The Gospel & The Holy Spirit

THE BOOK OF GALATIANS Week 10  "The Gospel and The Holy Spirit" 

Ps. Dave Hatoguan

Pembacaan    : Galatia 3: 1 - 5

Sebagai orang percaya yang mulai memahami Injil atau mungkin sebagian dari kita sudah mengerti tentang berita Injil, atau bahkan kita sudah dapat mengartikulasikan apa itu Injil. Kita perlu untuk terus diingatkan tentang kebenaran Injil, ingat dalam memahami Injil mungkin kita cukup baik, tetapi menjalaninya dalam keseharian kita semua pemula. Kita akan tergelincir jika merasa sudah mengerti tentang Injil, dan mulai bosan dengan kebenaran Injil. Oleh karena begitu penting bagi kita untuk kembali dan belajar dan merenungkan Firman Tuhan dari eksposisi kitab Galatia, jangan merasa bosan dan jenuh dengan Firman yang seolah mirip-mirip dan sedikit rumit. Karena melalui Firman Tuhan yang akan kita renungkan, maka hati kita akan kembali dikalibrasi dan disegarkan. 

Kita masuk dalam Galatia 3:1–5. karena bukan bagaimana kita seringnya mendengar Injil namun, tetapi bagaimana kita menjalani dan menghidupinya. Supaya Injil itu bukan bersifat kognitif tapi afektif, bahkan Injil itu semakin nyata dalam setiap tindakan kita sehari-hari. Oleh karena itu kita merenungkan Firman Tuhan melalui eksposisi kitab Galatia. 

          1. PERMASALAHAN YANG TERJADI DALAM GALATIA 3:1-5 (ORANG GALATIA YANG BODOH) 

Galatia 3:1a 

Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona(menyihir) kamu? 

Ungkapan Rasul Paulus tentunya ini bukanlah kata-kata yang enak untuk didengar oleh mereka, tetapi disini Rasul Paulus menanyakan kepada mereka, dengan bahasa yang lebih tepat; kepada mereka apa yang membuat kamu tersihir? Apa yang mengontrol kamu? Sehingga kamu disesatkan dari doktrin keselamatan. Oleh karena itu hal utama yang dilakukan Paulus dalam 3:1–5 adalah membantu orang Galatia melihat mengapa tindakan mereka begitu bodoh, dalam konteks ini Rasul Paulus kembali menegur orang-orang di Galatia, Rasul Paulus mengatakan bahwa tindakan mereka begitu bodoh. 

Bodoh disini bukan berkaitan dengan IQ atau kecerdasan seseorang, akan tetapi Rasul Paulus mempertanyakan apakah mereka menggunakan akal sehat mereka yang telah disucikan. Bukan IQ mereka yang dipertanyakan, tetapi apakah mereka menggunakan ketajaman rohani yang seharusnya mereka miliki dengan kehadiran Roh di dalam diri mereka. Mereka seharusnya bisa melihat kebodohan yang tidak konsisten dari aturan legalistik yang dipaksakan oleh kaum Judaizers (Yudais). Sebaliknya, mereka dengan mudah tertipu membiarkan diri mereka disesatkan, seolah-olah mereka telah terpesona, terhipnotis, atau disihir dari penipuan guru-guru palsu yang menyusup. 

Dua alasan yang Rasul Paulus nyatakan bahwa mereka begitu bodoh yaitu : mereka bertentangan dengan karya Kristus di kayu salib, dan mereka bertentangan dengan karya Roh dalam hidup mereka. 

           1a. Pertama, Bertentangan dengan Karya Kristus 

Galatia 3:1 

Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? 

Orang-orang di Galatia begitu mudah tergoda, oleh orang-orang licik, yang menambahkan sesuatu pada kesederhanaan Injil, Gal 3:1. Dia berkata bahwa Kristus telah dengan jelas dinyatakan disalibkan di antara mereka, memang tentu saja pada saat itu orang-orang Galatia tidak langsung melihat peristiwa penyaliban Yesus Kristus, karena jelas lokasi Galatia dan tanah Palestina sangatlah jauh. Paulus tidak menyiratkan bahwa orang-orang Galatia melihat penyaliban fisik Yesus dengan mata fisik mereka, tetapi Rasul Paulus menjelaskan dengan metaforis atau secara kiasan dengan "mata hati mereka" mereka memahami arti kematian Kristus seperti yang telah dia tanamkan dengan kuat dalam pikiran mereka. "Yesus Kristus dengan jelas digambarkan sedang disalibkan". Penggambaran ini dicapai melalui khotbah, melalui "apa yang kamu dengar". 

