Pembacaan : Lukas 23
Perkataan terakhir dari orang yang menjelang ajal adalah selalu yang penting bagi orang itu yaitu menunjukkan isi hati orang tersebut, menunjukkan apa yang bermakna dan yang perlu diingat mengenai orang tersebut. Bahkan kalau kita perhatikan maka di empat Injil memberi catatan luas, panjang lebar, dan detail untuk momen penyaliban dan kebangkitan Kristus. Kelahiran Kristus hanya dicatat dalam Matius dan Lukas yang mencatat detail. Kalau kita perhatikan, alkitab bergerak lambat sekali untuk menceritakan proses penderitaan, kematian, sampai kebangkitan Kristus. Termasuk mencatat ketujuh perkataan Yesus yang ada di atas kayu salib dan kita akan melihat dan merenungkan maknanya satu persatu.
1. PERKATAAN PERTAMA:
"Ya Bapa, Ampunilah Mereka, Sebab Mereka Tidak Tahu Apa Yang Mereka Perbuat (Luk 23:33-34)
Panggilan Bapa menunjukkan bahwa Yesus sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal memiliki relasi yang intim dengan Bapanya di sorga. Di tengah-tengah kesakitan dan pergumulannya maka panggilan ini menunjukkan complete trust (kepercayaan penuh kepada BapaNya dan menunjukkan kepercayaan penuh akan kasih BapaNya).
Tidak seperti kita yang seringkali dalam hidup kita yaitu dalam semua pergumulan maka kita tidak menaruh kepercayaan penuh pada Bapa tetapi malah sering mempertanyakan Tuhan. Tetapi di sini menunjukkan betapa percayanya Yesus dan betapa yakinnya Yesus atas kasih dan rencana Bapanya serta Yesus tahu bahwa Dia melakukan kehendak BapaNya.
Dan bukan itu saja Dia juga berkata “ Ampunilah mereka “ dimana dalam Bahasa Yunani secara gramatikal diucapkan berkali-kali. Ketika Dia dipaku, diberi mahkota duri, ditelanjangi maka Dia terus berkata “ ampunilah mereka “. Dan bukan hanya berkata “ampunilah mereka “ tetapi Yesus juga memberikan alasan kepada Bapa untuk mengampuni yaitu karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu bahwa Yesuslah raja segala raja, Sang Penyelamat dan Mesias yang ditungu-tunggu itu. Di atas salib maka Yesus memintakan ampun atas orang-orang yang menyalibkan Dia. Dan ini sudah dinubuatkan kira-kira 700 tahun sebelum Kristus lahir :
Yesaya 53:12 (BIMK)
Dengan rela ia menyerahkan hidupnya dan masuk bilangan orang jahat. Ia memikul dosa orang banyak dan berdoa (Interceeded/Praying) supaya mereka diampuni.
Sungguh sebuah skandal Yesus yang disalibkan justru berdoa pengampunan bagi mereka yang menyalibkan Dia. Yesus disalib karena kita. Dosa kitalah yang ditanggungnya dan karena pengorbanan Yesus maka kita menerima pengampunan dosa. Siapa yang menyalibkan Dia? Alkitab sedang berbicara tentang kita. Kitalah orang yang seharusnya menanggung hukuman namun justru kitalah yang menghukum Yesus, tetapi Yesus mengampuni kita dan berdoa untuk kita. Bahkan sekalipun Yesus sudah bangkit dan naik ke sorga namun Dia tetap bersyafaat bagi kita.
2. PERKATAAN KEDUA
“Sesungguhnya Hari Ini Juga Engkau Akan Ada Bersama-Sama Dengan Aku Di Dalam Firdaus." (Lukas 22:43)
“Sesungguhnya Hari Ini Juga Engkau “
Ketika Yesus mengatakan “ sesungguhnya (truly)” artinya bahwa Dia berbicara tentang kepastian. Perkataan “ hari ini juga” berbicara tentang present (hari ini) dan bukan future (akan datang). Dan perkataan “engkau “ berbicara tentang banyak orang tetapi menyebut pribadinya. Jadi keselamatan di dalam Kristus adalah kepastian, berlaku saat ini dan sangat personal.
“ engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus “
Yesus bukan hanya menjanjikan keselamatan tetapi juga sorga. Ap aitu sorga atau Firdaus? Kalau kita perhatikan perkataan Yesus ini maka sebenarnya yang ditekankan Yesus bukan Firdausnya tetapi “ bersama-sama dengan Aku “. Jadi sorga itu bukan berbicara tentang tempatnya saja tetapi berbicara tentang “ hidup bersama dengan Tuhan , hadiratNya, kepenuhanNya dan kemuliaanNya.”
Sebab itu para murid Yesus ketika mereka mati sebagai martir maka mereka tetap bisa bersukacita. John Floyd berkata “ kalau di sorga tidak ada Yesus maka saya tidak maka saya tidak mau ke sorga tetapi pergi ke tempat Yesus berada. “ Kalau sorga tidak ada Yesus maka sorga bukan lagi sorga sebab sorga yang sesungguhnya adalah tempat dimana kita bisa bersatu dan berada dalam hadirat Tuhan. Biarlah yang kita cari bukannya tempat yang bernama sorga tetapi keberadaan Tuhan bersama dengan kita. Sehingga penderitaan apapun yang kita alami dan kita tahu bahwa Tuhan bersama dengan kita punya sorga di tengah-tengah kita.
Lukas 22:39-41
39Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: ”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” 40Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
Ada dua penjahat yang ada di sebelah Yesus yang sebenarnya adalah gambaran dari kita. Yang menjadi perbedaannya adalah mereka tertangkap dan dihukum tetapi kita semua masih belum tertangkap. Dan saat kita dihadapkan dengan salib Kristus maka selalu ada dua respon ini yaitu yang satu mengejek, menghina dan merendahkan padahal sudah dihukum dan sudah berdosa tetapi masih sombong, dan itulah keadaan manusia (ay.40). Tetapi respon yang satu adalah merasa memang selayaknya dihukum dan menerima balasan setimpal dengan perbuatannya (Ay. 41). Jadi kita akan bisa menerima kasih karunia saat kita sadar bahwa kita adalah orang yang berdosa.
Tim Keller berkata “ Semakin kita sadar akan kelemahan kita, semakin kita sadar bahwa kita orang berdosa, kita sudah bersalah dan kita semestinya dihukum, maka baru kita bisa melihat anugerah Tuhan menjadi berharga, bersinar dan menjadi indah. “
Kriminal ini merasa hancur dan berkata “ Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Yesus (Yeshua) artinya penyelamat. Penjahat itu sadar bahwa Yesus bukan hanya penyelamat saja tetapi dia adalah raja. Di atas kepala Yesus ada tulisan tanda yang berkata inilah raja orang yahudi. Semua orang melihatnya dan penjahat yang satu tidak percaya dan mengejek. Tetapi yang satu percaya, sadar akan dosanya dan memanggil nama Yesus serta mengakui Yesus sebagai raja. Penyamun itu bisa berkata demikian bukan karena dia hebat atau mampu tetapi anugerah Tuhan yang memampukan.
Dan setelah itu Yesus berkata “ “Sesungguhnya Hari Ini Juga Engkau Akan Ada Bersama-Sama Dengan Aku Di Dalam Firdaus.. Apa artinya perkataan ini buat penjahat ini karena penjahat ini belum ada kesempatan untuk berbuat baiik, belum ada kesempatan beribadah dan merayakan Paskah tetapi Yesus sudah berkata “ “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.. Perkataan Yesus yang kedua ini menegaskan bahwa kita yang tidak layak hanya bisa diselamatkan karena kasih karunia oleh iman.
Efesus 2:8-9
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Kita diselamatkan oleh anugerah dan bukan karena perbuatan baik kita. Apa itu berarti perbuatan baik itu tidak penting?
Efesus 2:10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Keselamatan yang kita terima karena anugerah melalui iman maka itu yang memampukan kita untuk melakukan pekerjaan yang baik. Jadi kita berbuat baik dan beribadah bukan supaya kita selamat tetapi karena kita sudah diselamatkan sebab itu kita dimampukan untuk berbuat baik dan melakukan semua kesempatan untuk memuliakan Tuhan.
