True & Better ISAAC

Jesus Is The True and Better Week 3 "True & Better Isaac" 

Ps. Michael Chrisdion

 

 

Pembacaan : Kejadian 22 : 1 - 14

Kejadian 22:1-2
1  Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 2Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Ketika Allah mencoba Abraham maka “ mencoba “ disini artinya menguji Abraham. Ada perbedaan antara ujian, pencobaan atau konsekuensi dosa.

Yakobus 1: 13-15
13Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Melalui ayat ini kita tahu bahwa pencobaan itu datangnya bukan dari Tuhan. Iblis yang mencobai kita untuk menjatuhkan kita dalam dosa sehingga akhirnya kita mengalami konsekuensi dosa yaitu akibat dari perbuatan kita sendiri. Sedangkan melalui ujian maka Tuhan mengijinkan kita mengalami ujian untuk menyempurnakan, memurnikan serta menyucikan kita. =

MENGAPA TUHAN MENGUJI ABRAHAM?

2Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Abraham mengalami ujian yang aneh dimana Dia diminta untuk mengorbankan anaknya. Disini sepertinya Tuhan kita adalah Tuhan yang kejam, tidak berperikemanusiaan karena menginginkan pengorbanan manusia. Mengapa Abraham mengalami ujian ini dan yang diminta oleh Tuhan adalah anak kesayangan yang ditunggu-tunggu, anak perjanjian yaitu Ishak, anak yang merupakan jawaban doa dan bukti iman Abraham. Ujian ini berat sekali karena Abraham mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun sehingga tentu menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada Tuhan. Namun dari cerita ini kita mendapat berapa pesan yang penting bagi kehidupan kita.

John Calvin berkata “ Hati manusia adalah pabrik berhala. Setiap kita, dari rahim ibu kita, ahli dalam menciptakan berhala-berhala.” 

Tim Keller berkata : “ Dosa di jaman modern bukan melakukan hal-hal buruk namun yang lebih bahaya adalah membuat hal-hal yang baik menjadi hal-hal yang paling utama. Dosa adalah membangun hidup Anda dan memberi makna pada apa pun, bahkan hal yang sangat baik melebihi  Tuhan. Itu bisa dalam bentuk apapun yang kita bangun dalam kehidupan kita yang mengontrol dan memperbudak kita. Dosa yang terutama adalah penyembahan berhala.

Mengapa Tuhan menguji Abraham yaitu berkat akan menjadi berhala saat kita mengasihi pemberian lebih dari sang pemberi berkat (Tuhan). Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada Abraham. Dan seka­rang Allah menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau pembe­rianNya! Banyak orang gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang berdoa minta pekerjaan, anak,  pacar dsb. Setelah Allah memberinya, maka ia lebih mementingkan atau mengasihi hal itu lebih dari Allah. Karena itu, berhati-hatilah selalu akan pemberian atau berkat Tuhan. Jangan mengasihi dan  mementingkan pemberian atau berkat itu lebih dari Si Pemberinya! Mungkin kita pernah berdoa sudah bertahun-tahun namun Tuhan belum menjawab juga, maka bersyukurlah sebab jangan-jangan memang Tuhan tidak mau menjawabnya sebab kalau Tuhan menjawab maka kita akan lebih memberhalakan jawaban doa itu. Kita harus waspada sebab apa yang kita inginkan itu bukan karena kita cinta Tuhan tetapi menggunakan Tuhan untuk mendapatkan apa yang kita mau. 

APA YANG ADA DALAM PIKIRAN DAN HATI ABRAHAM?

Kejadian 22:3-5
3Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 4Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 5Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang (WORSHIP), sesudah itu kami kembali kepadamu.

Kej 22:6-8
6Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 7Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” 8Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

 

Kita yakin bahwa kalau Abraham mampu melampaui ujian ini bukan karena kekuatannya sendiri tetapi ada anugerah Tuhan yang memampukan Abraham untuk taat dan melakukannya karena ia percaya pada janji Tuhan bahwa ada maksud dan makna yang lebih besar dibaliknya.

Ibrani 11:17-19
17  Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” 19Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Abraham tahu bahwa Ishaklah yang akan menjadi anak perjanjian dan bapa dari segala bangsa. Dan karena imannya yang menyelamatkan dan membuat dia taat.  Jadi ujianlah yang mengungkapkan kualitas iman kita. Kalau semua baik-baik saja maka mudah sekali kita berkata bahwa kita orang beriman atau Tuhan itu baik. Namun bagaimana kalau semuanya sedang kacau dan apa yang menjadi dambaan kita serta yang kita pergumulkan selama bertahun-tahun tiba-tiba diminta Tuhan, apakah kita bisa berkata bahwa Tuhan itu tetap baik? Jadi Tuhan meningkatkan kualita iman sebab yang kita butuhkan bukan iman yang besar tetapi iman yang benar! 

Kejadian 22: 11 - 14
11Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” 12Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” 13Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 14Dan Abraham menamai tempat itu: “Tuhan menyediakan (JEHOVAH JIREH)”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.”

Abraham disuruh Tuhan, namun juga didampingi Tuhan dan pada akhirnya Tuhan yang menyediakan dan menyelesaikannya. Disini kita bisa belajar bahwa penyertaan dan  penyediaan Tuhan serta anugerah kasih karunia-Nya tidak pernah meninggalkan kita di saat kita melewati ujian itu. Kata “ Jehovah Jireh “ disini bukan berarti Tuhan menyediakan hal yang remeh tetapi Dia menyediakan keselamatan yang besar. 

