Menabur & Menuai

The Book Of Galatians Week 27 "Menabur Dan Menuai" 

Ps. Michael Chrisdion

PEMBACAAN : Galatia 6:6-10

Saat mendengar kata “ menabur dan menuai”  di dalam gereja, yang sering ada di pikiran kebanyakan orang Kristen pasti berhubungan dengan memberi persembahan atau perpuluhan kepada Tuhan (Gereja), Teorinya biasanya kedengaran seperti ini, Kalau kita menabur banyak maka kita akan menuai banyak! Artinya Jika kita memberi banyak berkat maka kita akan menuai banyak berkat. Tetapi apakah itu yang diajarkan oleh Rasul Paulus di Galatia 6? Sekilas, tanpa melihat konteksnya, ayat itu bisa di ambil dan di tafsirkan keluar dari konteks sebenarnya dan dijadikan ayat pamungkas oleh para penganut Teologi Kemakmuran (Prosperity Gospel). Lalu apa yang Rasul Paulus ingin sampaikan melalui ayat Galatia 6:7 yang berbunyi: "apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" ?

Gal 6:7
7Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. 
Karena Apa Yang Ditabur Orang, Itu Juga Yang Akan Dituainya.

Apakah Rasul Paulus Mengajarkan Konsep “Karma ” ?

Iman Kristen tidak mengenal karma. Karma adalah sebuah konsep dari agama Hindu dan Budha yang mengajarkan perbuatan baik atau buruk akan diterima dimasa depan (Di Kehidupan Berikutnya).

  1. Alkitab mencatat manusia hidup sekali, setelah mati dia akan dihakimi, tidak ada kehidupan kedua di bumi ini. Karma mengajarkan manusia bisa hidup kembali di kehidupan berikutnya. Bisa dalam wujud binatang atau manusia atau sesuatu yang di atas manusia.
  2. Alkitab mengajarkan manusia memang terlahir berdosa tetapi itu bukan karena dosa dikehidupan sebelumnya, bayi berdosa karena dosa adam. Karma mengajarkan perputaran sebab akibah yang tidak berawal dan berujung tidak ada permulaan atas segala sesuatu. Kapan kejahatan pertama kali dilakukan atau kapan perbuatan baik pertama dilakukan tidak diketahui. Tiba-tiba karma langsung ada.
  3. Alkitab menunjukkan manusia berdosa, tidak ada yang baik, tidak ada seorangpun yang melakukan kebaikan, karena kalau kebaikan dilakukan dengan suatu agenda atau tujuan untuk mendapatkan berkat dan kebaikan sebagai balasan maka itu sebenarnya bukan kebaikan. Konsep ini bertabrakan dengan hukum karma di mana manusia menetukan nasibnya sendiri dengan melakukan yang baik dan jahat. dan kalau ini benar maka di dalam hukum karma, tidak akan ada orang yang menerima kebaikan melainkan semua orang menerima hukuman. Karena tidak ada orang baik
  4. Alkitab mencatat ada konsep pengampunan. Tuhan mengampuni orang berdosa saat mereka percaya kepada Kristus dan pengorbanan-nya dikayu salib yang telah menanggung dosa orang berdosa. Karma tidak mengenal konsep pengampunan, apa yang kamu lakukan itu yang akan kamu dapatkan kembali.
  5. Alkitab berkata Tuhan adalah Tuhan pencipta yang berdaulat atas alam semesta. Karma salah satu dhamma niyama yang menguasai alam semesta yang bersifat absolut, Tuhan pun tunduk pada hukum karma. Jadi jelas berdasarkan alkitab secara keseluruhan apa yang dikatakan rasul Paulus tidak sama dengan konsep karma!!!

Apakah Rasul Paulus  Mendukung Ajaran Tabur/Tuai “Teologi Kemakmuran” (Prosperity Gospel) ?

Prospertiy gospel meyakini bahwa orang Kristen pasti sehat/ kaya/ makmur (health/ wealth/ prosperity). Cara mendapatkan berkat/kelimpahan secara financial adalah menabur dengan iman percaya dalam bentuk persembahan/persepuluhan, maka kita akan menerima kembali dengan berlipat kali ganda.

          1. APA YANG MENJADI KONTEKS DAN LATAR BELAKANG DARI TEKS INI? (Gal.5-6)

Gal 5:13,16
13Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih... 16Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
         1A. Penjelasan mengenai Sifat/Natur Kebebasan di dalam kehidupan Iman Kristen.

