Iman Untuk Menghadapi Masa Depan

Hidup mungkin akan menjadi sangat mudah jika kita bisa mengetahui masa depan. Itulah sebabnya: peramal, penubuat atau ahli nujum selalu digandrungi banyak orang dan selalu memiliki banyak peminat, karena keingintahuan manusia atas nasibnya di masa depan yaitu mereka mau kemana dan sekarang berada dimana.

 

 

Dalam kehidupan kita maka kita juga ingin mengetahui dimana Tuhan akan membawa kita. Mungkin kita sering mendengar Firman Tuhan berkata bahwa rancangan Tuhan itu adalah rancangan yang mendatangkan damai sejahtera dan bukan kecelakaan namun mengapa saat ini kita mengalami hal-hal yang tidak enak sehingga kita bertanya akan kemana kita sebenarnya. Melalui kisah Abraham ini maka Firman Tuhan memberikan jawaban ini  yaitu di masa depan kita maka Tuhan ada di sana sebab Dia adalah Alfa dan Omega serta yang merancangkan segala sesuatu.

 

Sebelum kita membahas lebih lanjut maka kalau kita membaca Alkitab maka penting bagi kita untuk mengerti narasi  dari Alkitab itu sendiri. Secara garis besar maka Alkitab itu terdiri dari 4 narasi yaitu  Creation (Penciptaan – Kej. 1-2), Fall (Kejatuhan – Kej. 3-11), Redemption (Penebusan-Kej.12 – Perjanjian Baru) dan Restoration (Pemulihan – Kitab Wahyu). Dari narasi ini maka kita dapat melihat bahwa rencana penebusan Tuhan ternyata dimulai bukan setelah ada bangsa Israel namun dimulai pada jaman Abraham (Kejadian 12) sekalipun itu sudah direncanakan Tuhan sebelum dunia dijadikan.

 

LECH LECHA

 

Kejadian 12:1


Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “PERGILAH dari NEGERIMU dan dari SANAK SAUDARAMU dan dari RUMAH BAPAMU ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

 

 

Kata pergilah dalam ayat ini maka dalam Bahasa Ibrani memakai kata “ Lech Lecha” yang artinya “pergi dari diri sendiri “ atau dalam arti lain “ putuskanlah dirimu yang lama dan pergilah dari sana.” Jadi dari Kejadian maka Tuhan sudah merancangkan bahwa Abraham akan diberikan identitas yang baru sehingga kita tahu bahwa perencanaan atau perumusan akan ciptaan yang baru itu sudah ada sejak Perjanjian Lama.

 

Jadi “ Negerimu, Keluargamu, Rumah bapamu “ itu berbicara tentang identitas, hidup kita  yang lama, keamanan kita yang ingin Tuhan rubah dan keluarkan serta bawa kita dari tempat kita yang lama ke tempat yang baru. Firman Tuhan berkata bahwa barangsiapa yang ada dalam Kristus adalah ciptaan yang baru. Bahkan Tuhan berbicara kepada Abraham supaya meninggalkan berhalanya karena Tuhan ingin menunjukkan bahwa ada kehidupan yang lebih baik dan harapan yang lebih tinggi dari apa yang telah dia harapkan sebelumnya.

 

Kej 12:2-3


2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

 

Inilah janji Tuhan akan identitas yang baru. Dan janji ini juga dinubuatkan melalui Yehezkiel :

 

 

Yehezkiel 36:26-27


26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

 

 

PERJALANAN IMAN ABRAHAM MENUJU MASA DEPAN

 

Saat kita membaca Firman maka kita tahu kehidupan Abraham yaitu sebelum 75 tahun maka Abraham tidak ada ceritanya. Dan setelah umur 125 tahun maka dia menjadi orang hebat, pahlawan Tuhan dan father of faith dimana tidak banyak ditulis oleh Alkitab. Namun yang Alkitab ceritakan secara detil di Perjanjian Lama  adalah umur 75-125 dimana diceritakan tentang jatuh bangunnya iman Abraham. Dan setelah kejadian 12 apakah Abraham langsung percaya 100 % meninggalkan identitasnya ternyata tidak. Dan sebenarnya cerita Abraham ini bukanlah cerita tentang Abraham tetapi cerita tentang kesetiaan Tuhan.

 

 

Jadi “Lech lecha “ itu adalah undangan Tuhan untuk Abraham mengalami perjalanan iman menuju masa depan. Sehingga kalau iman kita sedang mengalami maju mundur maka itu tidak menjadi masalah sebab kita sedang dalam perjalanan iman bersama dengan Tuhan.

 

Abraham Takut Dan Kembali Ke Berhalanya.

 

Kejadian 12:10


Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu.

 

Ketika Abraham sampai ke tanah perjanjian maka dia langsung mendapatkan apa yang dia harapkan ternyata dia harus mengalami pergumulan yaitu ditempat itu terjadi kelaparan. Demikian juga kalau kita mengalami seperti apa yang dialami oleh Abraham maka apa kecenderungan kita waktu kita melihat janji Tuhan sepertinya tidak terlalu menjanjikan? Mungkin kita pernah bertanya bahwa kita sudah bertobat dan sudah melakukan banyak hal namun mengapa janji Tuhan belum datang-datang.

