Palm Sunday

Ringkasan Kotbah Sermon Series – Scandal of The Cross – “ Palm Sunday “

Pembacaan : Matius 21 : 1 - 11

 

Palm Sunday biasa dikenal juga dengan Minggu Palem atau Minggu Palma/Palmarum, diperingati gereja sebagai hari ketika Tuhan Yesus dielu-elukan saat masuk ke Yerusalem. Ini juga menandakan hari-hari terakhir sebelum Yesus akan disalibkan. Simbol utama dari Minggu Palem memang daun palem, yang pada waktu itu digunakan untuk menyambut kedatangan Yesus. Dengan menunggang seekor keledai, Yesus Sang Raja Damai itu menggenapi nubuat yang dicatat Zakharia 9:9

Jadi disatu sisi Minggu Palem dapat dimaknai bahwa nubuat tentang Sang Raja Damai itu telah tergenapi. Pertolongan dan pengharapan yang telah dijanjikan itu akhirnya nyata. Namun, di saat yang sama Minggu Palem juga berarti bahwa Sang Anak Domba Allah yaitu Yesus Kristus harus mengalami penderitaan yang terbesar yaitu memasuki babak terakhir dalam rancangan penebusan Allah yang Tuhan persiapkan dimana inilah yang disebut dengan skandal.

 

Melalui seri khotbah ini kita akan melihat rencana penebusan Tuhan melalui karya salib Yesus Kristus dan melihat bahwa Tuhan dengan sengaja memilih cara yang sangat ironis dan penuh skandal untuk menyelesaikan masalah dosa kita dan menyelamatkan kita serta menebus hidup kita semua.

          1. SKANDAL PENOBATAN KRISTUS MENJADI RAJA (8 – 11)

8Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. 9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya:“HOSANA BAGI ANAK DAUD, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” 10Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: “Siapakah orang ini?” 11Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.”

Ketika mereka mengatakan “Hosana”  itu artinya “selamatkan kami sebab mereka menganggap bahwa Yesus ini adalah Mesias yang menyelamatkan mereka secara politis dan membebaskan mereka dari tekanan dan penjajahan bangsa Romawi. 

Cara Tuhan bekerja itu berbeda dengan cara kita berpikir dimana para pengikut Yesus dan murid-muridNya itu memiliki motivasi dan agenda masing-masing dalam mengikut Yesus yaitu untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan. Sebab itu Alkitab menentang semua theology kemakmuran sebab mereka mengukur semua dengan hal-hal yang sifatnya jasmani. 

Dan Ketika mereka menyebut Yesus dengan “Anak Daud”  maka kalau kita melihat silsilah Yesus Kristus di kitab Matius maka kita  melihat dua nama besar yang menjadi nenek moyang dari Yesus Kristus yaitu disebut sebagai Anak Abraham dan Anak Daud – keturunan Daud yang akan menjadi Mesias. jadi ini adalah seperti suasana penobatan sang raja karena mereka benar-benar percaya bahwa yesuslah sosok yg ditunggu-tunggu dan mereka tidak salah sebab tanda-tandanya jelas seperti yang tertulis dalam kitab para nabi.

4Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: 5  “Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” 6Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. 7Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.

Dan sebenarnya Dia memang Mesias dan Raja seperti yang tertulis dalam :

  • Matius 2:2 – orang majus berkata bahwa  bahwa Dia adalah Raja
  • Matius 3 - Ia diurapi sebagai raja oleh Roh Kudus untuk misi kerajaannya
  • Lukas 23 - Ia diakui sebagai raja dalam pelayanannya oleh murid-muridnya
  • Yohanes 1. Musuh-musuhnya memanggilnya raja 
  • Yohanes 19. Ia sendiri menyebut dirinya raja.

Jadi pelayanan Yesus merupakan pernyataan nilai Kerajaan dimana Dia mengajarkan hal yang bertolak belakang dengan dunia, misal:

  • Kasihilah musuhmu
  • DI tampar pipi kanan maka berikan  pipi kiri
  • Kalau disiruh berjalan 1 mil maka berjalanlah dua mil
  • Kalau orang minta jubahmu maka berikan juga bajumu

Kalau berbicara tentang Hukum Taurat maka Yesus memulihkan Hukum Taurat kepada standard yang sesungguhnya yaitu standarnya adalah hati. Sebagai contoh :

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya , sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.  