‘Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.’ (Galatia 6:2)

Paulus menjelaskan mengenai sifat/natur kebebasan di dalam kehidupan Iman Kristen yaitu sebagai murid Kristus supaya kita terhubung satu dengan yang lain sehingga dapat saling bertolong-tolongan karena itulah cara Kristus hidup.
          1B. Iman Kristen tidak terpisahkan dari kehidupan berjemaat dalam Pemuridan (Discipleship) di gereja lokal.

Gal 6:6
6Dan baiklah dia, Yang Menerima Pengajaran Dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu

Setiap orang percaya siap menerima pengajaran dalam Firman dan menjadi komunitas yang saling mendukung. 

Gal 6:7a
Jangan Sesat!

Paulus juga memperingatkan kepada jemaat Galatia supaya mereka tidak tertipu dengan para guru palsu yang sedang memuji dan menonjolkan jemaat Galatia, supaya jemaat Galatia juga memuji dan menonjolkan mereka (Gal 4: 17a). Tim Keller mengatakan “ Pelayanan yang tidak terpusat pada Injil hanya akan mengumpulkan penggemar yang bergantung secara emosional  kepada pemimpinnya. Pelayananan palsu tidak berfokus pada Kristus dan anugerahNya, melainkan pada pemimpinnya dan perbuatannya. Namun pelayanan yang berpusat kepada Injil akan membangun murid-murid yang memandang kepada salib dan beriman kepada Kristus saja serta anugerahNya yang menyelamatkan. “

Jadi metodologi (perbuatan nyata) tanpa teologi yang benar tidak akan menghasilkan doksologi. Praktek yang benar (ortopraksi)  dihasilkan dari cara pikir yang benar (ortopati) yang dilandasi oleh doktrin yang benar (ortodoksi)

Sebaliknya teologi yang benar tanpa metodologi (perbuatan nyata) juga tidak akan menghasilkan doksologi. doktrin yang benar (ortodoksi) yang berhenti hanya sebagai pengetahuan di dalam pikiran (ortopati) akhirnya tidak menghasilkan praktek yang benar (ortopraksi).

          2. APA YANG KITA TABUR DAN TUAI ? DI LADANG YANG SEPERTI APA ?

Gal 6:7
7Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. 
Karena APA YANG DITABUR orang, itu juga YANG AKAN DITUAINYA.

Alkitab menggunakan istilah bercocok tanam di dalam menabur dan menuai karena konsep ini dipahami dengan baik oleh masyarakat agraris. John Stoot mengatakan “Menabur dan Menuai adalah suatu prinsip keteraturan dan konsistensi yang tersirat di dalam semua kehidupan, materi dan moral.” John Stott (Galatians, p.165)

           2a. Apa Yang Ditabur, Itu Yang Akan Dituai?

Artinya jika kita menabur benih jeruk, kita tidak akan mendapatkan jagung, tidak peduli seberapa banyak kita ingin menanam jagung. kalau kita tidak pernah menabur benih jagung. Kedua, apapun yang kita tabur, itu yang akan kita tuai. itu berarti, meskipun benih itu mungkin tergeletak di tanah tanpa hasil untuk waktu yang lama, benih itu akhirnya akan mulai muncul. Jadi bukan penuaian yang menentukan panen, tetapi penaburan. Tetapi konteksnya di sini menabur apa?

Gal 6:8
8Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Ayat ini ternyata bukan berbicara tentang finansial tetapi tentang daging dan roh. Lalu apa yang ditabur? John Stott mengatakan ” “Menabur pikiran, menuai perbuatan; menabur perbuatan, menuai kebiasaan; tabur kebiasaan, tuai karakter; menabur karakter, menuai jalan hidup” John Stott (Galatians, p.165)

Ini adalah prinsip mekanisme antropologi pengalaman manusia dimanakontrol station nya hidup manusia itu ada di dalam hati. Itulah sebabnya Tuhan memperbaharui hidup kita. Namun di tahap ini, surat Rasul Paulus sudah mengasumsikan bahwa kalau kita percaya Kristus, dimana jemaat Galatia ini sudah memiliki hati yang diperbaharui, maka mereka adalah orang Kristen lahir baru. Jadi dengan hati yang baru maka pikiran seperti apa yang kamu tabur? Jadi progresnya adalah mulainya dari pikiran sampai akhirnya ke jalan hidup dimana benihnya adalah pikiran dan perbuatan.

Lalu ladangnya yang mana kalau benihnya pikiran dan perbuatan yang dihasilkan dari dalam hati kita? John Macartur mengatakan “Orang Kristen hanya mempunyai dua ladang yang dapat ditaburinya, yaitu ladang daging dan ladang Roh” Ini adalah hukum ilahi: Anda menuai apa yang Anda tabur. Jika Anda menabur dalam Roh, Anda akan menuai kehidupan. Jika Anda menabur dalam daging, Anda akan menuai kebinasaan”

          2b. Kita Menabur Perbuatan & Pikiran Di Ladang Yang Mana?

