Menghadapi Godaan Seksual dan Kecantikan Dengan Injil

Hikmat Amsal Melalui Lensa Injil Week 7  "Bagaimana Menghadapi Godaan Seksual Dan Kecantikan Dengan Injil?" 

Ps. Michael Chrisdion

Berbicara tentang hikmat maka itu bukan tentang “ bagaimana “. Sebab kalau berbicara tentang “ bagaimana” atau tips maka kita akan selalu berusaha berubah dari luar ke dalam. Kalau kita mencari hikmat berdasarkan aturan-aturan atau cara maka perubahan dari luar ke dalam dimana itu tidak akan bertahan lama. Sebab itu Alkitab tidak memberikan cara “ how “ tetapi memberikan pribadi “ Who”. 

Hikmat itu bukan tentang “ bagaimana “ tetapi “ siapa “. Hikmat bukanlah teori, aturan atau pola yang harus dipelajari tetapi seorang pribadi yang penuh kasih yang bisa kita kenal yaitu Yesus Kristus. Proses transformasi hati hanya dapat terjadi ketika Injil yang menata ulang kasih dalam hati kita. Menyadari bahwa kasih Kristuslah yang memampukan kita untuk mengasihiNya lebih dari yang dunia tawarkan. Jika hikmat adalah Yesus Kristus, maka kebijaksanaan adalah proses mengenal Kristus,sehingga kita menghidupi karakter Kristus untuk membuat pilihan bijak yang tepat di dalam hidup ini.

Bagaimana Menghadapi Godaan Seksual Dan Kecantikan Dengan Injil?

Gereja sangat jarang membicarakan seks karena hal itu dianggap tabu  dan banyak orang Kristen mengadopsi filosofi dunia mengenai hal ini. Dunia merendahkan makna seks menjadi sesuatu yang jauh lebih rendah daripada desain asli Tuhan.Begitu juga dengan kecantikan, budaya kita begitu terobsesi untuk selalu menjadi cantik dan muda, dan tidak mempedulikan kualitas batiniah dan karakter seseorang. Kita berlomba untuk menjadi cantik jasmani atau berasosiasi serta diterima oleh orang-orang yang cantik demi menunjukkan harga diri kita. Tidak heran kita mengalami masalah dalam hubungan dengan sesama serta hubungan pernikahan kita banyak yang menjadi tidak sehat. Bagaimana yang benar dari kacamata hikmat Injil untuk menyikapi hal tersebut di atas? Bagaimana Injil mengkalibrasi kecenderungan ini serta aplikasi Injilnya untuk kehidupan kita?

        1. Mengapa Dan Bagaimana Kita Merendahkan Nilai Seks Dari Desain Yang Sebenarnya?

Kitab Amsal, adalah buku pedoman untuk sekolah Remaja laki-laki. Amsal adalah kurikulum dan buku pedoman untuk mengajarkan kebijaksanaan kepada para remaja putra Yahudi

Itu sebabnya kita memiliki lebih banyak referensi untuk pria dan pria muda dan "istrimu" dan jarang sekali ada perintah untuk wanita. Bukan berarti Alkitab memandang wanita lebih rendah tetapi budaya jaman itu adalah budaya Patriarki dan juga Paternalistik. Dan di sini, orang bijak, guru, pembimbing, memberi tahu para remaja muda tentang bBagaimana atau seperti apakah seharusnya pernikahan itu?

Amsal 5:18b
18b bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:

Dalam ayat ini maka yang dimaksud oleh sang guru bijak yaitu kepada anak-anak muda bahwa mereka seharusnya setia dalam pernikahannya. Namuni selain itu di ayat yang tadi kita baca maka penulis Amsal yaitu sang Guru Bijak menggunakan gambaran-gambaran yang sangat erotis tentang seksualitas, contohnya :

Amsal 5:15
15Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.

