JESUS, The Son Of God

Kotbah Sermon Series “ JESUS THE PROMISE FULFILLED “

Week 5 – Jesus, The Son Of God

 

Pembacaan : Lukas 3: 21 – 38

Saat membaca catatan silsilah maka tidak jarang kita itu melewatkan dalam membacanya atau mungkin ada diantara kita yang membacanya namun merasa tidak perlu direnungkan.

Hal ini akhirnya tetap membawa kesan bahwa bagian silsilah hanya bagian pelengkap saja dari seluruh kisah di dalam Alkitab. Padahal jika itu sudah dituliskan maka kita percaya bahwa Allah memiliki tujuan untuk menyatakan ini kepada setiap umat Tuhan. 

Ada beberapa ragam alasan mengapa mereka sering melewatkan catatan, diantaranya: tidak mengerti, tidak relevan, tidak kenal siapa mereka dan tidak menarik. Bisa jadi juga karena memang tidak terbiasa di dalam gereja dimana khotbah-khotbah di banyak mimbar gereja maka catatan silsilah sangat jarang dikhotbahkan. 

Seorang penulis The Gospel Coalition yang Bernama Scott Slayton mengingatkan tentang pentingnya kita membaca dan merenungkan catatan silsilah oleh karena:  Catatan silsilah mengajak setiap pembaca Alkitab dan setiap pengkhotbah, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh dari narasi Alkitab, keyakinan yang lebih kuat pada janji-janji Allah, dan apresiasi yang lebih besar untuk kasih karunia Allah. Sebagai sebuah kesatuan di dalam Alkitab, catatan silsilah juga merupakan inspirasi ilahi dan memperlengkapi kita untuk perbuatan baik. Kita hanya perlu membiasakan diri untuk membacanya.

Jadi, catatan silsilah bukan hanya pelengkap atau catatan yang tidak penting di dalam Alkitab, namun justru disana kita dapat melihat narasi Alkitab dengan utuh, mengingatkan akan janji Allah yang pasti dan tergenapi serta melihat bagaimana melalui orang-orang yang tidak sempurna, yang punya kelemahan namun justru disana kekuatan kasih karunia Allah menjadi semakin nyata. Disisi yang lain, catatan silsilah juga mengingatkan kita bahwa:  Allah sepertinya mengulur waktu, tetapi Dia Allah yang tetap menepati janjiNya. 

Puluhan nama-nama yang ada di silsilah seolah-olah ingin mengatakan bahwa Allah sepertinya mengulur waktu untuk kedatangan Kristus, tetapi sesungguhnya Dia adalah Allah yang tetap menepati janjiNya. Hal ini juga berhubungan dengan kehidupan kita bahwa terkadang Allah itu sepertinya berlama-lama atau berlambat-lambat menjawab doa kita. Tetapi sesungguhnya Dia sedang mempersiapkan yang terbaik bagi kita sesuai dengan anugerah dan kedaulatanNya. 

Melalui bacaan kita melihat makna, merenungkan catatan silsilah khususnya yang tercatat dalam Injil Lukas dan sekaligus melihat relevansinya dalam kehidupan kita sehari-hari. 

KELAHIRAN YESUS DALAM INJIL LUKAS DAN BAGAIMANA ITU TERKAIT DENGAN KEHIDUPAN KITA?

Di dalam kisah kelahiran Yesus, hanya Injil matius dan Injil Lukas yang mencatatkan tentang silsilah. Dan silsilah yang dicantumkan oleh Injil Matius dan Lukas terlihat jelas berbeda jika kita perbandingkan. 

  • Injil Matius memulai dengan Abraham sampai kepada kelahiran Yesus.

1Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. … 16Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

(Matius 1:1,16)

  • Injil Lukas memulai dengan Yesus lalu ditarik mundur sampai kepada Adam.

23Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,… 38anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3:23,38)

Terlihat dengan jelas bahwa Injil Matius memulai dengan Abraham sampai kepada kelahiran Yesus. Perhatikan Matius 1:1 dan 16 dimana dikatakan inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Lalu jika anda membaca selanjutnya anda akan menemukan di ayat 2 dikatakan Abraham memperanakkan Ishak, dst. Sampai pada ayat 16 dikatakan bahwa Yakub memperanakkan Yusuf, suami maria yang melahirkan Yesus. Sedangkan Injil Lukas memulai dengan Yesus lalu ditarik mundur sampai kepada Adam. Lukas 3:23 mengatakan Ketika Yesus memulai pekerjaanNya. Dst. Sampai ayat 38 disebutkan anak Enos, anak Set, anak Adam, Anak Allah.  Lalu jika kita melihat lebih dekat lagi maka kedua catatan silsilah ini menampilkan perbedaan yang signifikan lainnya. Perbedaan yang signifikan diantara kedua catatan ini ialah: Yusuf ini anaknya siapa? Yakub atau Eli? 

16Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.(Matius 1:16)

23Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli. (Lukas 3:23)

Dalam Matius dikatakan bahwa Yakub sebagai Ayah dari Yusuf suami maria. Namun Lukas mengatakan bahwa Yusuf itu anak dari Eli. Banyak perbedaan pendapat akan hal ini bahkan ada beberapa perdebatan. Bagaimana mungkin Yusuf punya 2 ayah? Jika matius benar maka otomatis Lukas tidak tepat di dalam mencatatkan silsilah Yesus. Begitu juga sebaliknya. Tetapi kalau Lukas atau Matius salah maka bagaimana mungkin penulisan Alkitab bisa salah?  Untuk mempersingkat pembahasan ini maka konklusi yang bisa dipakai dan dipertanggung jawabkan ialah demikian; 

Injil Matius dan Injil Lukas memberi tahu kita dua silsilah yang berbeda, satu dari pihak ayah, dan satu dari pihak ibu. Adapun, Yusuf telah menjadi anak laki-laki Eli melalui adopsi mengingat kata ‘anak’ dalam catatan Lukas (Gr: Huios) dapat dimengerti sebagai anak laki-laki atau anak adopsi laki-laki atau menantu laki-lakiJadi, ayah kandung Yusuf ialah Yakub, tetapi ayah angkatnya karena pernikahan adalah Eli dan keduanya adalah kakek dari Yesus.

Dari sini kita mendapati bahwa kedua silsilah baik itu dalam catatan Injil Matius maupun Injil Lukas tidak berkontradiksi satu sama lain, namun keduanya ingin menunjukkan serta menelurusi Kristus sampai ke Daud melalui cara yang berbeda.  Injil Matius melacak Yesus melalui Yusuf (ayahnya yang sah) hingga Daud, Raja Salomo, yang olehnya Kristus berhak mewarisi tahta Daud. Sedangkan Injil Lukas, ingin menunjukkan Kristus sebagai manusia yang sejati, sehingga Lukas melacak Kristus melalui ibu kandungnya, Maria, melalui siapa Dia berhak mengklaim sebagai manusia seutuhnya, penebus umat manusia.

Lalu mengapa Yusuf disebut anak Eli dalam Injil Lukas jika Eli ialah ayah dari Maria. Penjelasannya terdapat pada kata ‘anak’ yang dapat dimengerti sebagai anak laki-laki atau anak menantu laki-laki atau anak adopsi laki-laki. Jadi besar kemungkinan Yusuf diangkat menjadi anak oleh Eli, ayah Maria karena pertunangan atau pernikahannya dengan Maria. 

Nah, jika kita kembali ke dalam penekanan Injil Lukas yaitu Lukas ingin menegaskan tentang kemanusiaan sejati dari Yesus secara jelas karena pada ayat sebelumnya yakni ayat 21-22, Lukas menyatakan dengan singkat tentang keilahian Kristus secara gamblang.

Lukas 1:21-22 

21Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit 22dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

Jadi ayat 21-22 ini menegaskan tentang keilahian sejati dari Yesus dan catatan silsilah dari ayat 23-38 ingin menjelaskan tentang kemanusian sejati dari Yesus. Pertanyaannya ialah untuk apa Lukas mencatatkan hal tentang keilahian sejati dan kemanusiaan sejati dari Yesus?  Jawabannya ialah Karena sesungguhnya yang sanggup untuk menebus dan menyelamatkan kita dari hukuman dosa ialah Allah sejati dan manusia sejati seperti yang dijelaskan dari pertanyaan dan jawaban dari katekismus reformasi minggu ke 22 dan 23. 

Pertanyaan 22:

Mengapa Penebus Harus Manusia Sejati?

Jawaban: Karena dengan keadaan sebagai manusia, Dia dapat menggantikan kita menaati seluruh Hukum Allah dengan sempurna, dan menanggung hukuman dosa manusia; juga agar Dia dapat merasakan segala kelemahan kita.

