Pembacaan : Yohanes 14:16-17, 26-27; 16:7-15
Topik mengenai Roh Kudus adalah topik yang seringkali disalahpahami. Seringkali kita jatuh pada dua kecenderungan pada waktu memahami topik tentang Roh Kudus. Dua kecenderungan itu adalah Eksperiensialis dan Intelektualis. Eksperiensialis adalah orang-orang yang sangat “ngeroh”. Di mana penekanan mereka ada pada pengalaman Roh Kudus dan sangat menekankan pentingnya memiliki karunia Roh Kudus. Contohnya fenomena-fenomena hamba-hamba Tuhan seperti “Saya mendengar Roh Kudus berbicara kepada saya untuk kamu bahwa kamu harus menyumbang apa yang kamu punya, seperti janda miskin di Sarfat dan kamu akan diberkati Tuhan berlipat kali ganda dan semua orang akan melihat kamu diberkati Tuhan”. Mungkin kita sering mendengar hal ini, penekanannya sangat “ngeroh”. Bahkan kaum Eksperiensalis juga sangat menekankan hal-hal di luar Alkitab, seperti mendapat penglihatan, debu emas dari langit-langit gereja, tumbang dalam Roh, dll.
Sebaliknya ada kaum Intelektualis. Mereka sudah melihat kerusakan dan kekacauan yang diciptakan oleh kaum eksperiensalis yang tidak sehat. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjauh dari hal-hal itu. Bahkan mereka percaya bahwa Tritunggal itu adalah Allah Bapa, Allah Anak, dan “Allah Alkitab”. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan terhadap Roh Kudus. Mereka percaya kepada Roh Kudus, tetapi Roh Kudus hanya seperti sebuah teori. Mereka bisa menjelaskannya tetapi mereka tidak memiliki persekutuan dengan dia. Mereka punya pandangan sangat tinggi terhadap Alkitab, tapi mereka secara tidak langsung mengabaikan pengalaman dengan Roh Kudus. Untuk itu, kita perlu kembali melihat kepada kebenaran Alkitab tentang siapa itu Roh Kudus?
Ada 3 poin yang kita pelajari dari khotbah minggu ini:
1. SIAPA ROH KUDUS?
Yohanes 14:16:
16. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Seorang Penolong Yang Lain (Yunani:allon parakleton), supaya Ia menyertai kamu selamanya.
Kalimat “seorang penolong yang lain” di dalam bahasa Yunaninya ditulis” allon parakleton”.Dari bahasa aslinya kita bisa memahami bahwa kata “yang lain” mendahului kata “penolong”. Apa maksudnya? Injil Yohanes ingin mengatakan bahwa kehadiran Penolong yang lain bagi para murid sebetulnya menegaskan kehidupan mereka sudah menerima Penolong yang pertama. Jika Yesus mengatakan ada Penolong yang lain artinya para murid sudah memiliki Penolong pendahulu. Penolong pendahulu itu adalah Yesus sendiri. Injil Yohanes mencatat bahwa Pribadi kedua yaitu Yesus Kristus dan Pribadi ketiga yaitu Roh Kudus sama-sama diutus Bapa. Mereka berdiam dan bersama para murid, mereka tidak diterima dunia, mereka membawa kebenaran kepada orang dan menyingkapkan kebenaran itu kepada mereka. Artinya Roh Kudus itu adalah Allah.
1A. Roh Kudus Adalah Allah Yang Menyertai Kita Selama-Lamanya.
Artinya keberadaan-Nya bukan sementara kepada kita, Dia mendampingi kita selama-lamanya. Kebenaran ini bertentangan dengan sebagian orang bahwa Roh Kudus itu bisa keluar masuk. Pemikiran ini berangkat dari kisah Perjanjian Lama, di mana ada raja yang diurapi dan ketika mereka tidak taat kepada Tuhan, Roh Kudus meninggalkan orang tersebut dan kisah itu adalah kisah raja Saul. Tetapi di dalam Perjanjian Baru, kita dapat menyaksikan karya Roh Kudus yang sesungguhnya adalah Ia Berhabitasi. Habitasi berarti tinggal selamanya, sehingga kita tidak dapat kehilangan Roh Kudus, karena Dia bersama dengan kita selamanya. Kita tidak dapat kehilangan Roh Kudus.