Waduk dan sumur dalam puisi Ibrani adalah gambaran yang vulgar untuk seksualitas perempuan. Kita harus masuk ke dalam kulah atau waduk. Kita harus turun ke sumur untuk mendapatkan air. Itu adalah gambaran seksualitas perempuan.

Amsal 5:18 

18Diberkatilah kiranya Sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:

Sebaliknya “sendang “ (Fountain – ESV) (Kolam yang menyembur keluar di pegunungan)

dalam bahasa Ibrani  ini adalah gambaran tentang seksualitas pria. Jadi ini adalah gambaran tentang Wanita dan pria dalam konteks pernikahan dimana disuruh untuk saling menikmati.

Amsal 5:19b
19b biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau,dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.

Di ayat 19 kita melihat betapa erotisnya ini. ”Biarlah payudara atau buah dada istrimu ..." "... memuaskan keinginanmu, dan engkau selalu berahi oleh cintanya." Kata “berahi”  itu bahasa inggrisnya captivated atau terpikat. Namun kalau kita menyelidiki bahasa Ibrani aslinya maka itu lebih dari captivated tetapi intoxicated yang secara harfiah berarti terhuyung-huyung karena  mabuk.  Jadi orang bijak berkata, “seperti apa pernikahan itu seharusnya. Kita harus benar-benar mencintao dan menginginkan istri kita serta berahi, terpikat dan dimabuk cinta. 

Pandangan Alkitab itu menilai sangat tinggi atas seksualitas dan pernikahan. Pernikahan itu adalah menggambarkan siapa Allah dan keintiman seksual itu menggambarkan keintiman Allah Tritunggal. Dan keintiman suami dan isteri kemudian akan melahirkan unit yaitu anak sehingga menjadi satu keluarga atau komunitas yang sangat intim dan saling mengasihi. Ini adalah gambaran tentang Allah Tritunggal. Sebab itu itu Allah sangat bersukacita terhadap pernikahan, keluarga dan kenikmatan seksualitas yang vulgar disertai intimasi yang dalam yaitu dalam konteks pernikahan. Jadi kalau kita sudah menikah maka penyembahan itu bukan hanya di gereja  namun waktu berhubungan intim dalam konteks pernikahan maka kita juga menyembah Allah. 

Tetapi yang kita lihat hari ini yaitu dunia sedang menghancurkan dan merendahkan nilai atas seksualitas dan pernikahan. 

Amsal 5:16 

Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?

Ayat 16 adalah metafora yang berbicara teguran yang sangat keras dimana mata air (adalah gambaran seksualitas pria) meluap ke jalan-jalan dan lapangan-lapangan (public squares). Ayat ini memberikan teguran dimana kalau kita sudah menikmati isteri atau suami sendiri dalam konteks pernikahan maka pantaskah kita melakukannya dengan orang lain, atau melakukan seks bebas sebab itu menyalahi desain yang sudah Allah tunjukkan dan kita merusaknya. 

Jadi dari awal itu Tuhan mendesain pernikahan itu sangat indah yaitu ada persahabatan dan hubungan yang intim. Tetapi karena dosa maka dalam konteks penulisan Amsal, Jaman Perjanjian Lama ditulis maka seorang menikah itu karena dua alasan yaitu :1) .Untuk Mendapatkan Status Ekonomi Dan Sosial. Artinya kalau kita menikah dengan siapa pun yang bisa kita nikahi dari keluarga yang sederajat yaitu untuk urusan ekonomi atau menikah dengan keluarga yang lebih kaya untuk memperbaiki ekonomi atau status maka kita memilih seseorang atas dasar itu. 2) .Untuk Memiliki Anak (Meneruskan Silsilah Keluarga)

Alasan kedua menikah adalah kesuburan, untuk memiliki anak. 

