God's Guidance & His Sovereignty

 Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil  Week 14  "TUNTUNAN TUHAN DAN KEDAULATANNYA"

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Amsal 11:3; 12:5,15; 15:22; 16:1-4,9,25,33; 21:5; 27:1

Kita dihadapkan dengan berbagai macam pilihan setiap hari! Kita semua menginginkan kehendak Tuhan di dalam hidup kita. Seringkali kita bahkan harus membuat pilihan di mana kita mungkin tidak yakin akan kehendak Tuhan. Bagaimana kita tahu untuk membuat pilihan yang mana? Bagaimana membuat pilihan yang dipimpin oleh Tuhan? Apa kata Amsal mengenai kedaulatan Tuhan dan pilihan kita? Bagaimana lensa Injil akan tuntunan Tuhan atas hidup kita?

           1. TUNTUNAN YANG TUHAN LAKUKAN

           a. Tuhan Memimpin Secara Paradoks

Amsal 21:5
5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.

Kata tergesa-gesa mungkin memiliki terjemahan yang lebih baik yaitu impulsif. Sedangkan kata rajin juga bisa diterjemahkan strategis, bijaksana, reflektif. Jadi intinya jika kita berinisiatif strategis dalam perencanaan untuk masa depan, serta  bijaksana dalam perencanaan dan membuat keputusan yang terencana maka hidup kita akan berjalan lebih baik. Dan ini adalah kebenaran umum. Artinya Tuhan ingin supaya kita membuat perencanaan serta bijaksana dalam pilihan kita. 

Amsal 16:33
33Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada Tuhan.

Membuang undi atau melempar koin adalah cara untuk melakukan banyak hal di jaman Yahudi kuno. Dan apa maksud ayat ini adalah bahwa setiap undian, lemparan koin atau setiap tebakan yang benar yang sepertinya kebetulan tetapi itu sebenarnya direncanakan Tuhan. Bahkan hal-hal terkecil sudah diatur oleh rencana Tuhan. Disini kita melihat ada paradoks dimana yang satu kita diminta untuk membuat perencanaan dan memilih dengan bijaksana karena pilihan kita ada konsekuensinya. Tetapi pada saat yang sama dikatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah ditetapkan dan direncanakan Tuhan. Dan apapun hasilnya maka Tuhan itu berdaulat dan memegang kendali. Jadi seakan-akan ini adalah paradoks yaitu bertentangan antara yang satu dengan yang lain. 

Ini tidak masuk di nalar manusia sebenarnya. Karena akal manusia tidak bisa menalarkan ini dan kategori pemikiran manusia tidak dapat menyatukan kedua hal itu. Jadi apakah pilihan kita atau kehendak bebas kita penting?  Iya penting dan kita memilih dengan bebas dan pilihan itu ada konsekuensinya. Hidup kita memang dipengaruhi oleh pilihan kita, tetapi di sisi lain Alkitab juga berkata bahwa semuanya telah ditentukan Tuhan  dan semua yang terjadi ternyata sudah di rencanakan oleh Allah. Inilah yang namanya paradoksikal. 

Paradoksikal,

Dalam Alkitab,manusia memiliki kehendak bebas untuk membuat keputusan tetapi pada saat yang sama tidak ada hal dalam hidup manusia yang ada di luar kendali kemutlakan rencana Tuhan.

Apa yang kita lakukan dikendalikan oleh pilihan kita tetapi apa yang terjadi mutlak ditentukan oleh Tuhan.

Amsal 16:1
1Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi Jawaban lidah berasal dari pada Tuhan

Amsal 16:9
9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.

