The Gospel, Hypocrisy & Discrimination

THE BOOK OF GALATIANS Week 6  "INJIL, KEMUNAFIKAN DAN DISKRIMINASI" 

Ps. Michael Chrisdion

 

PEMBACAAN  : GALATIA 2: 6 - 14

Rasul Paulus menjelaskan tentang doktrin melalui narasi cerita 2 kunjungan yaitu kunjungan Paulus ke Yerusalem dan kunjungan Petrus ke Antiokhia. 

           1. PERENUNGAN YANG BISA DAPATKAN DARI KUNJUNGAN PAULUS KE YERUSALEM

Di konsili Yerusalem (Jerusalem Council) Paulus bertemu dengan Petrus, Yohanes, Yakobus yang menjadi sokoguru dari gereja. Dan yang mereka bicarakan adalah apakah orang yang beriman (percaya) kepada Kristus harus mengikuti hukum Taurat? bukan hanya di sunat tetapi mereka harus melakukan semua upacara, mereka harus berpakaian dan melakukan semua hukum Taurat untuk benar-benar di selamatkan. Dan kesimpulan dari kunjungan doktrinal Paulus adalah Injil adalah keselamatan hanya karena kasih karunia Allah oleh iman dan tidak bisa ditambahi apapun. -Martin Luther mengatakan “ Hukum Taurat membuktikan kepada kita bahwa kita tidak dapat berdiri di hadapan Allah dengan kebenaran kita sendiri, dan hal itulah yang mendorong kita kepada Injil.” 

Ibrani 10:1
1Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

Gal 2:6-14
6Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu – bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka – bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain (ADDED NOTHING = TIDAK MENAMBAHKAN APAPUN ) kepadaku.                            

Namun ada issue yang terjadi diantara mereka yaitu karena pada awal gereja mula-mula semua anggotanya adalah orang Yahudi. Namun setelah Injil diberitakan maka ada orang Yunani dan orang Romawi yang berbeda budayanya masuk diantara mereka sehingga terjadilah ketegangan. Dari sini kita mendapatkan perenungan yaitu kita tidak akan tahu apakah Injil benar-benar mengubah hati kita sampai kita bertemu, bergaul dan berkomunitas dengan orang yang memiliki budaya berbeda dengan kita. Saat kita masih memandang rendah orang yang berbeda budaya, suku yang berbeda, sosial ekonomi yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, generasi yang berbeda dengan kita maka itu artinya kita menambahkan sesuatu yang lain kepada Injil.

           2. PERENUNGAN YANG KITA DAPATKAN DARI KUNJUNGAN PETRUS KE ANTIOKHIA (Kisah 11: 5-9; Gal 2:9)

Kunjungan Paulus memberi tahu kita apa definisi Injil. Kunjungan kedua (kunjungan Petrus) tidak memberi tahu kita definisi Injil tetapi bagaimana Injil seharusnya bekerja dalam komunitas. Petrus itu mengerti Injil dan bahkan memberitakan Injil. 

11Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, SEBAB IA SALAH. 12Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka KARENA TAKUT AKAN SAUDARA-SAUDARA YANG BERSUNAT.

Namun  Petrus bersikap munafik, karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Akibatnya menyeret orang lain melakukan hal yang sama. 

13Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku MUNAFIK dengan dia, sehingga BARNABAS SENDIRI TURUT TERSERET OLEH KEMUNAFIKAN MEREKA. 14Tetapi waktu kulihat, bahwa KELAKUAN MEREKA ITU TIDAK SESUAI DENGAN KEBENARAN INJIL, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ”Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Kemunafikan dan diskriminasi tidak sesuai dengan kebenaran Injil (Tidak Sesuai = Not In-Line (Ortho) yang artinya doktrinnya harus diluruskan. Kalau doktrinnya orthodox artinya konsisiten dengan logika, koheren dengan realita dan sesuai dengan ayat-ayat Alkitab lain. Dan yang menarik adalah Injil ini ada garisnya, ada cara berpikirnya, ada konsistensinya dan ada koherensinya.Injil yang adalah kekuatan Allah itu menyelamatkan kita yang percaya kepada Kristus. Dan cara kita maju dalam kehidupan kerohanian (kekristenan) adalah terus mengikuti dan menghidupi Injil; karena Injil memiliki garis polanya.ada implikasi, konsekuensi, konsistensi, dan logikanya. 

