Pembacaan : Amsal 16:28; 17: 9; 2:17 ; 18:24, 19:4; 6,7, 25:20, 26:18-19; 27:5-6,17; 28:23, 17:17
Banyak yang berpikir bahwa persahabatan itu dijalani saja dan hanya sedikit yang berpikir bahwa persahabatan itu perlu dipelajari. Kita butuh komunitas, pertemanan, penasihat yang membangun, menegur dan menasihati. Hanya orang bodoh yang berpikir tidak membutuhkan siapa-siapa. Kita bisa menemukan kebijaksanaan dalam kehidupan ‘saling’ bukan berpaling (menjauh) dari kehidupan bersama orang lain. Timothy Keller berkata Anda bisa mendapatkan informasi melalui kelas, namun Anda mengembangkan hikmat di dalam sebuah komunitas.
A. APAKAH YANG MENJADI NILAI-NILAI DALAM PERSAHABATAN
A. Kedekatan (Intimacy)
Amsal 16:28
Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.
Amsal 17:9
Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
Amsal 2:17
yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya.
Frasa “sahabat karib “ ini memiliki arti yang sama dengan “ teman hidup” dimana ini memberikan makna yang dalam persahabatan yaitu berbicara tentang kedekatan (intimacy). Namun kedekatan itu menjadi rusak karena dari antara satu pribadi yang menyebarkan fitnah atau memupuk rasa tidak percaya atau saling curiga satu sama lain. Aristotle berkata “ Kedekatan persahabatan seperti satu jiwa yang berdiam dalam dua tubuh.” Ini berbicara bahwa kedekatan persahabatan itu sebenarnya berbicara tentang berbagi hidup atau berjalan sejajar bersama-sama (companionship).
B. Kesengajaan (Intentionaly)
Untuk memupuk keintiman dan kualitas persahabatan ditentukan oleh banyaknya waktu yang diberikan untuk bersama-sama.
Amsal 18:24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
Ayat ini ditulis dalam konteks orang Yahudi yang sangat berorientasi pada keluarga. Diajarkan bahwa kalau ada seorang anak bertumbuh dewasa maka anak itu harus memilih sahabatnya dengan cermat sebab karena dengan demikian seorang anak bisa berhasil dalam mempelajari dan menghayati Taurat. Bahkan dalam catatan tradisi Yahudi maka seseorang harus mengelilingi dirinya dengan teman-teman yang berkarakter baik dan memiliki kejernihan intelektual, serta yang mengarahkan untuk perbuatan baik. Bahkan para rabi Yahudi pada waktu itu memiliki slogan yang mereka sebut antara persahabatan atau kematian. Maksudnya adalah kalau mendapat teman yang baik akan membawa pada kehidupan . Namun kalau sahabat itu tidak membawa pada pengenalan akan Tuhan atau menghayati Taurat maka itu akan membawa pada kematian. Sehingga para rabi pada waktu itu mengatakan “ jangan kamu angkat tangan melawan sesamamu, jangan pernah lelah berteman, anggaplah satu musuh terlalu banyak dan jika kamu memiliki teman yang setia maka peganglah dia erat-erat, jangan biarkan dia pergi karena dia adalah harta yang berharga.” Jadi untuk memiliki sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara maka itu dibutuhkan kesengajaan. Kita harus aktif mencari dan mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang setia sebab keberadaan sahabat-sahabat dalam hidup kita itu yang paling banyak membentuk kita. Timothy Keller berkata “ Pada masa awal kehidupan, anda paling banyak dibentuk oleh keluarga anda. Namun selebihnya, anda akan dibentuk oleh sahabat-sahabat anda.” Sebagai orangtua yang memiliki anak yang beranjak remaja maka maka mereka lebih banyak memberikan waktu bersama teman-temannya daripada dengan orangtuanya. Kalau mungkin kita masih punya anak yang masih kecil maka kita berharap mereka tidak bertumbuh begitu cepat sebab akan menghadapi kenyataan bahwa kita akan kehilangan banyak waktu bersama dengan mereka karena mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Sebab itu waktu dengan anak-anak itu perlu diupayakan.
