Pembacaan : Galatia 1: 11 – 24
Seringkali, saat kita mendengar seseorang bertobat maka yang kita dengar adalah kesaksian hidup pribadi orang tersebut. Tidak ada yang salah dengan kesaksian pribadi seseorang. Ini adalah bukti subjektif dari kuasa Injil yang mengubahkan hidup. Tetapi menurut kitab Galatia, Rasul Paulus memberikan suatu pelajaran bahwa bukti subjektif saja tidak cukup, maka dibutuhkan faktor objektif untuk meneguhkan fondasi iman kita. Kita butuh sesuatu yang lebih dari subjektivitas. Kita butuh suatu objektivitas artinya sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan. Keobjektifan yang berdasarkan fakta. dan tidak dipengaruhi selera atau perasaan dan pendapat pribadi.
1. SISI OBJEKTIVITAS YANG BISA KITA AMATI
Galatia 1:11-12
11Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, Bahwa Injil Yang Kuberitakan Itu Bukanlah Injil Manusia. 12Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan Bukan Manusia Yang Mengajarkannya Kepadaku, Tetapi Aku Menerimanya Oleh Penyataan Yesus Kristus.
Paulus tampaknya menanggapi desas-desus tertentu yang beberapa pakar Alkitab mengatakan ada kemungkinan dari guru-guru palsu itu yang menuduh bahwa Paulus telah menyalin potongan-potongan Injil dari para Rasul, dan kemudian, tanpa persetujuan mereka, memelintirnya agar sesuai dengan agenda egoisnya sendiri.
15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; (I did not immediately confer with flesh and blood)
17juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. 18Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
Ada banyak pakar Perjanjian Baru mengatakan ini menunjukkan parallel Paulus dengan ke dua belas rasul yang lain yang hidup bersama dengan Yesus selama 3 tahun. Paulus juga dipimpin oleh Roh Kristus selama tiga tahun untuk bergumul, berdoa dan mendapatkan pewahyuan dari Roh Kristus. di Palestina dan Damsyik selama 3 tahun., baru kemudian dia mengunjungi Kefas selama 15 hari.
19Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. 20Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
Galatia 2:1-2
PAULUS DIAKUI OLEH PARA RASUL
1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Titus pun kubawa juga. 2Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi – dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang (Para Rasul yang lain) –, supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.
Disini Paulus melakukan akuntabilitas,mencocokkan apa yang dia terima dengan rasul Petrus. Dan ditemukan bahwa Injil yang diberitakan Paulus sangat selaras dengan Injil yang diajarkan oleh para Rasul. Bahkan Paulus harus bekerja dalam kesatuan dengan para rasul lainnya dan harus menunjukkan bahwa pesannya sesuai dengan pesan mereka. Berapa banyak lagi kita memiliki tanggung jawab yang sama? Kita juga harus mengakar dalam komunitas gereja.
Mengapa pentingnya Para Rasul menuliskan ini sebagai bukti bahwa Injil mereka adalah Injil yang dapat dipercaya, yang objektif dan dapat dibuktikan, karena para rasul dan Paulus adalah saksi mata. Yesus menampakkan dirinya kepada 500 orang waktu naik ke sorga. Yesus menghabiskan 10 hari untuk menampakkan diri kepada ratusan saksi mata bahwa Dia bangkit, termasuk para rasul. Di Kisah Para Rasul 9 dituls bahwa Yesus menampakkan diri kepada Saulus nama yahudi dari Paulus (nama Romawi). Kemudian Paulus buta lalu Ananias mendoakan dan Paulus sembuh.
Yesuspun memberikan contoh dimana Yesus selalu kembali kepada Firman Tuhan waktu Dia dicobai di padang gurun maka untuk melawan godaan itu Yesus selalu mengatakan “ada tertulis “. Bahkan kepada orang-orang Yahudi dan Farisi Yesus berkata “ Dan Alkitab itu sendiri memberi kesaksian tentang Aku.” (Yoh 5:39b). Dan kepada para murid yang berjalan ke Emaus maka Ia (Yesus) menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. (Luk 24:27). Artinya semua Alkitab itu berbicara tentang Yesus, sehingga semua cocok dan koheren.
Berbicara tentang Alkitab maka perjanjian lama adalah perjanjian baru yang belum diungkapkan. Perjanjian baru adalah perjanjian lama yang sudah disingkapkan.
Ditulis oleh 40 orang yg berbeda di 13 negara dan di 3 benua serta dalam kurun waktu 1500 tahun. Dengan background penulis adalah nabi, raja, nelayan, jendral, politisi, hakim, kaum cendekiawan, dokter, tukang pajak, kaya dan miskin. Menjadi kesatuan mahakarya, satu tema sentral, tentang karakter dan sifat Allah. Tentang rencana penebusanNya bagi umat manusia, tanpa kontradiksi. Dan semuanya tentang Yesus Kristus. Alkitab bukanlah buku manual tentang hidup kita sebab fokusnya bukanlah tentang kita. Alkitab bukan tentang kita tetapi alkitab itu tentang Tuhan yang dituliskan kepada kita.
2. SISI SUBJEKTIVITAS YANG MENJADI KESAKSIAN PAULUS.
Galatia 1:13 & 23
13Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya... 23Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
Paulus mengalami perubahan hidup radikal dari musuh Kristus menjadi utusan Kristus.
