The Galatian's (Church) Controversy

THE BOOK OF GALATIANS Week 3 "KONTROVERSI DI GALATIA" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Galatia 1: 6 – 16

Ada banyak kontroversi di Galatia yang tidak jauh berbeda dengan kontroversi yang ada di gereja modern saat ini. Mengapa kita perlu membahas ini? Karena bagaimana cara pandang kita untuk menyikapi dan menanggapi kontroversi-kontroversi ini akan menentukan banyak dari keputusan hidup kita. 

Matt Chandler mengatakan “Injil bukan hanya untuk orang yang tidak bergereja. Bahkan orang-orang di dalam gereja perlu terus mendengar Injil”. Kalau mau jujur maka kita selama ini memiliki pandangan bahwa Injil itu hanya untuk orang yang belum percaya saja. Bagi kita yang sudah percaya maka Injil tidak diperlukan lagi karena itu hanya permulaan, tetapi kita melanjutkan pada topik-topik yang lain seperti tentang doa, pembentukan karakter dsb. Namun sebenarnya sekalipun kita telah percaya Kristus selama dua menit atau dua hari atau dua bulan atau dua tahun atau dua dekade, maka yang kita butuhkan adalah Injil. Jika kita bingung, jika kita bergumul dengan penderitaan, jika kita kembali ke pola kebiasaan lama, apa pun masalah kita maka kita membutuhkan Injil.

Kitab Galatia adalah kitab tentang Injil, menguraikan Injil, mengartikulasikan Injil, mengkotbahkan dan mengulan-ulang Injil kepada orang kristen yang ada di Galatia. Mungkin kita juga pernah berpikir bahwa Injil adalah susu, dan kemudian kita beralih ke daging.” Pandangan ini salah karena sebenarnya Injil adalah susunya, dagingnya, makanan pembukanya, makanan penutupnya, menu utama dan segalanya. Namun ada banyak kontroversi di Galatia yang tidak jauh berbeda dengan kontroversi yang ada di gereja modern saat ini.

           1. KAPAN DAN MENGAPA KONTROVERSI PERLU TERJADI.

Banyak gereja memiliki banyak pandangan yang berbeda-beda; misal tentang baptisan, liturgi ibadah, bahasa roh, sistem gereja, disiplin rohani. cara berpakaian, persembahan atau perpuluhan. Namun semua perbedaan itu hanyalah doktrin sekunder yaitu bukan doktrin utama yang mempengaruhi keselamatan kita dan tidak perlu menjadi pertikaian. Kapan sesuatu menjadi suatu kontroversi? Hal-hal apa yang tidak bisa diganggu gugat dimana itu sudah tidak bisa disebut Kristen dan mengarah pada kesesatan.  Yaitu ketika pandangan itu adalah memutar balikkan Injil. 

Galatia 1:6-7
6Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, 7yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan Yang Bermaksud Untuk Memutarbalikkan Injil Kristus.

Kata memutarbalikkan di ayat ini memiliki arti distort – perverse – reverse, dengan kata lain menukar urutan Injil yang menyelamatkan. Dan inilah yang perlu dijadikan kontroversi sehingga Paulus menulis surat dengan keras kepada jemaat-jemaat yang ada di Galatia. 

Injil yang benar adalah: “Iman = Keselamatan + Ketaatan.” Itu berarti bahwa ketika kita percaya Injil, hasilnya adalah kita menerima keselamatan dan keselamatan itulah yang menghasilkan ketaatan dalam hidup kita. Karena itu, ketaatan penting! Tetapi kita perlu menempatkan ketaatan di tempat yang tepat. Ketaatan adalah buah dari iman kepada Injil dan bukan suatu syarat keselamatan. 

Efesus 2:8-10
8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Kita dibenarkan (justification) di dalam Kristus yang akan memimpin kita kepada pengudusan (sanctification). Kita dibenarkan, akibatnya kita dikuduskan. Kita dibenarkan  karena kasih karunia oleh iman kepada karya Kristus yang sempurna sehingga kita telah diterima sepenuhnya.  Sekarang kita menjalani hidup dengan hati yang baru, dengan rasa syukur kepada Tuhan serta dengan dinamika baru kegembiraan dan keinginan baru untuk melakukan perbuatan baik yang Tuhan ingin kita lakukan dan menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita di pimpin oleh Roh Kudus untuk menjadi seperti Kristus. 