C. Keteguhan / Kesetiaan (Constancy)
Amsal 19:4 | Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
Amsal 19:6 | banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi.
Amsal 19:7 | Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi tidak ada lagi.
Amsal 20:6 | Banyak orang yang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah yang menemukannya?
Tidak semua sahabat itu bisa menunjukkan keteguhan atau kesetiaan. Dan salah satu ujian dari keteguhan atau kesetiaan adalah tentang musim kehidupan. Ada seorang yang berhenti menjadi sahabat dimasa sukar (Fair-weather friends). Relasi semacam ini biasanya dibangun di atas pondasi transaksi yaitu saat memberi manfaat maka dianggap sebagai sahabat, namun saat tidak lagi bermanfaat maka akan ditinggalkan. Di setiap masa hidup kita dapat menemukan sahabat tetapi sahabat yang sejati hanya dapat teruji lewat keteguhannya menemani di setiap musim hidup.
D. Keterbukaan (Transparency):
Amsal 27:5 | Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
Amsal 27:6 | Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (faithful are the wounds of a friends; but the kisses of an enemy are deceitful)
Amsal 27:17 | Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.
Amsal 28:23 | Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.
Dari ayat-ayat ini menunjukkan bahwa sahabat yang sejati itu sebenarnya tidak segan untuk memberikan koreksi dan teguran yang mungkin bisa melukai hati, dan itu lebih baik daripada kasih yang tersembunyi. Kalau koreksi itu sampai melukai hati kita maka itu sebenarnya adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk mengekspos berhala-berhala yang ada dalam hati kita. CS Lewis berkata “ mencintai dengan sepenuhnya itu berarti menjadi rentan, ketika anda mencintai sesuatu maka hatimu akan dikuras dan mungkin hancur. Tetapi jika Anda ingin hati Anda tetap utuh, maka jangan berikan apapun pada siapapun bahkan kepada binatang sekalipun, bungkuslah itu hati-hati dengan hobi dan sedikit kemewahan, hindari semua keterikatan, kunci rapat-rapat ke-egoisan anda dalam sebuah peti tetapi dalam peti itu mungkin anda akan aman tetapi anda akan tinggal dalam kegelapan, ketiadaan udara dan tidak dapat bergerak, tidak akan dipecahkan dan ditembus, bahkan ditebus. Jadi mencintai itu artinya menjadi rentan.” Dengan kata lain jika kita terbuka dan menjadi rentan itu artinya kita punya kesempatan untuk bertumbuh menjadi dewasa. Namun saat kita mengurung diri maka kita akan kehilangan kesempatan untuk bertumbuh. Keterbukaan itu dapat menimbulkan keraguan bahkan ketakutan, tetapi itu justru dibutuhkan untuk kedewasaan.
B. APAKAH YANG MENJADI HAMBATAN DALAM PERSAHABATAN ?
A. Terhubung Jarak Tetapi Terpisah Emosional
Amsal 25:20
Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka (like vinegar poured on soda). (bdk. Yeremia 2:22)
Amsal 26:18-19
Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: Aku hanya bersenda gurau.
Seorang yang mengambil baju dari seseorang di musim dingin atau orang yang menuangkan cuka pada soda mai itulah orang yang sedang menyanyika lagu pad orang yang sedih hati. Jadi tindak mengambil baju dari seorang miskin pada waktu musim dingin itu adalah tindakan kekejaman. Soda dan cuka kalau dicampur itu akan kehilangan efeknya. Seperti itulah ketika seseorang yang menyanyikan lagu riang pada orang yang berkabung. Artinya seringkali kita ini begitu dekat dengan seseorang tetapi kita tidak pernah mengerti perasaan sahabat kita.
