The Gospel Warning on Wealth

GOSPEL IN LIFE Week 10 “The Gospel Warning on Wealth” 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Matius 6:19-24

Yesus berbicara tentang kekayaan dan uang lebih dari subjek lain di dalam Perjanjian Baru — dia berbicara lebih banyak tentang uang atau kekayaan daripada surga dan neraka jika digabungkan — Uang sering kali menjadi barometer paling akurat di mana hati kita berada. Nyatanya, spending kita menunjukkan prioritas kita, itu menunjukkan apa yang benar-benar kita percayai (Baca: Tuhanmu yang sesungguhnya). Matius 6:19-24 membahas mengenai peringatan Yesus melalui Injilnya akan kekayaan secara materi. Bagaimana kebenaran ini diaplikasikan di dalam hidup kita sehari-hari? Apa aplikasi Injilnya sehingga kita dapat melihat secara jujur bagaimana kita mengelola dan melihat keuangan kita karena itu terhubung dengan di mana hati kita sebenarnya berada?

Matius 6:19-24

19”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 22  Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. 24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Mungkin melalui ayat ini kita pernah mendengar bahwa saat kita memberi atau persembahan dengan uang kita kita sedang membangun rumah di sorga seakan-akan di sorga nanti ada yang rumahnya bagus seperti istana atau yang bias aitu tergantung seberapa banyak kita memberikan persembahan keuangan kita.  Apakah benar penafsiran dari ayat-ayat itu seperti itu? Sebenarnya kalau ada kata-kata rumah di sorga itu seperti istana (mansion) maka satu-satunya tempat di Alkitab yang berbicara bahwa di sorga itu ada istana itu adalah miliknya Tuhan (tempat kediaman Allah) dan bukan miliki manusia yang masuk ke sorga. 

           1. BAGAIMANA UANG BISA MEMBUTAKAN KITA

Matius 6: 22-23

22  Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu BAIK, teranglah seluruh tubuhmu; 23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Ayat ini adalah ayat “sandwich” karena yang atas berbicara tentang harta, kemudian berbicara tentang mata dan bawahnya bicara tentang harta lagi. Apa maksudnya? Jika kita berada di ruangan yang penuh dengan cahaya maka kita dapat berjalan di sekitar ruangan dengan aman. Kita dapat berjalan dengan cara yang akan membantu kita berkeliling ruangan. Tetapi, jika benar-benar gelap gulita di sana, kita akan tersandung dan jatuh. Tetapi bahkan jika lampu menyala, tetapi jika mata kita gelap, seolah-olah seluruh tubuh kita dalam kegelapan dan kita tetap akan jatuh. Apa yang dikatakan adalah jika mata kita gelap, maka tubuh kita selalu dalam kegelapan. 

Mungkin kita berkata, “Oke, aku mengerti. Baik. tetapi apa hubungannya dengan uang?”

Pasti ada hubungannya dengan uang, karena sebelum ayat ini Yesus berbicara tentang uang dan setelah 2 ayat ini Dia juga berbicara tentang uang Jadi mengapa Dia menjelaskan hal kebutaan ini di tengah? Jawabannya cukup jelas yaitu karena uang membutakan kita. Dan kata-kata  matamu baik itu juga artinya di dalam Bahasa aslinya adalah: terbuka, tetapi ada arti yang lainnya yaitu murah hati. Pertanyaannya bagaimana uang membutakan kita?” Ada tiga alasan yaitu : 

              1a. Uang membutakan kita terhadap pengaruh jahatnya dalam kehidupan kita.

Dengan banyaknya kasus dosa maka saat kita berbuat dosa maka kita tahu waktu kita jatuh dalam dosa. Apakah kita tahu waktu kita berbohong? tentu kita tahu waktu kita berbohong. Apakah kita tahu kapan kita jatuh dalam dosa hawa nafsu? ya, kita tahu kapan kita jatuh dalam hawa nafsu. Apakah kita tahu saat kita marah meledak-ledak dan berbicara kasar kepada seseorang? ya, kita pasti tahu itu. Tetapi jujur belum pernah ada orang datang untuk konseling dan berkata, “ saya punya masalah ketamakan....saya punya masalah materialistis.”

