu dan mendengarkan firman Tuhan. Mereka mulai bertemu dengan orang-orang Yahudi, dan mereka mulai mendengarkan Alkitab, dan mereka mulai mencari Tuhan dalam Alkitab dan mencoba menaati Tuhan dalam Alkitab. Tetapi setiap orang non-Yahudi yang akan meninggalkan akar mereka dan mulai melakukan itu, jelas, sedang mengalami semacam kekosongan, jadi dia mencari kebenaran dan dia adalah orang yang religious dan bermoral tetapi ada sesuatu yang hilang sehingga hatinya kosong.
Sedangkan hamba perempuan adalah seorang yang dikuasai roh jahat dan memiliki roh tenung.
16Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai Roh Tenung (Python) ; dengan Tenungan-Tenungannya (Fortune Telling) tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.
Dalam bahasa aslinya budak perempuan yang memiliki Roh Python dan memiliki kuasa gelap yang bisa memberikan ramalan. Di Yunani, di Delphi, ada kuil kuno Apollo yang terkenal, tempat oracle Delphi tinggal, dan dia bisa memprediksi masa depan. Kuil kuno itu dijaga oleh ular piton besar. Pada masa itu, setiap kali Anda menemukan seseorang seperti gadis ini, yang aneh seperti kesurupan, yang berbicara dengan liar, yang berbicara dengan berbagai macam suara gila, terkadang dengan suara yang sangat dalam, terkadang dengan jeritan yang sangat tinggi, dan yang membuat ramalan. Dan orang-orang pada waktu itu menganggap orang itu sebagai seseorang yang memiliki roh ular Piton. Karena perilakunya yang aneh dan mengerikan, orang tuanya telah menjualnya sebagai budak. Pemiliknya menggunakan budak perempuan ini untuk orang-orang datang dan mengajukan pertanyaan kepadanya, dan mereka harus membayar untuk mendapatkan ramalannya.
17Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: ”orang-orang ini adalah hamba Allah yang mahatinggi. mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.”
Namun anehnya di ayat 17 yaitu melalui roh jahat ini maka si hamba perempuan ini tahu tentang jalan keselamatan. Dia seperti tertarik dan mengikuti Paulus serta berteriak tentang kebenaran. Kalau kita selidiki Alkitab maka di Yesaya 14 ayat 14 maka iblis menyebut Allah adalah yang maha tinggi. Artinya setan itu tahu siapa Allah Tritunggal dan setan tahu bahwa Paulus dan murid-murid ini adalah hambanya Allah. (Yesaya 14:14, Yakobus 2:19). Jadi setan itu tahu tentang Allah tetapi tidak bertobat. Sedangkan gadis ini tersiksa di dalam batinnya dan dalam rohnya maka sebenarnya dia tahu kebenaran tetapi dikuasai oleh roh jahat.
Dan kepala penjara adalah seorang yang tidak spiritual dimana tidak tertarik dan tidak peduli dengan hal-hal yang spiritual tetapi mau yang praktis saja. Dia hanya mau melakukan tugasnya saja dan harga dirinya adalah jabatannya. Melalui ketiga spektrum dengan orang yang berbeda-beda maka Injil menjamah, menghampiri dan mengubah hidup mereka. Demikian juga kalau kita menjumpai orang-orang semacam itu maka janganlah kita berpikir bahwa mereka tidak bisa berubah karena itu sama dengan kita membatasi karya Kristus dan kuasa Injil. Sebab itu jangan pernah berhenti untuk mendoakan mereka dan kalau diberi kesempatan maka beritakan Injil kepada mereka.
2. BAGAIMANA INJIL MENJAMAH HIDUP MEREKA?
A. Lidia
13Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. 14Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah.
