PEMBACAAN : Pengkhotbah 5:9-19, 6:1-2
Bacaan kita mengarahkan kita kepada observasi Raja Salomo bahwa mengejar harta dan kekayaan adalah suatu kekosongan dan kesia-siaan belaka, bahkan membawa begitu banyak duka. Duka apa saja? Lantas apa penangkal dari mencari kepuasan dari uang? Bagaimana kebenaran Injilnya?
Seniman Renaisans Quentin Massys mengadopsi kota Antwerpen sebagai rumahnya, kota yang telah menjadi pusat perdagangan dan bisnis dunia. Dia tahu betul daya tarik kekayaan yang dapat menguras jiwa kita dan mengalihkan perhatian kita dari Tuhan. Massys melukis sebuah karya berjudul The moneylender (rentenir) and his wife, sebuah karya yang menghadapkan kita pada daya pikat kekayaan. Dalam lukisan itu, seorang rentenir duduk satu meja bersama istrinya. Dia dengan cermat menimbang tumpukan koin di mejanya, dengan cermat mengukur nilai setiap koin. Duduk di sebelahnya adalah istrinya, dia sedang membuka-buka alkitab atau buku renungan spiritual. Bisa dikatakan, dia sedang menikmati waktu tenangnya, namun matanya perhatiannya teralihkan dan tergoda oleh tumpukan uang yang dihitung oleh suaminya.
Uang Dan Kekayaan Menggoda Kita, Membuat Manusia Dibius Terlena Dan Gelap Mata.
Raja Salomo sebagai penulis kitab Pengkhotbah, adalah orang yang paling bisa memiliki kualifikasi untuk menulis tentang kekayaan tak terkira, berbicara tentang kesia-siaan kekayaan. Dia adalah raja terkaya yang pernah ditulis sejarah! Dan melalui tulisannya di Pengkotbah maka kita temukan bahwa ternyata menjadi kaya dan memiliki harta dan uang yang banyak tidak selalu menyelesaikan semua masalah kita, dan juga tidak akan memberikan ketenangan total dalam jiwa kita. Faktanya, uang bisa membuat kita semakin sengsara, stres, dan cemas. Alkitab penuh dengan peringatan tentang kekayaan, dan saat ini raja Salomo yang sangat kaya menulis kitab Pengkhotbah untuk memberikan peringatan dan pelajaran yang membantu kita melihat betapa sia-sianya kekayaan.
1A. Semakin banyak uang (harta) yang kita miliki , bukan semakin puas, namun semakin merasa tidak puas (ay 9).
Pengkotbah 5:9
9Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.
John D Rockefeller Sr. adalah seorang Taipan Minyak Amerika dan orang terkaya di dunia padaawal tahun 1900-an. Kekayaan bersihnya mencapai satu miliar dolar yang pada saat itu Jika Anda membandingkannya dengan saat ini, hal itu akan membuatnya 2,5 kali lebih kaya daripada Elon Musk. Dalam sebuah interview dia di tanya..... Dari Milliaran dolar yang Anda miliki dari kekayaan anda, jutaan dollar yang mana yang menjadi momen favorit Anda? Apa jawabannya? Dan jawaban Rockefeller adalah, “Satu juta Dollar yang belum dan akan saya miliki berikutnya.” Dan saat ditanya berapa uang yang cukup baginya, Rockefeller menjawab “Hanya satu dolar lagi.”
Masalah ketidakpuasan itu bukan dari seberapa banyak yang kita miliki; kita bisa punya banyak uang, ataupun sedikit, ketidakpuasan itu selalu ada karena akar permasalahannya ada dalam hati. Coba kita tanyakan pada diri kita pertanyaan, kapan kita punya cukup uang? Kapan kita akan puas dengan apa yang kita miliki? Kemungkinannya adalah, jika kita tidak puas sekarang, kemungkinan besar kita tidak akan pernah puas. Jangan tertipu, kita pikir saat kita mendapatkan jumlah tertentu, omzet tertentu atau jumlah asset tertentu itu akan memuaskan jiwa kita. Tidak, menusia selalu tidak pernah merasa cukup.
Di dalam kotbahnya In Search of Meaning- Allistair Begg mengatakan “ Keberdosaan hati manusia menyebabkan kita melihat segala sesuatu yang kita miliki saat ini selalu tidak cukup. Anda dapat melihat kenyataan ini pada orang-orang yang berjudi di Vegas dan saat mereka menang banyak, mereka langsung kembali berjudi untuk mendapatkan lebih banyak lagi uang.”