Jadi kalau kembali pada masa itu, dalam budaya apa pun maka tidak ada yang menikah karena cinta. Kita harus menikah dengan orang yang bisa kita nikahi yang akan membantu kita secara ekonomi dan sosial dan melahirkan anak-anak. Tidak ada yang menikah karena cinta. Tidak ada yang menikah karena mereka jatuh cinta secara romantis. Jika kita menginginkan cinta romantis, kita mendapatkannya di tempat lain. Kedua, tidak ada yang menikah untuk persahabatan. Tidak ada yang menikah karena persahabatan. Tetapi Amsal mengajarkan kepada kita ..

Amsal 5:18b-19
bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: 19rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.

Amsal mengajarkan kita “ Rejoice In Your Relationship With “....Bersukacitalah dalam persahabatanmu dengan istri masa mudamu. Ayat ini berbicara tentang persahabatan yang dalam dengan isteri. Bahkan di Amsal 2:17 dikatakan Teman Hidup = ‘alluwph’ Most Intimate Friend (Sahabat yang paling Intim). 

Dan melalui petunjuk-petunjuk ini maka Alkitab ingin mengatakan bahwa nilai Alkitab tentang keintiman itu bukan hanya keintiman secara fisik dan seksual saja, tetapi terlebih dahulu keintiman secara spiritual dan mental. Banyak orang yang salah kaprah dimana intim secara fisik dan seksual dulu namun yang spiritual dan mental tidak pernah dipupuk. Mengapa keintiman secara spiritual dan mental itu harus dilakukan lebih dahulu yaitu karena suatu hari fisik kita akan melemah dan tidak bisa berperforma secara seksual atau intim secara fisik, maka keintiman yang masih tersisa dan bisa dipupuk adalah keintimana spiritual dan mental. Namun dunia merendahkan nilai keintiman seksual dan pernikahan. Amsal mengkontraskan dalam ayat  30: 18-19

Amsal 30:18-19
18Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: 19jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

  • Cara elang di udara: Penerbangan elang yang agung memukau kita dengan kekuatan, ketinggian, dan keanggunannya.
  • Jalan ular di atas batu: Ular itu berjemur di atas batu, namun siap untuk melarikan diri pada gangguan sekecil apa pun dan dapat meluncur sendiri di atas batu yang keras dan tajam tanpa cedera!
  • Jalan kapal di tengah laut: Sebuah kapal begitu kecil di tengah laut, namun sebenarnya menaklukkan laut dengan menggunakan lautan samudera raya sebagai jalan untuk mencapai tujuan dan berdagang.... 
  • Cara seorang pria dengan seorang gadis (Gadis di sini adalah perawan: kekuatan cinta muda dan hasrat mereka berdua yang menggebu baik seorang pria dan seorang gadis perawan, tetapi mereka menikah dan membangun suatu keluarga dan kehidupan yang indah bersama-sama.

Tetapi kemudian di kontraskan dengan ayat 20 

Amsal 30: 20

Inilah jalan perempuan yang berzinah: ia makan, lalu menyeka mulutnya, dan berkata: Aku tidak berbuat jahat.  

Seks digambarkan hanya seperti nafsu makan. Seks sebagai konsumsi yang hilang kesakralannya. Seks sebagai rutinitas. Sikap orang tersebut adalah, “Nah, seks hanyalah nafsu makan. Hei, apa masalahnya? Jika saya merasa lapar, saya makan. Jika saya berhubungan seks hanya untuk memenuhi suatu kebutuhan biologis.  

Budaya dunia memandang seks sebagai komoditas dan pernikahan menjadi transaksional. Para Sosiolog mengadakan survey dan penelitian bahwa di jaman modern in  kebanyakan hubungan manusia yang bersifat komoditas dibandingkan dengan yang murni berbasis karena hubungan. Jadi intinya hubungan akan tetap berjalan dan terjalin selama hubungan itu menguntungkan. Tim Kelller berkata “ Menurut Alkitab, seks bukanlah sarana pemuasan diri. Itu bahkan bukan sarana ekspresi diri. Ini adalah cara memberikan diri yang sangat radikal, tanpa syarat, dan sangat personal pribadi.

        2. Mengapa Dan Bagaimana Kita Terobsesi Dengan (Meninggikan) Seks Dan Kecantikan Sehingga Menjadi Berhala Yang Mematikan ?

