PEMBACAAN : Pengkhotbah 4:17-5:6
1. KRISTEN KONSUMEN BUKAN KRISTEN YANG SESUNGGUHNYA.
Tanpa kita sadari, kita tercemari oleh filosofi dunia dan menganut versi kekristenan yang berpusat pada diri sendiri dan tidak berpusat kepada Tuhan. Kita membaca buku-buku renungan yang penuh dengan tips tentang bagaimana kita dapat menjalani hari yang lebih baik, namun hanya sedikit membahas tentang kemuliaan Tuhan yang transenden. Banyak sekali pelajaran pendalaman Alkitab yang mengajarkan kita seolah-olah kita adalah tokoh utama dalam Alkitab dan perlu menjadi berani seperti Daud, kuat dalam doa seperti Daniel, atau menjadi ayah yang lebih baik daripada Eli.
Bahkan khotbah tidak lagi membahas tentang Tuhan dan lebih banyak membahas tentang lima cara menjadi suami yang lebih baik, enam cara mengelola uang, dan tiga tips menuju kehidupan seks yang memuaskan dalam pernikahan.
Ketika kita menaati Tuhan, kita tidak melakukannya untuk Tuhan namun kita melakukannya untuk diri kita sendiri karena Tuhan senang ketika kita bahagia. Ketika kita datang ke gereja, menyembah Dia, sebenarnya kita tidak melakukannya untuk Tuhan, kita melakukannya untuk diri Anda sendiri. (Victoria Osteen)
Gereja menjadi ajang bisnis yang hanya mengikuti keinginan pasar (konsumer).Dampaknya, banyak Gereja, acaranya & programnya tidak lagi berfokus kepada memuridkan jiwa-jiwa yang dijangkau dan melakukan amanat agung Kristus melainkan berfokus kepada keinginan, kenyamanan dan kesukaan jemaat konsumernya yang ingin di hibur (di- entertain). Apakah suka pada pengkotbahnya, misal : tampan, lucu, praktis, dll. Apakah aku suka lagunya, musiknya, gedungnya, lightingnya. Atau WLnya keren ga? Oh banyak selegram dan artis yang pelayanan di sana. Keseluruhan ibadah bukan didesain dengan berfokus kepada Tuhan yang disembah. Malahl seluruh ibadah direncanakan untuk memuaskan dan membuat konsumernya puas dan bahagia. Para pemimpin gereja beralih ke gimmick dan hiburan untuk mendapatkan konsumen baru dari gereja sebelah. Jika segala sesuatu dari penyembahan kita adalah tentang diri(ku) / kita, maka kita sebenarnya sedang melakukan penyembahan berhala.
Banyak sekali kekristenan modern yang terlihat seperti itu. Tuhan bukan lagi Raja Yang Mahakuasa dan Berdaulat di alam semesta; Dia adalah asisten pribadi, life coach, cukong dan jin yang semuanya digabung menjadi satu. Kita melihat Tuhan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan di dalam dan dari diri-Nya sendiri. Kita menggunakan Tuhan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Banyak orang ke gereja, rajin persembahan, dan belajar Alkitab dengan harapan bahwa Tuhan akan menyembuhkan penyakit mereka, memperbaiki ekonomi mereka dan memberi mereka berkat.
Cat & Dog Theology (Bob Sjorgren)
Seekor anjing berkata, “Kamu pelihara aku, beri makan aku, lindungi aku, dan sayangi aku; kamu pasti Tuhan,” Seekor kucing berkata, “Kamu pelihara aku, beri makan aku, lindungi aku, dan sayangi aku; aku pasti Tuhan.”
Agama telah menjadi sarana untuk menggunakan Tuhan untuk apa yang kita inginkan, dan kita tidak lagi menyembah Tuhan karena dia Tuhan. Kita tidak lagi merasa kagum pada Tuhan yang besar dan berkuasa. Salomo menyingkapkan agama semacam itu sebagai kesia-siaan yang tidak ada artinya di sini dalam pengkhotbah 4:17 sampai pasal 5:6.
