You Are What You Love

Special Sunday You Are What You Love 

Pdt. Yakub Tri Handoko

 

PEMBACAAN  : Kisah Para Rasul 8: 18 - 24

Pergumulan eksistensial tidak mungkin dipenuhi dengan hal-hal material. Sebaliknya, yang material hanyalah alat untuk memberi makan berhala lain yang lebih ultimat. Yang dimaksudkan dengan pergumulan eksistensial adalah pergumulan yang sangat dalam yang ada dalam diri kita. Dan setiap manusia memiliki pergumulan eksistensial yang sama yaitu penerimaan, pengakuan ,merasa diri penting, rasa dimiliki dsb, dimana seringkali kita tidak fokus pada hal-hal tersebut karena lebih mengejar hal-hal material yang sebenarnya adalah alat untuk memberi makan pencarian yang yang lebih ultimat ini. 

Sebagai contoh: kalau kita diberi pilihan tas yang harganya 5 juta atau 500 juta namun ada syaratnya yaitu tas yang 5 juta bisa dipakai saja, tetapi tas yang 500 juta ada 3 syarat yaitu tidak boleh dijual, tidak boleh dipakai saat ada orang lain dan tidak boleh ada orang yang tahu. Tentu saja kita akan pilih yang tas 5 juta karena barang yang mahal itu hanyalah alat untuk mencapai sesuatu yang lebih eksistensial yaitu dengan memakai barang yang mahal kita merasa lebih dihormati orang. Jadi penerimaan dan pengakuan orang itu kita anggap lebih penting sehingga kita rela mengeluarkan banyak uang untuk barang yang mahal hanya untuk penerimaan dan pengakuan. 

Di Kisah Para Rasul ini diceritakan ada orang yang rela mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan sesuatu padahal sesuatu yang dia dapatkan akan dia pakai untuk mendapatkan yang lain lagi. Uang itu tidak akan menjadi tuan yang ultimat namun menjadi alat untuk melayani tuan lain yang lebih ultimat yaitu penerimaan, pengakuan, kontrol, kuasa atau kenyamanan. 

KEINGINAN YANG TERLIHAT BAIK. 

18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan (prospherō, 7:42; 21:26); uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 

Di kisah ini kita belajar bagaimana ketertarikan Simon terhadap karya Roh Kudus ternyata muncul dari motivasi yang tidak lurus di hadapan Allah. Manusia lamanya masih dominan Di sini kita belajar bahwa dalam sesuatu yang baik kadangkala manusia lama kita masih belum benar-benar hilang. Kita menutupi manusia lama kita dengan sesuatu yang baru, padahal semuanya lama. 

MANUSIA LAMA YANG BELUM BERES

9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. 10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar." 11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya… 13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi (8:9-13).

Kata yang sering muncul dalam bagian ini yaitu Simon takjub, kuasa dan tanda mujizat. Dari dulu Simon itu lekat dengan kuasa dan hal-hal yang spektakuler. Manusia lamanya belum sepenuhnya beres. Ketika dia melihat para rasul menumpangkan tangan dan orang yang ditumpangi tangan dipenuhi Roh Kudus maka dia sangat takjub. Sehingga dia menawarkan uangnya agar diberi kuasa seperti itu. Jadi yang penting bagi Simon adalah kuasa. Ini menunjukkan bahwa Simon tidak pernah berubah. Setelah mengikuti kekristenan maka manusia lamanya tidak hilang. 

Demikian juga banyak orang Kristen yang seperti itu yaitu kelihatannya Kristen dan beribadah namun manusia lamanya  masih mengikuti terus. Bahkan yang lebih buruk yaitu kita sering memanfaatkan kekristenan untuk menumbuhkan manusia lama kita. Dengan kata lain …

Tanpa transformasi radikal (sampai ke akar), gereja hanya akan melahirkan orang-orang Kristen yang tambal-sulam dan sekadar ingin memperalat TUHAN.

Sebagai contoh kalau ada orang yang berhalanya adalah pengakuan, lalu dia berusaha sekaya mungkin untuk membuktikan bahwa dia itu berhasil. Atau dia berhalanya penerimaan dan dia ingin bisa diterima di komunitas yang “ high end” sehingga harus memakai barang-barang yang mahal. Namun suatu saat mungkin bisnisnya gagal dan datang ke gereja. Lalu pendetanya mendoakan “ Tuhan akan memulihkan engkau, engkau akan naik terus dan tidak akan turun “. Itu artinya gereja telah menjadi kuil penyembahan berhala. Karena orang-orang ini berhalanya adalah penerimaan, pengakuan, kuasa dan kenyamanan, Mereka mau memberi makan berhala dengan memakai uang dan saat mereka tidak punya uang maka di gereja di doakan supaya punya uang. Kita harus mengerti kalau yang menjadi persoalannya adalah berhala maka jangan diberi uang karena itu berarti memberi makan berhala. Dan yang lebih parah yaitu seringkali orang Kristen memanfaatkan Tuhan untuk memberi makan berhalanya. Itu adalah tindakan yang sama bodohnya dengan seorang laki-laki mau pergi bersama selingkuhannya dan dia minta uang dari isterinya serta minta didoakan supaya selamat diperjalanan. 