Banyak orang tidak merasa bahwa  itu adalah masalah dosa mereka.

Ada artikel di The Gospel Coalition di mana seorang pastor membuat kotbah berseri mengenai 7 dosa yang membinasakan. Dia berkata bahwa jumlah orang yang hadir yang terbesar adalah hawa nafsu dan sex. Tetapi kehadiran yang tersedikit adalah waktu pendeta ini bicara tentang keserakahan. Mengapa yaitu karena tidak banyak orang merasa atau mau mengaku bahwa dosa keserakahan adalah kelemahan mereka. Bahkan peringatan ini mungkin ada beberapa darikita berpikir bahwa peringatan ini tidak berlaku bagi kita.

 

Jadi uang membutakan kita terhadap pengaruh jahatnya dalam kehidupan kita.

Lukas 12: 15

Kata-Nya lagi kepada mereka: “BERJAGA-JAGALAH DAN WASPADALAH terhadap segala KETAMAKAN, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Yang menarik adalah Yesus berkata berjaga dan waspada terhadap ketamakan bukan berjaga dan waspada terhadap dosa pencurian, pembunuhan atau dosa seksual. Mengenai percabulan maka Alkitab berkata dalam 1 Korintus  6:18 jauhkanlah dirimu dari percabulan! 

Mengapa tidak ada kata-kata seperti itu di Alkitab untuk ketamakan atau greed yaitu karena ketamakan itu bersembunyi di dalam hati kita. Dan sering sekali kita tidak menyadari dosa ini menguasai hati kita. Kita buta akan pengaruh jahat dari ketamakan akan uang di dalam kehidupan kita. 

             1b. Uang membutakan kita terhadap pilihan gaya hidup kita

Lukas 12:15

Kata-Nya lagi kepada mereka: “BERJAGA-JAGALAH DAN WASPADALAH terhadap segala KETAMAKAN (COVETEOUSNESS),sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Setiap hari kita di bombardir dengan advertising dan godaan untuk kita selalu tersedot di dalam konsumerisme!  Kita menghabiskan terlalu banyak untuk diri kita sendiri, dan kita sering tidak sadar bahwa kita melakukannya. 

Apakah kita secara teratur menanyakan pertanyaan ini, dan apakah kita memiliki teman yang bersedia kita tanyakan pertanyaan ini tentang diri kita? Apakah kita  secara teratur mengatakan, “Apakah saya menghabiskan terlalu banyak uang untuk pakaian? 
Apakah saya menghabiskan terlalu banyak uang untuk elektronik, hiburan, perabot? Pertanyaan yang perlu kita ajukan kepada diri kita sendiri yaitu apakah kita menghabiskan terlalu banyak uang bagi diri kita sendiri? Beli Pakaian? Entertainment?  Makanan? Barang mewah?  Elektronik? Perabotan rumah? dll...? Bisakah saya mengubah banyak hal sehingga saya dapat hidup secara berbeda dan menjadi lebih murah hati dalam gaya hidup saya?”

Pengkotbah 5:10

Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.

            1c. Uang membutakan kita terhadap apa yang kita kejar dalam hidup ini

Apa yang kita kejar dalam hidup ini? Kita kerja keras dan kita bahkan memilih pekerjaan yang kita lakukan bukan karena itu adalah panggilan kita atau sesuai dengan bakat atau talenta atau minat kita. Tetapi kita pilih itu karena itu menghasilkan uang. Akhirnya setelah kita melakukan pekerjaan itu 20 tahun maka kita bingung mengapa kita ada di pekerjaan itu, padahal kita benci pekerjaan ini. Tetapi pekerjaan ini memebrikan nafkah dan itu tidak salah. Tetapi ini bisa menjadi bukti bahwa nafkah atau uang bisa membutakan kita terhadap apa yang kita kejar dalam hidup ini. Dan ternyata yang kita kejar adalah gaya hidup, status atau prestis. 