Dikatakan bahwa mereka sedang duduk yang artinya ini adalah kelompok kecil dimana Paulus bukan berkotbah tetapi sedang duduk dan berbicara. Dan yang menarik adalah Lidia seorang yang asing tetapi ada di tempat ibadah Yahudi artinya dia mengerti tentang kitab suci Yahudi (Tanakh – Torak, Nevim, Ketukim) dan dia beragama tetapi tidak mengenal Injil. Melalui Tanakh maka dia melihat ada sistim korban dan pengampunan dosa tetapi masih dalam bentuk Perjanjian Lama. Namun waktu dia bertemu dengan Paulus yaitu seorang Farisi yang tahu tentang Tanakh. Dan kemungkian besar yang dijelaskan Paulus sangat mirip dengan apa yang Yesus jelaskan kepada dua murid yang di Emaus. Sehingga Lidia akhirnya bisa tahu bahwa ternyata Perjanjian Lama (Tanakh) adalah bayangan yang akan datang yaitu Yesus Kristus. Tim Keller berkata “Setiap nabi, setiap imam, setiap raja, setiap pahlawan, setiap pejuang yang perkasa, setiap hamba yang menderita, dan setiap domba yang disembelih adalah Yesus. Yesus telah datang dan menjalani kehidupan yang seharusnya kita jalani dan mati dengan kematian yang seharusnya kita alami. Dia telah menggenapi kesempurnaan Hukum Allah.” Itulah sebabnya akhirnya Lidia dibuka hatinya oleh Tuhan untuk memperhatikan, tertarik dan meresponi
B. Hamba Perempuan
Hamba perempuan ini mengetahui kebenaran tetapi dibelenggu oleh kuasa iblis, serta diperbudak serta dieksploitasi oleh tuannya untuk menjadi sumber penghasilannya. Gadis ini memahami Injil secara mental. Dia tahu ada jalan keselamatan, dia tahu Yesus Kristus adalah jalan keselamatan, tetapi ada suatu tembok yang membuat perempuan ini tidak selamat yaitu dia diperbudak luar dan dalam. Di dalam dia dibelenggu oleh kuasa iblis dan di luar maka dia diperbudak serta dieksploitasi oleh si pemilik budak.
18Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” seketika itu juga keluarlah roh itu.
Dalam catatan khusus dikatakan bahwa Paulus tidak tahan lagi, tidak sabar lagi dan merasa terganggu yang mestinya hati Paulus tergerak dengan belas kasihan. Di sini membuktikan bahwa tulisan ini benar yaitu karena pada jaman kuno maka penulisan-penulisan tokoh biasanya ditulis yang baik-baik saja. Namun cara penulisan ini sangat bertentangan dengan jamannya sehingga kalau ada yang di tulis apa adanya maka ini membuktikan sebenarnya ingin menggambarkan apa yang disaksikan oleh saksi mata adalah apa yang sebenarnya terjadi.
Hamba perempuan itu dijamah dan dibebaskan dari belenggu perbudakan dalam dan luar oleh kekuatan Kristus dengan otoritas Kristus! (power encounter). Saat itu juga dia dibebaskan dari belenggu iblis yang sudah bertahun-tahun dan dia juga bebas dari perbudakan secara jasmani karena roh tenungnya hilang sehingga tuannya tidak bisa lagi menggunakan dia.
C. Kepala Penjara
22Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 23Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 24sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat
Kepala penjara ini disuruh menjaga mereka tetapi ternyata dia membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Ini adalah bentuk penyksaan. Dia adalah bekas tentara Romawi dimana orang Romawi tidak suka dengan orang Yahudi. Kepala penjara Romawi ini tidak peduli akan agama tidak peduli akan kebenaran maupun perasaannya, dia adalah seseorang yang praktis.
25Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Sang kepala penjara belum pernah melihat seseorang dengan sukacita yang begitu mendalam sehingga mereka dapat bernyanyi dan memuji Tuhan padahal mereka dalam siksaan. Dari mana datangnya sukacita itu? Pada umumnya dari mana datangnya sukacita manusia ? "yah, itu berasal dari kebebasan.” Tetapi ini kebebasannya diambil tetapi tetap bersukacita. Biasanya sukacita datang dari kenyamanan, ini diambil kenyamanannya seharusnya tidak ada sukacita tetapi mereka tetap memuji Tuhan. Biasanya sukacita datang dari kesuksesan, tetapi mereka diambil kesuksesannya yaitu dipenjara dan disiksa seharusnya tidak ada sukacita tetapi mereka tetap bersukacita. Kalau masuk penjara di abad itu kemungkinan besar “akan mati,” dan tidak ada sukacita, tetapi mereka tetap bersukacta. Darimana sukacita itu? Dia belum pernah melihat seseorang dengan kegembiraan yang begitu dalam sehingga tidak ada keadaan yang bisa mencapainya, tetapi kemudian hal yang paling mencengangkan adalah ketika gempa bumi terjadi.
26Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 27Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 28Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: ”Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!”
