Dibalik setiap tindakan yang kita lakukan, ada motif yang mendasari tindakan itu. Dan motif yang mendasari tindakan kita itu bisa bermacam-macam. Misalnya dari hal yang paling sederhana, dalam hal memakai baju apa. Ada berbagai macam alasan ketika kita memilih baju yang kita pakai. Kita memilih untuk datang di ibadah 1,2, atau 3, itu pasti ada alasannya. Itu hal yang sederhana. Apalagi untuk hal yang membutuhkan pemikiran matang, seperti kuliah di mana, ambil jurusan apa, mengapa menikah, bekerja di mana dll. Kita pasti memiliki alasan ketika kita mengambil keputusan atas hal-hal tersebut.
Intinya bahwa motif umumnya menjadi penggerak seseorang di dalam melakukan sesuatu di dalam hidupnya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang, digerakkan oleh sebuah motif. Dan motif-motif atau alasan alasan yang ada di balik setiap tindakan yang kita lakukan itu sebenarnya mengarahkan kita kepada pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan dasar kita sebagai manusia yang kita pikir akan memuaskan kita.
Abraham Maslow seorang Ahli Psikologi yang sangat terkenal, pernah menjabarkan di dalam teorinya yang dikenal dengan nama Teori hiraki kebutuhan Maslow, akan apa saja yang menjadi kebutuhan dasar dari manusia umumnya. Ada 5 tingkatan kebutuhan manusia dalam teori Maslow, yaitu Fisiologis, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri. Di dalam teorinya Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan menjadi alasan terbentuknya motivasi pada diri seseorang untuk melakukan tindakan yang dapat menopang orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan kebutuhan Fisiologis, adalah tingkat pertama dan paling dasar dari kebutuhan manusia, yang terdiri dari makanan, air, udara, tempat tinggal, pakaian, serta kebutuhan dasar lainnya. Ketika hal itu tidak tercapai, maka tingkatan lainnya tidak akan tercapai.
Namun pertanyaannya adalah, apakah ketika kita berhasil memenuhi semua kebutuhan itu seperti yang disampaikan oleh Maslow, maka kita akan merasa puas? Dan sebenarnya ada satu kebutuhan tertinggi yang dibutuhkan oleh manusia, yaitu kebutuhan spiritual. Dan bagi setiap kita, kebutuhan itu hanya dapat kita temukan di dalam pribadi YESUS. Namun, meskipun kita sudah mengetahui jawabannya dengan tepat, terkadang di dalam kita mengaplikasikan kebenaran itu, kita dapat meleset dari yang Tuhan kehendaki.
Hal itu kita tahu terjadi Akibat dosa, Hati kita yang telah tercemar akibat dosa seringkali menghasilkan motivasi hati yang keliru. Bahkan kadangkala tindakan-tindakan kita yang kelihatannya benar dan rohani pun bisa dilatarbelakangi dari motif yang tidak benar akibat hati kita yang tercemar oleh dosa. Oleh sebab itu, melalui perenungan ini, kiranya hati kita semua boleh kembali diarahkan kepada-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.
PEMBACAAN : YOHANES 6:57-69
Melalui pasal yang kita baca khususnya kalau kita melihat dari keseluruhan konteks dari pasal 6, kita akan menemukan ada orang banyak berbondong-bondong yang dikatakan mengikut Yesus (sebuah tindakan yang baik). Dan kemudian di bagian ini pun kita melihat Yesus berkata kepada orang banyak yang mengikuti Dia pada waktu itu, bahwa Dialah sang Roti hidup. Dan perkataan Yesus itu justru membuat mereka terkejut, dan menunjukkan siapa mereka dan apa motif mereka di dalam mengikut Yesus. Ada tiga hal penting yang dapat kita pelajari dari pasal ini.
1. MENGAPA YESUS MENYEBUT DIRI-NYA ROTI HIDUP?
Ada tiga kelompok orang yang yang pada waktu mendengar Yesus mengatakan “Akulah Roti Hidup”. Kelompok pertama adalah mereka yang dikatakan orang-orang Yahudi (Ay. 41, 52). Kelompok kedua adalah mereka yang disebut dengan murid-murid (Ay. 60). Mereka adalah murid-murid yang lain di luar 12 murid. Dan kelompok yang ketiga adalah 12 murid (Ay. 67)
Yesus mengatakan: “Akulah Roti hidup (ay 35 & 48), kemudian Yesus memberikan penekanan: “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga (51), dan kemudian “Barangsiapa makan dagingku dan minum darah-Ku akan mempunyai hidup kekal (54).