Rencana atau pilihan kita itu tidak ada yang memaksa, memeras atau yang mengancam kita. Kita memilihnya dengan bebas tetapi kita harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari semua keputusan yang kita pilih. Tetapi apa yang terjadi sebagai akibat dari rencana itu dikendalikan dan ditetapkan sepenuhnya oleh Tuhan. Tidak ada yang terjadi yang tidak sesuai dengan rencanaNya. RC Sproul berkata “ Meskipun kita semua bertindak dan membuat keputusan secara bebas!! Tetapi pada saat yang sama segala sesuatu dalam hidup kita juga ditentukan secara mutlak oleh Tuhan. “ 

Ini adalah seauatu yang susah untuk diterima oleh nalar kita sehingga tidak heran duni memiliki dua pandangan yang ekstrim yaitu Fatalisme Vs. Libertarianisme. Fatalist mengatakan bahwa emua sudah ditentukan, untuk apa kita susah-susah? Akhirnya mereka menjadi pasif dan pesimis, sehingga akibatnya jadi depresi & hidup di dalam keputusasaan.Sedangkan libertarianist mengatakan bahwa masa depan kita mutlak ada di tangan kita! Ciptakan masa depan! Akhirnya mereka menjadi agresif dan over optimis tetapi akitbatnya tidak pernah tenang dan selalu kuatir akan masa depan.

Ini sangat berbeda dengan pemahaman Alkitab dimana Tuhan menghubungkan pilihan kita sampai batas tertentu dengan masa depan kita, tetapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan segalanya. Jadi kita memang bebas berkehendak dan harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi perbuatan kita tetapi kita juga bisa tetap tenang, karena Tuhan tetap memegang kendali. 

Mungkin ada yang berkata untuk apa kita berdoa kalau Tuhan berdaulat dan memegang kendali  dan Tuhan sudah mengetahui semuanya. Justru pertanyaannya mestinya kita balik yaitu untuk apa kita berdoa kalau ternyata Tuhan tidak berdaulat dan tidak memegang kendali. Justru karena Dia berdaulat dan memegang kendali maka kita bisa dengan suatu iman dan pengharapan berdoa kepadaNya dan melakukan yang benar dan bekerja keras sesuai dengan firmanNya karena kita tahu bahwa Dia memegang kendali. 

          b. Tuhan Menuntun Dengan Cara Yang Tidak Terselami

Amsal 16:4
4 Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing,bahkan orang fasik dibuat-nya untuk hari malapetaka.

Di ayat ini dikatakan bahwa bukan hanya hal-hal baik  bagian dari rencana Tuhan, tetapi hal-hal buruk adalah bagian dari rencana Tuhan, bahkan hal buruk dan perbuatan jahat adalah bagian dari rencana Tuhan. Namun kalau kita tidak membacanya dengan pengertian yang benar maka kita akan mengambil kesimpulan bahwa jika hal-hal buruk adalah bagian dari rencana Tuhan, maka Tuhan adalah pencipta kejahatan? Kesimpulan ini salah. Rencana manusia adalah milik dirinya sendiri. Artinya, perbuatan jahat adalah milik orang yang berbuat jahat. Mereka bertanggung jawab atas perbuatan jahat mereka sendiri. Tuhan tidak memaksa siapa pun untuk melakukan perbuatan jahat. Namun Tuhan bisa memakai kejahatan yaitu dengan memutarbalikkan yang jahat dan mengerjakan serta menenun bahkan hal-hal terburuk dalam kehidupan itu menjadi kebaikan dan kemuliaan yang tertinggi pada akhirnya.  Contoh : Kisah Yusuf yang mengalami hal-hal yang buruk namun ternyata dipakai Tuhan untuk rencanaNya yang besar. 