Amsal 30:9

Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Sebab itu teologi akitab bukanlah teologi kemakmuran atau teologi kekurangan tetapi teologi kecukupan. Bahkan doa Bapa kami mengatakan berikanlah kepada kami makanan kami yang secukupnya.

1 Timothy 6:8 

“ asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”

Matius 6:26-27, 31-33

26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? 27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? ...31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

          2. BAGAIMANA UANG DAPAT MENGUNGKAPKAN APA YANG MENGENDALIKAN KITA 

Matius 6:21, 24

21Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada...
24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Yesus mempersonifikasi uang dengan mamon, yang artinya aset atau kekayaan dan yang menariknya adalah mamon inilah yang menjadi saingannya Tuhan. Intinya adalah jika kita ingin tahu sesuatu tentang kekuatan apa yang benar-benar menunjukkan Tuhan kita dan siapa yang mengendalikan kita yaitu, siapa tuan kita yang sebenarnya maka ikuti uangnya. Ikuti ke mana uang kita pergi dan ke mana kita paling mudah untuk hamburkan uang dengan senang hati.

Matius 6:21

21Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada...

Mengapa bagi sebagian dari kita uang keluar begitu saja dari kantong kita ke arah penampilan kita, ke arah pakaian dan hal-hal yang kita kenakan di tubuh, ke arah penampilan kita? Mengapa citra tubuh itu penting bagi kita? Mengapa cinta dan romansa atau bahkan prospek cinta dan romansa itu penting bagi kita? Mengapa kita begitu kesal dan cemas tentang penampilan kita? Itu benar-benar bahkan tidak terasa seperti menghabiskan. Jika kita tidak mengendalikannya, kita hanya menghabiskan terlalu banyak uang.

Beberapa dari kita duduk di sana sambil berkata, “kita tuh menyimpan uang untuk tabungan dan investasi. kita tidak memasukkan uang ke dalam rumah-rumah mewah atau barang-barang mewah atau barang mereka dan pakaian merek atau untuk kecantikan dan sebagainya. oh tidak." mungkin ada yang merasa bangga bahwa kita adalah orang hemat. Tetapi banyak orang seperti ini memang tidak membelanjakan barangnya untuk hal-hal yang kita bahas tadi tetapi hidupnya juga tidak murah hati, tidak suka menolong., tidak menjadi berkat dengan berkat yang sudah diterima. 

Mengapa? Dimana hati kita? Dimana keamanan kita yang sebenarnya? Ada perbedaan antara hemat dengan kikir. Uang kita adalah cara untuk mengkontrol hidup kita dimana kalau kita punya uang maka kita memegang kendali atas hidup kita. Uang telah menjadi sumber keamanan anda, bukan tuhan. pengetahuan telah menjadi signifikansi kita, bukan tuhan. kecantikan telah menjadi signifikansi kita, bukan Tuhan.

Apakah kita ingin tahu di mana keselamatan kita yang sebenarnya, dewa-dewa kita yang sebenarnya, tuan kita yang sebenarnya? ikuti uangnya. Di mana harta kita berada, di situlah hati kita benar-benar hidup. Apakah uang kita keluar begitu saja dari kantong kita untuk orang miskin, untuk pelayanan, untuk hal-hal yang Tuhan pedulikan?  Apa jawabannya? Jika tidak, uang itu pasti terbang atau masuk ke sesuatu dan sesuatu itu adalah tuanmu yang sebenarnya. Apakah kita melihat bahwa uang adalah rantai yang memperbudak kita pada hal-hal yang mendorong kita?

          3. BAGAIMANA MEMATAHKAN KEKUATAN UANG DALAM HIDUP KITA

Matius 6:19a

Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...

Alkitab mengasumsikan setiap kita memiliki harta dalam hidup kita. Pertanyaannya adalah harta yang mana? Fana atau kekal? Bagaimana caranya untuk mematahkan cinta akan uang?