 

Ketika mengalami hal seperti itu maka seringkali kita melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Abraham yaitu  kembali ke Mesir dimana Mesir adalah lambang dosa dan kehidupan lama. Dan kalau kita membaca Kejadian 12: 10 – 20 maka ternyata masalah yang dihadapi Abraham malah semakin banyak. Demikian juga dalam hidup kita kalau kita mengalami banyak masalah itu bukan hanya karena Tuhan ijinkan itu terjadi namun karena kesalahan kita sendiri.

 

Diceritakan bahwa Sarai cantik dan Abraham takut kalau orang Mesir atau Firaun suka sama Sarai maka kalau tahu bahwa dia itu suaminya Sarai maka dia nanti dibunuh. Dan karena takut dibunuh maka Abraham berbohong dan mengatakan kalau Sarai itu saudaranya.  Dan Sarai sempat dijadikan selir oleh Firaun tetapi Tuhan akhirnya Tuhan turun tangan menolongnya.

 

 

Kejadian 12:17


TETAPI TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.

 

 

Demikan juga seringkali kehidupan iman kita seperti yang dialami oleh Abraham yaitu jatuh bangun, maju mundur dan belok sana sini  tetapi Tuhan akhirnya membawa kita kembali . Jadi kalau kita mudah goyah tetapi yang tidak tergoyahkan adalah  kasihNya, kesetiaanNya, panggilanNya, janjiNya, rencanaNya dan AnugerahNya.Kalau setiap kali kita mengalami jalan buntu, mengalami kekecewaan dan kegagalan maka itu sebenarnya adalah gambaran kesetiaan Tuhan dan anugerah Tuhan dalam hidup kita serta Tuhan ingin menyelamatkan kita dari berhala-berhala  kita dan dosa-dosa kita.

 

Kejadian 13:3-4


3Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, 4ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN.

 

Kalau kita merasa berbuat salah dan lari dari Tuhan namun mendengar Firman Tuhan ini maka Tuhan sedang memanggil kita kembali. Inilah kasih karunia Tuhan itu dan  kabar baik buat kita yaitu Dia yang memulai perbuatan baik dalam diri kita maka Dia yang akan menyelesaikannya.

 

 

APLIKASI INJIL  DI DALAM PERJALANAN IMAN KITA

 

Kejadian 13:1&5


1Lotpun bersama-sama dengan dia…5Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah.

 

Disini kita lihat ada satu karakter yang selalu mengikuti Abraham yaitu Lot keponakan Abraham dimana kalau Abraham selalu mengikuti Tuhan tetapi Lot mengikuti Abraham. Dan sebagai perenungan untuk perjalanan iman maka ada tiga pertanyaan yang perlu kita jawab yaitu :

 

1. Siapakah Yang Kita Ikuti, Pandang, Dengarkan?

 

Kejadian  13:9-11


9Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri." 10Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.--Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.-- 11Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.

 

Seringkali orang itu mengikuti pemimpin, teman, saudara atau pasangannya. Itu boleh saja untuk awalnya, namun setiap kita perlu memiliki perjalanan iman secara pribadi sebab kalau tidak kita bisa mengalami kekecewaan. Lot tidak mengikuti Tuhan namun mengikuti Abraham dengan maksud supaya dia juga diberkati sehingga motivasinya tidak berubah, tidak seperti Abraham yang mengikuti Tuhan sehingga motivasinya bisa dirubah (mengalami progresif sanctification).

 

2. Apa Yang Mendorong Setiap Keputusan Kita?

 

Kejadian 13:9-11
9Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri." 10Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.--Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.-- 11Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.

 

Orang yang selalu ikut-ikutan misalnya ikut hamba Tuhan maka biasanya motivasinya adalah mencari berkat atau materi, Diceritakan selanjutnya bahwa Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot memilih untuk menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. Selanjutnya diceritakan ketika Lot hanya ikut-ikutan dan membuat keputusan berdasarkan dirinya sendiri  akhirnya terjepit dalam sebuah masalah. Ternyata negara yang dia pilih ada perseteruan dengan negara lain. Di kejadian 14 diceritakan ada perang antara 5 kerajaan dan 4 kerajaan. Yang 4 kerajaan menang atas 5 kerajaan termasuk kerajaan Sodom dan Gomora dimana Lot tinggal di Sodom dan akhirnya ikut tertawan. Abraham mendengarnya dan dia bersama-sama dengan 318 orang  mengalahkan 4 kerajaan sekaligus sehingga ini membuat raja-raja yang lain takjub bahkan Raja Sodom sangat respek kepada Abram.

 

 

Kejadian 14:17


Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.

 

 

Bahkan konon Abram ingin diangkat menjadi raja atas ke 5 kerajaan tersebut. Namun di tengah-tengah semuanya ini maka di Lembah Raja itu tiba-tiba muncul seorang Raja tak dikenal yang  membawa Roti dan Anggur (Ada Injil yang muncul di Perjanjian Lama).