14Dan di dalam agama ahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. 15 Tetapi waktu Ia, Yang Telah Memilih Aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan anak-nya di dalam aku, supaya aku memberitakan dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Paulus mengalami perubahan natur dan karakter dari keras dan arogan menjadi lembut dan rendah hati.
Galatia 1:23-24
23Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. 24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Perubahan hidup Paulus menuntun orang lain untuk melihat keagungan, kemuliaan serta kuasa Tuhan. Agama, memuliakan manusia tetapi Injil memuliakan Allah.
3. BAGAIMANA INJIL MEMBERIKAN KEDUANYA, OBJEKTIVITAS DAN SUBJEKTIVITAS DALAM HIDUP KITA.
John Calvin berkata: “Doktrin tanpa semangat adalah seperti pedang di tangan orang gila, atau tetap dingin dan tidak berguna, atau hanya untuk menjadi pembualan sombong yang jahat dan sia-sia.”
Kita butuh objektivitas (doktrin & pengetahuan) tetapi objektivitas tanpa subjektivitas (pengalaman) akan hanya menjadi teori belaka dan pengetahuan yang menyombongkan diri.
1 Korintus 8:1b-3 (AMD)
Kita tahu bahwa, “Kita semua mempunyai pengetahuan.” “Pengetahuan” itu membuat kamu sombong, tetapi kasih membuat kamu menolong orang lain semakin bertumbuh. 2Seorang yang berpikir bahwa ia tahu sesuatu, sebenarnya ia belum tahu yang seharusnya diketahuinya. 3Tetapi orang yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah.
Kita butuh subjektivitas (pengalaman) tetapi subjektivitas tanpa objektivitas (doktrin & pengetahuan) hanya menjadi sensasi yang dimabuk emosi.
Kolose 2:18-19a(AMD)
18Banyak orang yang senang berpura-pura merendahkan hati dan menyembah para malaikat. Mereka membicarakan tentang hal-hal ini dalam penglihatan mereka. Jangan dengarkan mereka kalau mereka menyalahkan kamu karena kamu tidak melakukan hal-hal tersebut. Hal itu sungguh bodoh bagi mereka untuk menyombongkan diri, karena semuanya bergantung pada pengalaman mereka saja. 19Mereka bagaikan bagian tubuh yang hilang hubungannya dengan kepala. Kristus adalah kepala dan seluruh anggota tubuh bergantung kepada-Nya.
Injil yang adalah kekuatan Allah itu objektif dan subjektif. Injil mengandung kebenaran doktrinal yang tidak berubah namun pada saat yang sama, orang yang mengalami Injil pasti diubahkan hidupnya.
Timothy Keller berkata :“Kalau anda belum mengalami Injil, maka anda belum benar-benar mengerti Injil. Kalau anda berkata, “Saya tahu Injil, tetapi hidupmu belum berubah.” maka anda sebenarnya belum tahu apa itu Injil. Jadi, Jika anda belum memiliki kehidupan yang diubahkan, anda sebenarnya belum mengenal Injil.”
Apa yang menjadi keindahan dari semua ini? Kebenaran bukan hanya teori yang dipelajari namun pribadi Kristus yang dikenali dan dialami.
Yohanes 14:6
6Kata Yesus kepadanya: “Akulah Jalan Dan Kebenaran Dan Hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yesus bukan hanya kebenaran, tapi juga jalan dan hidup. Yesus bukan hanya penunjuk jalan tetapi Yesuslah sang jalan yang menjembatani jurang dosa dan maut. Yesus bukan hanya guru kebenaran tetapi Yesuslah kebenaran Allah, satu-satunya ukuran kebenaran Allah yang sempurna. Yesus bukan “life coach” tetapi Yesuslah sang kehidupan, pemilik kehidupan dan sumber kehidupan. Dan apa yang dilakukan Yesus?
GOSPEL
Sang Jalan, mencari dan menghampiri kita yang terhilang dan tersesat. Sang Kebenaran (tidak mengenal dosa) menjadi dosa dan menanggung dosa kita yang bobrok dan berdosa. Sang Kehidupan (yang kekal) harus mati menjalani hukuman dosa kita yang adalah maut.
Galatia 1:15
15 Tetapi waktu Ia, Yang Telah Memilih Aku Sejak Kandungan Ibuku Dan Memanggil Aku Oleh Kasih Karunia-Nya.
Paulus dipilih Tuhan bukan karena dia baik atau karena dia layak. Selama 17 tahun Tuhan mempersiapkan Paulus. Tuhan setia mendampingi Paulus dari musuh Kristus dan menjadi utusan Kristus. Tuhan menyertai Paulus merintis jemaat demi jemaat serta menulis surat demi surat dimana dua pertiga dari Perjanjian Baru ditulis olehnya, bukan karena dia hebat tetapi Tuhan yang hebat yang memilih Paulus, memampukan Paulus, mendampingi Paulus. Dan Tuhan yang sama yang memilih Paulus juga memilih kita, menyelamatkan kita dan menyertai kita. Injil bukan hanya memahami Tuhan yang memberi kita hidup kekal, tetapi juga mengalami Tuhan yang menghendaki kita menjalani hidup bersama-Nya.
IMPLIKASI.
Karena Injil …