Paulus tidak merujuk pada gambaran literal, tetapi gambaran metaforis. Ada pesan yang dikomunikasikan "Yesus Kristus disalibkan" Dan makna dari ungkapan Rasul Paulus adalah, menyatakan bukankah kamu sekalian sudah berulang kali aku ceritakan tentang pengorbanan Kristus. Ia menceritakan sebuah kisah kepada mereka. Ia menceritakan kisah tentang Yesus kepada mereka. Kisah Yesus, tentang Yesus mati dan hidup untuk kita, tetapi anehnya mereka begitu cepat disesatkan dari doktrin keselamatan yang mulia tentang keselamatan oleh iman. Mereka malah kembali dengan cara hidup legalistik, mereka mengikuti cara hidup orang Yahudi, yang dengan melakukan perbuatan baik dan ritual agama, yang seolah mereka membuat tangga untuk masuk kedalam sorga. 

Ingat khotbah di minggu yang kedua. Kesesatan Seringkali Bukanlah Mengurangi Sesuatu Dari Injil Melainkan Penambahan Kepada Injil. Mereka tidak berusaha untuk mengurangi Kebenaran Injil, tetapi mereka berusaha untuk menambahkan kepada Kebenaran Injil Konteks kini : Bukankah ini sama dengan kita, walaupun kita tidak melihatnya secara langsung akan tetapi bukankah kita sudah mendengarkan berita Injil berulang-ulang tentang salib Kristus. Bahkan beberapa dari kita sudah tahu bahwa ini salah, kita tahu bahwa kita diselamatkan hanya oleh anugerah melalui iman, kita diselamatkan bukan karena kebaikan kita, kita sudah belajar bahwa perbuatan baik adalah buah dari keselamatan yang kita terima. 

Namun  faktanya seringkali dalam menjalani kehidupan seharihari, kita memiliki kecenderungan mencari keselamatan melalui cara kita sendiri, ketimbang bergantung pada keselamatan melalui salib Kristus. Kita cenderung menjadi legalistik dalam praktek kehidupan sehari-hari, kita perlu mewaspadai dan menyadari bahwa kita juga dapat jatuh pada pemikiran semacam ini tanpa kita sadari. “orang yang legalistik bukanlah seorang mengasihi Allah, tetapi justru mengasihi diri mereka sendiri orang yang legalistik akan merasa mengasihi Allah, tetapi sebenarnya mengasihi diri sendiri, mereka akan merasa melayani Allah tapi sebenarnya mereka melayani hawa nafsu dan keinginan duniawi dalam diri.” 

Ketika kita hidup bagi kepentingan pribadi maka kita sedang bertentangan dengan karya Kristus di kayu salib Mungkin pada saat ini ketika anda mendengarkan Firman Tuhan, kita juga dapat bereflektif untuk mengevaluasi hati setiap kita, apakah ketika melakukan ibadah, ketika kita melakukan perbuatan baik, apakah itu berpusat pada kepentingan pribadi atau sungguh-sungguh mengasihi Allah? Bahkan saya pun ketika berdiri di mimbar ini, ketika saya memiliki motivasi ingin diterima dan disukai oleh anda, saat ini juga saya juga bisa bertentangan dengan karya Kristus di kayu salib. Oleh karena itu kita perlu senantiasa mengambil waktu untuk reflektif dan merenungkan Firman Tuhan dan memohon pada Roh Kudus untuk menuntun kita. Karena secara praktis kita bisa jatuh pada tindakan-tindakan legastik tanpa kita sadari. Dan itu tentunya kita bertentangan sedang bertentangan dengan karya Kristus di kayu salib. 

           1b. Kedua, Bertentangan dengan Karya Roh 

Galatia 3:2 

Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? 

Ia mengingatkan orang Kristen Galatia bagaimana mereka datang kepada Kristus dari Paganisme dan, Alasan kedua yang diberikan Paulus bahwa orang Galatia itu bodoh adalah karena tindakan mereka bertentangan dengan pekerjaan Roh dalam hidup mereka. Paulus menunjukkan kepada mereka bagaimana tindakan mereka bertentangan dengan pekerjaan Roh, dengan mengingatkan mereka bagaimana mereka menerima Roh pada awal kehidupan Kristen mereka, bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan karena berita Injil, berita Injil mengajarkan bahwa Allah yang berinisiatif, Allah yang meregenerasi roh yang telah mengalami kerusakan total. 