B. Merasa Tidak Butuh VS Menganggap Segala-Galanya
Ada orang yang tidak butuh dan menganggap dirinya bisa hidup tanpa orang lain. Mereka adalah golongan orang yang tidak mau tersakiti, rentan atau terbuka sehingga merasa komunitas itu tidak penting karena beranggap merasa bisa melakukan sendiri dan berteman hanya akan menambah masalah saja. Atau yang melihat relasi itu sebagai transaksi yaitu berteman dengan orang yang dapat mendatangkan manfaat saja sehingga merendahkan nilai persahabatan itu sendiri. Namun ada orang yang menganggap sahabat itu adalah segala-galanya sehingga seolah-olah tidak bisa hidup tanpa sahabat. Kalau kita telurusi maka dua tipe orang ini sebenarnya memiliki ketakutan masing-masing yaitu yang satu takut mengalami penolakan dan satunya takut mengalami kesendirian. Dan kalau kita simpulkan sebenarnya kedua tipe orang ini adalah sama-sama orang yang egois. Soren Kierkegaard seorang filsuf dari Denmark mengatakan “ ego manusia yang normal itu dibangun dari sesuatu yang lain daripada Tuhan. Itu akan mencari sesuatu yang akan memberi rasa berharga, istimewa dan tujuan, yang semuanya itu dibangun diatas itu. Tentu saja itu mengingatkan kita kalau kita mencoba meletakkan sesuatu yang semula dibuat untuk Tuhan maka itu akan menjadi kecil dan akan membuat kita tidak tentram. Hal ego pertama yang perlu diperhatikan adalah kekosongan.”
Jadi semakin kita mencari sesuatu di luar Tuhan maka hati kita akan semakin kosong. Dan semakin kita sadar bahwa kita sebetulnya hanya Tuhan yang sanggup mengisi hati kita dan hanya di dalam Dia maka kita menjadi puas. Matt Messner and Rachel McMurray-Branscombe, dalam bukunya Friendship Leadership mengatakan “ Jika suatu relasi dibangun atas kepentingan diri sendiri, paksaan atau kepura-puraan, maka itu tidak dapat dikategorikan sebagai persahabatan. “
C. BAGAIMANA MELIHAT PERSAHABATAN DALAM TERANG INJIL?
David G. Benner, dalam bukunya Sacred Companions: The Gifts of Spiritual Friendship Direction mengatakan “ Kerinduan akan relasi adalah salah satu keinginan paling mendasar dari hati manusia. Tetapi itu bukan hanya relasi pada umumnya. Di dalam keberadaan hati kita yang mendalam, kita mendambakan kedekatan. Kita ingin saling berbagi hidup. Kita ingin kekasih jiwa. Kita tidak dimaksudkan untuk menjalani hidup di dalam kesendirian.”
Apa yang dimaksud Benner bahwa kita tidak dimaksudkan untuk menjalani hidup dalam kesendirian? Kalau kita bicara tentang kedekatan, kesengajaan, keteguhan dan keterbukaan, maka seberapa mudah kita melakukannya. Seberapa mudah kita benar-benar membiarkan seseorang itu masuk dalam kehidupan kita? Seberapa mudah kita menceritakan kerapuhan kita kepada orang lain sehingga mereka melihat dan mungkin akan kecewa dengan diri kita. Sebab itu Amsal mengatakan siapakah yang dapat menemukan orang yang setia? Ini adalah hal yang sangat sulit kita lakukan. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mendapatkan kekuatan untuk bisa menjadi sahabat dan memiliki sahabat yang kita butuhkan?
GOSPEL CONNECTION
Amsal 17:17 (AYT)
Seorang sahabat mengasihi setiap waktu, dan seorang saudara lahir untuk masa kesengsaraan.
Yesaya 9:5-6
5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini
Kata”lahir’ dalam Amsal 17:17 itu terhubung dengan Yesaya 9:5-6 yang merupakan nubuatan dari kelahiran Sang Mesias. Dan Sang Mesias ketika lahir di dunia maka seperti yang tertulis dalam Yesaya 53 bahwa “ Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.” (53: 4-5)
Amsal 27:6 (AYT)
Luka-luka seorang sahabat dapat dipercaya, tetapi ciuman musuh berlimpah-limpah.