Dallas Williard berkata “Setiap kita memiliki ‘harta’ di dalam hati... Ini adalah hal yang esensi dalam kemanusiaan kita... Untuk mendiskusikan ‘harta’ itu berarti berurusan dengan struktur 

                 3a. Temukan Apa Yang Kita Nilai Berharga Selain Tuhan Di Bumi

Jadi, hal pertama yang perlu kita kenali adalah bahwa kita memiliki hal-hal yang kita hargai, dan itu memberi tahu kita siapa kita dan di mana identitas kita dan di mana kita menaruh harapan kita. Kita perlu menyadari bahwa kita semua memiliki itu dan hal-hal itu bukanlah Tuhan. Mereka adalah hal-hal lain selain Tuhan.

Matius 6: 19

”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.

“Jika Anda menyembah uang & materi, jika itu adalah tempat di mana Anda meletakkan makna sebenarnya dalam hidup, maka Anda tidak akan pernah merasa cukup... 

Saat kita menyembah tubuh dan kecantikan dan daya pikat seksual dan Anda akan selalu merasa jelek, dan ketika waktu dan usia mulai mengejar, Anda akan mati sejuta kematian di mana akhirnya akan mendukakan dirimu sendiri…jika anda menyembah kekuatan, pada akhirnya Anda akan merasa lemah dan takut, dan akhirnya harus menindas orang lain dengan kekuatan untuk mematikan rasa takut itu. Saat anda menyembah kecerdasan supaya terlihat pintar, Anda akan berakhir dengan perasaan bodoh, seperti seorang penipu, yang akan ketahuan.” David Foster Wallace

Jadi  melalui ayat tadi Yesus ingin menunjukkan bahwa alasan mengapa hidup kita begitu rapuh serta mudah goyah dan hancur yaitu karena kita menaruh nilai tertinggi pada hal-hal yang fana (sementara).

Apakah kita bisa melihat bahwa Firman Tuhan menunjukkan kepada kita yaitu : Jika kita menghargai kecerdasan dan ingin dilihat sebagai orang pintar, kita akan selalu merasa bodoh.  Jika kita menghargai penampilan dan kecantikan, kita akan selalu jelek.  Jika kekayaan materi yang kita hargai maka kita akan selalu merasa miskin.Jika kita selalu mengejar keamanan maka kita akan selalu merasa tidak aman. Semua kerapuhan hidup kita, kecemasan, ketakutan, kemarahan dan keresahan itu semua datang karena kita menaruh nilai terlalu tinggi pada hal-hal yang fana dan harta hati kita ada di dalam hal-hal yang sementara. 

Apa solusinya?

Matius 6:20

20Tetapi KUMPULKANLAH BAGIMU HARTA DI SORGA; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

             3b. Alihkan apa yang kita nilai berharga kepada Tuhan di sorga (Kekekalan)

Kolose 2:3

sebab Di Dalam Dialah (Kristus) Tersembunyi Segala Harta hikmat dan pengetahuan.

1 Petrus 2:7

Karena itu Bagi Kamu, Yang Percaya, Ia Mahal 

(To you who believe, he Is Precious. )

Bagaimana kita mulai melihat Yesus sebagai harta yang termulia? Kita dapat percaya kepada Yesus. Kita dapat sangat percaya kepada Yesus, tetapi hati kita treasure pada hal-hal lain, dan itulah alasan kita begitu mudah takut dan kuatir dan resah. Itulah alasan kita memiliki kerapuhan dan ketidakstabilan dalam hidup kita. Ternyata percaya kepada Kristus yang Alkitab maksudkan adalah menganggap Yesus sebagai yang termulia dan yang terindah. 

Matius  6:24

24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Jika kita ingin berhenti menghargai dan mencintai sesuatu hal maka kita tidak bisa mendua hati. Kita harus mencintai sesuatu dengan sepenuh hati.kKta harus benar-benar jatuh cinta pada hal itu. Hati kita harus benar-benar terpesona olehnya dan hati kita harus benar-benar dibuat terkagum, ternganga, luluh dan dibuat terharu oleh sesuatu itu lebih dari yang lain. Kekaguman kita terhadap sesuatu itu harus diganti.

