Pembacaan : Mazmur 23: 2 - 3
Berbicara tentang “ peace” maka itu didefinisikan “ merdeka dari gangguan; ketenangan dan kedamaian. Di tengah-tengah pandemik sekarang ini apakah kita masih bisa mengalami peace. Melalui pembacaan Mazmur 23:2- 3 kita akan belajar tiga perspektif yaitu:
1. PERSPEKTIF REST
“ Ia membaringkan aku “
Mazmur 23:2a
2 Ia membaringkan akudi padang yang berumput hijau
Dalam dunia yang penuh gejolak dan ketidakpastian ini maka Tuhan berinisitiaf untuk memberikan kita rest. Sebab itu Yesus berkata "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (I give you rest). Namun banyak orang yang tidak bisa mengalami rest yang sesungguhnya. Seperti yang telah kita pelajari bahwa pandangan kita tentang kehidupan akan menentukan cara atau bagaimana kita hidup dimana kalau berbicara tentang “rest” maka saat ini kita sedang dibombardir dengan pernyataan bahwa waktu adalah uang.Ini menuntut kita harus kerja, berusaha, produktif dan sibuk sehingga kita merasa bahwa waktu istirahat adalah waktu yang terbuang. Dan kita berpikir bahwa semakin kita sibuk maka itu semakin produktif padahal belum tentu kalau sibuk itu produktif. Sebab mungkin kita berhasil dalam satu area namun berantakan di area yang lain. Jadi kalau kita mengusahakan semuanya dengan kekuatan kita sendiri maka akhirnya kita tidak dapat beristirahat. Tuhan ingin supaya kita bisa belajar untuk rest.
Kata “ Peace” berasal dari kata “ Shalom “ yang artinya keutuhan yang sesungguhnya. Juga ada bahasa lain yang mengartikan dengan kata “ harmony “ yaitu ada keharmonisan dalam hidup kita. Seperti orchestra yang terdiri dari banyak ragam peace atau komponen namun ada saru dirigent yang memastikan bahwa setiap komponen yang ada dalam orchestra itu tidak main sendiri-sendiri namun mengikuti pimpinan dari satu dirigent itu. Demikian juga dalam kehidupan kita yaitu kalau kita tidak menaruh kepercayaan kita kepada dirigent diatas dirigent yaitu Tuhan yang menciptakan kita maka komponen-komponen kehidupan kita itu akan kacau balau. Kekuatan kita sangat terbatas sehingga kita perlu mempercayakan segenap hidup kita hanya kepada Tuhan supaya kita bisa rest.
Berbicara tentang domba maka domba adalah binatang yang tidak berdaya, tidak tahu arah, dependen dan bodoh. Dan kita diumpamakan seperti domba. Menurut buku yang ditulis oleh W.Phillip Keller mengenai perspektif gembala tehadap Mazmur 23 maka untuk domba bisa berbaring maka harus bebas dari rasa takut, bebas dari parasite dan kutu serta bebas dari rasa lapar. Ini bukan berarti ancamannya tidak ada ataui mereka tidak bisa kena parasit atau serangga tetapi yang Daud maksudkan adalah kita bisa mengandalkan gembala kita karena kita tahu siapa Dia. Alexander Maclaren berkata “ Damai sejahtera yang sejati itu bukan datang dari tidak ada masalah, meskipun ada masalah kita tetap punya damai sejahtera karena hadirat Tuhan (Sang Gembala) selalu bersama-sama dengan kita.”
