Ecclesia

Ringkasan Kotbah Super Sunday - “ECCLESIA- Ps. Andy Setiawan

 

Pembacaan : Matius 16:13-18

Mengapa Tuhan ijinkan wabah covid 19 ini terjadi secara berkepanjangan yaitu karena Tuhan punya maksud di dalamnya. Dia ingin sampaikan kepada kita sebagai gerejaNya untuk supaya kita lebih mengerti akan rencanaNya. Sebagai ilustrasi maka kita mungkin pernah mendengar tentang musibah yang terjadi atas kapal yang megah yaitu kapal Titanic. Dalam musibah itu maka dari dua ribu orang yang ada di dalamnya maka hanya sepertiga yang selamat. Sekitar seribu lima ratus orang mati tenggelam pada pelayarannya yang pertama. Untuk musibah ini ada banyak lukisan yang dibuat namun lukisan yang terbaik adalak karya dari pelukis Willy Stower. Dalam lukisannya dia menggambarkan bagaimana sebuah kapal besar tetapi tragisnya tenggelam dalam kemegahannya. Disekitarnya ada orang-orang yang sangat panik dan berteriak histeris dan berusaha untuk menyelamatkan diri.  Namun pesan utama dalam lukisan ini bukan pada kemegahan kapalnya atau kepanikan orang-orang. Tetapi pesan utama dari lukisan ini adalah ada sebuah gambar dimana ditengah-tengah segala kekacauan waktu itu tetapi masih ada orang-orang yang memikirkan keselamatan orang lain disekitarnya. Jadi  masalah tidak mengubah kita tetapi masalah menunjukan diri kita yang sebenarnya. Demikian juga masalah wabah covid yang terjadi saat ini tidak mengubah gereja tetapi untuk membantu kita menyadari kualitas kita sebagai gereja Tuhan yang sebenarnya.

Matius 16:13-18

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?“Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?“Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!“Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku (Ekklēsia) dan alam maut tidak akan menguasainya.

 

Untuk supaya kita mengerti rencana Tuhan tentang gerejaNya maka Tuhan menyebut kita sebagai “ Ekklesia “ yang salah satu definisinya adalah sekumpulan orang penting yang dipanggil keluar untuk sebuah tujuan atau membuat suatu keputusan penting bagi kotanya. Dan dengan kata “Ekklesia” inilah maka Tuhan menyebut atau memanggil kita.

1 Petrus 2:9

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 

Kita dipanggil keluar untuk menyatakan kebesaran Tuhan sebab kita sudah dipilihNya melalui karya salibNya. Kita sekarang bukan menjadi orang yang biasa lagi tetapi sebagai umat pilhan Tuhan, imamat rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah sendiri. Dan Tuhan memisahkan kita dengan tujuan supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatanNya yang besar dan karya penebusanNya. Jadi kita adalah “Ekklesia “ yaitu orang-orang yang dipanggil keluar untuk menyatakan kehendakNya atas kota dimana Tuhan tempatkan kita. Namun dalam perjalanan sejarah yaitu sejak jaman kaisar Konstantin dimana kekristenan menjadi agama negara, maka terjadi banyak penyimpangan dalam gereja karena banyak orang yang sekedar beragama kristen karena dipaksa oleh negara sehingga mereka belum tentu mengenal Kristus bahkan mungkin tidak percaya.

Demikian juga yang terjadi hari-hari ini banyak orang Kristen yang tidak peduli dengan isi hati Tuhan. Mereka pergi ke gereja karena punya keinginan atau kebutuhan yang hanya untuk kepentingan diri sendiri. Dan disepanjang sejarah maka akhirnya kata “ Ekklesia “ lambat laun mengalami perubahan yaitu dari Ekklesia berubah menjadi “ Bacilica” – “ Kirche “ (Gothic) –“Church” lalu akhirnya di Indonesia menjadi Gereja yaitu tempat ibadah. Sebab itu sekarang orang tidak lagi memusingkan dengan pertanyaan apakah kita sudah menjadi “gereja”, tetapi yang penting adalah apakah kita sudah ke gereja atau pergi ke tempat ibadah sehingga makna dari Ekklesia menjadi hilang. Ekklesia disebut 114 kali dalam Perjanjian Baru dan 95 % diterjemahkan sebagai church (gereja) yang dalam kamus diartikan sebagai gedung tempat orang Kristen berkumpul atau acara beribadah yang dilakukan di gedung orang Kristen sehingga arti “ekklesia “ yang sesungguhnya tidak terdengar lagi. Ketika definisi berubah maka pengertian kita terhadap rencana Tuhan juga berubah.  