Namun masalahnya kita memiliki kecenderungan yang bisa menimbulkan kontroversi yang menyimpang. Ada penyimpangan yang konstan untuk selalu menuju ke salah satu ekstrem. Yang memiliki kecenderungan kaku dan mengikuti norma-norma maka kita sebut dengan orang-orang yang konservatif. Kecenderungan ini bisa berbahaya seperti yang terjadi di Galatia. Di Galatia maka orang-orang yang memiliki adat Yahudi yang sekunder memaksakan itu kepada orang-orang Kristen yang non Yahudi. Demikian juga banyak orang-orang yang konservatif untuk memaksakan pandangannya itu pada yang lain dimana doktrin yang sekunder itu menjadi yang utama dan merasa lebih superior atau lebih baik dari yang lain. 

Orang-orang yang konservatif ini menyimpang dari Injil, sehingga hasilnya adalah sangat agamawi / legalis (Farisi), menekankan ketaatan (perbuatan baik) untuk diterima, kebenaran tanpa anugerah, pembenaran (justification) = iman + perbuatan, kehilangan anugerah Allah yang cuma-cuma, pengudusan (sanctification) menjadi basis pembenaran (justification) dan melupakan keindahan kasih Allah. 

Memang maksudnya adalah baik yaitu berusaha membuat orang lebih taat, berkelakuan seperti Firman, tetapi menjadi sangat kolot, kaku dan suka menghakimi orang lain yang tidak berkelakuan seperti dirinya serta menjadi sangat legalis, sehingga akan membawa pada kesombongan dan menekan orang-orang yang ada dalam lingkungan seperti ini. Dan akibatnya ada banyak orang menjadi sakit hati, terhakimi dan kecewa. Dan orang-orang yang menjadi korban itu seringkali bereaksi pada ekstrem yang lain yaitu menjadi orang-orang yang liberal yaitu sangat bebas (pantang untuk menghakimi, tidak perlu ketaatan, anugerah tanpa kebenaran, pembenaran (justification) = iman – perbuatan, kehilangan anugerah Allah yang berharga, mengabaikan pengudusan (sanctification) dan menekankan kasih Allah tetapi melupakan kekudusan Allah. Kedua kecenderungan (kontroversi) ini tidak menghasilkan transformasi atau perubahan hidup (hati) yang sesungguhnya tetapi justru menghasilkan kesombongan.

           2. OTORITAS APA DAN BAGAIMANA MENGUJI KONTROVERSI ITU? 

8Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu Suatu injil yang berbeda dengan injil yang telah kami beritakan kepadamu, Terkutuklah dia. 9Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu Suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, Terkutuklah dia.

Ketika Paulus berkata tentang “ seorang malaikat dari sorga “ maka Rasul Paulus menyatakan bahwa pengalaman kita, perasaan kita, firasat hati kita bukanlah otoritas utama untuk menilai atau menimbang suatu kebenaran. John MacArthur berkata “ Pengalaman saya dan pengalaman Anda bukanlah ujian atau bukti kebenaran Alkitab; justru kebalikannya. Kebenaran Alkitablah yang harus memvalidasi atau menguji semua pengalaman.”

Demikian juga saat Paulus berkata “ sekalipum kami “ maka Rasul Paulus menyatakan sekalipun seorang dengan Pangkat Pemimpin yang tinggi, seorang yang Diurapi atau seorang Rasul, maka dia bukanlah otoritas tertinggi untuk menilai atau menimbang suatu kebenaran. Bahkan dalam Kisah Para Rasul dicatat bahwa Paulus pun juga belajar, berdiskusi dan bertanya jawab dengan murid-murid Yesus yang lainnya, bahkan pengajarannya juga diuji oleh orang-orang Berea apakah sesuai dengan Alkitab. 

Kisah 17:11 (BIMK)
11Orang-orang di Berea lebih terbuka hatinya daripada orang-orang di Tesalonika. Dengan senang hati mereka mendengarkan berita tentang Yesus, dan setiap hari mereka menyelidiki alkitab untuk mengetahui apakah pengajaran Paulus itu benar.

Timothy Keller berkata “ Jadi Injil yang menilai gereja. Gereja tidak menilai Injil. Injil menilai pengalaman kita. Pengalaman itu tidak menilai Injil. Jadi apakah Injil itu? Apa yang Alkitab katakan harus menilai para pemimpin, dan itu juga harus menilai pengalaman kita.”