1B. Semakin banyak uang (harta) yang kita miliki maka semakin banyak orang yang menginginkannya.
Pengkotbah 5:10
10Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
Semakin banyak uang yang kita hasilkan, semakin banyak orang yang menginginkannya dari kita.
Seperti main monopoly yaitu semakin kita menang maka musuh-musuh kita juga semakin banyak ingin mengalahkan kita. Keluarga kita juga akan menginginkan mainan yang lebih mewah. Siapa yang mau main layangan saat bisa membeli Iphone dan Playstation 5? Para sales juga akan mencoba menjual kepada kita barang-barang mewah. Buat apa punya Toyota kalau bisa punya Tesla? Buat apa beli barang di pasar Klewer kalau kita bisa membelinya di butik mewah? Buat apa masak sendiri jika kita bisa makan dengan private chef? Buat apa kita makan di depot kalau bisa makan di restoran mewah dengan vip room?
Semakin banyak uang akan semakin banyak orang minta sumbangan dan tawaran-tawaran bisnis membombardir kita. Ketika kita memiliki kekayaan, mulut yang ingin makan dari kita dan ingin supaya kita spending juga semakin banyak dan akan bertambah. Orang kaya mungkin melihat kekayaannya, tetapi kekayaan itu begitu cepat habis secepat dia melihatnya. Thenotorius seorang Big Rapper yang ditembak mati oleh musuhnya berkata.” semakin banyak uang yang kita miliki maka semakin banyak masalah yang kita alami”.
Ada statistik yang menarik yaitu 78% mantan pemain NFI bangkrut hanya dalam 2 tahun setelah pensiun
Diperkirakan 60% pemain NBA dinyatakan bangkrut dalam waktu 5 tahun setelah pension. 70% dari pemenang mega million lottery di Amerika bangkrut dalam waktu di bawah 3 tahun..Mengapa? Karena waktu orang yang menang lotere di Amerika, dalam sehari mereka jadi millioner, namum dalam waktu yang singkat mereka bangkrut dan menjadi miskin. Mengapa? Karena waktu mereka punya banyak uang maka tiba-tiba teman-teman pada minta di traktir. Keluarga yang mereka tidak terlalu kenal tiba-tiba datang minta tolong untuk pinjam uang. Tiba-tiba ada begitu banyak orang mau menawarkan kesempatan bisnis yang ternyata adalah penipuan. Begitu banyak orang menawarkan kredit. Begitu banyak sales yang datang dimana tanpa mereka sadari maka tiba-tiba semua uang yang mereka menangkan habis dan hutang mereka lebih banyak.
1C. Semakin banyak uang(harta) kita seringkali juga semakin susah tidur/istirahat.
Pengkotbah 5:11
11Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.
Pekerja biasa yang menggunakan fisiknya untuk bekerja mudah tidur/istirahat karena tubuhnya lelah bekerja. Namun sebaliknya orang kaya susah tidur karena pikirannya yang kuatir akan kekayaannya.
Sydney Greidanus dalam bukunya Preaching Christ from Ecclesiastes, p.150) mengatakan “ Nafsu orang kaya untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan sering membuat mereka susah untuk beristirahat atau menikmati apa yang mereka miliki. Mereka terus-menerus memikirkan tentang kesepakatan bisnis berikutnya atau resiko kemungkinan pihak yang menipu, khawatir tentang investasi yang mungkin akan gagal, atau terbangun karena khawatir akan ekonomi serta resesi. Kekhawatiran dan kecemasan adalah upah yang sebenarnya bagi mereka.”
1D. Semakin banyak uang(harta) semakin banyak kerugian yang kita alami.
Pengkotbah 5:12-13
12Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. 13Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya.
Saat orang kaya berinvestasi, maka semakin banyak uang yang dipertaruhkan untuk mendapatkan lebih banyak lagi keuntungan, maka semakin besar pula resiko dan penderitaan yang akan dialami jika kehilangannya. Jika kita mempunyai seratus ribu di dompet kita, dan kita kehilangannya, mungkin kita menyayangkannya. Namun jika kita mempunyai sepuluh miliar di akun kita, dan kita kehilangannya, itu sangat menyiksa. Semakin kita punya banyak maka semakin tinggi resiko dari kemungkinan kerugian yang kita alami
1E. Semakin banyak uang(harta) saat kita mati, semakin banyak harta yang ditinggalkan.