Makanya kemudian di ayat 60 kita melihat respon dari banyak murid Yesus: “Setelah mendengar semuanya itu, banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” :”Akulah Roti Hidup” adalah satu dari tujuh perkataan Yesus yang kita kenal di dalam Bahasa Yunani dengan “EGO EIMI” atau Aku adalah, yaitu kalimat yang menyatakan siapa diri-Nya.
Kisah ini diawali Ketika Yesus melakukan mukjizat dengan memberi makan 5000 orang. Sebelum peristiwa itu terjadi, pada waktu itu nama Yesus sudah dikenal oleh banyak orang karena mukjizat yang dilakukan-Nya. Oleh sebab itu banyak orang yang mengikuti Yesus. Di dalam kisah itu, ada kurang lebih 5000 orang laki-laki saja. Kalau ditambah dengan Perempuan dan anak-anak, kemungkinan besar jumlah orang yang mengikuti Yesus pada waktu itu berkisar antara 10.000-12000 orang. Singkat cerita Yesus melakukan mukjizat melalui 5 roti dan 2 ikan untuk memberi mereka makan.
Pernyataan Yesus “Akulah Roti hidup” terjadi esok harinya setelah peristiwa itu. Orang banyak itu kembali mencari Yesus dan kemudian menemukan yesus sedang mengajar di Kapernaum. Sebenarnya apa yang Yesus katakan adalah merupakan jawaban dari setiap hal yang disalah mengerti oleh orang banyak itu. Yesus ingin meluruskan menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya. Singkatnya, di dalam percakapan itu, mereka meminta:”Tuhan berikanlah kami roti itu senantiasa (34). Maka Yesus menjawab mereka:”Akulah Roti Hidup.” Kemudian mereka juga membandingkan antara Yesus dengan Musa. Kejadian Yesus memberi makan 5000 orang ini terjadi menjelang Paskah. Kebanyakan orang yang mengikuti Yesus adalah orang Yahudi. Apa yang orang Yahudi peringati pada waktu paskah?
Pada waktu paskah mereka bernostalgia. Mereka mengingat kembali akan apa yang terjadi dalam peristiwa keluaran pada waktu Musa menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir.Mereka mengingat bagaimana mukjizat yang terjadi melalui 10 Tulah yang membuat bangsa MESIR melepaskan Bangsa Israel. Mereka mengingat akan bagaimana mukjizat laut teberau yang terbelah menjadi dua, dan bangsa Israel dapat menyeberang dalam keadaan kering. Dan mereka juga mengingat bagaimana Musa memberi makan leluhur mereka Manna selama 40 tahun di padang gurun.
Jadi di dalam percakapan itu mereka membandingkan Yesus dengan Musa, Hero mereka, dengan mengatakan Musa memberikan kami Roti dari surga (30) selama40 tahun. Maka Yesus menjawab mereka: “Bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapaku. Lalu kemudian Yesus mengatakan : “Akulah Roti hidup yang turun dari sorga.” Dan kemudian Yesus mengundang mereka untuk makan Roti yang sejati dari surga itu. Tetapi perkataan Yesus itu justru menimbulkan respon yang negative dari para pendengarnya. Bisa-bisanya Dia berkata Dia roti dari sorga. Dia kan anak Yusuf tukang kayu itu. Kita kenal keluarganya. Bagaimana mungkin Dia menyuruh kita makan tubuhnya dan minum darahnya? Kebanyakan orang Yahudi itu berpikir tentang Praktek kanibalisme yang dilakukan oleh banyak kepercayaan waktu itu.Dan perkataan Yesus waktu itu tentang meminum darah dianggap bertentangan dengan hukum taurat yang mereka hormati (Im 3:17).
”Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: “Akulah roti yang telah turun dari sorga.” = Bersungut-sungut - (Murmur) (KJV))=
Dalam versi Bahasa Inggris, kata bersungut-sungut ini memakai kata Murmur. Murmur itu sendiri artinya berbisik. Dan bisa juga diartikan mendesis, dan juga mendengung. Sehingga di ayat 60 mereka kemudian berkata perkataan ini keras, siapa yang dapat menerimanya?