Amsal 11:22
22Seperti anting-anting emas di jungur babi, demikianlah perempuan cantik yang tidak susila. (22 A woman who is beautiful but lacks discretion is like a gold ring in a pig’s snout. )

Penulis Amsal mengatakan jika kita hanya melihat daya tarik fisik seseorang, yang menarik, ganteng, cantik, menarik dan rupawan. Kalau hanya itu yang menarik kita dan kita terobsesi dengan gemerlapnya orang itu, maka hati-hati waktu kita mendapatkan dia karena jangan-jangan dia kotor, bau dan menjijikkan seperti babi dan membuat hidup kita berantakan. Karena kita meninggikan daya tarik seksualitas dan kecantikan maka yang kita lihat adalah penampilan orang itu padahal di hadapan Tuhan yang dilihat adalah hatinya.

1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi 
TUHAN melihat hati.”

Hati inilah yang menentukan karakter seseorang. Bagian dalam yang diperhitungkan, bukan bagian luarnya. Karakter orang tersebutlah yang akan menentukan seperti apa kehidupan orang itu dan seperti apa kehidupan semua orang di sekitarnya. 

Budaya kita ter-obsesi oleh “nilai kecantikan fisik dan daya tarik seksual yang berlebihan”. Ini adalah penyembahan berhala. Pria cenderung mengobjektifikasi, merendahkan, dan mengkomoditikan Wanita dengan menganalisa, menilai dan memperlakukan Wanita berdasarkan penampilan dan  daya tarik seksual. Amsal mengatakan ini adalah kebodohan yang merusak

Amsal 11:16
16Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan. (16 Beautiful women obtain wealth, and violent men get rich.) (Wealth = Kabowd (Glory) =Meaning: Importance and Significance). 

Laki-laki (tidak semua laki-laki) terbiasa menggunakan power untuk pembuktian diri dan untuk mendapatkan gengsi, respek, kehormatan dan harga diri. Sedangkan wanita (meskipun tidak semua wanita) biasa menggunakan penampilan, daya tarik seksual untuk mendapatkan penerimaan, signifikansi dan harga diri. Banyak wanita mengikat harga diri mereka dengan penampilan mereka, dengan kecantikan wajah, bentuk tubuh mereka, dengan cara mereka berpakaian. Wanita memiliki pola atau patologi ini tetapi pria juga memiliki bentuk pola sendiri, tetapi pola ini saling terkait, saling bergantung dan saling memperburuk satu sama lain serta memicu satu sama lain, sehingga menjadi lebih buruk dan lebih buruk dan lebih buruk dari tahun ke tahun. 

Ini adalah hal yang serius yaitu saat budaya kita membuat seks seperti sebuah nafsu makan, pernikahan hanya transaksi bisnis dan kecantikan serta  daya tarik seksual menjadi segala-galanya maka  apa yang menjadi implikasinya? Saat kita merendahkan nilai seksualitas maka kita merendahkan nilai orang lain. Saat kita menilai seksualitas terlalu tinggi, maka kita merendahkan nilai diri kita sendiri. Itulah sebabnya dokter kecantikan laris karena wanita dinilai dari penampilannya dan tidak peduli dengan kualitas karakternya tetapi yang penting adalah penampilan, bentuk tubuh, cara berpakaian dan lain-lain. Dan itu berdampak buruk bagi banyak wanita yaitu mengalami kelainan cara makan dan mempengaruhi psikis banyak sekali wanita yaitu menjadi anorexia dan bulimia. Hal ini semakin tinggi dan meningkat di kota-kota besar dimana tingkat depresi dan tingkat stress semakin tinggi bukan hanya masalah kerja tetapi di antara para wanita dimana mereka merasakan pressure untuk selalu terlihat menarik, cantik, kurus dan muda. Survey menunjukkan bahwa mayoritas wanita .tidak suka dan tidak puas dengan penampilan mereka. Dan ternyata hal ini bukan hanya untuk wanita tetapi juga untuk pria membawa dampak buruk yaitu pornografi. Artikel majalah New York Times berpendapat bahwa pornografi adalah adiktif dan tidak manusiawi. Ini menciptakan keintiman palsu dan melemahkan kualitas pria untuk menjalin hubungan yang real. Melalui “dating app “ maka kita tidak peduli terhadap kualitas karakter tetapi kita hanya melihat fotonya dan betapa menariknya orang tersebut sehingga pria dan wanita tidak menjalin hubungan dengan orang yang berkualitas.