Lalu apa implikasi kebenaran ini? Kehadiran Roh Kudus menyertai kita bukan jaminan bahwa semua hal dalam hidup kita akan berjalan mulus. Justru Roh Kudus adalah jaminan saat hidup kita tidak berjalan mulus. Allah tidak meninggalkan kita sendirian tanpa pertolongan. Mungkin hidup kita tidak berjalan dengan mulus, dan mungkin kita berpikir kalau Tuhan tidak sedang bersama kita. Namun, kebenaran ini mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kehadiran Roh Kudus bagi kita hari ini menjadi sebuah jaminan. Meskipun hidup kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan, Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian.
1B. Roh Kudus adalah Pribadi Yang Nyata Bukan Energi Yang Tidak Kelihatan.
Yohanes 14:17:
17. yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Perhatikan kata “mengenal Dia”. Banyak orang beranggapan bahwa Roh Kudus itu seperti arus listrik. Sehingga muncul pemikiran bahwa kalau kita mau dipenuhi Roh Kudus maka kita harus terhubung dengan sumber listriknya. Kalau kita ingin dipenuhi Roh Kudus, maka kita harus tercolok dengan arus listrik, sehingga kita bisa mengalami arus listrik rohani urapan dari Tuhan. Ini jelas salah besar. Karena Roh Kudus bukanlah sebuah energi dan kuasa, tetapi Dia adalah seorang pribadi.
Cara kita mendekati Roh Kudus sebagai energi dengan Roh Kudus sebagai pribadi pasti berbeda. Kalau Roh Kudus hanya kuasa maka Dia BERGUNA, tetapi jika Roh Kudus adalah pribadi maka Dia BERHARGA. Jika Roh Kudus hanya kuasa, kita akan bertanya: bagaimana aku bisa mendapatkan Roh Kudus untuk aku gunakan demi kepentinganku? Tetapi jika kita berpikir bahwa Roh Kudus adalah pribadi, maka kita akan bertanya: bagaimana aku bisa mengenal Roh Kudus lebih lagi? Pada akhirnya kita bisa melihat perbedaan yang nyata. Yang satu mekanis, yang satu organik. Yang satu berbicara tentang bagaimana (how), yang kedua berbicara tentang siapa (who). Yang satu berbicara tentang langkah-langkah yang sifatnya transaksional, yang kedua berbicara tentang relasi yang personal.
Justru pengenal kita akan pribadi Roh Kudus menuntun kita pada kebenaran. Karena apa?
1C. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran Yang Sanggup Mengubahkan Hati Kita Untuk Hidup Dalam Ketaatan Kepada Allah.
Dia adalah Roh Kebenaran yang sanggup mengubahkan hati kita untuk hidup di dalam ketaatan kepada Allah.
Yohanes 14:17:
17. yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Dikatakan bahwa dunia tidak mengenal Dia, tetapi kita mengenal Dia. Jadi pengenalan kita pada Allah sesungguhnya semata-mata karena karya Roh Kudus yang telah bekerja dan berdiam di hati kita terlebih dahulu.
Yehezkiel 36:27:
27. Roh-Ku akan kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Bahwa Roh Kudus yang telah mengubahkan hati kita dan menuntun kita pada kebenaran. Kehadiran Roh Kudus ada di dalam kita, bukan supaya kita punya pengetahuan terhadap kebenaran itu semakin banyak, tetapi berbicara bagaimana kita dimampukan menghidupi kebenaran itu. Kehadiran Roh Kudus yang berdiam di dalam kita memastikan bahwa ketaatan kita pada perintah Allah tidak menjadikan kita tinggi hati saat berhasil atau rendah diri saat gagal. Roh Kudus adalah pribadi yang menuntun kita melihat kepada kebenaran bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Sehingga saat kita melakukan ketaatan, kita tidak menjadi sombong saat kita berhasil taat, tapi pada saat yang sama saat kita gagal kita tidak menjadi rendah diri karena Roh Kudus yang memampukan kita untuk hidup dalam ketaatan kembali kepada Allah.
2. APA KARYA ROH KUDUS?
Yohanes 14:26:
26. Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Kalimat ini menjadi cara pandang kepada kita tentang betapa pentingnya kita mempercayai Alkitab. Sekalipun Alkitab itu ditulis oleh manusia, tetapi Alkitab diilhami oleh Roh Kudus.
2A. Roh Kudus Menerangi Hati Kita Untuk Memahami Firman.
Sekarang ini kita tidak lagi membutuhkan pewahyuan baru dari Tuhan. Yang kita butuhkan adalah pencerahan dari Tuhan akan pewahyuan yang sudah tertulis di dalam Alkitab. Roh Kudus membantu kita untuk memahami firman Tuhan. Adalah satu hal untuk kita membaca Alkitab, membaca Alkitab itu baik tetapi Roh Kudus yang membukan hati kita untuk melihat keindahan Kristus di dalam Alkitab. Jadi tanpa kehadiran Roh Kudus mata hati kita akan gelap dan kita sama sekali tidak bisa membaca firman dan memahaminya.