Banyak orang berpikir untuk menjadi seperti penjahat itu yaitu percaya Yesus waktu mau meninggal saja. Ini adalah tipuan iblis. Sebenarnya sang penjahat yang di salib itu tidak menunggu sampai dia pas mau mati baru percaya Yesus tetapi dia memanggil nama Yesus saat menyadari bahwa dia orang berdosa. Sehingga pada kesempatan pertama dia bertemu Yesus maka dia langsung percaya, mengaku dosanya dan langsung memanggil Yesus sebagai penyelamat dan raja. Dan kebetulan kesempatan pertamanya itu juga adalah kesempatan terakhir di hidupnya. Kita yakin kalau Tuhan memberikan kesempatan untuk si penjahat ini hidup maka dia akan hidup untuk memuliakan Tuhan.
Sungguh suatu skandal Yesus sang penyelamat dan yang tidak bersalah justru didakwa dan dihukum mati untuk menanggung kejahatan kita.
3. PERKATAAN KETIGA:
Berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" (Yohanes 19:26-27)
Perkataan ini adalah menunjukkan sisi kemanusiaan Yesus dan kasih sayang Yesus kepada sang ibu. Dia meminta Yohanes untuk memperhatikan ibunya. Ini menunjukkan bahwa Yesus tetap setia dan tidak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai anak.
Ada sesuatu yang menarik mengenai Maria ibu Yesus yaitu di Yohanes 2 yaitu Maria diceritakan bicara mengenai siapa Yesus di perkawinan di Kana. Namun di Yohanes 19 yaitu waktu Yesus diadili maka Maria sebenarnya bisa membela Yesus dan berkata bahwa Yesus itu adalah anaknya, dia yang melahirkan dan dia hanya anak tukang kayu. Namun Maria tidak berkata seperti itu tetapi hanya diam saja sebab dia tahu sejak awal bahwa Yesus adalah Mesias itu.
Lukas 1:31-33
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” 34Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” 35Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah….
Lukas 1:37
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” 38Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Bagi kebanyakan orang seringkali perkataan “ bagi Allah tidak ada yang mustahil “ itu diartikan dalam konteks mujizat secara jasmani meskipun itu bisa terjadi. Namun sesungguhnya “ mustahil “ disini berbicara tentang bagaimana mungkin Tuhan berinkarnasi menjadi manusia. Bagaimana mungkin Tuhan yang tidak berdosa itu bisa mati disalib. Bagaimana mungkin masalah dosa yang tidak ada jalan keluarnya untuk manusia menyelamatkan dirinya sendiri sekarang ada jalan keluarnya dimana Tuhan sendiri yang memberikan jalan keluar. Sebab itu bagi Allah tidak ada yang mustahil. Jadi saat ini apa yang tidak dapat diselesaikan oleh siapapun maka sudah diselesaikan oleh Allah, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Sungguh suatu skandal Tuhan berinkarnasi jadi manusia menderita di salib tetapi tetap setia dan tidak mengabaikan tanggungjawabNya.
Kalau Tuhan bisa menyelesaikan tugasnya secara rohani namun juga tidak mengabaikan tugasnya secara jasmani yaitu memperhatikan ibuNya seperti itu juga Tuhan memperhatikan kita sehingga hidup kita bisa merasa aman dalam Tuhan. Apapun situasi yang kita hadapi maka Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kalau Dia sudah menyelesaikan masalah yang terbesar maka Dia pasti juga memperhatikan setiap detil hidup kita.
4. PERKATAAN KE-EMPAT :
"Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(Matius 27:45-46)
Kalau kita perhatikan perkataan pertama yang dipakai Yesus adalah Bapa namun disini Dia mengatakan AllahKu. Hal yang menarik adalah yaitu meskipun Alkitab secara detail menceritakan proses penyaliban Kristus namun yang menarik bahwa detail panjang pakunya atau banyaknya darah yang dikeluarkan, detail mahkota durinya serta penderitaan fisik yang dialami meskipun cukup spesifik tetapi tidak ada data-data yang detil tentang itu semua. Mengapa? Karena Injil mengajak kita melihat bahwa ada yang lebih besar dan menakutkan dari sekedar penderitaan fisik, yaitu penderitaan rohani. Mulai dari Getsemani, ada yang disedihkan, “ditakutkan,” yang digambarkan seperti keringat menetes seperti tetesan darah saat Yesus bergumul. Jadi apa yang ditakutkan oleh Juru Selamat kita bukanlah penderitaan fisiknya tetapi terlebih adalah cawan murka Allah yaitu keterpisahanNya dari Allah Bapa. Karena ada keintiman secara komunal dalam Allah Tritunggal dimana Yesus tidak pernah terpisah dengan Bapa.