GOSPEL CONNECTION

Banyak kritik terhadap cerita alkitab ini berkatabahwa Tuhan menginginkan korban manusia

haus darah. Perlu kita pahami kalau Alkitab menceritakan tentang tokoh-tokoh Alkitab yang melakukan sesuatu yang janggal maka sebenarnya ada makna yang lebih besar dalam konteks “prophetic re-enactment” (pemeragaan yang profetik). 

Ketika kita membaca Kejadian 22 "Bagaimana mungkin Tuhan menuntut ini?" Tetapi ketika kita melihat kisah itu melalui kacamata memeragakan secara Profetik maka Abraham sedang menggambarkan Karya Penebusan Tuhan, kita dapat bertanya, "Apa yang Tuhan maksudkan untuk kita pelajari melalui ini?" Sama seperti Tuhan memanggil nabi Hosea untuk Berperan memeragakan secara Profetik Hati Tuhan kepada Umatnya Saat Tuhan menyuruh Nabi Hosea dalam menikahi seorang pelacur (Hosea 1). Tuhan meminta Abraham untuk memainkan peran Tuhan dalam mengorbankan anaknya sendiri sebenarnya menunjuk pada pribadi Yesus Kristus. 

Yohanes  5:39b
Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku

Seluruh Alkitab itu menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus tetapi di sini sangat terlihat begitu jelas melalui Kejadian 22 ini. Dan kita akan melihat kemiripan dan pararelnya

  • Ishak adalah anak tunggal yang dikasihi bapanya. Yesus adalah Anak Tunggal yang dikasihi sang Bapa.

Kejadian 22:2
2Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,

Di ayat ini ada dua kata-kata yang juga dipakai di Perjanjian Baru yaitu 

Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga dikaruniakan-Nya Anak-Nya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya akan Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh. 3:16)

lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. (Matius 3:17)

  • Ishak memikul kayu mendaki gunung moria. Yesus memikul kayu salib mendaki bukit golgota 

Kej 22:6
6Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya

  • Ishak taat kepada bapanya utk dikorbankan. Yesus taat kepada kehendak Bapa untuk menjadi korban di bukit golgota. 

Kej 22:6b-8
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 7Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” 8Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

  • Tuhan menyediakan domba kepada Abraham sebagai ganti Ishak (substitusi). Tuhan memberikan anakNya, anak domba Allah, anak yang dijanjikan–nya sebagai  pengganti kita yang sempurna (substitusi). 

Kejadian 22:13-14
13Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 14Dan Abraham menamai tempat itu: “Tuhan menyediakan (JEHOVAH JIREH)”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.”

Yang masih sering menjadi pertanyaan adalah mengapa harus ada yang mati? Mengapa Tuhan menuntut Abraham mengorbankan anakNya yang adalah gambaran bahwa Tuhan harus mengorbankan anak tunggalNya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini maka kita perlu merenungkan keseluruhan cerita alkitab. Pada awalnya Tuhan menciptakan segala sesuatu di alam semesta itu semuanya baik dan menciptakan makhluk menurut gambar-Nya untuk memerintah bersamanya. Namun apa yang terjadi yaitu manusia memberontak terhadap Tuhan dan memilih jalannya sendiri, ingin menjadi seperti Tuhan sehingga jatuh dalam dosa. Dan dosa inilah yang membawa kematian sebab upah dosa adalah maut. Bukan Tuhan yang membawa kematian tetapi ketidak taatan manusia dan pemberontakan manusia yang adalah dosa yang membawa kematian. Ini menjadi problem bagi kita semua dan kematian ini tidak ada solusinya di luar Tuhan Kitab-Kitab Ibrani bergumul dengan pertanyaan tentang bagaimana kematian akan diselesaikan.Dan jawaban yang diberikannya adalah pengorbanan yaitu kematian sesuatu sehingga ada sesuatu yang lain yang menerima hidup yang baru. 

Apa yang membuat Injil menjadi kabar baik adalah bahwa Allah memecahkan masalah kematian, bukan dengan menuntut kematian atas segala sesuatu yang berdosa

tetapi Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa. Dia memberikan dirinya sendiri, berkorban  menjadi dosa dan mati dihukum seperti seorang pendosa supaya kita yang berdosa yang semestinya mati memperoleh hidup yang kekal.

PERENUNGAN

Rom 8:32
32Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Allah Bapa mengorbankan anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus untuk menebus kita. Tidak ada harga yang lebih tinggi yang bisa dibayar. Kalau Tuhan membayar begitu mahal bahkan nyawanya sendiri, bagaimana mungkin Tuhan tidak memberi kita apa yang kita butuhkan untuk mengalahkan, mengatasi dan bertahan terhadap semua ujian, krisis atau apapun yang sedang kita hadapi. Kematian Kristus adalah penghiburan terindah. Kebangkitan Kristus adalah pengharapan terbesar bagi kita umat-Nya. 

Roma 8:37 - 39
37Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang TELAH mengasihi kita. 38Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Semua hal yang seakan-akan menyerang kita: Alkitab mengatakan baik penganiayaan, kelaparan dan pedang, kekuatan apapun bahkan iblis  itu hanya mempengaruhi situasi kita, 

tetapi mereka tidak dapat menyentuh identitas kita. Tuhan kita lebih besar dari situasi kita. Hidup kita tidak ditentukan oleh situasi kita. Hidup kita ditentukan oleh siapa kita di dalam Kristus.