“Setelah mendengar semuanya itu, banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yoh 6:60 = Keras – Skleros (yun)=
Kata “Keras” di dalam Bahasa Yunani memakai kata”Skleros”, yang menekankan bahwa perkataan Yesus bukanlah “sulit dimengerti.” Namun lebih dari itu, perkataan Yesus itu sulit di toleransi oleh mereka. Dengan kata lain Yohanes ingin mengatakan bahwa: “Perkataan Yesus mungkin keras, tapi hati mereka jauh lebih keras.” Sehingga mereka mengeraskan hati mereka terhadap perkataan Yesus.
APA ARTI AKULAH ROTI HIDUP.
Mengapa Yesus menggunakan kata Roti? Karena roti adalah merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan bangs Israel waktu itu, dan karena pada waktu roti merupakan makanan sehari-hari. Jadi roti di sini menggambarkan sesuatu yang sangat penting dan esensial. Sedangkan untuk kata hidup yang digunakan, biasanya menggunakan 2 kata, Bios atau zoe. Bios menggambarkan suatu hal yang mengacu kepada hal biologis. Sedangkan zoe menekankan kepada hal yang spiritual atau rohani. Dan kata “hidup” pada kalimat “Roti hidup” menggunakan kata zoe. Jadi disini Yesus sedang menawarkan sesuatu yang sangat penting bagi rohani mereka. Dan menarik bahwa pada kata Akulah roti hidup di dalam Bahasa Yunaninya yaitu (ego eimi ho artos tes zoes) itu menggunakan 2 kata sandang yang semakin menekankan akan maksud Yesus. Yang jika diartikan di dalam Bahasa Inggrisnya maka perkataan Yesus adalah “I am The Bread of the Life.”
Jadi secara tidak langsung Yesus ingin mengatakan kepada mereka bahwa Dialah pribadi yang terpenting yang mereka butuhkan. Dia bukan hanya pemberi kehidupan, tapi Dialah Sang Kehidupan itu sendiri. Dialah pribadi yang selama ini mereka nantikan. Ialah mesias yang telah dinubuatkan dari sejak jaman nabi-nabi, dan sekarang apa yang selama ini mereka nantikan kini ada di depan mereka. Namun respon mereka terhadap pernyataan Yesus tadi justru sangat negatif. Bagaimana dengan kita? Bagaimana kita meresponi setiap kebenaran Firman Tuhan yang kita dengar dan renungkan? Kadang dalam kita berespon terhadap Firman Tuhan, kita bisa seperti murid-murid tadi. Kadang untuk Firman tertentu kitab isa berespon dengan cepat dan positif. Namun untuk Firman Tuhan yang lain, yang bersifat teguran misalnya… Kita langsung menolak Firman itu, dan bilang dalam hati: “Firman ini cocoknya buat orang di sebelah saya nih.” Yesus menyatakan “Akulah Roti hidup.” Dia-lah pribadi yang terpenting yang kita butuhkan di dalam hidup ini. Apa yang menjadi respon kita terhadap perkataan-Nya? Hal ini membawa kita kepada poin yang kedua, yaitu
2. APA YANG MENJADI MOTIF ORANG BANYAK MENGIKUT YESUS?
Setelah Yesus menyatakan siapa diri-Nya, hal itu menimbulkan reaksi dari para pendengar-Nya, dan akhirnya menelanjangi motif mereka yang sesungguhnya di dalam mengikut Yesus. Kalau kita menelusuri kisah ini dari ayat yang pertama, kita akan menemukan ada beberapa motif mereka mengikut Yesus.
Motif Karena Mujizat.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yohanes 6:2
Dengan jelas bahwa mereka mengikuti Yesus karena telah melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang dilakukan-Nya. Kebanyakan dari mereka mungkin sebelumnya telah mendengar atau melihat mukjizat mukjizat yang telah Yesus lakukan. Yesus menjadi sangat popular, dan kemana saja Yesus pergi, banyak orang mengikuti-Nya. Namun kebanyakan orang itu mengikut Yesus karena mukjizat. Berapa banyak orang Kristen saat ini pun datang kepada Yesus dengan motif ini. Mereka pergi dari satu KKR ke KKR yang lain, karena ingin melihat kesembuhan terjadi. Yang dicari adalah mukjizat-Nya, bukan Yesusnya.