Simon kelihatannya bertobat tetapi tidak. Dia hanya memenuhi manusia lamanya. Apa yang salah dari Simon yang seringkali juga menjadi kesalahan kita?

          1. TIDAK MEMAHAMI KASIH KARUNIA ALLAH 

20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang

Kesalahan Simon adalah salah konsep makanya theology itu penting. Theology itu bukan sekedar informasi tetapi theology itu menjadi perspektif. Yang paling penting itu bukan berapa banyak informasi baru yang kita pelajari, namun bagaimana kita memiliki paradigma konseptual yang solid dan berpusat pada Injil. Kalau kita memiliki paradigma yang baik maka kita bisa memandang segala sesuatu secara Rohani. Jadi Injil itu bukan hanya apa yang kita lihat tetapi bagaimana kita melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Kalau paradigma konseptual kita salah maka semua bisa salah. Seperti yang dilakukan oleh Simon yang menganggap bahwa kasih karunia itu bisa dibayar. Mungkin kita menganggap itu kesalahan yang mendasar dan kita tidak akan melakukan seperti itu. Namun dalam contoh kehidupan di gereja yang melakukan kesalahan seperti Simon. 

Sebagai contoh ada hamba Tuhan yang berkata kepada jemaat yang bisnisnya sedang bersalah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan dia  bangkrut karena dia aktif dalam pelayanan dan suka memberi persembahan. Nasihat ini adalah semacam bertransaksi dengan Tuhan yaiu kalau kita melayani Tuhan dan memberikan persembahan maka Tuhan berkewajiban memberkati kita dengan berkali lipat. Banyak dari kita yang berpikir bahwa apa yang diberikan Allah kepada kita ditentukan dari apa yang kita berikan kepada Allah. Perbuatan baik kita justru di dorong oleh perbuatan baik Tuhan kepada kita, bukan sebaliknya. 

Kasih karunia tidak bisa dibayar dan tidak perlu dibalas. Tuhan sedang membangun relasi, bukan melakukan transaksi.

Kalau kita tidak memahami kecukupan  kasih karunia maka kita akan selalu mengejar apa yang ditawarkan oleh dunia. 

Kita tidak akan mengejar apa yang ditawarkan dunia apabila kita menyadari sekaligus mengalami bahwa Kristus adalah kasih karunia terbesar bagi kita. 

Kristus adalah kasih karunia terbesar bagi kita karena menyelesaikan persoalan kita yang terbesar yaitu dosa. Mengalahkan ketakutan kita yang terbesar yaitu kematian. Jadi kasih karunia dan pemberian Allah yang terbesar adalah Anak-Nya sendiri. Kristus sendiri diberikan kepada kita namun kita sering merasa bahwa pemberian ini tidak pernah cukup bagi kita. Dan kalau kita tidak pernah cukup dengan ini maka kita tidak akan pernah cukup dengan apapun juga. Dan ketika kita tidak pernah cukup dengan apapun juga, maka kita akan mencari yang lebih dan kekosongan serta kekecewaan kita akan semakin besar. Kalau Kristus tidak pernah memuaskan jiwamu maka tidak akan ada satupun yang lain yang bisa memuaskannya, karena kekosongan jiwa yang hanya bisa diisi pencipta tidak mungkin bisa dipenuhkan oleh ciptaan. 

          2. TIDAK MENGANALISA KONDISI HATI 

21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. 22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."

Simon itu tidak sadar dengan hatinya dimana hatinya sejak dulu menginginkan kuasa dan terlihat hebat dimata orang, dimana orang-orang mengikutinya dan dia menikmatinya. Jadi kuasa dan pengakuan yang sebenarnya dicari oleh Simon. Sehingga saat ada kegerakan Rohani di Yerusalem maka dia beripikir itu adalah cara baru untuk memenuhi kebutuhan yang lama. Daripada menggunakan benda-benda pusaka lebih baik ikut Tuhan saja. Bukankah banyak orang Kristen yang menganggap ke gereja itu sama persis dengan ke Gunung Kawi yaitu dengan tujuan untuk mencari kekayaan. Memanfaatkan hal-hal Rohani untuk maksud yang duniawi. 

Kelicikan hati paling terlihat pada saat kita memperalat sesuatu yang baik untuk maksud yang jahat. Kita menutupi hawa nafsu duniawi dengan slogan dan aktivitas rohani.

Banyak dari antara kita yang menggunakan pelayanan untuk memuaskan hawa nafsu kita. Pelayanan bukan memberi diri tetapi aktualisasi diri.

Apa yang perlu kita lakukan?

Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini (8:22)

Apa yang menjadi respon kita seharusnya adalah bertobat karena pengampunan tidak terpisahkan dari pertobatan. Demikian pula pertobatan tidak terpisahkan dari persandaran pada kasih karunia Tuhan 

Pengampunan yang dipisahkan dari pertobatan akan melahirkan anugerah yang murahan. Sebaliknya pertobatan tanpa persandaran pada kasih karunia hanya akan memuaskan ego manusia

Upaya untuk menjadi serupa dengan Kristus tanpa mengandalkan kekuatan Kristus adalah perlawanan terhadap Kristus.

Gospel Reminder

Jika sumber kejahatan adalah hati, solusinya hanyalah transformasi dan kalibrasi. Darah Kristus mengubahkan, sekaligus terus menerus menjadi patokan.