PEMBACAAN : Galatia 5:16 - 25
Sebagai orang Kristen kita sering sekali diundang atau bahkan menghadiri kebaktian kebangunan rohani. Tidak ada salahnya dengan kebaktian kebangunan rohani, namun banyak dari kita lupa bahwa di dalam Kristus kita memiliki kuasa kebangkitan Kristus yang tinggal di dalam kita. Roh yang sama yang membangkitkan Kristus itu saat ini hadir di dalam hidup kita yang percaya dan Rasul Paulus menginginkan kita juga mengalaminya.
1. MENGENALI TANDA KEMATIAN ROHANI
Gal 5:19-21a
19Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Ada 15 kata yang dipakai untuk mendeskripsikan kematian rohani di Gal 5:19-21 ini yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu yang berbicara tentang perbuatan asusila (porneia), yaitu persetubuhan antara orang yang belum menikah; kenajisan (akatharsia), yaitu: praktik dan hubungan seksual yang tidak wajar; pesta pora (aselgia), yaitu: seks yang tidak terkendali. Penyembahan berhala (eidololatria) dan sihir (pharmak eia). Paulus merujuk pada okultisme yang sangat spesifik dan praktik keagamaan ritual pagan. Penyembahan roh-roh dan dewa-dewa dan pekerjaan roh mistik dari setan yang palsu. Kemabukan dan pesta pora di sini sangat berkaitan yaitu merujuk pada penyalah gunaan obat bius kemabukan dan kecanduan obat-obatan atau narkoba.
Kemudian, di ayat 20-21, muncul delapan kata yang menjelaskan bagaimana dosa-dosa ini merusak hubungan. Empat di antaranya adalah sikap destruktif: kepentingan diri sendiri / ambisi yang egois (eritheia), yaitu daya saing, motivasi yang berpusat pada diri sendiri; kedengkian (phthonoi), mengingini, menginginkan apa yang dimiliki orang lain; iri hati/ kecemburuan (zelos), semangat dan energi yang berasal dari ego yang lapar; dan perseteruan/kebencian (echthrai), artinya permusuhan, sikap permusuhan. Kecemburuan selalu melibatkan pihak ketiga yang dipandang sebagai saingan untuk mendapatkan kasih sayang atau perhatian. Iri hati lebih kaya kita menginginkan apa yang orang lain miliki seperti kekayaan, status atau penampilan. Empat menggambarkan wujud tindakan dari sikap-sikap hati yang tadi disebutkan dalam hubungan: perselisihan (eris), menjadi argumentatif atau berusaha untuk berkelahi; ledakan kemarahan (thumoi) ; percideraan (dichostaiai), perpecahan di antara orang-orang (yang menyebabkan kemarahan); dan perpecahan (aireseis), kelompok yang bermusuhan. Di sini Paulus menunjukkan bahwa dosa bukan hanya tentang perbuatan pelanggaran moral tetapi juga di dalam motivasi hati
21b Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Diluar Kristus kita diperbudak dosa, karena kita mati rohani. Kita memang tidak berdaya di luar Kristus kita selalu dibelenggu oleh nafsu dan hasrat kita yang selalu memimpin kepada dosa dan kita diperbudak oleh nafsu dan hasrat itu. Namun Rasul Paulus melanjutkan penjelasannya mengenai konsep hamba ini.
24Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 25Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Di dalam Kristus kita mengalami kebangkitan rohani, hidup dipimpin Roh Kudus.
2. MENGENALI TANDA KEHIDUPAN ROHANI (SPIRITUAL LIFE)
Galatia 5:22-23 TB
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu
Kalau satu buah Roh mengapa ada 9? Karena pekerjaan Roh Kudus yang satu akan menghasilkan sembilan atribut ini sebagai buah. Seperti batu berharga yang memiliki 9 sudut yang menjadi keindahan kilauannya, maka buah roh memiliki 9 karakteristik yang tidak terpisahkan
Di sini ada kebaikan artinya kita tidak bisa berkata bahwa orang itu sebenarnya baik namun kelemahannya dia tidak setia. Atau dia itu orangnya sangat mengasihi tetapi dia tidak punya damai sejahtera. Atau dia itu orangnya sangat penuh sukacita namun sayangnya dia tidak punya penguasaan diri.