Apakah gereja menurut kita? 

Kalau bagi kita gereja adalah sebuah gedung untuk kebaktian saja maka dalam satu minggu kita pergi satu atau dua kali ke gereja akan membuat kita merasa rohani. Kita berpikir bahwa kita dipanggil untuk melakukan kegiatan agama saja yang sebenarnya itu bukanlah rencana Tuhan. Kita adalah orang-orang yang dahulunya penuh dengan dosa tetapi diangkat Tuhan menjadi umat pilhanNya bukan sekedar untuk kita berbangga diri tetapi kita menjadi wakil Allah di dunia ini untuk menyatakan kemuliaanNya. Menurut survey maka ada lima hal yang kita perlukan  untuk pertumbuhan rohani yaitu pengajaran, komunitas, disiplin pribadi, pelayanan pribadi dan respon kita terhadap kehidupan. Kelima hal ini seharusnya ada dalam kehidupan kita sebagai ekklesia. 

Jadi sekali lagi kita adalah “ekklesia “ yaitu orang-orang yang dipanggil keluar untuk memutuskan nasib kotanya. Dan dalam menemukan pelayanan pribadi kita sebagai panggilan kita untuk memberkati kota maka ada 7 area yang sangat membangun kehidupan masyarakat dimana kita ditempatkan yaitu : Art, entertainment, sport, Business, Pendidikan, Family, Politik ,Media dan Kerohanian. Dan selanjutnya untuk menemukan panggilan kita sebagai “ ekklesia “ Tuhan maka :

  1. Kenali dimana Tuhan menempatkan dan memanggil kita  ; yang ditandai dengan kemampuan dan passion yang ada dalam diri kita
  2. Kenali siapa yang mau kita layani : karena hati Tuhan tidak pernah tertuju pada programnya tapi manusianya .
  3. Mulailah melangkah dan terus mengembangkan diri dalam hal itu

Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus sendiri sudah menjadi teladan bagi kita yaitu turun ke dunia dan tinggal di tengah-tengah masyarakat untuk melayani dan menyatakan kasihNya kepada manusia sekalipun orang-orang menolak dan membenciNya. Yohanes begitu kagum dengan Yesus yang tidak hanya sibuk dengan murid-muridNya saja tetapi juga melangkah keluar. Demikian juga ketika gereja dapat mengenal dengan benar siapakah Yesus itu maka akan terus berbuat kebaikan sekalipun dibenci banyak orang. Dan waktu kita mengenal Tuhan dengan utuh maka Tuhan akan berkata : “ di atas batu karang ini yaitu pengenalan kita akan Kristus maka Tuhan akan mendirikan Ekklesia.” Setiap orang yang dapat mengenal Tuhan secara utuh maka kita akan menjadi EkklesiaNya. Kota bukanlah musuh kita tetapi tempat dimana Tuhan tempatkan kita. Kota adalah juga tempat Tuhan melayani ketika Dia berada di dunia ini. Sekalipun Dia tidak tidak selalu melayani di kota tetapi kota termasuk di dalamnya. Yesus turun ke dunia sebagai manusia dan hidup di tengah-tengah orang berdosa tetapi tanpa berbuat dosa. Melayani mereka ditengah-tengah penolakan mereka, menemukan yang hilang dan melakukan kasih karunia dan kebenaran yang menjadi pribadiNya. Hati Tuhan ada atas mereka yang berada di luar sana dan sampai sekarang Tuhan masih melakukanNya. Kita yang sudah diperlengkapi di gereja maka selanjutnya mari kita menjadi “Ekklesia “ yang memberkati kota melalui kehidupan dan peran kita. Nyatakan pribadi Yesus buat mereka dan waktu kita melakukannya maka kita sedang bersama Yesus sebab Yesus juga ada di sana. Bunda Theresia waktu berdoa dan melihat salib Kristus maka dia melihat wajah-wajah orang di luar sana ada dalam salib Kristus. Dunia sedang mengalami berbagai masalah dan kita juga mungkin sedang menghadapi masalah, tetapi sebagai “Ekklesia “ kita tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi tetap memikirkan orang lain dan berbagi kasih pada orang yang membutuhkan. Biarlah pesan Tuhan melalui covid ini akan membuat kita semakin timbul seperti emas dan menjadi Ekklesianya Tuhan.