Raja Salomo Juga Mengobservasi Agama Di Kitab Pengkotbah
Di seluruh kitab Pengkhotbah, Salomo berulang kali mengungkap betapa tidak berartinya hidup di dunia yang terkutuk ini. Jika keberadaan terkutuk di bawah matahari ini adalah satu-satunya hal yang ada, maka apa pun yang anda lakukan tidak ada artinya. Segala upaya yang anda lakukan untuk membangun hidup anda tidak akan berhasil, dan anda tidak dapat menemukan kepuasan atau makna dalam kesenangan, pekerjaan, kesuksesan, atau politik.
Namun Salomo memandang Tuhan melampaui matahari dan mengajukan pertanyaan, bagaimana dengan agama? Bisakah kita menemukan makna dalam agama? Salomo juga mengatakan kepada kita bahwa agama juga bisa menjadi jalan buntu. Mengapa? Agama bisa menjadi hampa bila kita tidak takut akan Tuhan. Sebaliknya, kita malah terjerumus ke dalam formalisme yang merupakan rutinitas hafalan atau upaya bodoh untuk memanipulasi Tuhan. Raja Salomo membeberkan tiga ritual keagamaan yang tidak ada maknanya tanpa iman.
2. KEGIATAN DAN RITUAL AGAMAWI TIDAK MENYENANGKAN DAN BERKENAN DI HADAPAN ALLAH.
Persembahan.
Pengkotbah 4:17
17Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
Raja Salomo menyoroti orang yang memberi persembahan sebagai orang bodoh karena masalahnya semua ritual & upacara persembahan ini bisa berubah menjadi formalisme dan legalisme. Ada aturan-aturan khusus untuk masuk ke bait Allah seperti tercantum di kitab Imamat. Seluruh protocol dan upacara persembahan kepada Tuhan yang diatur oleh Hukum Taurat ini menunjukkan bagaimana dosa menyebabkan pemisahan antara Tuhan yang Kudus dan manusia berdosa. Hanya imam yang bisa masuk ke ruang kudus dan imam besar yang boleh masuk ke ruang maha kudus. Ada tirai yang sangat tebal yang memisahkan antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Tergambar kerubim menjaga karena di situ adalah tempat di mana hadirat Allah yang maha suci hadir di tengah-tengah bangsa Israel. Dan itupun mereka hanya boleh masuk ke sana setahun sekali dan harus mengambil darah sebagai persembahan. Dan dalam keseluruhan proses ini, harus berhati-hati dalam mendekati Tuhan karena kematian dapat terjadi.
Masalahnya semua ritual dan upacara persembahan ini bisa berubah menjadi formalisme dan legalisme. Di mana seseorang bisa melakukan ritual untuk memanipulasi Tuhan demi mendapat berkat dan perkenanan Allah, padahal hatinya sebenarnya jauh dari Tuhan.
2A. Tuhan menolak dan tidak berkenan atas upacara, ritual dan persembahan tanpa iman dan pertobatan.
Pengkotbah 4:17
17Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
Coba perhatikan di sini mengenai orang-orang bodoh. Saat hati seorang penyembah jauh dari Tuhan, maka tidak ada keyakinan atau rasa takut akan Tuhan yang menyertai ritual tersebut. Orang bodoh percaya bahwa pengorbanan itu secara otomatis akan menghapuskan dosa mereka tanpa perlu bertobat. Orang yang beribadah hanya sekedar melakukan hal tersebut karena “inilah yang harus Anda lakukan jika Anda seorang Israel.” Bentuk keagamaan tanpa esensi/substansi spiritual adalah sesuatu yang menjijikkan bagi Tuhan. - Sydney Greidanus (Preaching Christ From Ecclesiastes, p.131).
Banyak dari kita sering terjerumus di dalam kebiasaan keagamawian dan tanpa sadar bisa jatuh dalam dalam melakukan manipulasi rohani.
