Pembacaan : Galatia 2: 1 - 10
Kalau kita baca Galatia 1 dan 2 maka berdasarkan sejarah tercatat Paulus pergi ke Yerusalem lima kali dan dilihat dari kurun waktunya ini adalah kali yang kedua Paulus Ke Yerusalem untuk bertemu dengan para Rasul (Kisah Para Rasul 15). Dan di Yerusalem mereka mengadakan konsili dan hasilnya adalah Injil yang diberitakan Paulus sangat selaras dengan Injil yang diajarkan oleh para Rasul. Injil adalah tentang kasih karunia. Injil yang mengatakan bahwa kita diselamatkan hanya karena kasih karunia Allah oleh iman.
Ini bukanlah Injil Paulus tetapi ini adalah Injil Yesus Kristus. Ini juga adalah Injil yang diberitakan oleh para rasul. Apa pun yang kita tambahkan pada anugerah; apa pun yang kita cantumkan sebagai syarat keselamatan selain kasih karunia menggerogoti kebenaran Injil. Ketika kita menambahkan banyak persyaratan pada kasih karunia, maka itu bukan lagi pemberian kasih karunia Allah. Kalau ada persyaratannya lalu kita mentaati persyaratan itu baru mendapatkan keselamatan atau berkat dari Tuhan maka itu bukan hadiah tetapi upah. Sebab itu agama berkata lakukan ini dan itu supaya mendapat sesuatu. Sedangkan Injil berkata Allah sudah melakukan semua sehingga kita menerima. Setelah kita menerima baru kita dimampukan untuk melakukan.
1. INJIL MEMBAWA KEMERDEKAAN.
Galatia 2:4
4Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan (Freedom = Kemerdekaan) kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita.
A. Kemerdekaan Dari Budaya Tertentu
Galatia 2:3
3Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya.
Di dalam Kristus maka kita tidak perlu menjadi ke yahudi-yahudian. Bahkan kita tidak perlu ziarah ke tanah Israel karena di dalam Injil tidak ada tanah suci. Tanah suci itu tidak lagi di tanah Israel, bait suci itu tidak lagi di sebuah lokasi tetapi hadirat Tuhan itu tinggal dalam kita.
Injil itu untuk semua orang dan bagi semua budaya. Kita juga tidak harus menjadi bagian dari gereja tertentu, beribadah dengan cara tertentu, menyanyikan lagu tertentu atau hal lain seperti ini supaya diselamatkan. Selama kita percaya Kristus, menyembah Kristus serta percaya kepada ketuhanan Kristus dan Allah Tritunggal, tunduk kepada Kristus yang sejati dengan cara yang membawa kehormatan dan kemuliaan bagi-Nya maka kita adalah tubuh Kristus. (Gal. 2: 6b)
B. Kemerdekaan Secara Mental/ Emosi
Ketika kita beranggapan bahwa hubungan kita dengan Tuhan dilandaskan atas kemampuan kita untuk mentaati perilaku moral tertentu, maka kita akan dihantui oleh rasa bersalah dan rasa tidak aman yang tak berkesudahan. Apakah itu artinya kita tidak perlu berbuat baik dengan hidup bermoral dan hidup secara sembrono? Berbicara tentang moral law maka itu adalah bagian dari hukum Taurat yang terdiri dari Ceremonial Law (upacara), Civil Law (perdata) dan Moral Law (moral) – 10 perintah Allah. Dan di Perjanjian Baru maka Ceremonial Law dan Civil Law itu dibatalkan (Efesus 2:15). Sedangkan untuk 10 perintah Allah itu tidak dibatalkan, kalau kita tidak bisa mematuhi 10 perintah Allah dan berdosa maka itu semua sudah ditanggung oleh Kristus karena tidak seorangpun manusia bisa menaati perintah Allah itu dengan sempurna. Namun Moral law bukan lagi menjadi syarat untuk diselamatkan, tetapi kita diselamatkan di dalam Kristus. Kita yang sudah diselamatkan dan aman di dalam Kristus dimerdekakan dan dimampukan untuk taat dengan ucapan syukur.