 

 

MELKISEDEK

 

Kejadian 14:18-20


18Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. 19Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 20 dan TERPUJILAH ALLAH YANG MAHATINGGI, YANG TELAH MENYERAHKAN MUSUHMU KE TANGANMU." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

 

 

Abraham mungkin sempat bangga dengan kemenangan yang diperolehnya namun akhirnya disadarkan bahwa kalau Abraham menang maka itu bukan karena kehebatan Abram tetapi sebenarnya Tuhanlah yang memberikan kemenangan kepada Abraham.

 

Abraham memberikan persepuluhan karena dia mendapatkan kemenangan lebih dahulu.Dia mendapatkan perkenanan Tuhan lebih dahulu (dilambangkan dengan roti dan anggur) baru memberikan perpuluhan.Banyak orang yang salah mengerti dengan berkata bahwa kita harus memberikan persepuluhan dahulu baru nanti akan mendapatkan perkenanan dari Tuhan. Itu bukanlah Injil tetapi ajaran yang sesat.

 

 

Siapakah Melkisedek?

 

Alkitab tidak banyak berbicara mengenai Melkisedek namun nama Melkisedek muncul lagi di Perjanjian Baru di kitab Ibrani untuk menjelaskan bahwa Perjanjain Lama adalah bayangan dari Perjanjian baru. Melkisedek itu adalah preinkarnasi dari Yesus. Yesus belum datang kedunia namun Dia mau menunjukkan kepada Abraham bahwa janji Tuhan tidak dapat diganggu gugat.

 

 

Ibrani 7:1-3


1Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. 2Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. 3Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.

 

 

Melkisedek raja Salem-Shalom, Raja Kebenaran, Imam Allah yang maha tinggi, tidak berawal dan tidak berakhir yaitu tipologi dari Yesus Kristus. Yesus selalu muncul dalam hidup kita untuk menunjukkan bahwa Dia senantiasa hadir dan menyertai dalam setiap musim hidup kita.

 

3. Siapakah Yang Mendapat Kemuliaan Dalam Hidup Kita?

 

Kejadian 14:21-22


21Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu." 22Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: 23Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.

 

Melalui penampakan Melkisedek maka Tuhan ingin menunjukkan keinginannya untuk membangun hubungan dengan kita, menunjukkan penyertaannya kepada Abraham,

menunjukkan kesetiaannya dan kehadirannya di dalam setiap jalan-jalan Abraham…..

dan yang terakhir yang mendapat kemuliaan dalam hidup kita adalah Tuhan.

 

Kisah Louisa Stead

 

Louisa Stead dan suaminya dari dulu memang mendapatkan dorongan yang kuat untuk menjadi seorang misionaris tetapi karena masalah kesehatan dia belum berangkat ke ladang misi dan belum menjadi seorang misionaris dan malah menjadi seorang ibu dengan anak berusia 4 tahun. Suatu hari, keluarga Stead pergi berpiknik. Jeritan panik seorang anak laki-laki mengusik acara keluarga itu. Mereka melihat anak laki-laki itu sedang berjuang untuk tidak tenggelam. Suami dari Louisa segera masuk ke air dan mencoba menolong anak itu. Tragedi pun terjadi, karena kedua orang itu justru tenggelam dan meninggal. Louisa Stead kini harus berjuang menghidupi Lily, anak perempuannya sendirian. Keluarga Stead mengalami kesulitan ekonomi setelah meninggalnya suami dari Louisa. Dalam pergumulannya, Louisa justru menuliskan syair "'Tis so sweet to trust in Jesus (indahnya percaya pada Yesus)."

 

Kepercayaan Louisa yang tidak goyah pada Yesus siapa yang dia ikuti dan pandang yaitu Kristus kemudian menuntunnya kepada apa yang ia rindukan.yaitu menjadi misionaris . Apa yang mendorong semua keputusannya yaitu  bukan kenyamanan dan bukan keegoisan.  Akhirnya ia membawa Lily anaknya untuk mengikuti pekerjaan misi di Afrika Selatan.Di sana, ia menikah kembali dan melakukan pekerjaan misi selama 15 tahun sebelum kembali ke Amerika Serikat karena masalah kesehatan. Setelah kembali sehat, keluarga Louisa kembali ke Afrika, ke Rhodesia (Zimbabwe). Pelayanan Louisa berlangsung pada tahun 1900-1911 dan diteruskan oleh Lily. Misionaris lain melaporkan lagu ini terus dinyanyikan oleh orang Kristen di Zimbabwe dalam bahasa ibu mereka. Siapa yang dimuliakan melalui hidupnya yaitu Tuhan

 

 

 

Billy Graham berkata bahwa rencana Tuhan tidak akan menuntun kita di mana kasih karunia Tuhan tidak menjaga kita. Kalau Tuhan pimpin kita maka kasih karuniaNya pasti akan menjaga kita. Tidak peduli keadaan kita seperti apa maka kita harus percaya bahwa Tuhan bersama kita.