  • Barang siapa mau menjadi yang terbesar dia harus menjadi yang terkecil
  • Barang siapa yang mau menjadi terkemuka dia harus melayani
  • Barangsiapa ingin menyelamatkan nyawanya malah kehilangan hidupnya tetapi barang siapa rela kehilangan nyawanya demi Aku justru akan mendapatkan kehidupan
  • Yang terdahulu menjadi yang terkemudian dan yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu

Mujizat yang dilakukan Yesus adalah demonstrasi kuasa dan otoritas Kerajaan Allah. Dia berkuasa atas penyakit dan atas alam yang menunjukkan kuasa KerajaanNya dimana Dia berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi. Dan menurut Yohanes maka sebenarnya kalau mau ditulis tentang mujizat yang dilakukan Yesus maka Alkitab itu tidak cukup untuk menuliskannya.  Yohanes hanya menulskan tujuh mujzat Yesus dimana tujuh menunjukkan angka sempurna. Dan sebenarnya mujizat itu bukanlah tujuannya tetapi hanya tanda yang merujuk kepada Yesus. Namun yang seringkali kita cari adalah mujizatNya dan itu artinya kita bukan cinta Tuhan tetapi cinta diri sendiri. Kita memanipulasi Tuhan untuk apa yang kita mau. Biarlah hati kita dikalibrasi sehingga kita mengikut Tuhan bukan karena mujizatNya sekalipun mujizat bisa saja terjadi tetapi itu bukan tujuannya. 

Pada hari minggu palem  kita melihat Yesus di Yerusalem menuju bait Allah seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel. Tetapimereka mengharapakn Yesus menjadi raja yang seperti raja yang memimpin kerajaan dunia yang akan membebaskan mereka. Tetapi apa yang terjadi adalah kebalikan dari harapan orang-orang  tersebut yaitu Yesus diadili, disiksa dan disalib dimana Dia diperlakukan seperti seorang kriminal. Sebab itu waktu Yesus menubuatkan penangkapannya dan menubuatkan salib maka Petrus marah. Bagaimana kita memahami ini semua kenapa Kristus sang raja pada akhirnya harus di salib, direndahkan, disiksa dan dihina, dicemooh oleh orang-orang yang semestinya diperintah dan ada dibawah pemerintahannya Yesus malah menyiksa Yesus. Inilah yang disebut dengan skandal dimana kita menghindarinya namun justru Tuhan pakai untuk menyelamatkan kita. 

Ibrani 2:9-10
9Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.10Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

Memang benar dalam Minggu Palem maka Yesus berada di suatu parade yang akan menobatkan Dia menjadi raja dimana itu adalah penggenapan dari kitab para Nabi. namun cara penobatan raja menurut Kerajaan Sorga bukan dengan singgasana emas atau mahkota yang penuh dengan berlian dan emas tetapi dengan mahkota duri.  Raja diatas segala raja tidak duduk diatas singgasana yang empuk namun singgasananya adalah salib. Kalau Tuhan bisa mengampuni pendosa itu karena ada seorang raja yang rela menanggungnya melalui penderitaan salib. Kalau Tuhan bisa mengasihi pendosa seperti kita karena ada seorang raja yang rela bertahta bukan pada singgasana emas tetapi tahtanya adalah penderitaan salib.

Disinilah Tuhan melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan dimana Dia menegakkan keadilan tetapi pada saat yang sama mencurahkan kasihnya yang besar. Pada saat yang sama menghakimi dosa tetapi pada saat yang sama Dia  memberikan jalan keluar bagi pendosa. Pada saat yang sama keadilan Tuhan dan kasih Tuhan bersentuhan melalui penderitaan Yesus Kristus.

Dietrich Benhoffer berkata “ Seorang raja yang mati di kayu salib pastilah raja dari kerajaan yang agak aneh. Karena sementara kerajaan dunia ini dibangun dengan kekuatan militer, maka kerajaan Allah dibangun atas dasar Anugerah - Kasih Karunia. “

Yesus  menanggung semua dosa kita dimana kita yang mestinya terdakwa dan yang mestinya menjalani semuanya. Injil adalah kabar baik tetapi kabar baik itu diawali oleh kabar buruk namun sudah ditanggung oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.  Tuhan tidak hanya memberikan berkat saja tetapi lebih dari itu yaitu memberikan diriNya. Melalui diriNya maka keadilannya tidak bisa dikompromi tetapi tetap terjadi dan dilakukan melalui karya  salib Kristus, tetapi kasihNya dinyatakan supaya kita menerima anugerah-kasih karuniaNya. Kita diterima karena Yesus sang raja  yang ditolak. Kita disembuhkan karena Yesus yang sengsara dan sakit menggantikan kita. Kita dibebaskan karena Yesus yang menjalani hukuman menggantikan kita. Kita punya hidup karena Yesus yang mati buat kita. Kita adalah kebenaran Allah dalam Kristus karena Yesus yang tidak mengenal dosa menjadi dosa.

          2. KUASA KERAJAAN ALLAH DINYATAKAN MELALUI PENDERITAAN SALIB

Melalui penobatan Kristus sebagai raja di atas salib maka kita melihat bahwa kuasa Kerajaan Allah yang tertinggi justru dinyatakan melalui penderitaan salib. Kalau di dunia kuasa kerajaan itu ditentukan oleh kekuatan, keberhasilan atau kekayaan. Sistim kerajaan Allah tidak sama dengan cara dunia bekerja yaitu kalau kita kaya, sukses, menunjukkan kehebatan, semakin berkuasa dan dimuliakan serta dihormati. Tetapi kerajaan Allah singgasananya salib dan mahkotanya duri serta melalui penderitaan. Jadi kuasa Kristus justru semakin nyata saat kita lemah dan tidak mampu lagi saat tidak ada lagi yang bisa disombongkan. 