Gal 5:19-21
19Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 

Fil 3:19
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Menabur dalam daging berarti kita terus memupuk dan hidup di dalam kecenderungan dan keinginan kita yang berdosa. Beberapa orang kristen menabur dalam daging sepanjang hari—membiarkan pikiran mereka memikirkan kebencian, pikiran kotor, dan mengasihani diri sendiri dan terus hidup disiksa dengan berhala-berhala dan hidup dalam keduniawian. Coba kita evaluasi apakah semua pikiran kita itu kita kaitkan dengan karya salib Kristus? Apakah  semua perbuatan kit aitu kita kaitkan dengan iman kita? Sering kita hidup dalam dikotomi yaitu hidup dalam diskonek antara iman dan kehidupan kita sehari-hari. Dan kemudian bertanya-tanya mengapa masalah hidup kita sama saja. Kita bertanya mengapa kita menuai panen rohani berupa kebenaran dan hidup kita tidak  mengalami perubahan? 

Mari kita tanyakan di dalam semua yang kita pikirkan dan perbuat, apa yang menjadi dorongan? Siapa yang menjadi pusatnya? Karena saat kita yang menjadi pusatnya dan saat ego yang menjadi pusatnya maka dalam perbuatan yang baik, bahkan pelayananpun makakita melakukan itu semua untuk mendapatkan penerimaan manusia. Kita melakukan banyak hal untuk mengontrol situasi kita. Kita melakukan sesuatu untuk memuaskan berhala kenyamanan kita, maka kita sedang menabur dalam daging. Namun saat kita menabur dalam roh. Waktu yang menjadi pusatnya adalah Tuhan dan yang menjadi dorongan adalah Injil maka apa hasilnya?

Gal 6:8
8Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, Tetapi Barangsiapa Menabur Dalam Roh, Ia Akan Menuai Hidup Yang Kekal Dari Roh Itu.

Waktu kita melakukan sesuatu untuk memuliakan Tuhan maka kita bekerja keras bukan untuk pembuktian diri tetapi karena sadar bahwa segala sesuatu adalah titipan Tuhan.Segala sesuatu ada di dalam hidup kita karena semata-mata kasih karunia Tuhan.Maka saat kita bekerja keras maka kita menjadi pengelola yang baik untuk memuliakan Tuhan yang sudah menitipkan semua sumberdaya  ini dalam hidup kita, maka kita sedang menabur dalam roh.Karena yang menjadi pusat adalah Tuhan dan karena hidup kita milik Tuhan, dari Tuhan, oleh Tuhan, karena Tuhan dan untuk Tuhan.

Tetapi Barangsiapa Menabur Dalam Roh, Ia Akan Menuai Hidup Yang Kekal Dari Roh Itu.

Perhatikan Frase "ia akan menuai hidup yang kekal dari roh itu"  kita harus hati-hati untuk tidak boleh memahami frase ini seolah-olah kehidupan kekal merupakan hasil dari pekerjaan 

Perbuatan baik merupakan buah bukan tetapi akar. Itu bukan pondasi tetapi bukti bahwa seseorang sudah di dalam Kristus dan dipimpin oleh Roh Kudus

          2.c. Selama masih ada kesempatan jangan jemu menabur dalam perbuatan baik karena tuaian pasti akan tiba

Gal 6:9-10
9Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik...10Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah “ apakah boleh saya berbuat baik untuk mendapatkan upah atau pahala? 

          3. BAGAIMANA INJIL MENJADI PERSPEKTIF DAN MOTIVASI DI DALAM MENABUR DAN MENUAI ?

Hasil positif dari taburan perbuatan baik kita merupakan sebuah keniscayaan/kepastian. Ini hanya masalah waktu saja sebelum kita menuai hasilnya. waktunya sudah ditetapkan oleh allah dan tinggal menuai kedatangannya (ayat 9b). Kalau kita semua melayani memang pasti akan ada hasilnya orang akan orang terberkati dan.bertumbuh karena nasehat kita. Rentang waktu antara sekarang dan penuaian bukan waktu yang membosankan dan menyiksa. sebaliknya, ini adalah sebuah kesempatan (ayat 10 "selama masih ada kesempatan bagi kita"). kesempatan untuk menghasilkan lebih banyak buah. semakin lama waktu penantian ini, semakin banyak buah yang masih bisa diupayakan.Namun apakah hasil yang baik, kesuksesan pelayanan dan pertumbuhan dari hasil jerih payah kita itu menjadi motivasi? Untuk menghindari kesalahpahaman, kita perlu menegaskan bahwa menuai hasil seharusnya bukanlah motivasi, melainkan konsekuensi. Jadi kita berbuat baik bukan supaya mendapatkan tuaian (upah) tersebut. Karena dalam kedaulatan Allah yang sudah menetapkan prinsip “tabur-tuai” (6:7b) mak setiap perbuatan baik dengan motivasi hati yang murni pasti akan akan diperhitungkan oleh Tuhan dan biasanya pasti menghasilkan buah dan tuaian yang baik. Lalu apa motivasi yang benar di balik semua taburan perbuatan baik kita?