“ Di Padang Yang Berumput Hijau “
Mazmur 23:2a
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau
Seringkali kita berpikir bahwa padang yag berumput hijau adalah tempat yang tenang dan banyak dengan makanan. Namun waktu Daud menulis Mazmur 23 ini maka dia sedang berada di padang pasir Negef yang gersang. Tetapi yang dimaksudkan Daud adalah bahwa gembala tahu dimana ada makanan-makanan di balik batu-batu yang karena arah angin dan embun bisa menumbuhkan rumput-rumput yang bisa dimakan oleh domba-domba.Ini juga menunjukkan betapa tergantungnya domba-domba itu terhadap tuntunan sang gembala. Karena domba-domba tidak tahu tempat-tempat di mana ada rumput dan batu-batu mana yang akan ada makanan di baliknya. Berapa banyak dari kita merasakan bahwa Tuhan selalu tepat waktu dan mencukupi kebutuhan kita dan selalu ada aja pertolongan Tuhan. Tuhan tidak akan menjerumuskan kita dalam kelimpahan kalau Dia tahu kelimpahan akan membuat kita tidak bergantung lagi kepadaNya tetapi Tuhan tahu yang terbaik dan Dia menyediakan kita dengan kecukupan yang sesuai dengan kebutuhan kita.
2. PERSPEKTIF REFRESH
Mazmur 23:2b
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Mengapa gembala harus membawa domba ke air yang tenang yaitu karena domba tidak bisa minum dari air yang deras. Jadi kalau gembala membawa domba di aliran air yang deras maka dia harus menyusun batu-batu untuk membuat seperti sebuah bendungan di tepian yaitu untuk membuat air itu menjadi air yang tenang sebab dombanya tidak bisa membuat bendungan sendiri. Domba tidak bisa minum kalo airnya tidak tenang dan air yang tidak tenang menunjukkan juga keadaan yang stress, kuatir atau resah. Air yang tenang juga adalah tempat yang benar untuk minum karena ada tempat-tempat yang berbahaya kalau airnya di minum dimana domba bisa sakit dan keracunan.
Berapa banyak kita menemukan hidup kita dimana kita berpikir bahwa kita minum dari tempat yang akan memberikan kita kebahagiaan, kepuasan dan ketenangan tetapi ternyata mengecewakan. Kita tidak minum dari air yang diberikan gembala namun kita mencari air sendiri dan kita usahakan airnya untuk tenang sendiri sehingga akhirnya kita kecewa karena air itu tidak menyegarkan kita namun malah membuat kita lelah. Sebab itu saat kita mempercayakan hidup kita di dalam Tuhan maka Tuhan mau memberikan sumber air yang tenang. Seperti cerita perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus di sumur dimana sebelumnya perempuan itu tidak pernah mengalami kepuasan dalam hidupnya akhirnya menemukan sumber air kehidupan yaitu Yesus (Yohanes 4: 13 – 14)
Meskipun kita mengalami “ Rest “ dan “ Refresh “ namun ini bukan berarti hidup kita akan bebas dari masalah tetapi bahkan di tengah-tengah pergumulan kita maka kita bisa menanggungnya. Hal ini juga pernah dialami oleh Rasul Paulus yang mengalami apa saja dalam hidupnya tetapi dia sanggup menanggungnya karena Tuhan yang menyertainya.
Filipi 4:12-13
12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. 13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Jadi kalau kita mengalami hal yang tidak enak atau tidak seperti yang kita harapkan bukan berarti Tuhan itu berubah. Kebenaran Firman Tuhan itu melampaui keadaan dan realita kita yang terbatas. Jadi kalau Tuhan itu baik maka Dia tetap baik walapun kita mengalami kekurangan atau kelimpahan. Kita bisa tetap melihat kebaikan Tuhan dalam semua keadaan kita sebab Tuhan tidak berubah. Charles Spurgeon berkata “ Saya memiliki segala sesuatu dalam kelimpahan bukan karena saya punya simpanan uang banyak di bank atau karena saya punya ketrampilan dan kepandaian untuk mendapatkan nafkah untuk hidup tetapi karena saya punya Tuhan Yang Adalah Gembalaku!! Jadi bukan apa yang kita hadapi tetapi siapa yang menjadi gembala kita.
3. PERSPEKTIF RESTORE
“ Ia Menyegarkan Jiwaku “
Mazmur 23: 3
“ Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.”