Yesus tidak hanya datang ke dunia untuk sekadar menjadi pemberi mukjizat. Tetapi Yesus datang untuk menunjukkan bahwa Dialah Mukjizat yang terbesar itu.
Motif Politik
14. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia. " 15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Kemudian setelah Yesus melakukan mukjizat memberi mereka makan, ada orang-orang yang mau memaksa Yesus untuk menjadi raja atas mereka karena pada waktu itu mereka berada di bawah penjajahan bangsa Roma. Mereka berpikir kalau Yesus menjadi Raja atas mereka, maka mereka akan terbebas dari penjajahan Roma.
Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa. Dan kehendak Bapa atas Yesus adalah untuk menjadi Raja yang bertahta di hati umat-Nya.
Masalah Perut.
Yesus menjawab: “Sebenarnya kalian ingin bersama-sama dengan Aku, sebab Aku telah memberi kalian makan, bukan karena kalian percaya kepada-Ku.”
Dan berikut ini adalah motif yang menggerakkan orang banyak itu mengikut Yesus, yaitu karena masalah perut mereka. Di dalam ayat 26 versi FAYH dengan jelas mengatakan begini: Yesus menjawab: “Sebenarnya kalian ingin bersama-sama dengan Aku, sebab Aku telah memberi kalian makan, bukan karena kalian percaya kepada-Ku.” Makanya kemudian Yesus menyatakan Dialah Roti hidup. Pada waktu orang banyak itu sudah mengalami mukjizat mendapatkan makan malam Gratis sampai kenyang. Pagi nya mereka datang lagi ke Yesus, kemungkinan besar mereka mau minta breakfast gratis. Jadi mereka mencari Yesus karena perut mereka lapar. Jadi seberapa banyak pun kita makan, kita pasti akan lapar lagi. Karena itu makanan itu menjadi salah satu kebutuhan paling dasar di dalam teori kebutuhan Maslow. Dan inilah yang menggerakkan orang-orang itu datang kepada Yesus.
Leon Morris mengatakan seperti ini: “They were moved not by full heart, but full bellies. Mereka tergerak bukan dengan sepenuh hati, tetapi karena perut yang kenyang (Leon Morris-The Gospel according of John). Makanya Yesus mengatakan kepada mereka: “Kamu cari makan di dunia ini, kamu pasti akan lapar lagi.” Maksud Yesus mengatakan itu adalah agar focus mereka tidak kepada kebutuhan sehari-hari itu, tapi kepada makanan yang dapat bertahan sampai kehidupan kekal. Bukan berarti jasmani tidak penting. Yesus sangat mengerti kebutuhan mereka. Kalau Dia memberi mukjizat dengan memberi orang banyak itu makan, bukan kah itu menunjukkan bahwa Dia Allah yang peduli kepada kebutuhan mereka? Namun yang Ia maksud adalah agar fokus hati mereka tidak condong kepada kebutuhan itu.
C.S. Lewis pernah mengatakan seperti ini: “I cannot find a cup of tea which is big enough or a book that is long enough.” Saya tidak dapat menemukan secangkir the yang cukup besar atau sebuah buku yang cukup panjang.” Maksud pernyataan ini adalah: Hal apa pun di dunia ini yang kita pikir dapat memberi arti dan memuaskan hidup kita tidak akan pernah cukup. Kita pikir ketika mimpi atau cita-cita kita tercapai maka kita akan bahagia, Kita pikir ketika segala doa dan harapan kita terpenuhi, ketika semua resolusi kita tercapai maka hidup kita akan menjadi penuh. Namun semua itu sia-sia, karena kita tidak dicipta untuk itu. Sesungguhnya Apapun yang kita cari di dunia ini, yang kita pikir akan memuaskan kita, setelah kita mendapatkannya, kita tidak akan merasa puas. Kita pasti akan cari lagi.