Lalu Apa Solusinya?

Kita tidak bisa menemukan solusi. Para psikolog berkata bahwa budaya kita terobsesi dengan kecantikan luar karena kita takut menemukan apa yang ada di dalam kita dan karena sebenarnya kita juga tahu bahwa kita juga tidak memiliki inner beauty dan kita juga buruk rupa di dalam. Dan para ahli biologi evolusioner mengatakan bahwa budaya kita terobesesi dengan kecantikan dan menilai seks dan daya tarik seksual terlalu tinggi karena manusia takut mati. Manusia ingin hidup selamanya dan dengan berfokus pada kemudaan dan kecantikan maka  kita lari dari kenyataan serta kita lari dari ketakutan untuk menjadi tua. Kita takut untuk menjadi tua karena kita tidak mau mengakui bahwa kita harus menghadapi kematian. Dan ini adalah  masalah fundamental manusia yaitu ketakutan akan kematian (Kejadian 3: 7 – 10). Itulah sebabnya kita membutuhkan Injil untuk memulihkan semua itu. 

        3. The Gospel

Kita hanya bisa memahami seksualitas dalam nilai Injil saat kita melihat seksualitas dalam konteks kemuliaan penebusan

Efesus 5:25, 32-33
25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya... 

32Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Paulus berkata, "Suami, istri, kamu tidak akan pernah mengerti cinta pernikahan dan seksualitas kecuali mereka mengerti bahwa Tuhan sendiri yang adalah kekasihmu telah mati di kayu salib rela memilih berkorban untuk kita, bukan karena kita cantik karena kita memang buruk rupa, najis, jelek dan menjijikkan tetapi Kristus mati di atas kayu salib untuk membasuh kita dan mendandani kita untuk membuat kita menjadi cantik bagi Dia. Apa yang Dia lakukan?

Yesaya 53: 2b-3
Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. 3Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.

Yesus yang paling indah, mulia, paling cantik, paling tampan dan paling semarak menjadi tidak tampan. Dia yang di terima Bapa dihindari orang.

Yesaya 53: 4-5
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,dipukul dan ditindas Allah. 5  Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Tuhan menyelamatkan kita bukan karena kita “Lovely” tetapi Tuhan Menyelamatkan kita untuk membuat kita menjadi “Lovely” bagi Dia. Tuhan bukan hanya untuk menjadikan kita umatNya, bukan hanya untuk menjadi dombaNya, tetapi untuk menjadi kekasihNya.

Kita tidak layak dikasihi tetapi Tuhan menyelamatkan kita untuk membuat kita layak menjadi kekasihNya.

IMPLIKASI INJIL

  • Berpenampilan baik tetapi tidak terobsesi penampilannya
  • Merasa aman dengan tubuhnya tanpa rendah diri atau narsis atas tubuhnya
  • menghargai seksualitasnya tetapi tidak kecanduan seksualitasnya
  • Menerima kelebihan dan kekurangan orang lain tanpa membanggakan kelebihan diri dan merendahkan kekurangan orang lain
  • Menjaga keseluruhan fisiknya tetapi juga membangun karakternya

Orang yang berInjil: Tidak Sembrono dengan seksualitasnya, tidak sombong (Narsis) dengan kelebihan tetapi juga tidak rendah diri dengan semua kekurangannya, karena sudah menerima semua yang baik di dalam Kristus.