2B. Roh Kudus Menjamin Damai Sejahtera Kita Di Tengah Segala Penderitaan Yang Kita Hadapi.
Yohanes 14:27:
27. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Konteks perkataan ini adalah Yesus tahu bahwa Dia tidak akan bersama-sama dengan para murid dan Ia memberikan penghiburan melalui damai sejahtera kepada mereka karena mereka sangat takut akan kehilangan Sang Guru. Yesus tidak hanya memberikan damai sejahtera, tetapi juga kasih dan sukacita-Nya
Yohanes 15:9-11
9. “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
10. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
11. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Karena Yesus memberikan damai sejahtera, sukacita, dan kasih, mengingatkan kita akan 3 kualitas buah Roh yang diberikan Roh Kudus kepada kita yaitu kasih, sukacita, dan damai sejahtera. Damai sejahtera kita tidak ditentukan oleh keadaan baik atau buruk yang ada di luar diri kita, melainkan berasal dari Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Kasih, sukacita, dan damai sejahtera kita sebetulnya tidak lagi bergantung oleh keadaan yang baik atau buruk di dalam hidup kita, tetapi kebenaran ini mengingatkan kita semuanya itu bersumber dari Roh Kudus yang berdiam di dalam kita.
2C. Roh Kudus Menginsafkan Dunia.
Yohanes 16:8:
8. Dan kalau Ia datang, Ia (Roh Kudus) akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
Roh Kudus membuat dunia melihat kekurangan dari kebenaran diri mereka sendiri. Karena sesungguhnya kebenaran mereka itu seperti kain kotor di hadapan Tuhan. Dan Roh Kudus pada saatnya akan membuat dunia melihat bahwa akan tiba pada waktunya setan yaitu penguasa dunia akan dihukum. Dengan cara bagaimana Roh Kudus menginsafkan dunia ini?
Yohanes 15:26-27:
26. Jikalau Penghiburan yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27. Tetapi kamu juga bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.
Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya melalui kita, gereja-Nya.
John Calvin mengatakan,
“Bagaimana suara seseorang dapat menembus ke dalam pikiran, berakar di sana, menghasilkan buah serta memperbaharui orang yang mendengarkan jika bukan karena Roh Kudus yang membuat Firman itu hidup?”
Kita ini adalah sarana Roh Kudus untuk menginsafkan dunia. Betapa bersyukurnya kalau kita dipanggil sebagai rekan sekerja Allah untuk memberitakan Injil. Doakan agar Roh Kudus menginsafkan orang-orang di sekitar kita, dan kita berani untuk menceritakan Injil kepada setiap orang. Waktu Yesus naik ke surga, dunia tidak melihat-Nya melainkan mereka melihat Kristus yang hidup di dalam setiap kita.
2D. Roh Kudus Memuliakan Yesus.
Yohanes 16:14-15:
14. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.15. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: “Ia akan memberitakan apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”
Roh Kudus itu tidak suka menarik perhatian kepada diri-Nya sendiri. Roh Kudus selalu Kristosentiris. Semua karunia dan pekerjaan Roh Kudus dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian kita pada Yesus dan meningkatkan kasih kita pada Yesus. Apapun yang meninggikan Roh Kudus di atas Yesus jelas tidak Alkitabiah. Jika ada yang menaruh perhatian pada karunia Roh Kudus dari pada Yesus maka sesungguhnya mereka kehilangan tujuan utama dari kehadiran Roh Kudus.
J. I. Packer memberi ilustrasi siapa Roh Kudus melalui Lampu Sorot. Tugas lampu sorot bukanlah untuk menarik perhatian kepada dirinya sendiri, tetapi untuk menunjukkan keindahan dan kemegahan objek yang disorot. Pekerjaan Roh Kudus adalah untuk mengatakan: “lihat Yesus”, “lihat keindahan dari apa yang telah Yesus lakukan”, lihat kemuliaan-Nya”, “apakah Anda sudah melihat Yesus?”.