Kejadian 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Arti dari ayat ini adalah jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak bekerja atau tidak peduli seberapa parah keadaannya dan seakan Tuhan sedang diam, tetapi tuhan tetap bekerja. Kita juga tidak bisa menebak-nebak rancangan Tuhan  misal : nanti terobosan pasti datang minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Itu belum tentu karena rencana Tuhan tidak terselami dan tidak bisa ditebak, tetapi  Dia bekerja . Banyak orang ingin tahu rencana Tuhan dan ingin mendapat tuntunan Tuhan. Namun bimbingan Tuhan menurut alkitab adalah lebih merupakan sesuatu yang Tuhan lakukan di dalam hidup kita saat ini daripada memberikan sesuatu yang kita minta. Ketika kita berkata, ”aku membutuhkan tuntunan Tuhan," maka kita sebenarnya sedang berdiri di dalam tuntunan Tuhan. Tuhan ada di dalam hidup kita dan bersama kita. Tuhan bekerja di dalam hidup kita sekalipun kita tidak merasakannya. Dan apa yang menjadi tanggung jawab kita yaitu kita terus memilih untuk percaya kepada Tuhan. Terus memilih untuk melakukan yang benar sesuai Firman Tuhan, tetap tenang dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali dan tetap bekerja. 

            2. TUNTUNAN YANG TUHAN BERIKAN

           A. Melalui Kepercayaan Kita Kepada Tuhan Dan Firman-Nya

Amsal 16:3
3Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.

Kalau kita membaca ayat ini secara sepintas maka kita kita akan berpikir bahwa kalau kita menyerahkan perbuatan kita kepada Tuhan maka Tuhan akan memberkati perbuatan kita. Namun itu bukanlah maksud yang sebenarnya dan yang dimaksudkan Amsal serahkan perbuatanmu kepada Tuhan adalah secara radikal mempercayakan hidup kepada Tuhan tanpa syarat.  Artinya semakin kita menyerahkan perbuatan kita kepada Tuhan. Semakin kita percaya dan mempercayakan hidup kita di dalam tangan Tuhan, maka kita akan semakin mengerti siapa Tuhan itu dan semakin mengenal Dia. Sehingga akhirnya kita juga memiliki kebijaksanaan seperti Tuhan dan menjadi orang yang membuat rencana yang cerdas. Dan pada akhirnya kita akan menjadi orang bijaksana yang membuat rencana yang berhasil di dalam konteks Tuhan sehingga rencana kita akan diberkati Tuhan karena akan membuat keputusan yang tidak bertentangan dengan rencana Tuhan.  Jadi Tuhan tidak memberikan tuntunan seperti suara yang mengarahkan kita ke kanan atau ke kiri, tetapi Dia memberi karakter-karakter seperti apa orang yang percaya Tuhan

Amsal 11:3
Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.

Ayat ini mengatakan bahwa kejujuran kita yang akan memimpin dan menuntun kita. Mungkin kita berpikir bukankah lebih mudah mengatakan bahwa Tuhan memimpin atau menuntun orang-orang jujur? Ya, tentu saja, itu benar, tetapi kita bisa melihat apa yang dikatakan Amsal yaitu  Tuhan tidak membuat jalan pintas. Tuhan memberikan petunjuk atau tuntunan melalui Firman-Nya yaitu bagaimana menjadi seseorang yang mau dituntun. 

Amsal 12:5
5 Rancangan orang benar adalah adil,tujuan orang fasik memperdaya. 

Semakin kita sadar bahwa Tuhan adalah kebenaran kita. Tuhan yang paling benar itu mengasihi kita, ada dipihak kita dan memiliki rencana yang indah bagi hidup kita, maka kita akan membuat keputusan yang benar yang sesuai dengan firmanNya. Kita tidak akan ambil jalan pintas dan main serobot. Kita tidak akan menipu atau main curang karena kita mengenal Tuhan danl FirmanNya serta kita mempercayakan hidup kita di dalam tanganNya. Namun yang menjadi pertanyaan kita adalah siapakah yang kita percayai?

Siapakah Yang Kita Percayai?

Siapakah yang kita percayai yaitu Tuhan atau yang lain? Saat kita mempercayai uang maka kita akan membuat keputusan yang bodoh demi mempertahankan atau mendapatkan uang.

Saat kita menaruh iman kepercayaan kita kepada manusia maka kita akan membuat keputusan yang bodoh demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan manusia.