Kita melakukan hal-hal keagamaan, tetapi hati kita tidak tertuju kepada Tuhan. Mungkin saja orang datang beribadah minggu demi minggu, tahun demi tahun, dan dekade demi dekade, namun hati kita tidak benar-benar percaya kepada Tuhan. Hidup kita tidak mengalami berubahan, bahkan sama jahatnya dengan orang dunia. Sering tanpa sadar, kita mengadopsi pola pikir bahwa ritual keagamaan kita akan mendatangkan perkenanan Tuhan bagi kita. Kita bisa mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan seperti uang, pelayanan kita, atau kehadiran kita di ibadah-ibadah gereja atau acara keagamaan karena menurut kita hal itu akan membuat Tuhan memberikan apa yang kita inginkan.
Ini adalah upaya manipulasi. Dan cara berpikir ini kadang-kadang bahkan diperkuat oleh kesaksian di persekutuan-persekutuan atau di KKR besar di mana ada selebriti terkenal dan atlet sukses berdiri dan bercerita tentang bagaimana ketika mereka mulai berjalan bersama Yesus, Tuhan memberkati mereka dan memberi mereka semua kesuksesan ini. Kita mempunyai pemikiran bahwa jika saya mulai melakukan apa yang mereka lakukan, maka Tuhan akan memberkati saya seperti orang itu.
Itu adalah salah satu bentuk paganisme atau sihir dimana anda melakukan ritual untuk Tuhan agar Tuhan memberikan apa yang sebenarnya kita inginkan sebagai balasannya. Saat Tuhan hanya menjadi sarana dan alat untuk mendapatkan apa yang kita mau, itu bukanlah Kekristenan dan Injil yang otentik.
Pengkotbah 4:17
”Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan,memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
“Kamu akan menjadi seperti apa yang kamu sembah (You Become What You Worship). Saat Anda menatap dengan kagum, kagum, dan heran pada sesuatu atau seseorang, Anda mulai mengambil karakter dari objek pemujaan Anda.” - NT WRIGHT (Simply Christian)
Kita sering mereduksi ibadah menjadi sekedar datang ke gereja hari minggu , padahal ibadah adalah seluruh kehidupan. Sehingga hidup kita tidak berubah, hanya beragama, melakukan ritual dan memberi persembahan! Dan waktu apa yang kita dapatkan tidak kesampaian maka kita kecewa.
Perhatikan ! Saat kita kecewa pada Tuhan maka kita kecewa pada Tuhan buatan diri kita sendiri! Itu bukan Tuhan yang sesungguhnya!!!! Kemudian berikutnya …
Pengkotbah 5:1-2
1Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit. 2Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
Salomo beralih ke topik doa (Longman, Ecclesiastes, 151). Dia mengatakan jangan terburu-buru dengan mulutmu atau dengan kata-kata di hatimu di hadapan Tuhan. Dia berbicara tentang dialog verbal dan internal dengan Tuhan, yang berkaitan dengan doa. Dia memerintahkan kita untuk berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata dalam kehidupan doa kita karena kehebatan Tuhan di surga berbeda dengan kelemahan kita yang penuh dosa di bumi. Dialah hakim dan raja alam semesta, maka sapalah Dia dengan hormat dan menahan diri.
Doa.
Tuhan menolak doa kita saat menjadi ritual untuk memanipulasi Tuhan. Banyak orang mengira jika mereka hanya menggunakan kata-kata tertentu, Doa sepakat, klaim-klaim tertentu, keformalan atau keintiman tertentu, maka Tuhan akan mendengar dan mengabulkan doa mereka. Orang-orang tersebut berpikir karena cara mereka berdoa, apa yang mereka doakan, atau berapa banyak kata yang mereka gunakan, maka Tuhan akan berkenan kepada mereka. Beberapa orang berpikir mereka harus berdoa dalam bahasa formal. atau bahasa yang intim dan akrab seperti memanggil Yesus “daddy atau papa Yesus yang sebenarnya ini adalah teologi yang salah karena Yesus itu bukan Bapa.