3. BAGAIMANA IMPLIKASI KEHADIRAN DAN KARYA ROH KUDUS DALAM HIDUP ORANG PERCAYA?
Sebagaimana Roh Kudus tidak pernah menarik perhatian pada diri-Nya sendiri, orang yang hidup dipimpin Roh Kudus juga tidak menarik perhatian pada dirinya. Orang yang dipimpin Roh Kudus tidak banyak berbicara mengenai penglihatan dan mukjizat yang dia lakukan di mana dia dapat dipandang orang hebat. Orang yang dipimpin Roh Kudus tidak banyak berbicara tentang apa yang sudah dia lakukan buat Tuhan dan memamerkan pengetahuannya tentang Tuhan, tetapi orang yang dipimpin oleh Roh Kudus akan banyak berbicara tentang Yesus & menghayati apa yang Yesus lakukan ( memahami dan menghidupi Injil).
Roh Kudus membimbing kita untuk melihat keindahan dan kemuliaan Kristus setiap halaman Alkitab. Bagaimana caranya? Roh Kudus adalah penolong yang lain.
1 Yohanes 2:1 (BIMK):
1. Anak-anakku! Saya menulis ini kepada kalian supaya kalian jangan berbuat dosa. Tetapi kalau ada yang berbuat dosa, maka kita mempunyai seorang pembela, yaitu Yesus Kristus yang adil itu; Ia akan memohon untuk kita di hadapan Bapa.
Kata “pembela” menggunakan kata parakleton, kata yang sama di dalam Yohanes 14 bahwa ada penolong yang lain, sehingga penolong dapat dimengerti sebagai pembela/pengacara. Pembela/pengacara berkaitan dengan konteks hukum. Pengacara adalah orang yang memperdebatkan kasus kita, atas nama kita, di hadapan hakim.
Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Mengapa setiap manusia memiliki kecenderungan untuk begitu khawatir akan penilaian, prestasi, penampilan, apa kata orang lain tentang siapa dirinya? Karena seakan-akan kita hidup di dalam pengadilan dunia. Contohnya: sering kita mengejar prestasi karena kita ingin diakui? Sering kita mengubah atau mengejar penampilan supaya kita diterima orang lain? Sering kita begitu khawatir tentang apa kata orang lain tentang kita? Seringkali signifikansi kita di media sosial itu tergantung dari berapa like yang kita dapat? Dan tentu saja hal ini sangat menyiksa kita.
Kalau kita tidak punya penolong, maka kita akan terus diperbudak oleh siklus kehidupan penerimaan dan pembuktian diri, dst. Di sinilah peran Roh Kudus hadir. Roh Kudus mengajarkan, mengingatkan, mengaplikasikan karya sempurna Kristus pada hati kita.
Gospel Connection:
Kita punya Yesus sebagai pembela sempurna bagi kita, yang terdakwa di dalam pengadilan hidup ini. Seorang pengacara yang baik tidak hanya berdiri dan berupa mencari simpati dari hakim dengan berkata, “Pak, tolong bebaskan klien saya”. Pengacara yang baik, pembela yang baik, selalu memiliki kasus yang kuat untuk di bela. Dan apa kasusnya?
Di hadapan Allah Yesus menjadi pengantara – pembela (advocate) bagi kita yang bersalah, berdosa, seharusnya mengalami maut. Yesus menjadi pembela yang sempurna. Dia mencurahkan darah-Nya & menyerahkan tubuh-Nya hancur di salib. Dia yang benar divonis bersalah. Dia yang kudus menjadi dosa. Dia yang kekal menjalani maut untuk membayar lunas hutang dosa kita. Ini adalah kasus terkuat di dalam dunia ini. Subtitusi Kristus yang memungkinkan hari ini kita mengalami habitasi Roh Kudus.
1 Yohanes 1:9:
9. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Ia setia dan adil, bagaimana mungkin? Kalau kita mengaku dosa kita, dosa kita diampuni dan Tuhan yang adil bisa mengampuni karena apa? Karena ada pihak lain yang membayar lunas hutang dosa kita yaitu Yesus Kristus. Kalau kita mengerti ini, kita tidak perlu lagi membuktikan diri di hadapan orang lain. Kita tidak perlu mencari cara agar terlihat lebih benar dan baik dari orang lain, kita tidak perlu membela diri di hadapan dunia ini. Hal inilah yang terus menerus diaplikasikan Roh Kudus ke dalam hati kita berulang kali.
Roh Kudus mengarahkan hati kita senantiasa kepada “paraklete” kita yang di surga dan membuat karya Yesus menjadi begitu indah dalam hidup kita. Roh Kudus terus menerus memberi tahu hati kita, “berhenti melihat dirimu sendiri, lihatlah Yesus.”
Pertanyaan Reflektif
Gospel Response
Karena Injil