Galatia 5: 24

24Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya


Kolose 3: 1-3
1Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Kepada Jemaat maka Paulus menasehati untuk selalu memandang kepada Kristus dan karya salib-Nya. Mengapa?  Karena siapa yang berinisiatif lebih dulu menabur? Siapa yang menabur kebaikan? Siapa yang memberikan anugerah dan yang lebih dulu menunjukkan kasih kepada kita manusia berdosa?

Rom 5:8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Yesus adalah penabur yang sempurna, yang telah memberikan hidupnya demi menebus kita.

  • Yesus memulihkan hubungan kita dengan Allah yang rusak dengan memikul beban dosa terbesar yang menghancurkan, menaati hukum Allah namun mati dihukum menggantikan kita demi menghapus hukuman dosa kita, sehingga tidak ada lagi penghukuman bagi kita yang ada di dalam Kristus Yesus.
  • Yesus adalah pemberi yang paling murah hati, yang membuat kita yang miskin rohani menjadi kaya melalui kemiskinan-Nya.
  • Yesus terus-menerus menabur dalam Roh, hidup dalam kebenaran yang sempurna, dan menuai kemuliaan kekal bagi kita, sehingga di dalam Dia kita dimampukan hidup bagi kemuliaan-Nya.

Kristuslah upah dan pahala kita.  Dia memberikan hidupnya bagi kita untuk membawa kita yang mati menjadi hidup bersama Dia. Tim Keller mengatakan “ agama mengatakan dapatkan hidupmu dengan amal ibadah dan dengan melakukan perbuatan baik. Orang yang tidak percaya Tuhan berkata “ hidupilah hidup semaumu. Yesus berkata “ hidupKu Aku berikan untuk hidupmu. “

Kristuslah pahala kita yang sesungguhnya! HidupNya diberikan bagi kita. Dia hadir dalam semua aspek kehidupan kita. Kalau Kristus sungguh hadir menjadi Tuhan atas kehidupan kita maka hati kita akan senantiasa terkalibrasi. Ketika Kristus hadir di pusat kehidupan kita dan saat kita memandang kepada Kristus maka  kita akan memiliki sukacita dan gairah yang baru untuk mengasihi. Saat Kristus hadir maka motivasi  kita akan terkalibrasi dan membuat kita bijaksana dan mampu bersikap dalam setiap situasi dan pergumulan. Saat Kristus hadir maka emosi itu terkendali dan Dia menolong kita untuk peka terhadap kebutuhan di sekeliling kita dan kita diingatkan bahwa segala sesuatu adalah titipanNya dan dipercayakan Dia untuk kita Kelola untuk membawa kemuliaan demi namaNya. Saat Kristus menjadi pusat maka kita akan menabur benih diladang yang benar. Kita dimampukan untuk mengaitkan pikiran dan menghubungkan perbuatan kita dengan Injil dan karya salibNya. 

Pertanyaan Reflektif

  • Kita menabur pikiran dan perbuatan di ladang yang mana?Daging atau roh? 
  • Di dalam setiap pikiran dan perbuatan, siapa yang menjadi pusatnya? Apa yang menjadi motivasi hati kita?

Gospel Response

  • Bertobat dari berpusat pada diri dan bergantung pada diri sendiri!
  • Pandanglah kepada Yesus sang penabur sejati. Oleh taburanNya kita menerima
    keselamatan, pengampunan dan penebusan

Karena Injil

  • Kita paham prinsip menabur dan menuai bukan persoalan materi tapi lebih mengenai kehidupan rohani.
  • Kita sadar perbuatan tanpa teologi menghasilkan kesalahan, teologi tanpa perbuatan menjadi batu sandungan. Teologi yang benar menghasilkan pikiran dan perbuatan yang benar.
  • Segala sesuatu adalah titipan maka Tuhanlah  yang menjadi pusat dan dorongan di dalam setiap pikiran dan perbuatan kita.
  • Motivasi kita menabur perbuatan baik bukanlah upah melainkan Kristus karena Dialah pahala kita yang sesungguhnya.