Yohanes 1:1-2
1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Ketika Yesus berkata “ Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Maka itu adalah penggenapan dari nubuatan di Perjanjian Lama.
Mazmur 22:2, 17-18
2Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?... 17Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku,mereka menusuk tangan dan kakiku.18Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.19 Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
Mengapa Allah Bapa meninggalkan Yesus?
Allah adalah Allah yang maha kudus yang sama sekali tidak bisa mentoleransi dosa dan Yesus menanggung dosa kita semua, sehingga keterpisahan itu terjadi .
1 Petrus 2:24
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Jadi Yesus menanggung dosa kita itu bukan secara simbol atau kiasan tetapi secara literal dimana seluruh dosa umatNya diserap oleh Yesus dan ditimpakan kepada Yesus. Dia yang tidak mengenal dosa dibuat menjadi dosa karena kita (oleh Allah Bapa) supaya di dalam Dia (Yesus Kristus) maka kita dibenarkan Allah.
Sungguh suatu skandal keintiman Allah Tritunggal harus mengalami keterpisahan demi menanggung dosa umatNya.
5. PERKATAAN KELIMA :
“ Aku haus!" (Yohanes 19:28)
Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia tulen dan juga Tuhan.
Filipi 2:6-8
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus mengosongkan dirinya bukan dari keTuhanannya tetapi dari kemuliaan surga dan menambahkan atribut manusia serta mengambil rupa seorang hamba menjadi sama dengan manusia jadi keTuhannya tidak pernah hilang. Inilah yang disebut dengan doktrin “ Hypostatic Union”.
Ibrani 2:17-18
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ibrani 4:14-15
14Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 15Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Sungguh suatu skandal Tuhan rela menderita sengsara untuk dapat merasakan pergumulan kita dan mendampingi kita.
6. PERKATAAN KE-ENAM :
"Sudah selesai." (Yoh 19:29-30)
Kata sudah selesai ini dalam bahasa aslinya adalah “ tetelestai (it is finished). Ada beberapa contoh yang berhubungan dengan kata ini, yaitu :
Lalu apa yang diselesaikan Yesus yaitu menyelesaikan semua hukuman dosa kita dan harganya sudah lunas dibayar. Saat Yesus berkata “ sudah selesai “ maka tirai di antara ruang kudus dan maha kudus dimana hanya imam besar yang boleh masuk maka tirai iyu sobek dari atas kebawah. Ini menunjukkan bukan inisiatif manusia yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari manusia. Akses itu sudah dibuka melalui karya salib Kristus. Jembatannya sudah selesai dibangun dan harganya sudah lunas dibayar sehingga yang percaya kepada Yesus memiliki akses untuk masuk dalam hadiratNya.
Ibrani 10:10, 12, 14
10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Ibrani 10:17
dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
Sungguh suatu skandal dimana kegagalan dan masalah terbesar manusia yaitu dosa ditanggung, dibayar dan diselesaikan oleh Tuhan sendiri
7. PERKATAAN KE-TUJUH :
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." (Lukas 23:44-46)
Yesus menyelesaikan tugasNya dan menggenapi nubuatan.
Yohanes 19:32-34
32Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 33tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 34tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Yohanes 19:36-37
36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: ”Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” 37 Dan ada pula nas yang mengatakan: ”Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”
Kematian Yesus justru merupakan kemenangan atas maut. Dia mati supaya kita mendapatkan kehidupan.
Yohanes 10:17-18
17Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”
Yesus memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian. Masalah fundamental manusia adalah takut menghadapi kematian. Tetapi sekarang kita tidak perlu takut sebab kematian telah ditanggung oleh Yesus Kristus. Kematian adalah awal dari kehidupan yang kekal dan akhir dari penderitaan kita di dunia yang fana ini.
Markus 15:39
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
Sungguh suatu skandal, Tuhan yang tidak bisa mati rela mati disalib supaya kita yang mati memperoleh kehidupan.