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (Yohanes 6:66)
Di ayat 66, kita membaca sebuah ayat yang mungkin salah satu ayat yang menyedihkan di dalam Alkitab setelah mereka mendengar perkataan Yesus, dan ini yang menjadi respon mereka: “Mulai dari waktu itu, banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia.” Orang-orang yang dikatakan murid-murid-nya, pada akhirnya memilih untuk meninggalkan Yesus. Karena makna Yesus adalah roti hidup yang turun dari sorga tidak dapat mereka terima, sehingga respon mereka adalah menolak dan meninggalkan Yesus. Tapi perhatikan bahwa maksud dari ayat ini bukan berarti bahwa sebelumnya mereka percaya dan ikut Yesus sungguh-sungguh, lalu kemudian mereka tidak percaya, bukan. Dan ayat ini justru ingin menyatakan bahwa memang dari sejak semula mereka tidak percaya Yesus. Hati mereka jahat. Mereka ikut Yesus karena ada motif di balik itu. Mereka menggunakan Yesus sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan mereka sendiri. Tetapi Yesus sudah mengetahui hal itu dari sejak semula. Karena Yesus adalah Allah. Bahkan Yesus tahu dari sejak semula siapa murid yang akan mengkhianati Dia.
Di dalam ayat 64 Yesus berkata: “Tetapi diantaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Sehingga respon mereka meninggalkan Yesus adalah atas keinginan mereka sendiri, karena ketika Yesus menyatakan diri-Nya, ketika kebenaran itu dinyatakan, mereka tidak percaya Yesus. Orang-orang inilah yang Yesus sebut di bagian sebelumnya dari kitab Yohanes sebagai orang-orang yang telah berada di bawah hukuman. Sebab mereka tidak percaya di dalam nama Anak Tunggal Allah.
Di dalam Yohanes 3:19 dan 20 Firman Tuhan katakan: “Dan inilah hukuman itu:”terang telah datang ke dalam dunia tetapi manussia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang itu, supaya perbuatan-perbuatan-Nya yang jahat itu tidak nampak. Pada waktu Yesus, sang terang itu menyatakan diri-Nya bahwa Dialah roti hidup, Dia-lah roti yang turun dari surga, dan bahwa Ia mengundang mereka untuk memakan Roti hidup itu, mereka justru menolaknya dan pergi meninggalkan Yesus atas keinginan mereka sendiri.Dan pada akhirnya kita tahu bahwa orang banyak itu, bukan mengikut Yesus, tetapi memanfaatkan Yesus untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Dan inilah yang terjadi pada generasi kita hari-hari ini. Semakin banyak pengajaran yang bermunculan yang hanya memanfaatkan Yesus dan menjadikan Yesus sebagai alat untuk mendapatkan yang diinginkan.
John Piper dalam bukunya ( God is The Gospel, 15) mengatakan “Pertanyaan penting bagi generasi kita – dan setiap generasi – adalah: Jika Anda dapat memiliki surga, tanpa penyakit, dan dengan semua teman yang pernah Anda miliki di bumi, dan semua kegiatan rekreasi yang pernah Anda nikmati, dan semua keindahan alam. yang pernah Anda lihat, semua kenikmatan fisik yang pernah Anda rasakan, dan tidak ada konflik manusia atau bencana alam apa pun. Bisakah Anda puas dengan surga jika Kristus tidak ada di sana?
Ini lah yang terjadi hari-hari ini. Banyak orang yang ikut Yesus karena mencintai surga, tapi sebenarnya tidak mencintai sang pemilik surga. Dan hal ini terjadi akibat dosa.
Roma 3:10-1210.Seperti ada tertulis: “Tidak ada seorang pun yang benar, seorang pun tidak. 11.Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. 12.Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada seorang pun yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Inilah yang Alkitab katakan tentang kita manusia, setelah kejatuhan kita. Pada dasarnya kita tidak mencari Allah karena memang kita tidak dapat. Alkitab juga mengatakan kondisi kita adalah mati. Dan Alkitab katakan bahwa kita adalah hamba Dosa. Dosa telah memperbudak semua manusia. Oleh sebab itu kita tidak dapat datang kepada Allah.Bahkan kalau pun kita mencari Allah, itu didasari oleh motif yang keliru, yaitu untuk memenuhi kebutuhan kita yang kita pikir akan memuaskan kita. Namun sampai kapan pun kita berusaha mencarinya di dunia ini kita tidak akan pernah puas. Karena sesungguhnya kebutuhan kita yang terdalam adalah Pribadi Allah Sendiri. Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan keselamatan itu. Bagaimana kita orang berdosa ini dapat datang kepada Allah? Bagaimana kita dapat menyambut undangan-Nya untuk menyantap sang Roti Hidup?