Bukan berarti Tuhan tidak dapat memimpin gereja melalui seorang pendeta atau Tuhan tidak dapat memimpin kita melalui perasaan kita dan melalui kesan dan melalui indra. Namun maksudnya adalah seharusnya bukan otoritas tertinggi yang menjadi otoritas epistemologis kita. Hanya ada satu hal yang dapat kita yakini bahwa Tuhan mengatakannya, bukan apa yang pendeta katakan dan bukan apa yang hati kita katakan tetapi apa yang Alkitab katakan. 

          3. BAGAIMANA INJIL MENYELESAIKAN DAN MEMBERI SOLUSI ATAS KEBUTUHAN YANG ADA? (Ay 10-12)

10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. 11Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. 12Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.

CS Lewis mengatakan “Itulah mengapa salah satu alasan saya percaya ke-Kristenan. Suatu kepercayaan yang tidak bisa ditebak.... Bahkan faktanya, hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dibuat-buat oleh seseorang.”

Prinsip kekristenan itu berbeda dengan prinsip agama. Dalam Alkitab maka kata Injil berasal dari kata “Eungalion “ yang artinya kabar baik dan buan nasihat baik. Injil berbicara tentang apa yang sudah Tuhan lakukan dan bukan apa yang sudah kita lakukan. Dan ini memberikan solusi yang memecahkan masalah kontroversi yang ada. Paulus memberikan kontras di ayat 13-14

13 Sebab kamu telah mendengar tentang Hidupku Dahulu Dalam Agama Yahudi: tanpa batas Aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. 14Dan Di Dalam Agama Yahudi Aku Jauh Lebih Maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai Orang Yang Sangat Rajin Memelihara Adat Istiadat Nenek Moyangku.

Paulus memberikan kontras apa yang bukan Injil  dan yang Injil : Yang bukan Injil selalu meninggikan dan  berpusat pada usaha “diri” (self). Injil selalu meninggikan dan berpusat
pada  karya Allah Tritunggal dan Kristus. 

15 Tetapi waktu Ia, Yang Telah Memilih Aku sejak kandungan ibuku dan Memanggil Aku Oleh Kasih Karunia-Nya, 16 Berkenan Menyatakan Anak-Nya Di Dalam Aku, Supaya Aku Memberitakan Dia Di Antara Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia

Jadi urutan Injil adalah “ Di Taman Eden bukan Adam yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari Adam! Sejak dari awal urutannya tidak pernah berubah.

Lalu bagaimana Tuhan menghampiri kita yang selalu meninggikan diri? Dia menghampiri kita dengan rancangan penebusanNya yaitu : Dia yang layak ditinggikan merendahkan diri. Dia yang termulia menjadi yang terhina. Dia yang kaya menjadi miskin. Dia yang berkuasa rela menjadi tak berdaya. Dia yang kudus menjadi dosa. Dia yang kekal mati disalib. 

Roma 8:29-30
29Sebab Semua Orang Yang Dipilih-Nya Dari Semula, mereka juga Ditentukan-Nya Dari Semula Untuk Menjadi Serupa Dengan Gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 30Dan mereka yang Ditentukan-Nya Dari Semula, Mereka Itu Juga DIPANGGIL-NYA. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu Juga Dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu Juga Dimuliakan-Nya.

Keselamatan itu diawali, dikerjakan dan diselesaikan oleh Tuhan untuk Kemuliaan-Nya

INJIL KRISTUS (THE GOSPEL) memberikan solusi :

  • Anugerah (kasih karunia) yang membenarkan, 
  • Ketaatan yang dimotivasi oleh kasih dan dimampukan Roh Kudus, 
  • Bebas yang bertanggung jawab, iman = pembenaran (justification)+ pengudusan (sanctification), 
  • Anugerah Allah sangat indah dan berharga, pengudusan (sanctification) oleh Roh Kudus,
  • Memandang karya salib Kristus (kasih dan kekudusan Allah yang dinyatakan secara sempurna)

Lalu bagaimana dengan perbedaan-perbedaan yang ada yaitu dengan orang-orang dengan doktrin sekunder yang berbeda.  Augustine The Hippo mengatakan “ Dalam hal esensi kesatuan, dalam hal yang non esensi kebebasan, di dalam segala sesuatu kasih “

IMPLIKASI INJIL, Karena Injil …

  • Kita dapat menilai emosi serta ekspresi dan memegang apa yang esensi.
  • Kita tidak mudah terkelabuhi dan terpesona oleh sensasi
  • Kita tidak mengandalkan diri tetapi mengandalkan kuasa kristus.
  • Kita memiliki kejelasan dan tidak jatuh ke dalam kecenderungan  yang menyimpang