Di ayat ini maka bahasa yang tepat bukan menyegarkan jiwaku tetapi “He restore my soul - Dia memulihkan aku “ karena Dia selalu menuntun aku di jalan yang benar. Ini dijadikan satu ayat karena ini kalimat sebab akibat. Tuhan selalu memulihkan Daud karena Daud mengingat betapa seringnya dia berdosa, melenceng dari jalan Tuhan serta betapa seringnya dia tersesat oleh kecenderungan dosanya tetapi Tuhan selalu setia untuk menuntun dia kembali ke jalan yang benar. Itulah keadaan manusia dengan kecenderungan dosanya. John Piper berkata “ dosa adalah kuasa di dalam kita yang melihat kemuliaan berhala-berhala fana dan berkata saya lebih memilih kekuatan manusia, uang, kekuasaan dan ketenaran.” Itulah sebabnya inti Injil adalah bukan manusia yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari manusia.
Yesus pernah memberikan perumpamaan dalam Lukas 15 yaitu tentang domba yang hilang, dirham yang hilang dan anak yang hilang yang menggambarkan kehidupan kita tetapi Tuhan yang berinisitaif mencari dan menemukan kita yang hilang (Yesaya 53:6)
ATRIBUT TUHAN “ THE LORD “
Mazmur 23: 3
“ Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.”
Daud menutup ayat ini dengan perkataan “ oleh karena namaNya” yang artinya Daud sedang mengatakan bahwa Tuhan sudah melakukan ini semua itu karena namaNya. Tuhan itu bukan Tuhan yang semoga atau mudah-mudahan tetapi Tuhan yang pasti (Ya dan Amin). Dan namaNya adalah Yahweh yang disebutkan 5.321 kali di Perjanjian Lama. Nama Yahweh itu berbicara tentang Dia ada, Dia sudah ada, Dia akan terus ada dan Dia selalu ada sebab Tuhan adalah pencipta dan bukan mahkluk ciptaan. Sebab itu kalau kita membaca Alkitab maka Perjanjian Lama adalah bayangan dari Perjanjian Baru dan Perjanjian Baru adalah kegenapan dari Perjanjian Lama dimana perjanjiannya itu sudah ada sejak dulu dan digenapi dalam Yesus Kristus. Atribut-atribut Yahweh ini menunjukkan hal yang luarbiasa dan kita bisa mengandalkan karakter Tuhan sebab Dia tidak pernah berdusta.
Ibrani 6:18-20a
18 Dua hal itu tidak dapat berubah: Allah tidak mungkin berdusta mengenai janji dan sumpah-Nya. Sebab itu, kita yang sudah berlindung pada Allah, diberi dorongan kuat untuk berpegang teguh pada harapan yang terbentang di depan kita. 19Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga. 20Yesus sudah merintis jalan ke tempat itu untuk kita
Ini adalah kabar baik bagi kita sebab jaman dahulu kalau kita mau bertemu Tuhan harus ribet yaitu harus melalui imam besar dan penyembelihan korban supaya dosa dapat diampuni. Namun Sang Imam Besar itu rela menjadi domba sembelihan melalui kematianNya di kayu salib. Dan ketika dia berkata “ Sudah selesai “ maka semua hukuman dosa ditanggungNya. Ketika tirai pemisah antara ruang kudus dan maha kudus dimana tidak seorangpun bisa masuk untuk punyak akses dengan Tuhan itu disobek supaya orang yang percaya kepada Yesus maka memiliki akses untuk masuk dan didamaikan dengan Allah. Kita sekarang memiliki damai yang sejati sebab kita bukan lagi musuh Allah tetapi menjadi domba-domba Allah dan bagian dari keluarga Allah. Akar masalah dari semua permasalahan di dunia ini adalah dosa dan itu sudah diselesaikan oleh Yesus dan barangsiapa yang percaya kepadaNya akan beroleh hidup yang kekal. Yesus sudah merintis jalan ke tempat itu untuk kita. Augustine of Hippo berkata “ Tuhan Engkau menciptakan kami manusia untuk diriMu, dan kami tidak akan pernah bisa menemukan sejahtera yang sejati sampai hati kita terpaut pada pencipta kita “