Pertanyaan 23:
Mengapa Penebus Harus Allah Sejati?

Jawaban: Karena dengan keadaan sebagai Yang Ilahi, ketaatan dan kesengsaraan-Nya dapat sempurna dan efektif; juga agar Dia dapat menanggung murka Allah yang adil terhadap dosa dan mengalahkan kematian.

Dari perenungan ini, kita menemukan sebuah pesan natal yang sangat indah bahwa Natal berarti Kristus datang ke tempat kita berada untuk membawa kita ke tempat Dia berada. Kristus datang kedunia menjelma jadi manusia agar kita tidak pernah merasa sendirian karena Dia sudah menjalani penderitaan yang paling puncak yaitu mati dikayu salib, mati dan bangkit bagi kita. Dia turut merasakan apa yang kita rasakan.  Dan dengan jalan demikian, di dalam iman dan pengharapan pada Kristus maka suatu saat kelak kita akan tinggal bersama-sama dengan Allah. 

Aplikasi praktis dari kedatangan Kristus ke dalam dunia ialah Dia menjamin hidup kita maka kita tidak perlu takut akan menatap hari esok karena Kristuslah pemelihara dan penjaga hidup kita, kita tidak perlu kuatir akan kesendirian karena Kristus ialah Allah yang beserta kita, dan kita tidak perlu gentar ketika menghadapi kematian karena Kristus penjamin dan kita semua dimeteraikan oleh Roh Kudus sampai selama-lamanya. Sungguh luarbiasa karya Kristus bagi kita.  Lalu selanjutnya, yang menarik dari catatan silsilah di dalam Injil Lukas ialah 

38anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

Catatan terakhir untuk silsilah Yesus yang diakhiri dengan kalimat, Anak Enos, Anak Set, Anak Adam, Anak Allah.  Pendekatan ini jelas sangat berbeda dengan Injil Matius. Matius mengakhiri catatan silsilah dengan mengatakan: jadi seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke babel sampai Kristus. Beda halnya dengan injil Lukas, dimana Lukas mengakhiri catatan silsilah ini dengan perkataan anak Adam, Anak Allah,  apa artinya? 

Kalau kita membaca silsilah dalam Injil Lukas, maka kita menemukan bahwa setengah nama-nama yang muncul di dalam catatan silsilah itu tidak pernah muncul di dalam bagian perjanjian lama manapun.  Namun, kita melihat bahwa catatan nama-nama itu ingin menunjukkan bahwa mereka semua adalah orang-orang biasa yang juga merasakan hal-hal yang kita semua manusia rasakan. Dan mereka juga sama bersalahnya dengan kita atas jenis dosa yang sama yang berasal dari nenek moyang kita yakni Adam. 

Dan ini berarti karena dosa maka mereka juga memiliki batas waktu hidup di dalam dunia dan bisa mati. Sesungguhnya mereka dan kita ini ibarat bunga yang indah tetapi pada akhirnya kemudian menjadi layu dan mati. Ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya kita sebagai manusia. Namun, puji Tuhan. Karena melalui catatan silsilah ini kita manusia berdosa punya pengharapan. Bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya karena Yesus ada di dalam silsilah itu.  Dan ini juga berarti bahwa kita tidak mampu menyelamatkan diri kita sendiri jika bukan karena Kristus yang datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita. Tim keller mengatakan  "Natal adalah akhir dari pemikiran bahwa anda lebih baik daripada orang lain, karena Natal menyaksikan bahwa anda tidak akan pernah dapat ke surga dengan usaha diri sendiri. Tuhan harus datang kepada anda."

Sesungguhnya keberadaan Anak Allah di dalam puluhan nama manusia yang berdosa menyatakan Injil – kabar baik bagi kita bahwa kita tidak mampu dengan diri kita sendiri. 