3. BAGAIMANA MENGHIDUPI/MENGALAMI KEBANGKITAN ROHANI.
Gal 5:16
16Maksudku ialah: Hiduplah Oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Paulus tidak mengatakan, “Hidup oleh Roh dan jangan menuruti keinginan dari sifat dosa.” Apa bedanya? Ada sesuatu yang dia katakan harus kita lakukan yang akan mengarah pada berkurangnya natur sifat dosa kita. Ada suatu disiplin rohani yang lebih dari sekedar menghindari dosa atau berusaha keras untuk tidak berdosa.
Gal 5:18-19a
18Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 19Perbuatan daging telah nyata,
Kuncinya bukan melawan keinginan daging dengan hukum, namun dengan hidup dipimpin (oleh) Roh Kudus. Bagaimana caranya hidup oleh Roh?
Gal 5:16
16Maksudku ialah: Hiduplah Oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti Keinginan daging.
Thomas Chalmers dalam bukunya “The Expulsive Power Of A New Affection”, bahwa melekatnya hati kepada suatu objek tidak bisa dikalahkan hanya dengan tindakan sederhana. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan melekatkan hati kepada sesuatu yang lebih kuat dan berkuasa. Begitulah kecenderungan hati manusia – harus melekat pada sesuatu dan jika hati dipaksa untuk mengganti apa yang melekat kepadanya tanpa pengganti, maka hasilnya adalah sebuah kekosongan yang menyakitkan, seperti rasa lapar yang tidak terpuaskan. Kasih Allah dan cinta akan dunia adalah dua kasih yang bukan hanya saling bertentangan, tetapi bermusuhan dan tidak bisa diperdamaikan sehingga tidak bisa ada di tempat yang sama. Kita sudah melihat tidak mungkin hati dengan sendirinya melepaskan cinta akan dunia dan masuk ke padang gurun. Hati tidak seperti itu, satu-satunya cara untuk melepaskan hati dari ikatan lamanya adalah dengan menggantinya dengan ikatan yang baru.
Jadi rahasianya adalah menemukan kenikmatan/ keindahan yang lebih besar dan lebih tinggi nilainya dari semua tawaran kenikmatan dosa/daging oleh pimpinan Roh Kudus. Jika daging memiliki epithymia maka Roh Kudus juga epithymia. Apa yang menjadi epithymia Roh Kudus?
24Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Yohanes 16:14-15
14 Ia (Roh Kudus) akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. 15Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”
Semua karunia dan pekerjaan Roh Kudus dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian kita kepada kasih Kristus dan karya salib-Nya. Kita harus mengerti bahwa tujuan utama Roh Kudus adalah untuk menonjolkan Yesus.
J.i. Packer menjelaskan hal ini dengan indah. Suatu hari dia berkhotbah tentang Roh Kudus dan dia mencari illustrasi yang baik. Dalam perjalanannya untuk berkhotbah, dia melihat lampu sorot. Ia melihat lampu sorot menerangi sebuah bangunan tua, yang tidak terlihat indah di siang hari tetapi terlihat sangat indah di malam hari. Saat sedang mengemudi, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia bahkan tidak tahu di mana letak lampu sorot tersebut. Dan dia menyadari, “ini dia. Inilah pekerjaan Roh Kudus.” Tugas lampu sorot bukanlah untuk menarik perhatian terhadap dirinya sendiri tetapi untuk menunjukkan keindahan dan kemegahan obyek yang disorot. Pekerjaan Roh Kudus bukanlah untuk mengatakan, “lihat aku. Lihat kekuatanku. Lihat urapanku.” Pekerjaan Roh Kudus adalah untuk mengatakan, “pandang kepada salib....Pandanglah kepada Yesus....melalui karya salibNya.....
Apa yang Yesus alami di salib?
Di Salib. Yang Kudus rela kehilangan kekudusan-Nya supaya kita yang sangat tidak kudus menjadi kudus. Yang berharga rela bayar harga supaya kita yang tidak berharga menjadi sangat berharga. Yang Kekal rela mati supaya kita yang semestinya dihukum mati menerima kehidupan kekal. Yesus menjalaninya dengan landasan kasih, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan serta penguasaan diri penuh dengan damai dan sukacita.
Roh kudus akan memimpin kita dengan mengingatkan kita akan keindahan dan kemuliaan dari apa yang telah Yesus lakukan. Itulah sebabnya setiap kali kita mendengar Injil maka hati kita meleleh, bergetar dan air mat akita berlinang. Itulah sebabnya kita tersentuh, terharu dan bersyukur. Kita melihat keberdosaaan kita, namun waktu mendengar Injil maka Roh Kudus menolong kita untuk dapat melihat kasih Allah melalui karya salib Kristus.
Gospel Reflektif
Gospel Response
KARENA INJIL …