Pembacaan : Amsal 18:10; 23:19-21; 25:28; Titus 2:11-14
Penguasaan diri itu sangat penting. Orang yang tidak memiliki penguasaan diri (Self-Control) tidak akan menjalani kehidupan yang bijaksana, karena dia tidak akan membuat pilihan hidup yang bijak, dan pilihan mereka bukan hanya mengacaukan hidup mereka sendiri tetapi juga berakibat buruk bahkan fatal bagi kehidupan orang-orang yang ada di sekitar mereka.
Sekarang ini dunia sedang dibombardir dengan kata-kata “YOLO “ (You Only Live One). Ini adalah symbol dari orang-orang liberal yaitu hidup hanya sekali sebab itu nikmatilah hidup ini. Namun masalahnya waktu kita menikmati hidup dan keterusan serta tidak memiliki penguasaan diri maka kita bisa jatuh dalam kecanduan-kecanduan yang tidak sehat yang membawa banyak konsekuensi misal dalam kesehatan, hubungan, financial dll. Mungkin kita tidak kecanduan alcohol namun kecanduan sepertinya hal-hal yang baik misal kecanduan kerja maka itu juga berbahaya bagi kita. Dan untuk mengobati “ YOLO “ ini maka agama memberikan banyak peraturan supaya bisa menguasai diri. Namun karena banyaknya peraturan maka orang menjadi tertekan sehingga tidak mau beragama. Bagaimana kita menghadapi ini dari sisi pandangan Injil?
1. MASALAH PENGUASAAN DIRI DAN AKIBATNYA YANG BURUK
Amsal 23:19-21 (BIMK)
19Dengarkan, anakku! Jadilah bijaksana. Perhatikanlah sungguh-sungguh cara hidupmu. 20Janganlah bergaul dengan pemabuk atau orang rakus, 21sebab mereka akan menjadi miskin. Jika engkau tidur saja, maka tak lama lagi engkau akan berpakaian compang-camping.
Dalam ayat ini maka “ miskin dan tidur “ itu adalah konsekuensi. Setiap kali kita stress dan lari pada makanan atau minuman maka awalnya tidak apa-apa, tetapi kalau semakin lama maka itu akan membawa akibat yang buruk karena selanjutnya kita bukan lagi lari dari stress untuk minum namun akhirnya kita hidup untuk makan atau minum.Dan saat yang mengelilingi kita adalah orang-orang pemabuk dan rakus maka akhirnya kebiasaan mereka menjadi kebiasaan kita serta masalah penguasaan diri mereka menjadi masalah kita.
Jadi Kitab Amsal menggambarkan kehidupan kita akan kehilangan kemampuan untuk membedakan apa yang penting dan tidak penting, jika kita gagal untuk memiliki pengendalian diri atas hawa nafsu (“appetite”) atau akan kebiasaan untuk berpesta pora (makan & minum).
Amsal 25:28
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.
Berbicara tentang pengendalian diri maka kata “ diri “ bukan berbicara tentang emosi atau kebiasaan tetapi masalah keinginan yaitu hasrat hati atau nafsu dimana kalau kita tidak bisa mengendalikan maka itu seperti kota yang roboh temboknya.
Mengapa Kitab Amsal Memakai Metafora (Gambaran): Tembok Kota?
Berbicara tentang tembok maka di Alkitab ada seorang yang bernama Nehemia yaitu tokoh alkitabiah yang diasingkan ke Babel. Dan dia bertanya tentang bagaimana keadaan orang-orang yang masih berada di Yerusalem. dan seorang teman datang kepadanya dan berkata, bahwa keadaan di Yerusalem tidak baik karena tembok Yerusalem telah runtuh dan Yerusalem tidak memiliki tembok. Ketika dia mendengar Yerusalem tidak memiliki tembok maka Nehemia duduk dan menangis selama berhari-hari karena kota yang tidak bertembok maka kota itu pasti hancur, atau kalau belum hancur maka pasti akan mengalami kehancuran, mengapa?
Pada jaman dahulu maka tembok yang mengelilingi kota bukan untuk supaya terlihat hebat, tetapi tembok kota itu memiliki fungsi. Kota dengan tembok :
Jadi orang yang tidak bisa mengendalikan diri itu seperti kota yang temboknya runtuh artinya keinginan yang tidak terkendali akan menjadi nafsu yang tidak sehat dan mencandu, sehingga akan mengabaikan hal-hal penting dalam kehidupan dan membuat hidup kita berantakan.
Minum Anggur dan makan dan berpesta adalah hal yang baik, tetapi jika itu menjadi cara utama kita menghadapi hidup, keinginan menjadi nafsu yang tidak sehat menjadi tidak proporsional. Ia menjadi tidak terkendali, dan mengabaikan hal-hal lain, hal-hal penting dalam hidup, sehingga hidup kita berantakan. Tim Keller berkata “ Definisi penguasaan diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memilih hal yang penting di atas hal yang urgen, dalam situasi apapun, karena di dalam diri kita, Hasrat hati kita sudah tertata dengan baik.”