Apa yang kita katakan atau bagaimana kita mengatakannya bukanlah masalahnya. Masalahnya adalah hati kita. Namun sering kali kita menganggap Bapa surgawi kita ibarat orang tua di bumi yang bisa ditanyai pada waktu atau cara yang tepat dan kita bisa mendapatkan jawaban yang kita inginkan.
Matius 6:7-8
7Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 8Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Jawaban atas doa kita tidak tergantung dari apa yang kita ucapkan melainkan dari kebaikan anugerah rencana kedaulatan Tuhan atas hidup kita.
“Anda hidup di dunia fantasi jika Anda berpikir banyak perkataan Anda di dalam doa akan mempengaruhi dan mengubah kedaulatan Tuhan” - Tremper Longman (The book of Ecclesiastes, p.152)
Apa yang terjadi saat kita berdoa. Doa adalah bentuk ketergantungan kita dengan Tuhan, membuat hati kita diselaraskan dengan kehendak Tuhan, dan bukanlah untuk kehendak kita melainkan untuk kehendak Tuhan.
NAZAR
3Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. 4 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. 5Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
Janji/Nazar banyak digunakan dalam Perjanjian Lama namun banyak dari kita pun sering melakukan hal yang sama membuat nazar/janji kepada Tuhan jika Tuhan melakukan suatu hal yang kita inginkan.
Bahkan saat ini, ketika krisis, orang sering bersumpah atau berjanji kepada Tuhan. “Ya Tuhan, jika Engkau bersedia datang untukku, maka aku berjanji akan melakukan ini untukmu sebagai balasannya.” Jika Tuhan mau mengangkat kanker itu, memberi Anda pekerjaan, memberi Anda pasangan, atau membebaskan anak-anak Anda dari kesulitan, maka Anda berjanji untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan. Bahayanya saat ini, seperti dulu, adalah jangan memanipulasi Tuhan dengan membuat nazar/janji guna mendesak-Nya untuk mengabulkan permintaan tertentu. Masalah yang sering timbul pada nazar adalah janji-janji yang sudah dinazarkan tersebut sering gagal untuk ditepati. Ketika krisis ini selesai, janji tersebut banyak yang tidak ditepati.
Salah satu contoh dalam budaya kita di mana kita mengucapkan sumpah adalah pernikahan. Lebih baik melajang dan belum menikah daripada menikah dan mengingkari sumpah. Selain janji pernikahan, kita membuat janji-janji pribadi dan publik kepada Tuhan—seperti mendedikasikan diri kita untuk membesarkan anak-anak yang takut akan Tuhan. Tapi akhirnya kita membesarkan anak-anak kita bukan percaya Tuhan namun percaya uang. Kita mengajar anak-anak kita menyembah berhala kenyamanan. Kita tidak mendidik mereka untuk ke sekolah Minggu dan berkomunitas malah kita mengikuti jadwal mereka. Kita sering janji pada Tuhan tetapi lebih sering kita tidak menepati janji kepada Tuhan.
Kegiatan dan Ritual agama yang mencoba memanipulasi Tuhan adalah kesia-siaan. Disiplin Rohani di dalam Kekristenan bukanlah alat tawar menawar dengan Tuhan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Seharusnya bukan keinginan kita yang terkabul namun kehendak Tuhan yang terlaksana. Karena kebijaksanaan kedaulatan Tuhan melampaui keinginan kita yang terbatas.