Bahkan tidak ada satu perbuatan baik yang kita telah lakukan yang dapat dikatakan perbuatan baik. Hanya satu yang baik, yaitu Allah. dan kebaikanNya telah nyata bagi kita  seperti yang nyata di dalam Yohanes 3:16 bahwa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Dan puji Tuhan karena kita tidak dibiarkan tinggal di dalam dosa dan hidup di dalam penghukuman kekal yaitu neraka.  Tetapi sebaliknya, Kristus datang ke dalam dunia, menjalani hidup sebagai manusia namun tanpa dosa bahkan mengalami kematian dan menjalani neraka agar kita dapat kehidupan kekal. Bukankah ini kabar baik bagi kita semua. Dan kabar baik inilah yang memampukan kita dapat berkata seperti yang Paulus katakan ;

‘namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.’ (Galatia 2:20)

Hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku. Masih ingat, bagaimana Lukas menutup catatan silsilah dengan mengatakan Anak Adam, Anak Allah? Paulus disini seolah-olah ingin menggemakan kembali bahwa hanya di dalam dan melalui Anak Allah yaitu Kristus Yesus maka kita bisa hidup oleh iman dan pengharapan penuh. Jika kita bisa berkata seperti apa yang Paulus katakan, tentu ini bukan karena diri dan natur kita sebagai manusia melainkan karena kasih karunia yang Allah sediakan dan berikan kepada kita. 

Jika kita menerima status sebagai anak-anak Allah dan menghidupi kebenaran itu juga bukan karena diri kita melainkan karena kasih karunia yang Allah nyatakan melalui Kristus Yesus. Jadi, kata yang tepat untuk menyatakan kehidupan kita dimasa lampau, masa sekarang ini dan untuk masa yang akan datang ialah Grace.Melalui nyanyian Nunc Dimittis,  mengingatkan bahwa kita ini seperti Simeon yaitu theodocos – penerima anugerah. Dan Ketika kita bicara anugerah maka disinilah saya ingin memberikan injilnya kepada kita sekalian.

Kita Tidak Perlu Membayar Apapun Untuk Menerima Anugerah Karena
Sang Pemberi Anugerah Sendiri Telah Menanggung Harganya.

Inilah sebabnya, tidak ada suatu kebaikan yang dapat kita lakukan yang membuat Allah lebih mencintai kita, dan tidak ada suatu kesalahan yang membuat Allah menjadi tidak mengasihi kita.  Jika kita mau melihat ke belakang akan kehidupan kita, dan kita bisa sampai pada hari ini, maka tidak ada satupun yang dapat kita sombongkan.  Juga sebaliknya, bahwa jika kita bisa melewati persoalan hidup kita dan kita tidak menjadi lemah sesungguhnya itu semua karena Anugerah Allah yang disediakan kepada kita. 

Jadi, anugerah Allahlah yang menghampiri dan memulai kehidupan yang baru bagi kita, anugerah yang sama juga yang mendampingi kita melewati setiap pergumulan, setiap ketakutan, setiap kekuatiran, setiap keadaan yang seolah-olah gelap di hadapan kita dan anugerahNya juga yang akan menopang kehidupan kita sampai akhir. Inilah  Injil, kabar baik natal yang sangat menghibur, menenangkan dan menguatkan kita semua.  Dan ketika berbicara tentang anugerah maka John Piper mengatakan : Anugerah bukan sekadar keringanan hukuman ketika kita telah berbuat dosa. Anugerah adalah karunia Allah yang memampukan untuk tidak berbuat dosa. Anugerah sesungguhnya kekuatan, bukan hanya pengampunan.

Kelahiran Kristus Sesungguhnya Membuat Kisah Hidup  Kita Menjadi Berbeda dan Memampukan Kita Untuk Hidup Berbeda Dari Dunia.

Kita yang tadinya hopeless sekarang dapat berpengharapan.  Kita yang harusnya dimurkai Allah sekarang mendapat pengampunan dan perkenanan Allah.  Kita yang harusnya menerima maut sekarang mendapat hidup kekal bersama Allah di sorga. Kisah hidup kita menjadi berbeda karena Kristus lahir ke dalam dunia menjadi sama dengan manusia bahkan taat sampai mati kepada kehendak Bapa. Dan karena Kristus maka kita tidak lagi hidup untuk kebenaran diri sendiri melainkan hidup di dalam kebenaran Kristus dan bisa menghidupi kebenaran Firman. 

IMPLIKASI

Karena Kristus maka 

  • Kita dapat terus berpengharapan ditengah ketidakpastian
  • Kita dimampukan untuk tetap bersyukur sekalipun ada kesukaran
  • Kita dapat menghidupi kebenaran dan tidak lagi berkompromi dengan dosa
  • Kita ditopang dan dikuatkan sampai akhir hidup di dalam dunia