Sebagai contoh dalam Perkataan. Saat kita marah dan tidak bisa mengendalikan diri maka kita akan melampiaskan kemarahan kita dengan kata-kata yang menyakiti orang sehingga membuat hubungan akan hancur, sakit hati, kepahitan dan toxic relationship. Dalam hal Makanan. Kalau kita makan untuk memuaskan kerakusan kita dibandingkan makan makanan yang tubuh kita butuhkan yaitu makan yang sehat dan bergizi dan bukan junk food dan kalau kita tidak mengendalikan diri dalam hal makanan maka tubuh kita akan menuai konsekuensinya yaitu mengalami berbagai macam penyakit, misal; diabetes, jantung, obesitas, dll. Minuman. Alkitab tidak pernah melarang minum anggur tetapi waktu kita minum dengan lepas kendali maka yang terjadi adalah kemabukan.Demikian juga minum manis tidak ada larangan di Alkitab tetapi waktu kita minum manis-manis tanpa penguasaan diri maka kita mengalami diabetes. Seksualitas.Kalau kita tidak mengendalikan diri hawa nafsu kita atau dorongan2 seksual kita dan kita selalu melampiaskan hawa nafsu kita dan tidak bisa tidak harus memuaskan hawa nafsu kita maka yang terjadi adalah perselingkuhan, prostitusi, pelecehan, pemerkosaan, seks trafficking, pornografi dan masturbasi. Dan sebagai konsekuensinya adalah hubungan yang rusak, masalah emosi, ada korban-korban berjatuhan, rumah tangga yang retak serta hubungan suami istri yang rusak dan tidak sehat. Jadi semua yang tidak terkendali (out of control) dalam hidup kita adalah masalah penguasaan diri (self-control).
Menara Dan Tembok Adalah Simbol Keamanan Dan Keselamatan
Amsal 18:10-11
10 Nama Tuhan adalah Menara yang kuat,ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.11 Kota Yang Kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.
Kitab Amsal menggambarkan menara dan tembok adalah simbol keamanan dan keselamatan. Dan hubungannya dengan penguasaan diri yaitu bagi orang kaya maka kekayaannya itu menjadi signifikansi, keamanan dan keselamatannya sehingga tidak punya kontrol dalam hal uang dan kerja. Dan yang lain mungkin sumber keamanan dan keselamatannya bisa dalam pernikahannya, cintanya atau keluarganya. Ini adalah sangat bahaya karena apa pun yang kita gunakan sebagai menara dan tembok kita, sebagai sumber keamanan dalam hidup kita, selain Tuhan, akan memiliki pola yang adiktif seperti candu.
Berbicara tentang kecanduan maka ternyata bukan hanya masalah kecanduan alkohol, narkoba, judi, kemarahan, emosional atau seksual dimana semua itu membelenggu dan membuat kita menjadi budak. Tetapi ada candu-candu yang lain dimana berapa banyak kita yang kecanduan hal-hal yang tidak terlihat berbahaya, misal cara mengatur waktu yang tidak terkendali, komitmen yang tidak terkendali, janji-janji kita dimana kita menebar janji namun tidak menepati janji dengan tidak terkendali, belanja yang tidak terkendali, ketakutan atau kekuatiran yang tidak terkendali serta perfeksionisme yang tidak terkendali.
Cornelius “Neal” Plantinga dalam bukunya (The Tragedy of Addiction) berkata "Semua kecanduan dimulai ketika kita menggunakan sesuatu (apapun itu) yang kita yakini akan menghilangkan stres, tetapi kemudian ternyata kecanduan itu menciptakan stress yang lain & akhirnya sang pecandu menjadi lebih parah ketika mereka mencoba untuk menyembuhkan rasa stress/sakit tambahan mereka dengan hal yang menyebabkan awal permasalahannya."
2. PRINSIP MELAKUKAN PENGUASAAN DIRI
Amsal 18:10-11
10 Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar BerlarI dan ia menjadi selamat.11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.
Berbicara tentang nama Tuhan maka mengapa nama itu penting yaitu karena nama itu bermakna dan menggambarkan natur, atribut dan karakter seseorang, misal :Abram menjadi Abraham artinya bapak dari banyak bangsa, Jacob menjadi Israel (penipu menjadi pahlawan Allah) dan Simon menjadi Petrus (buluh menjadi batu karang).Sedangkan kata “ berlari “ konteksnya adalah melakukan tindakan yang dengan usaha keras serta intensional untuk menyelamatkan diri. Dan dari sini ada dua hal yang kita bisa belajar apa yang harus kita lakukan secara intensional untuk menyelamatkan diri kita supaya kita tidak kehilangan kendali tetapi memiliki penguasaan diri yaitu :
Self Talk.
Secara intensional berbicara kepada diri sendiri (self talk) untuk mengingatkan diri akan Tuhan : karakter-Nya, kebaikan-Nya, kedaulatan-Nya, karya-Nya serta janji-janji firman-Nya. Mengapa self talk ini penting yaitu ini membangun iman serta mengingatkan kita akan konteks kehidupan kita di dalam kedaulatan Tuhan.
Arahkan Hati.
