Adoption Experience

 

The Book Of Galatians Week 15 “ Adoption Experience”

 Ps. Michael Chrisdion

PEMBACAAN  : Galatia 3:26-29, 4:1-7

Dalam iman Kristen, menerima Kasih Karunia dan Pengampunan dosa adalah hal yang dimengerti banyak orang percaya. Tetapi ternyata selain itu ada hal-hal lain yang Allah berikan sebagai Status kita yang sering kali terlewatkan dan jarang dipahami oleh banyak orang Kristen. Melalui kitab Galatia ini kita melihat apa yang Allah Tritunggal karyakan untuk memberikan suatu status istimewa bagi kita umat-Nya

           1. KARYA KRISTUS DALAM ADOPSI. 

Galatia 4:4,6
4Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah Mengutus Anak-Nya... 

6maka Allah Telah Menyuruh (Mengutus) Roh Anak-Nya ke dalam hati kita,

Dari ayat tersebut ada dua aktivitas yang dilakukan oleh Allah Tritunggal yaitu Allah mengutus anak-Nya (Gal 4:4). Untuk menebus kita supaya kita diterima (diadopsi) untuk menjadi anak.

Galatia 4:5
5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (Bahasa Yunaninya - Full Rights As Son “The Status Of Sonship”(Status Keanakan)

Francis Lyall dalam bukunya  "Slaves, Citizens, and Sons: Legal Metaphors in the Epistles“ mengatakan: Kebenaran yang mendalam tentang adopsi Romawi adalah bahwa anak yang diadopsi diambil dari keadaan sebelumnya dan ditempatkan dalam hubungan baru dengan status baru sebagai anak terhadap ayah barunya... Semua hutang lamanya [seketika] dibatalkan, dan pada dasarnya anak yang diadopsi memiliki kehidupan baru sebagai bagian dari keluarga barunya... [Di satu sisi, ayah baru] serta memiliki semua hak istimewa [sebagai anak yang diadopsi] yang baru
Artinya kita bukan hanya diampuni, dibenarkan, disucikan, tetapi status ke-anakan Kristus menjadi milik kita

           2. KARYA ROH KUDUS DALAM ADOPSI .

Galatia 4:6
6Dan Karena Kamu Adalah Anak, maka Allah Telah Menyuruh Roh Anak-Nya Ke Dalam Hati Kita

Kalau dalam aktifitas pertama Yesus diutus...kedalam dunia yaitu di luar kita untuk menebus kita supaya kita diadopsi menjadi anak. Maka aktifitas kedua adalah Allah mengutus Roh Anak-Nya (Roh Kudus) masuk ke dalam hati kita supaya kita dapat mengalami pengalaman subjektif di dalam hubungan Anak dengan Bapa di sorga. 

Galatia 4:6
dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-nya ke dalam hati kita, yang berseru: ”ya Abba, ya Bapa!”

Bahasa Yunaninya ”Krazo” = Berseru – Menangis “Abba Bapa”. Ini berbicara tentang Intimate dan Affectionate (Intim & Mesra),Heartfelt And Personal (Mendalam & Personal) serta Full Assurance (Kepastian Penuh)

Thomas Goodwin dalam karyanya (The Heart of Christ in Heaven Towards Sinners on Earth) mengatakan “ Bayangkan seorang Bapak berjalan bersama anaknya yang masih kecil, memegang tangannya. Anak kecil itu tahu bahwa bapak itu adalah Ayahnya dan Ayahnya mengasihinya. Namun, tiba-tiba sang Ayah berhenti, mengangkat anak itu dan menggendongnya, memeluknya dan menciumnya... Anak itu memang anak Bapak itu bahkan sebelum dipeluk. Tindakan ayahnya... tidak mengubah status anaknya, tetapi Oh.. perbedaannya saat anak itu dipeluk, digendong dan dicium BapaNya adalah Sukacita dalam menikmati Kasih di dalam Hubungan Bapa dan Anak.

 

Banyak dari kita mengetahui status kita sebagai anak di dalam Kristus secara teologis (kognitif) namun seringkali kita susah merasakan dan mengalami status ke-anakan kita secara empiris (afektif) 

Salah satu Teolog dan penulis Reformed yang Bernama Sinclair Ferguson dari Inggris menulis buku Children Of The Living God!  Dia menjelaskan status keanakan yang dialami dan dirasakan secara afektif dengan menyambungkan Galatia 3 dengan perumpamaan anak yang hilang di Lukas 15. Seperti kisah perumpamaan anak yang hilang dimana saat kembali kepada bapanya memiliki suatu pertobatan yang menyimpang, dia ingin kembali untuk menjadi upahan bapanya. 

Apa yang anak hilang lakukan adalah apa yang kita semua lakukan. Semua. Maksudnya adalah kita datang kepada Tuhan  dan berkata, “oh aku tidak layak. Tuhan,  aku belum bisa memiliki hubungan bapa  dan anak dengan Tuhan. Saat ini aku lebih nyaman dengan  hubungan bos/karyawan. Beri aku kesempatan. mencoba membersihkan hidupku dulu. Aku kan datang dari kandang babi. “biarkan aku mencoba membersihkan hidupku. biarkan saya mencoba melakukan hal yang benar. aku tidak meminta banyak, hanya upah harian sedikit saja, itu saja yang saya minta. “

Banyak orang Kristen menjalani sebagian besar hidup dengan kecurigaan seperti si anak yang hilang (Prodigal Suspicion), memandang kepada dosa dan kegagalan. Seperti anak yang hilang, kita memiliki ketidakmampuan untuk percaya bahwa keselamatan sepenuhnya karena Anugerah & Kasih. Kita sangat lambat menyadari implikasi dari ini. Kita memiliki status sebagai Anak, tetapi memiliki pola pikir seorang Hamba Upahan- Sinclair Ferguson (Children of the Living God)-

Si anak yang hilang kurang/tidak percaya bahwa bapanya mampu mengasihi dia sebagai anak.