Pengetahuan kita tentang Injil (Kognitif) hanya akan mengubah hati dan pikiran (Afektif) saat kita sering melakukan  perenungan yang berpusat pada Injil (Reflektif). Sebab itu kita perlu memahami bahwa yang kognitif hanya bisa menjadi afektif melalui cara yang reflektif. Pengetahuan kita tentang Injil (Kognitif) hanya akan mengubah hati dan pikiran (Afektif) saat kita sering melakukan  perenungan yang berpusat pada Injil (Reflektif). 

Injil Yang Tidak Dihidupi Akan Membuat Kita Cenderung Mendiskriminasi Orang Lain. 

11Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, SEBAB IA SALAH. 12Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka KARENA TAKUT AKAN saudara-saudara yang bersunat.

Mengapa Petrus takut bahkan sampai Barnabas terseret yaitu karena ada kalangan Yakobus.. Sekalipun Yakobus berjabat tangan dengan Petrus dan Paulus berjabat tangan. Yakobus mengerti dan menghidupi Injil tettapi pengikutnya belum tentu menghidupi sekalipun mungkin mengerti. Dan kalangan Yakobus merasa lebih superior dari yang lain. Sebenarnya orang yang merasa lebih superior itu banyak ketidakamanan, banyak kekurangan(inferior) makanya harus kompensasi.  Kalau Injil yang tidak dihidupi dan hanya kognitif, .belum afektif dan kurang reflektifmaka campuran antara perasaan inferior dan perasaan tidak aman yang membuat kita merasa lebih superior dari orang lain. Membuat kita menghakimi orang lain yang tidak seperti kita dan merendahkan orang serta mendiskriminasi orang lain. 

Injil Yang Tidak Dihidupi Akan Membuat Kita Cenderung Munafik Serta Berkompromi. 

Munafik diartikan sebagai berpura-pura. Sedangkan menurut istilah, munafik artinya berpura-pura dalam suatu hal. Orang munafik juga disebut orang yang perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan.

13Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku MUNAFIK dengan dia, sehingga BARNABAS SENDIRI TURUT TERSERET OLEH KEMUNAFIKAN MEREKA. 14Tetapi waktu kulihat, bahwa KELAKUAN MEREKA ITU TIDAK SESUAI DENGAN KEBENARAN INJIL, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ”Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Dan orang-orang yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Ini adalah hal yang sangat aneh. Barnabas, mundur? Jika kita melihat Kisah Para Rasul 11 maka kita akan melihat Barnabas adalah orang pertama yang muncul dari Yerusalem ketika orang Yunani menjadi Kristen di Antiokhia.

Nama Barnabas artinya “Son Of Consolation”(Anak Penghiburan). Barnabas adalah orang yang hatinya lembut dan tidak suka konfrontasi, orang yang cinta damai. Salah satu komentator Kitab Galatia menjelaskan tentang keadaan Barnabas ketika dia berkata“Dosa yang menyelimuti hati yang lembut / kompromi”. Jika kita pada dasarnya tidak menghakimi, simpatik atau penyayang maka kita berada dalam bahaya berbuat salah di sisi kompromi. Tetapi Paulus tidak munafik dan tidak berkompromi dengan kelurusan injil dan bahkan berani untuk menegur Petrus.

          3. IMPLIKASI INJIL YANG KITA DAPAT RENUNGKAN DARI KEDUA KUNJUNGAN INI. 

14Tetapi waktu kulihat, bahwa KELAKUAN MEREKA ITU TIDAK SESUAI DENGAN KEBENARAN INJIL, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ”Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Paulus menegur Petrus dan mereka yang munafik dengan tegas yaitu mengapa kita cenderung untuk mendiksriminasi orang yang berbeda dengan kita atau sebaliknya kita bersikap munafik dan berkompromi untuk menyenangkan orang lain? Paulus mengingatkan Petrus, Barnabas dan orang Yahudi lainnya bahwa dasar keselamatan mereka bukanlah dari keyahudian  atau ketaatan mereka terhadap hukum Taurat melainkan hanya oleh karena anugerah Allah saja.