1 Petrus 2:23-24
23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 24Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Kata “luka-luka “ di Amsal 27:6 (AYT) itu terhubung dengan 1 Petrus 2:23-24 yaitu “bilur-bilur” yang merujuk pada satu pribadi yaitu Yesus. Kristus datang ke dalam dunia menjadi sahabat orang berdosa dan oleh bilur-bilurNya kita diselamatkan dari hidup yang penuh dosa dan egois.
Yohanes 15:13-15
13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Ketika Yesus berkata “ Kamu adalah sahabat-Ku …Aku tidak menyebut kamu lagi hamba “ maka di sini seolah -olah Yesus berkata “ Aku membiarkan kamu engkau masuk, bersama-sama dengan Aku.” Ini adalah tindakan membawa seorang hamba itu masuk ke dalam sebuah rumah dan di rumah itu dia menjadi sahabat dari sang tuan.
Melalui pernyataan Yesus ini maka seluruh sejarah dunia bisa mengerti tentang arti persahabatan. Allah Tritunggal yang dinyatakan dalam Alkitab itu ada dalam persahabatan dimana mereka saling mengenal dan mengasihi. Dan ketika menciptakan kita manusia maka kita diciptakan menurut gambar dan rupaNya yang artinya kita dicipta untuk persahabatan. Allah mencipta kita untuk persahabatan, mencipta kita untuk bersahabat dengan Dia, mencipta kita untuk bersahabat dengan orang lain. Namun ketika Allah merancang semua ini maka justru manusialah yang mengkhianati Dia. Dan biasanya seseorang yang dikhianati dan disakiti maka dia akan membalas dengan mengkhianati dan menyakit. Tetapi tidak dengan Kristus, justru Dia adalah sahabat yang mencintai kita setiap saat. KasihNya teguh bersama-sama kita dan disetiap musim hidup kita. Kristus rela lahir dalam kesukaran, rela mati dalam keterpisahan, rela terluka dalam pengkhianatan dan rela menderita dalam kesendirian. Dia yang memiliki segalanya ditinggalkan sendiri dan ditolak supaya kita yang sebatang kara di dunia ini dan yang ditolak oleh Allah karena dosa-dosa kita, bisa mempunyai sahabat di dalam Dia dan diterima kembali oleh Bapa di surga. Apa yang Yesus kerjakan bagi kita yang tidak layak ini memampukan kita untuk bisa mengampuni orang-orang yang mengkhianati dan melukai hati kita. Kalau kita mengerti kebenaran ini maka ini akan membebaskan kita menjadi seorang sahabat. Karena Kristus telah mengalami semua pengalaman yang pernah dialami oleh manusia sehingga kita bisa keluar dari jerat ketakutan penolakan, keterbukaan. Dan kalau kita bisa rentan berbicara kepada orang lain tentang kerapuhan kita maka itu karena kekuatan anugerahNya yang memampukan kita. Itu sebabnya Gospel People (orang berinjil) sadar bahwa Kristuslah sahabat sejati dan ketika memiliki sahabat-menjadi sahabat itu adalah anugerah. Makanya orang berinjil tidak akan pernah merasa sendirian dan tidak akan tinggal dalam hidup yang berpusat pada diri sendiri (egois).
IMPLIKASI INJIL
Karena Injil …
Kita dapat bersahabat tanpa takut ditolak.
Ketika bersahabat bukan atas dasar manfaat tetapi ketulusan.
Kita dapat terbuka tanpa takut terluka.
Kita tidak membeda-bedakan dalam bersahabat.
Kita dapat tenang karena tidak akan pernah sendirian.
Ketika menerima teguran akan segera mengoreksi diri bukan menyalahkan orang lain.