Saat kita menaruh iman kepercayaan kita kepada keluarga maka kita akan sakit hati dan membuat keputusan yang bodoh saat anggota keluarga kita mengecewakan kita. Tuhan menuntun kita melalui kepercayaan kita dan FirmanNya maka kita akan susah menaati FirmaNya kalau kita lebih percaya pada uang atau apa yang orang lain katakan tentang kita. Tetapi kalau kita percaya Tuhan maka kita akan dibentuk semakin serupa dengan Tuhan. 

           B. Melalui Perjalanan Hidup Serta Pertobatan Kita

Amsal 12:15
15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri,tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.

Kebanyakan orang tidak belajar tentang kehidupan, tentang dosa dan konsekuensi dosa hanya dengan diberitahu namun mereka harus mengalaminya.  Maksud dari ayat ini adalah kita akan selalu dibutakan oleh kelemahan dan dosa kita sampai kita mengalami konsekuensi dari dosa kita. Jarang sekali orang bertobat dari dosanya atau sadar akan kelemahannya hanya dengan diberitahu. Salah satu cara Tuhan menunjukkan kepada kita untuk dapat melihat kecenderungan dosa kita adalah melalui pengalaman hidup kita. 

Kalau kita kembali merujuk pada kisah Yusuf di Kitab kejadian maka mungkin kita berpikir tidak adakah cara yang lebih mudah untuk hidup si Yusuf? Apakah Tuhan tidak bisa memberi Yusuf mimpi yang tidak membuatnya menjadi sombong. Atau bisakah Tuhan menegur Yakub untuk tidak melakukan favoritisme. Atau Tuhan membuat saudara-saudaranya Yusuf itu tidak sejahat itu sehingga menjual Yusuf menjadi budak. Namun kalau kita perhatikan cerita Yusuf maka melalui penderitaan itu justru Yusuf dibentuk oleh Tuhan. Dan melalui segala yang Yusuf lalui maka Yusuf dituntun dan dipimpin oleh Tuhan untuk menjadi bijaksana. 

Kita jarang sadar akan kecenderungan dosa hanya dengan diberitahu, seringkali kita perlu mengalami konsekuensinya untuk bertobat! Ini adalah cara Tuhan menunjukkan betapa bodohnya kita dan betapa kita butuh Tuhan!

Amsal 27:1
1  Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.

Ayat ini juga menegur kita yaitu kita selalu berpikir kita bisa dan semuanya aman sampai ternyata kita tidak bisa dan ternyata besok tidak aman dan sampai ternyata kita gagal. Artinya kita tidak akan bisa mengenal besarnya kasih dan kesetiaan Tuhan hanya dengan diberitahu. Seringkali kita perlu mengalami kekelaman dunia dan gelapnya kehidupan untuk disadarkan bahwa ada Tuhan yang selalu setia menopang di setiap langkah hidup kita. 

Yakobus 4:13-17
Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan

13  Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ”Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, 14sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15Sebenarnya kamu harus berkata: ”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” 16Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 17Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Melalui konsekuensi dosa kita dan melalui pergumulan yang kita hadapi. Melalui kegagalan, penderitaan dan konsekuensi dari keputusan bodoh kita maka akhirnya kita belajar dan akhirnya kita bertobat. Itulah  justru adalah wujud dari anugerah Tuhan. Tuhan ingin mendewasakan kita yaitu melalui masalah-masalah yang kita alami saat ini. 