Dalam hal diskriminasi hanya Injil kasih karunia yang dapat mengkalibrasi hati kita. Kalangan Yakobus dan saudara-saudara yang bersunat itu suka mendiskriminasi, sedangkan kalangan yang tidak bersunat bisa merasa inferior. Tetapi kasih karunia yang direnungkan dan dihidupi akan menenangkan rasa inferior dan menghancurkan rasa superior kita.

Dalam hal kemunafikan dan kompromi hanya Injil kasih karunia yang dapat mengkalibrasi hati kita. Mungkin orang-orang Yahudi yang bersimpati kepada orang-orang yang tak bersunat dan non Yahudi seperti orang Yunani dan Romawi. Dan waktu bertemu dengan kalangan Yakobus takut untuk menegur karena takut ditolak dan kurang dihargai oleh kalangan Yakobus sehingga mereka berlaku munafik dan berkompromi. Tetapi kasih karunia yang direnungkan dan dihidupi akan mengingatkan bahwa penerimaan dan harga diri kita ada di dalam Kristus saja. 

Kalau kita perhatikan maka Paulus berani bersiteru dengan Petrus dan Barnabas daripada berkompromi tentang hal ini. Gereja bisa terpecah belah tetapi demi kemurnian Injil maka Paulus berani menegur dan berkonfrontasi. Yang menarik adalah ketika masa depan gereja dipertaruhkan, Barnabas gagal. Bagi kita yang berhati lembut, dosa yang mengepung kita adalah kompromi. Dan Paulus yang berani mengatakan kebenaran – lulus ujiannya. Tetapi Barnabas, takut berbicara dan  takut berkonfrontasi dan Barnabas gagal yaitu dia berkompromi. Demikian juga dalam kehidupan kita yaitu kalau kita seperti Barnabas maka kita bisa jatuh dalam kemunafikan dan kompromi. Dan kalau kita keras maka kita bisa seperti Yakobus, sebab itu kita membutuhkan Yesus.


GOSPEL

Di Yohanes 11 yaitu waktu Lazarus meninggal maka Yesus tahu persis cara yang tepat untuk menangani Marta (full of truth) dan Maria(Full of grace) yang sedang bergumul secara emosional.  Ada pelayanan kebenaran kepada Marta dan pelayanan air mata kepada Maria. Mengapa? Karena Dia sempurna. Dia bisa jadi Paulus atau Barnabas. Pelayanan kebenaran di mana Anda membutuhkan kebenaran, seperti Paulus, atau pelayanan air mata di mana Anda membutuhkan jamahan, seperti Barnabas. Faktanya tidak ada dari kita yang sempurna. Kita semua cenderung menjadi salah satu ekstrim atau yang lain. Itulah sebabnya kita butuh Yesus Kristus sang juruselamat yang sempurna. Di dalam Kristus ada kepenuhan kasih karuniaNya dan ada kepenuhan kebenaranNya. Melalui karya salib Kristus maka kebenaran & keadilan Allah ditegakkan tetapi kasih dan anugerahNya dinyatakan secara sempurna. Yang Superior rela disalib tak berdaya. Sang Kebenaran difitnah dan disalahkan.Yang Harga DiriNya paling Mulia malah rela dihina & direndahkan.Yang berhak menolak kita malah rela untuk ditolak, disangkali dan ditinggalkan supaya kita dapat diterima, diakui dan senantiasa didampingi.

IMPLIKASI. Karena Injil ..

  • Anugerah mengkalibrasi hati kita dari kecenderungan untuk mendiskriminasi atau memandang rendah orang lain.
  • Kita bisa mengasihi orang yang berbeda budaya & latar belakang.
  • Kita tidak perlu pasang topeng (munafik) karena identitas, penerimaan, harga diri kita aman dalam Kristus.
  • Kita tidak mudah berkompromi karena kita dimampukan untuk  menghidupi pola Injil .