Nama menunjukkan Tuhan adalah pribadi berelasi kasih (love relationship) dengan Tuhan. Jadi secara intensional arahkan hatimu (jiwamu) untuk menemukan cinta yang nilainya lebih tinggi.
Jonathan Edwards berkata “Manusia tidak pernah melakukan sesuatu yang dia tidak mau lakukan. Tindakan kita mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita.” Kadang kita melakukan sesuatu yang kita tidak mau lakukan tetapi kita lakukan karena harus kita lakukan. Dalam bukunya maka dia memberikan contoh, “ ada orang menodong saya 'berikan dompetmu.' saya tidak ingin memberinya dompet saya, tetapi saya memberikan dompet saya karena saya ditodong dan dia lari. Lihat saya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan saya."Tidak," kata Jonathan Edwards, "maaf. memang betul anda tidak ingin memberkan dompet anda, tetapi anda juga ingin hidup dan anda lebih ingin hidup dibandingkan keinginan anda untuk mempertahankan dompet anda. Jadi kita selalu melakukan apa yang ingin kita lakukan. Dan akhirnya kalau ditelusuri mengapa kita selalu melakukan apa yang paling ingin kita lakukan.adalah karena apa yang kita kasihi, apa yang menurut kita nilainya tinggi itu yang kita kejar.Augustine The Hippo berkata ““Kunci perubahan bukanlah kemauan keras untuk bertindak tetapi apa yang dicinta di dalam hati”
Ilustrasi : cinta Yakub kepada Rahel
Kejadian 29:20
“Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, Karena Cintanya kepada Rahel.”
Kita perlu menemukan cintai yang lebih tinggi karena kita ini manusia yang digerakkan oleh cinta yaitu apa yang hati kita anggap berharga. Tetapi pertanyaannya apakah kita mampu menemukan cinta yang lebih tinggi itu? Ataukah nanti cinta kita hanya akan menjerumuskan kita kepada kecanduan akan yang lain. Augustine The Hippo berkata “ Masalah utama dalam hidup kita adalah kasih yang kacau (salah arah) di dalam hati kita."
3. PENGUASAAN DIRI YANG DIMOTIVASI OLEH INJIL
Titus 2:11-12
11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. 12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Ayat ini bukan berbicara tentang cara mengajar penguasaan diri pada anak-anak kita yaitu biasanya dengan cara ancaman atau hadiah atau iming-iming. Namun cara ini tidak mengajar cara self control jangka Panjang tetapi justru yang ada adalah ketakutan atau keinginan untuk mendapatkan sesuatu dan hawa nafsu terhadap iming-iming yang sebenarnya hanya membuat orang menjadi lebih cemas, lebih takut dan lebih gelisah.
11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
Kasih Karunia Allah Yang Menyelamatkan Manusia Sudah Nyata Adalah: Yesus Kristus
Titus 3:4-5
4Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
THE GOSPEL
Amsal 18:10-11
10 Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar Berlari dan ia menjadi selamat.
Amsal 18 adalah nubuatan akan apa yang akan terjadi di Perjanjian Baru. Nama Tuhan adalah menara yang kuat dan orang benar berlari dan menjadi selamat. Namun pertanyaannya adalah bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Bagaimana bisa kita orang berdosa lari kepada nama Tuhan dan menjadi selamat karena yang disebutkan adalah orang benar sedangkan kita adalah orang yang berdosa.Dalam Perjanjian Lama kita tahu bahwa Musa tidak bisa berlari kepada nama Tuhan. Musa pernah berkata kepada Tuhan supaya Dia memperlihatkan kemuliaan-Nya kepadanya (Keluaran 33).Tetapi Tuhan berkata “ tidak” karena kemuliaan Tuhan akan membunuh Musa dan Tuhan menunjukkan dengan bayangan dan menuliskan nama-Nya di atas loh batu.
Dalam Kota menggambarkan tempat di mana ada keamanan dan keselamatan! Hanya penjahat dan kriminal yang dihukum di luar kota! Di sinilah Injil bukan apa yang kita lakukan tetapi apa yang Yesus lakukan dan selesaikan. Dia melakukan apa yang kita tidak mampu lakukan.
Yesus melakukan karya Penguasaan diri (Self-Control) yang terbesar di dalam sejarah untuk menyelesaikan rancangan penebusan yang mulia yaitu supaya kita diselamatkan.
Ibrani 12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Yesus mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita. Dan apa yang menjadi sukacita-Nya, kegembiraan-Nya dan yang disediakan Allah Bapa bagi Yesus yaitu Dia disalib untuk menyelamatkan kita yang terhilang. Inilah Injil yaitu keindahan kasih yang tidak ternilai. Kalau Yakub menderita bekerja setengah mati untuk Rahel, maka Yesus adalah Yakub yang sempurna yang memperjuangkan rahel yang lebih baik yaitu gereja-Nya. Kalau kita kita mau memiliki penguasaan diri dimana kita tidak tertekan dan tidak terbatasi maka
jadikan Kristus kekasih kita. Renungkan kasih-Nya dan terima kasih karunia dan belas kasihan-Nya.
Implikasi Injil
Karena Injil …