14 Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. 15Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? 16Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
Kita keluar dari rahim ibu kita dalam keadaan telanjang, dan kita mati juga dengan keadaan telanjang, tidak peduli berapa banyak kekayaan yang kita miliki, semua manusia pada akhirnya sama saja—berujung kepada kematian dan kembali menjadi debu. Saat dihadapkan dengan kematian maka kekayaan itu sendiri menjadi tidak lagi relevan dan merupakan suatu kesia-siaan.
Ada sebuah percakapan antara Aleksander Agung dan Diagonese Seorang Filsuf Dari Sinope” yang menyadarkan sia-sianya kedudukan dan kekayaan. Alexander Agung menemukan temannya Diogenes, filsuf terkenal, sedang berdiri di sebuah lapangan memandangi tumpukan besar tulang kering. Aleksander Agung, penasaran dengan apa yang sedang dilakukan orang bijak itu, bertanya, “Apa yang kamu lakukan sambil memandangi kumpulan kerangka itu?” Diogenes menjawab, “Saya sedang mencari tulang belulang ayahmu Philip, tapi sepertinya saya tidak bisa membedakannya dengan tulang para budak.”
Sebuah artikel menarik, yang ditulis oleh seorang non-Kristen, berjudul “Apa Pengaruh Kekayaan terhadap Jiwa Anda,” berpendapat bahwa menghasilkan banyak uang membuat Anda tidak bahagia, berpusat pada diri sendiri dan tidak jujur .Artikel tersebut mengutip penelitian yang mengungkapkan bahwa semakin kaya orang, semakin besar kemungkinan mereka untuk memotong jalan orang lain, tidak memberikan hak jalan kepada orang kaki, dan mengambil hak. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hidup yang penuh sukacita adalah hidup yang penuh kemurahan hati, bukan hidup yang kikir dan egois. Kitab Pengkhotbah menghadapkan kita pada kesia-siaan saat kita menaruh pengharapan kita atas uang, harta dan kekayaan. Mengapa Alkitab berbicara banyak tentang uang yaitu untuk mengekspos apa yang ada di dalam hati kita.
Mat 6:19-21
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada
1 Tim 6:9-10
9Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10Karena AKAR SEGALA KEJAHATAN IALAH CINTA UANG. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Pengkhotbah 5:17-19 (BIMK)
17Maka mengertilah aku bahwa yang paling baik bagi kita ialah makan, minum dan menikmati hasil kerja kita selama hidup pendek yang diberikan Allah kepada kita; itulah nasib kita. 18Jika seorang menerima kekayaan dan harta benda dari Allah, dan ia diizinkan menikmati kekayaan itu, haruslah ia merasa bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya. Itu adalah juga pemberian Allah. 19Allah memenuhi hati orang itu dengan kegembiraan, maka ia tidak cemas memikirkan tentang pendeknya hidup ini.
Melalui pengkhotbah, raja Salomo memberi nasihat seharusnya manusia berbahagia dan menikmati semua hasil pekerjaan, harta dan kekayaan sebagai berkat.
Pengkotbah 6:1-2
1Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: 2orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
2A. Namun ada kemalangan (kutuk) yang menekan, yaitu manusia memiliki ketidakmampuan untuk menikmati atas semua hasil pekerjaan, harta dan kekayaan sebagai berkat.
Pengkotbah 6:10-11
10Segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan Allah sejak semula. Kita hanya manusia yang lemah dan tidak pantas untuk membantah Allah Pencipta kita.
11Semakin kita berbantah-bantahan tentang nasib kita, semakin sia-sia perkataan kita. Percuma!
Pengkhotbah 6:10-11 adalah gema (echoe) dari kejadian 3 kejatuhan manusia di dalam dosa. Observasi ini menunjukkan bahwa karena pemberontakan Adam danHawa di taman Eden maka manusia hidup di bawah kutuk dosa (diusir keluar dari taman Eden)
Tuhan telah memberi kita masa hidup yang singkat, dan kita seharusnya melihat kehidupan sebagai anugerah yang diberikan kepada kita. Pemberian Tuhan untuk dinikmati.
Namun, seperti yang telah disampaikan oleh Sang Pengkhotbah, kekayaan dapat membuat kita sengsara. Bukannya menikmati kekayaan, kita malah kikir. Bukannya merasa puas dengan apa yang kita miliki, kita malah menjadi korban dari pemikiran bodoh, “seandainya saja…”
Kalau saja saya mendapat promosi itu, maka saya akan bahagia.