3. BAGAIMANA YESUS MENJAWAB KEBUTUHAN KITA YANG TERDALAM?
Setelah semua orang yang dikatakan murid-murid itu meninggalkan Yesus, Yesus kemudian berkata kepada kedua belas murid-Nya:”apakah kamu tidak mau pergi juga?” Di bagian sebelumnya kita baru saja melihat salah satu ayat yang menyedihkan di dalam alkitab. Tapi kali ini kita melihat satu bagian ayat yang sangat indah yang tertulis di dalam Injil Yohanes. Pada bagian akhir ini kita melihat salah satu murid Yesus yang paling radikal, paling berani, yaitu Petrus mengucapkan sebuah pengakuan yang tulus kepada Yesus.
Jawab Simon Petrus kepada-Nya:”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Dan kami percaya dan tahu bahwa Engkau adalah yang kudus dari Allah.” Yohanes 6:68-69
Perkataan Yesus kadang menurut kita keras dan tidak mudah dimengerti. Bahkan kalau kita melihat dari awal Injil ini, dari kisah Nikodemus, Yesus juga mengucapkan perkataan yang tidak mudah dimengerti. Yesus mengatakan kepada Nikodemus:”Jikalau seorang tidak dilahirkan kembali, Ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Makanya kemudian Nikodemus berkata: “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kembali kalau ia sudah tua?” Lalu kepada Perempuan Samaria juga, Yesus mengatakan persis seperti kepada orang banyak dikisah yang kita baca tadi, tapi kali ini dalam hal minum. Yesus mengatakan “Barang siapa minum air ini, ia akan haus lagi. Tetapi barang siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lama-Nya.”Dan kepada Petrus juga yang pada waktu itu ada bersama orang banyak mendengarkan pernyataan Yesus. Tapi pertanyaannya, mengapa Nikodemus, Perempuan Samaria, Petrus, bisa percaya kepada Yesus dan perkataan-Nya?
Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Yohanes 6:65
Dan dibagian sebelumnya di dalam ayat 44, Yesus mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku jikalau Ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” Kata “ditarik” pada ayat 44, adalah kata yang sama yang digunakan di dalam Yohanes 21:11. Di situ dikatakan: Simon Petrus menghela jala itu ke darat. Kalau diumpamakan, kita semua bagaikan ikan yang berada di sebuah lautan, yaitu lautan dosa, namun Allah menarik kita kepada keselamatan di dalam pribadi Anak-Nya melalui Injil, dan melalui karya Roh Kudus. Di dalam doktrin Keristenan kita menyebut hal ini sebagai panggilan yang efektif.
Panggilan yang efektif adalah kuasa Roh Kudus yang mengalahkan sikap merasa benar sendiri dari orang berdosa, dan menyadarkan dia akan kondisinya yang terhilang. Roh Kuduslah yang membangkitkan rasa kebutuhan dalam dirinya. Itu adalah kekuatan Roh Kudus mengatasi kesombongan manusia duniawi, sehingga ia siap datang kepada Kristus sebagai seorang pengemis dengan tangan kosong . Roh Kuduslah yang menciptakan dalam dirinya rasa lapar akan roti hidup.. (Arthur W. Pink)
Kalau kita semua dapat percaya kepada-Nya, itu semata karena Bapa yang telah mengaruniakannya kepada kita. Itu bukan karena siapa kita atau apa yang kita buat, namun semata karena kasih karunia. (Baca Efesus 2: 8-9). Kasih karunia itu dinyatakan kepada kita melalui pribadi Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah yang sangat dikasihi-Nya. Yesus, Sang Roti Hidup sejati, satu-satunya pribadi yang sanggup untuk memuaskan kebutuhan terdalam kita, yaitu kebutuhan akan keselamatan jiwa kita. Di salib, Yesus sang Roti Hidup yang memberikan kehidupan kekal itu harus mengalami kematian. Tubuh-Nya dipecah-pecahkan dan dihancurkan agar setiap jiwa yang lapar dan menerima-Nya dapat dikenyangkan.
Pertanyaan Reflektif
Response
Bertobat dari memanfaatkan Yesus sebagai alat untuk mendapatkan apa yang kita mau. Ingatlah akan karya-Nya yang sempurna di kayu salib, di mana Ia telah mempersembahkan hidup-Nya sebagai Roti Hidup yang dipecah-pecahkan dan dihancurkan, supaya kita menerima anugerah untuk hidup bagi-Nya.
IMPLIKASI
Karena sang roti hidup telah mengenyangkan kita …