Kasih karunia Tuhan hanya bisa mengalir saat kita sudah tidak mampu  melanjutkan lagi dengan kekuatan kita sendiri. Rasul Paulus saat merasa ada seperti duri dalam daging dan meminta supaya Tuhan mencabutnya namun  Tuhan berkata :

2 Korintus 12:9
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku

Sungguh suatu skandal bahwa seseorang yang terlihat sangat tidak berdaya itu sebenarnya sangat berkuasa. Kristus menjadi tidak berdaya supaya kita yang tidak berdaya menerima kekuatan kuasa Kerajaan Allah.

Sungguh suatu skandal bahwa Kristus yang seolah-olah tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri justru menyelamatkan umatNya di atas salib. Kristus yang menjadi sumber keselamatan itu rela untuk tidak menyelamatkan dirinya sendiri supaya kita yang tidak bisa menyelamatkan diri kita menerima keselamatan.

Sungguh suatu skandal bahwa Kristus  yang dihukum mati itu sesungguhnya adalah sang pemberi kehidupan. Kristus yang tidak bisa dihukum mati tetapi membiarkan dirinya untuk disalib sampai mati supaya kita yang mati menerima kehidupan yang kekal. 

          3. KARYA SALIB KRISTUS MEMBERIKAN PANDANGAN YANG BENAR ATAS PERGUMULAN YANG KITA ALAMI DI DUNIA INI

Selama kita hidup di dunia yang rusak ini maka kita tidak bisa lari dari penderitaan. Tetapi tetapi ada kabar baik bahwa  Dia sudah ada di sana, bersama dengan kita, mengerti penderitaan kita dan Dia menang atas penderitaan kita.

Ibrani 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Kristus bukan hanya  pernah merasakan semua pergumulan yang kita alami dan hadapi tetapi Dialah jawaban yang kita cari. 

Setiap kita ini sebenarnya sedang mencari sesuatu atau seseorang untuk mengobati lubang kosong yang ada di dalam hati kita. 

Sebagai contoh ilustrasi yaitu analogi “appetizer dan  main course”. Kalau kita makan di restoran fine dining, biasa ada appetizer  / hidangan pembuka dan main course / hidangan utama. Appetizer biasanya rasanya kuat, misalnya kacang yang diberi garam kalau di restoran Chinese, yang rasa asinnya membuat ingin makan dan makan lagi. Dan kalau saudara perhatikan appetizer  juga disajikan dalam porsi sedikit, karena tujuan appetizer adalah membuat kita mengharapkan (mengantisipasi) hidangan utamanya.

Setiap kita mencari sesorang atau sesuatu untuk mengobati kekosongan di dalam hidup kita.  Sebagai contoh yaitu kalau kita mencari kekasih, mencari uang, mencari kepuasan bahkan kita juga rela melakukan hal-hal yang gila demi kekasih, demi uang, demi kepuasan, demi penghargaan dan demi penerimaan. Tetapi berapa kali kita dikecewakan karena kekasih yang  kita damba-dambakan menyakiti hati kita dan uang yang kita miliki tidak bisa memberikan kepuasan.

Namun problematikanya bukan pada diri si kekasih,atau di uang tetapi di penerimaan, penghargaan atau kepuasan yang kita cari-cari tetapi problemnya ada pada kita, semua yang kita pikir bisa memuaskan itu tidak lebih dari appetizer yang menunjuk/ mengantisipasi hidangan utamanya.  Ini yang dimaksudkan waktu kita menyatakan bahwa arti dari semua ini adalah bahwa sesungguhnya yang kita cari adalah Kristus. 

Tulisan John Calvin yang berjudul  “ The Glorious Gibbet “ (Kemuliaan Salib “ mengatakan :

Karena walaupun di salib tidak ada yang lain selain kutukan, namun demikian itu semua ditelan oleh kuasa Anak Allah, sehingga Salib mengenakan seolah-olah makna yang baru. Karena tidak ada pengadilan yang terlalu terhormat, tidak ada singgasana raja yang begitu megah, tidak ada pertunjukan yang begitu terkemuka, tidak ada kereta raja yang begitu mulia, seperti tiang gantungan dimana Kristus menaklukkan maut dan iblis, sang pangeran kematian. Sesungguhnya Yesus telah menginjak-injak musuhNya dibawah kakiNya. 

Di abad pertama tidak ada pakai kalung salib karena salib adalah tanda  kutuk tetapi hari ini orang memakai salib sebab salib melambangkan keselamatan dan pengharapan.

Ini merupakan suatu skandal penobatan Yesus Kristus menjadi raja justru adalah pengorbananNya untuk menebus umatNya. Injil mengubah makna salib dari kutuk menjadi harapan, dari maut menjadi keselamatan dan dari kematian menjadi kehidupan.