3. MELALUI INJIL KRISTUS, TUHAN BISA SENANG DAN BERKENAN KEPADA KITA YANG BERDOSA.
Pengkotbah 5:6b
6bTetapi takutlah akan Allah.Matius 10:28
28Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Takut akan Allah adalah konsep yang sering membuat kebingungan orang Kristen modern. Biasanya para pengkotbah atau pengajar Alkitab itu membicarakan takut akan Tuhan di waktu yang berbeda dan terpisah mengenai “ jangan takut “. Atau kalau kotbah Jangan Takut itu dibicarakan di waktu yangg berbeda dan terpisah dari Takut akan Tuhan. Jadi kita ini di suruh bilang jangan takut, apa disuruh takut? Ini membingungkan karena seakan-akan keduanya bertentangan satu dengan yang lainnya!!
Bagaimana bisa tenang bahwa Tuhan senang dan berkenan jika kita selalu takut terintimidasi? Bagaimana kita bisa punya Intimasi kalau kita terintimidasi Definisi “takut akan Tuhan”yang benar, hanya dapat dimengerti dalam konteks Injil.
Kejadian 3:10-11
10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." 11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Ketakutan muncul pertama kali akibat dosa. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha memanipulasi Tuhan dengan mempersembahkan ritual agamawi untuk mengurangi rasa takutnya akan hukuman konsekuensi dosa. Tapi puji Tuhan untuk kabar baik Injil.
THE GOSPEL
Ibrani 10:1
Persembahan yang sempurna
1Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Ibrani 10:11-12 (TSI)
11Dalam cara yang lama, setiap hari seorang imam harus berdiri di depan mezbah di rumah TUHAN dan berulang kali melakukan peraturan agama, serta mempersembahkan berbagai jenis kurban yang sama sekali tidak pernah bisa menghapuskan dosa. 12Tetapi Kristus, Imam Agung kita, mempersembahkan satu kurban saja yang berlaku untuk selamanya, lalu Dia duduk di tempat yang paling terhormat di sisi Allah.
Saat kita sering memberikan persembahan dan ritual yang tidak berguna dan sia-sia, Kristus menjadi imam besar kita yang sempurna sekaligus mengorbankan dirinya (Anak Domba Allah) di salib untuk menjadi korban yang sempurna bagi kita.
Saat kita sering menaikkan doa memanipulasi dan mendesak Tuhan untuk memenuhi keinginan kita. Di taman Getsemani, Kristus berdoa sendirian berpeluh darah dan berkata: “bukan kehendak-Ku yang jadi namun kehendak-Mu...”
Ibrani 10:19-22a (TSI)
19Saudara-saudari, oleh karena darah Yesus, kita boleh masuk ke pusat penyembahan yang mahakudus di surga tanpa rasa takut! 20Dahulu, jalan masuk ke tempat itu tertutup bagi kita oleh tirai. Namun, sekarang jalan baru sudah dibukakan oleh Perantara kita Yesus, dan tubuh-Nya sendiri adalah pintu masuk bagi kita, suatu pintu yang hidup. 21Karena Imam Agung kita memerintah atas seluruh umat Allah, 22marilah kita senantiasa datang kepada Allah dengan bebas melalui doa kita masing-masing. Datanglah tanpa rasa takut, dengan hati yang sudah disempurnakan, dan dengan percaya penuh kepada-Nya.
Saat kita sering mengucapkan janji/ nazar yang sering tidak dipenuhi dan ditepati maka Allah Bapa merancangkan janji penebusan-Nya. Yesus (Anak) menggenapi janji-Nya. Roh Kudus mendampingi kita, supaya janji-nya terlaksana di dalam hidup kita.
Ibrani 10:23 (TSI)
23Marilah kita berpegang teguh pada keyakinan kita, yakni segala sesuatu yang kita harapkan dan akui! Karena Allah setia untuk menepati semua janji-Nya.
Di dalam Kristus, Tuhan senang dan berkenan kepada kita bukan karena ketaatan ritual ibadah, namun karena ketaatan Kristus yang sempurna.
“Orang Beragama melihat Tuhan berguna. Orang Kristen melihat Tuhan indah.” - Timothy Keller
PERTANYAAN REFLEKTIF
GOSPEL RESPONSE
KARENA INJIL