Kita menaati Tuhan dalam kebebasan dalam keamanan dan dengan hati yang mengucap syukur, bukan karena kewajiban. Judaizer dan rasul Paulus sama-sama taat tetapi tujuannya taat berbeda dimana yang satu untuk diberkati, untuk berkenan dan untuk tetap selamat. Tetapi yang satu karena sudah diberkati, sudah berkenan dan sudah selamat. John Piper Berkata “ Anugerah bukan hanya hukuman yang diringankan saat berdosa. Anugerah adalah suatu pemberian dan kuasa Tuhan yang memampukan untuk melawan dosa. Kasih Karunia adalah kekuatan, bukan hanya pengampunan.”
2. INJIL MEMBAWA SUATU KESATUAN.
Galatia 2: 7-9
7Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat 8 karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. 9 dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;
Kesatuan Injil membawa kesadaran bahwa kita memiliki panggilan yang berbeda. Petrus dipanggil untuk melayani orang Yahudi dan Paulus memiliki panggilan unik untuk orang yang non-Yahudi. Kasih karunia membuat para rasul menjadi para pemimpin yang aman, rendah hati, tulus dan bekerja keras.(1 Kor 15:10 dan 1 Pet. 4:10-11).
(Seringkali kita tahu secara kognitif (pengetahuan di otak) namun itu tidak cukup dan harus dilanjutkan menjadi afektif (mengubah hati dan hidup). Dan untuk supaya terjadi itu maka harus reflektif (direnungkan). )
Setiap ada pertengkaran terjadi diantara kita itu disebabkan karena ada tabrakan ego, kecurigaan dan iri hati, sebab itu ini perlu di reflektif. Kalau kasih karunia berharga maka itu akan menyatukan mereka dari latar belakang yang beraneka ragam untuk menjadi suatu komunitas “ Tubuh Kristus “. Hak apa yang bisa kita tuntut kalau kita sadar bahwa segala sesuatu dalam hidup kita hanya karena kasih karunia. Apa yang bisa membuat kita marah kalau semua itu hanya semata-mata karena kasih karunia.
3. IMPLIKASI KEMERDEKAAN DAN KESATUAN DALAM INJIL.
Mengapa kemerdekaan dan bersatu dalam sebuah komunitas ini adalah suatu hal yang penting dan yang perlu kita sadari? Timothy Keller berkata “Kemerdekaan & menjadi bagian dari komunitas adalah dua dambaan terbesar dari hati manusia yang terdalam”
Setiap kita ingin merdeka dan menjadi bagian dari satu komunitas. Itulah desain awal Allah dari sejak semula bagi manusia. Namun dambaan untuk merdeka dan berkomunitas tidak akan pernah bisa terpuaskan dengan sistem agama dan dunia. Karena kedua sistem itu akhirnya akan menjerumuskan manusia kepada keterpisahan dan perbudakan yang lebih dalam. Kemerdekaan sejati dan penerimaan tertinggi dalam sebuah komunitas hanya dapat ditemukan di dalam Kristus Yesus. Injil kasih karunia memberikan keduanya bukan karena kemampuan dan kualifikasi kita, namun hanya karena kebaikan dan kasih Tuhan saja.
Galatia 2:10
10hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
Setelah menjelaskan tentang kemerdekaan di dalam Injil maka Paulus minta untuk tetap mengingat orang miskin dalam pemberitaan Injil. Mengapa?
2 Korintus 8:9
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Inkarnasi Kristus adalah bukti kepedulian Tuhan yang kudus, maha besar dan kekal atas kerentanan manusia berdosa yang kecil dan rapuh. Yang tak terbatas menjadi bayi yang tak berdaya.Sang pembebas membiarkan dirinya terbelenggu, ditindas dan disiksa. Yang empunya segalanya rela kehilangan segalanya (menjadi miskin). Sang Anak Allah harus mengalami keterpisahan dari bapa-Nya di sorga. Supaya kita yang terpisahkan dari Tuhan, yang tak berdaya, ditindas, disiksa serta terbelenggu oleh dosa dapat dimerdekakan dan diterima menjadi bagian dari keluarga Allah di dalam Kristus.
IMPLIKASI. Karena Injil ….