Kalau saja saya menerima bonus itu, maka saya sudah merasa cukup.
Andai saja saya punya gadget baru ini, saya pasti akan puas.
Kalau saja saya punya mobil yang lebih bagus, maka saya akan puas. Tentu saja, “seandainya saja” membuat kita menjadi bodoh karena itu tidak pernah cukup.
Dalam keberdosaan kita, kita menyukai pengalihan yang diakibatkan oleh dosa dan membuat uang menjadi allah palsu kita dan berhala kita.
Kejadian 3:17b-19,23
maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 18semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 19dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”.... 23Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
2B. Dosa mengakibatkan kita hidup dalam kemalangan (kutuk) untuk terus bekerja dalam kefanaan dan kesia-siaan.
3. BAGAIMANA INJIL MENEBUS DAN MENGUBAH CARA PANDANG KITA TERHADAP UANG (KEKAYAAN) ?
Pengkhotbah 5:18
18Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya – JUGA ITU PUN KARUNIA ALLAH.
Pengkhotbah 5:18 paralel dengan 1 Tim 6:1 yaitu kalau kita bisa puas dan dapat menikmati segala berkat atau kekayaan itu adalah karunia Tuhan.
1 Tim 6:17
17Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Mengapa kita tidak bisa merasa puas, selalu merasa tidak cukup dan tidak bisa menikmati berkat yaitu karena dosa membuat kita kehilangan kemuliaan Allah sehingga kita selalu mencari sesuatu di luar Tuhan untuk menutupi ketelanjangan kita. Begitu mereka makan buah yang dilarang Tuhan itu maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Sebelumnya mereka tidak sadar mereka telanjang karena mereka dilingkupi oleh kemuliaan Tuhan. Identitas mereka ada di dalam Tuhan. Mereka memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Namun saat mereka berdosa maka. mereka kehilangan kemuliaan Allah itu.
Kita tidak dapat menemukan kepuasan tanpa kasih karunia Tuhan. Hubungan kita dengan uang/harta/kekayaan akan selalu terdistorsi sampai Tuhan turun tangan melakukan intervensi.
Tuhan memberikan pemberian terbesar bagi kita yaitu pemberian: Substitusi Kristus. Yesus Kristus yang termulia dan terkaya, berinkarnasi rela mati dalam kehinaan dan kemiskinan bagi kita yang serakah kekayaan dan haus kemuliaan. Bangkit dari kematian supaya kekayaan palsu dan kemuliaan fana kita digantikan oleh kemuliaan dan kekayaan sejati-Nya. Bilur Yesus Kristus menyembuhkan kita dari dosa, keserakahan, kejahatan serta kematian dan kemiskinan rohani.
2 Korintus 8:9
Karena KAMU TELAH MENGENAL KASIH KARUNIA TUHAN KITA YESUS KRISTUS, bahwa IA, YANG OLEH KARENA KAMU menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Kembali pada lukisan rentenir dan istrinya menunjukkan apa yang Yesus ajarkan: kita tidak bisa mencintai Tuhan dan mamon (mat 6:24). Keduanya saling bertentangan. Rentenir dan istrinya mendapati diri mereka dikuasai oleh cinta akan uang, beralih dari imannya dari kerohaniannya untuk terobsesi dengan uang dan kekayaan. Jika pandanganmu terganggu oleh uang, kamu tidak akan pernah menemukan kepuasan dan ketenangan di dalam hidupmu. Namun seniman Quentin Massys tidak hanya melukis untuk mendiagnosis masalah cinta uang, tetapi juga menunjukkan solusinya. Bagaimana kita bisa melepaskan diri dari daya tarik kekayaan? Ini adalah pelajaran yang dipelajari dan dibagikan oleh para seniman dalam lukisan itu. Lukisan itu memberi kita petunjuk bagaimana kita bisa memutus rantai kekayaan yang memperbudak. Sang seniman melukis sebuah cermin kecil di atas meja yang mengarah ke luar bingkai. Dalam pantulannya, kita melihat sebuah jendela yang sinarnya membentuk gambar salib, dengan gambar seorang pria yang sedang mengulurkan tangan ke salib. Manusia di dalam cermin adalah seniman itu sendiri, yang menuntun kita dan menunjukkan kita pada salib. Bagaimana kita bisa lepas dari tirani uang dalam jiwa kita? Dengan memandang salib Kristus.
PERTANYAAN REFLEKTIF
GOSPEL RESPONSE
KARENA INJIL