Lukas 15:18-19
18Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Sang anak tidak percaya akan kebaikan dan anugerah bapa-nya, padahal dia adalah anak, tetapi berelasi seperti orang upahan. Apa yang bapanya lakukan?

Lukas 15:20-21
20Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu Merangkul Dan Mencium dia.

Roma 8:15
15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!”

“Sang anak yang hilang memiliki status keanakan yang menunggunya. Jubah, cincin, anak lembu yang gemuk semuanya telah disediakan, tetapi dia tidak mempercayainya. Jadi sang ayah merangkulnya dan menciumnya.” - Charles Spurgeon (The sermon: “The Father Kiss Him”)

Demikian juga melalui kuasa Roh Kudus- Nya di dalam hati kita, Tuhan ingin kita merasakan dan mengalami kepastian dan kehangatan kasih Bapa. 

          3. BAGAIMANA KITA DAPAT MENGALAMINYA?

Mengalami kasih Bapa melalui Roh Kudus yang sesungguhnya tidak terjadi karena mujizat jasmani atau kebaikan Tuhan yang bersifat pemeliharaan fana. Kita tidak bisa intim dan mesra dengan Tuhan kalau kita melihat Dia hanya sebagai Tuhan yang memberkati kita secara keuangan, sebagai Tuhan yang memelihara kita dan memberkati kita secara keuangan maka kita melihat Tuhan sebagai cukong. Kalau kita hanya melihat Tuhan sebagai yang memberi mujizat maka kita melihat tuhan hanya sebagai dukun. Dan kalau kita melihat Tuhan sebagai Tuhan yang menjawab doa dan memberikan nubuatan tentang masa depan maka kita hanya melihat Tuhan sebagai  tukang ramal.

“Orang beragama menganggap Tuhan BERGUNA. Orang ber-Injil memandang- Nya INDAH.” - Timothy Keller

Kita tidak dapat memisahkan pekerjaan Roh Kudus (ayat 6-7) dari karya penebusan Kristus (ayat 4-5). Pengalaman dengan Roh Kudus yang membuat kita mengalami kasih Bapa hanya dapat terjadi melalui karya penebusan Kristus di salib.

ROma 5:8,10
8Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa... 
10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah Oleh Kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Apa yang Kristus lakukan ? Di salib, Kristus (Sang Anak) secara tidak adil (ditolak, dihukum, diabaikan, diisolasi, diremukkan) supaya kita yang adalah musuh Allah (diterima, dibebaskan, diperhatikan, didampingi, dipulihkan) dan menjadi anak-anak Allah (milik kepunyaan-Nya)

Tanpa Salib Kristus Kita Akan Selalu Melihat Tuhan – Berguna Dan Bermanfaat

Galatia 4:7
7Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah Ahli-Ahli Waris, Oleh Allah.

Ahli-Ahli waris disini bukan bersifat materi, kekayaan atau kerajaan. Namun yang dimaksud di sini kita ahli waris bersama dengan Yesus.. Kita mendapatkan Tuhan sebagai Bapa kita. Untuk itulah Tuhan membayar mahal harganya supaya kita yang yatim piatu bahkan musuh-musuh Allah didamaikan oleh Bapa-Nya disorga supaya kita menjadi anak-anak_Nya.

Allah tidak lagi menjadi Allah yang jauh bagi kita. Dia bukan Allah yang kita percayai hanya secara intelektual, teologi, doctrinal.. itu semua mungkin terjadi pada orang yang bukan anak Allah. Penyembahan dan do (kita) spontan; ini adalah spontanitas seorang  anak yang melihat bapanya. Dan bukan hanya spontanitas, tetapi kepercayaan, seorang anak kecil yang mempercayai, tidak menganalisa, dia tahu bahwa “Abba “ adalah Bapanya.

Orang dewasa mungkin memandang dari jauh dan bersikap sangat formal (seakan berhadapan dengan orang penting). Tetapi anak kecil datang sambil berlari kearah dan langsung memeluk kaki ayahnya. Dia memiliki hak yang tidak dimiliki oleh orang lain, insting itu ada di setiap anak,, sehingga dia berseru “ Abba, Bapa “ – D.M. LIoyd -Jones

Pertanyaan Reflektif : 

Apakah kita melihat Tuhan indah? atau hanya berguna dan bermanfaat? Apakah kita hanya melihat kebaikan Tuhan hanya dalam terobosan jasmani atau pemeliharaannya yang fana saja? atau kita memandang karya kekal penebusan-Nya melalui Salib? Bertobatlah dari melihat Tuhan sebagai sarana yang berguna.

Gospel Responses: 

Ingatkan diri akan Injil bahwa di atas salib: Allah menunjukan kasih-Nya melalui pengorbanan Kristus supaya kita yang dulunya musuh didamaikan, ditebus, diberi status menjadi anak-Nya (milik kepunyaan-Nya)

IMPLIKASI INJIL Karena injil..

  • Kita tidak hanya bersyukur akan berkat jasmani-nya tetapi kagum akan keindahan karya penebusan Allah melalui salib Kristus
  • Kita tidak memandang  Tuhan berguna namun kita memandang Tuhan indah
  • Kita tidak hanya mengetahui status kita secara teologis (kognitif), tetapi Roh Kudus menuntun hati kita untuk mengalami/merasakan kepastian kasih Bapa.