3. TUNTUNAN TUHAN DI DALAM INJIL

Tuntunan Tuhan Di Perjanjian Lama (Kitab Keluaran 13)

Pada jaman Perjanjian Lama maka Tuhan menuntun bangsa Israel melalui tiang awan dan tiang api. Ketika tiang itu berhenti maka mereka berkemah. Dan ketika tiang itu  bergerak maju maka mereka pergi.  Tuntunan Tuhan atau hadirat Tuhan itu berdiam di atas Tabernakel Musa dan berdiam tepatnya di ruang maha kudus yaitu di atas tabut Perjanjian yang atasnya ada tutup pendamaian. Mengapa ada tutup pendamaian yaitu untuk menahan murka Allah atas dosa bangsa Israel yaitu dosa ketidak percayaan dan selalu bersungut-sungut. Mereka sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan tuntunan Tuhan sebab mereka berdosa Itulah sebabnya imam harus selalu mempersembahkan korban di depan tutup pendamaian. Bangsa Israel tidak layak tetapi mereka tetap mendapatkan  tuntunan Tuhan karena ada sistem pengorbanan sementara.

Tuntunan Tuhan Di Perjanjian Baru (Yohanes 1:1-2, 14)

Di Perjanjan Lama maka Tuhan memberikan tuntunanNya melalui tiang awan dan tiang api serta para nabi. Di Perjanjian Baru maka Firman itu telah menjadi manusia dan bertabernakel di tengah-tengah kita.  Sang penuntun (Yesus Kristus) menghampiri umat-Nya yang berdosa yang memberontak terhadap tuntunan-Nya, yang tidak layak untuk mendapatkan tuntunan-Nya.

Yesaya 53:6-7a
6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,

tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya,

Bapa mengorbankan anakNya yang tunggal untuk mendapatkan kembali yang terhilang & tersesat sehingga mereka bisa menjadi anak-anak-Nya Kalau di Perjanjian Lama Tuhan menuntun melalui tiang awan/api serta nabi-nabi, Di Perjanjian Baru sang penuntun menggenggam  hidup dan hati kita.

Yohanes 10:27-28

27Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku

Setiap kita mendambakan happy ending. Kalau kita menonton fim atau membaca buku novel maka selalu ada momen tergelap di dalam kisah itu sebelum muncul suatu titik terang. Saat semua orang putus asa, semuanya sudah gagal dan tidak ada lagi jalan keluar dari masalah yang besar ini. Tetapi selalu ada Plot Twist yaitu muncullah jalan keluar, muncullah Pahlawan dan datanglah pertolongan. Sehingga harapan yang patah di pulihkan dan ada happy ending. Bagi kita orang percaya maka Kristus selalu hadir menjadi “happy ending” di dalam setiap momen dalam hidup kita.

Kalaupun saat ini kita menangis maka ada Kristus yang hadir di sana. Kalau kita menderita, bergumul dan menurut pandangan dunia hidup kita sepertinya tidak happy ending maka Kristus ada di sana dan selalu menggenggam hidup kita. Penyertaan dan pendampinganNya itulah yang menjadi happy ending kita. Dan kalaupun sampai mati menurut pandangan dunia, tetapi di dalam Kristus maka waktu orang percaya meninggal maka kematian kita bukanlah upah dosa. Tetapi kematian kita pun happy ending, karena kematian kita pun membukakan awal kehidupan yang kekal. Dai di setiap moment dalam kehidupan kita dimana ada Kristus maka kita punya happy ending, Hidup kita bisa tenang sebab Sang Penuntun itu menggenggam tangan dan hidup kita. 

Implikasi Injil

Karena Injil maka ..

  • Kita dapat berusaha dan bekerja giat namun tetap berserah.
  • Saat kita gagal kita mampu belajar dan mengambil hikmah dari kegagalan kita.
  • Kita dapat membuat rencana dan berstrategi namun tetap tenang beriman.
  • Saat jalan kita mulus, kita bersyukur atas tuntunan Tuhan, tetapi saat kita salah jalan maka kita bersyukur atas pembelajaran yang Tuhan ijinkan karena itupun juga tuntunanNya
  • Saat kita berhasil, kita bisa bersyukur dan menjadi pengelola yang baik atas keberhasilan kita.
  • Saat kita salah jalan maka kita dapat bersyukur atas pembelajaran yang Tuhan ijinkan karena itu juga tetap tuntunan Nya