Dan untuk melihat keberhargaan Kristus maka kita perlu melihat mengapa Kristus mau dan rela turun ke dunia?

Apa yang Yesus lakukan bagi kita? Yesus Kristus memiliki semua harta, status, keamanan, kehormatan, keindahan dan kekayaan namun lahir di kendang yang hina, lahir dalam kemiskinan, hidup tanpa rumah dan meninggalkan semua hartaNya supaya kita yang tidak berharga supaya dapat disebut bangsa yang terpilih, imamat Rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri. 

1 Petrus 2: 9

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Ketika kita melihat Yesus Kristus mati telanjang, mati tanpa apa-apa, kehilangan segalanya … Ketika kita melihat Yesus Kristus menjadikan kita harta-Nya, itu akan menjadikannya harta kita. Itulah satu-satunya hal yang akan menjadikannya harta kita. Ini adalah satu-satunya hal yang akan menjauhkan hati kita dari semua hal lainnya. kita akan mulai menghargai dia, dan kemudian kita akan bebas.

Tim Keller berkata “ Alkitab mengajarkan bahwa setiap harta selain Yesus akan memaksa Anda untuk mati-matian mendapatkannya (membelinya). Tetapi Yesus satu-satunya harta tak ternilai yang justru rela mati untuk mendapatkan (membeli) Anda.”

Pertanyaannya adalah, apakah kita melihat Kristus sebagai harta kita yang paling berharga? Apakah hati kita mencerminkan hal itu? Mata kita tertuju kepada apa? Hati kita terpesona oleh siapa? Kristus atau mamon? Apakah hidup kita yang gelap telah diterangi oleh Kristus – Cahaya yang paling terang dan harta terbesar.

Melalui karya salib-Nya Yesus kehilangan status kelayakan-Nya yang berharga sehingga kita menerima status berharga yang tidak layak kita dapatkan.

Waktu Yesus berkata “Eli Eli Lama Sabakhtani.” Maka Dia kehilangan status keberhargaannya. Dia menyerap semua hukuman dosa kita dan keberhargaannya serta kelayakannya hilang bagi kita dan untuk menebus dan membeli kita serta ada pertukaran ilahi. Ketika kita melihat Yesus Kristus sang pencipta pemilik segalanya yang kaya rela mati telanjang, miskin, lemah, tidak memiliki apa-apa demi menebus kita yang bobrok, berdosa, jahat,najis, hina dan yang sangat tidak berharga dibeli untuk menjadi milik kepunyaanNya yang sangat berharga. Kalau kita bisa melihat ini maka kita akan dibebaskan dari mamon karena kita memiliki yang lebih berharga yaitu Kristus. 

Saat kita melihat Kristus sebagai harta yang paling berharga maka uang hanyalah menjadi alat yang berguna, Uang adalah hamba yang baik tetapi Tuhan yang jahat. Jangan jadikan Tuhan menjadi alat yang berguna untuk mendapatkan uang atau melayani Tuhan palsu alias berhalamu, tetapi jadikanlah uang menjadi alat yang berguna untuk melayani Tuhan dan memuliakan Tuhan.

IMPLIKASI INJIL

  • Hati kita tidak mudah kuatir dan resah karena kita tahu bahwa Tuhan yang memelihara hidup kita
  • Kita bisa melihat bahwa nilai kehidupan yang kekal tidak sebanding dengan nilai materi yang fana & sementara.
  • Kita akan menjadi orang yang murah hati, suka menolong dan suka memberi
  • Orientasi kasih di dalam hati yang rusak senantiasa ditata ulang.
  • Bukan lagi berkat materi melainkan Kristus yang menjadi harta yang paling berharga.
  • Uang hanyalah sarana bukan tujuan untuk melayani dan memuliakan Tuhan.