Adalah hukum negara Romawi apabila tawanan penjara itu lepas maka kepala penjara pasti dihukum mati. Dia telah menyiksa orang-orang ini. Ketika dia menyadari bahwa rantai akan terlepas, dan semua orang keluar, dia terkejut menemukan, meskipun disiksa, Paul dan Silas malah menegakkan hukum dan menahan para tahanan untuk tetap tinggal di sana. Sang kepala penjara belum pernah melihat kejahatan dibalas dengan kebaikan. Sebelumnya hidup mereka di tangannya tetapi sekarang hidupnya di tangan mereka dan mereka tinggal tetap.
dari mana datangnya kebaikan itu? Dengan kata lain, mereka telah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Biasanya kejahatan dibalas kejahatan dan kebaikan dibalas kebaikan. Biasanya siksaan dibalas lebih kejam kalau ada kesempatan balas dendam.
29Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ”Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” 31Jawab mereka: ”Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” 32Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 33Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 34Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Kepala penjara menyadari apa yang dihidupi dan dipraktisi selama ini ternyata tidak membawa sukacita dan kebaikan yang sesungguhnya. Dia melihat sukacita dan kebaikan sejati dari Injil menjadi hidup di depan matanya.
Lidia, hamba perempuan dan kepala penjara, ketiga orang ini beserta keluarganya, menjadi bagian dari gereja lokal dan komunitas Injil di kota Filipi dimana gereja di Filipi adalah gereja yang kuat dan sehat.
3. BAGAIMANA INJIL JUGA MENGUBAH DALAM KONTEKS KITA?
Yang menakjubkan dari ketiga kisah ini adalah betapapun berbedanya setiap mereka secara etnis, sosia ,ekonomi, psikologis dan pendekatan spiritualitas, namun mereka semua dihampiri, dijamah dan diubah oleh Tuhan yang sama dan Injil yang sama yaitu Injil Yesus Kristus. Jadi injil ini bukan hanya untuk golongan tertentu atau tipe tertentu saja. Tidak peduli etnismu apa maka Injil justru menjamah semua etnis. Tidak peduli keadaan ekonomi kita, cara kita memproses informasi baik secara ratio, secara emosi, secara praktis atau secara spiritual. Baik untuk orang berpengaruh sampai budak, untuk ceo atau business owner, karyawan, pegawai negeri bahkan asisten rumah tangga, tukang ataupun kuli maka Injil akan tetap berkuasa untuk menjamah. Kalau kita perhatikan sepintas maka semua golongan ini terlihat berbeda tetapi dalam hatinya maka mereka semua sama yaitu semua yaitu diperbudak dan diperhamba oleh sesuatu. Kepala penjara diperbudak oleh jabatannya. Lidia diperbudak oleh statusnya. Dan hamba perempuan ini diperbudak oleh tuannya dan oleh kuasa si jahat.
GOSPEL CONNECTION
Saat dirantai di penjara maka Paulus dan Silas menunjukkan apa arti kebebasan yang sesungguhnya. Saat Paulus dan Silas kehilangan kebebasannya maka sang kepala penjara menemukan kebebasannya. Saat Paulus dan Silas masuk penjara maka sang kepala penjara justru diselamatkan dan dibebaskan oleh Injil.
Yesaya 53:7-8
7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Suatu paradoks yang indah bahwa Paulus dan Silas menghidupi pola penebusan yaitu Sang Juru Selamat yaitu Yesus sang pembebas ditahan, dianiaya dan ditindas. Sang pemberi kehidupan dibawa ke pembantaian. Sang penentu nasib yang berdaulat, tidak ada yang mempedulikan nasibnya.
Yohanes 19:2-3,
2Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan dia jubah ungu, 3dan sambil maju ke depan mereka berkata: ”Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya.
Yesaya 53: 2b-3
Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan
Jubah ungu adalah lambang kehormatan dan kekayaan dimana Lidia adalah penjual kain ungu. Tetap mahkota duri adalah lambang kemiskinan dan penderitaan. Dan hamba perempuan itu miskin dieksplotasi namun orang menghindarinya. Dia hanya di manfaatkan untuk ramalannya dan dia tidak masuk hitungan. Bahkan Yesus mengidentifikasikan dirinya dengan hamba. (Matius 20:28, Filipi 2)
Yesus Kristus,yang terkaya rela jadi yang termiskin. Yang tampan mulia rela jadi buruk rupa. Yang terhormat rela jadi yang terhina. Yang terpenting rela untuk tidak masuk hitungan. Sang pencipta rela menderita disiksa oleh ciptaan-Nya. Supaya kita yang termiskin, yang terhina, yang buruk rupa dan yang tidak masuk hitungan dapat diterima untuk menjadi anak-anakNya untuk menjadi umat pilihanNya.
Kuasa Injil ..