Singkatnya Paulus sebenarnya ingin menyadarkan status mereka sebagai orang percaya yang telah menerima Roh Allah. Bagaimana kita tahu bahwa orang-orang di Galatia telah menerima Roh Allah? Jika tadi kita membacanya dengan teliti memang di ayat 3, tulisan Roh dicetak dalam huruf kapital, tetapi untuk memperkuat hal ini, jawabannya ada di Galatia 3:5 & Galatia 4:6 Galatia 3:5a Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu.

Salah satu bukti yang dapat ditunjukkan oleh orang Galatia adalah mereka mujizat yang dilakukan Allah melalui Roh di tengah-tengah mereka. Ayat ini merujuk pada jenis-jenis mujizat yang pernah Yesus lakukan, seperti penyembuhan dan pengusiran setan dan lain sebagainya, tapi bukti ini tidak cukup, karena setan juga dapat membuat mujizat semacam ini. Dan berikutnya bukti yang memperkuat dan tidak dapat disanggah bahwa orang di Galatia menerima Roh ada dalam; 

Galatia 4:6 

Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Sangatlah jelas bahwa ini adalah Roh Allah yang melahirbarukan, ini tentang Roh Kudus yang meregenerasi, sehingga orang Galatia dapat percaya. Bagaimana mungkin tanpa Roh Kudus mereka dapat berseru “ya Abba, ya Bapa!”. Ingat bahwa Roh itu sendiri bersaksi dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah." 

Jadi bukti kedua dari kehadiran Roh adalah bahwa mereka dapat mengaku Allah adalah Bapa kita, 

Roma 8:16 

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 

1 Korintus 12:3, 

"Tidak seorang pun dapat berkata 'Yesus adalah Tuhan' kecuali oleh Roh Kudus.” 

Jelas mereka adalah orang-orang menerima kelahiran baru dan menerima keselamatan melelaui karya Roh Allah. Tetapi faktanya mereka kembali hidup menurut daging, apa maksud daging dalam ayat ini? Oleh karena itu kita perlu memperhatikan perubahan terminologi (istilah) antara ayat 2 dan ayat 3. Galatia 3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Dalam ayat 2 perbedaannya adalah antara perbuatan hukum dan iman yang timbul dari pemberitaan Injil . 

Kemudian dalam ayat 3 perbedaannya adalah antara memulai dengan Roh dan berusaha untuk disempurnakan dengan daging. Galatia 3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Tadi kita telah berbicara banyak tentang Roh. Tapi sekarang apakah maksud dari "daging" ini? Itu bukan fisik. Itu adalah “aku atau diri kita" lama yang menghargai kekuatan sendiri jelas sekali dikatakan dalam Roma 8:7  Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 

Sebenarnya kalau kita berbicara tentang daging, ini berbicara tentang musuh Injil.. Daging itu melambangkan Legalistik dan Antinomian Daging adalah diri yang tidak bergantung pada Allah, daging adalah wujud dari pikiran yang memusuhi Allah, ia tidak tunduk pada hukum Allah, bahkan tidak bisa.” mengatakan, "Pikiran yang tertuju pada daging memusuhi Allah; Daging adalah bentuk dari berusaha atau upaya melakukan dengan kekuatan sendiri, begitu mencintai kekuatan dan penentuan nasib melalui diri sendiri pribadinya sehingga ia tidak dan tidak dapat tunduk kepada otoritas mutlak Allah, dengan kata lain daging wujud dari antinomian. 

Daging, di sisi lain, adalah ego yang tidak patuh dan menentukan nasib sendiri, yang dalam orang-orang beragama menanggapi Firman Tuhan tidak dengan mengandalkan Roh tetapi dengan mengandalkan diri sendiri. Itu dapat menghasilkan moralitas yang sangat ketat dan meniadakan kasih karunia, dengan kata lain daging juga menggambarkan perbuatan agamawi. 

Galatia 5:19 di mana dia menggambarkan perbuatan daging. Tetapi dalam bentuk religiusnya kehalusan pembangkangan dan penentuan nasib sendiri dapat memanifestasikan dirinya dalam filosofi pertumbuhan Kristiani yang mendorong orangorang yang memulai dengan iman untuk bertumbuh melalui perbuatan. Lalu pertanyaannya mengapa orang-orang di Galatia bisa kembali hidup dalam daging, kita tahu bahwa orang-orang di Galatia kembali terpukau pada ajaran guru-guru palsu, mereka terpukau dengan apa yang tampak dipermukaan. 

Ilustrasi : Baru-baru ini kita dihebohkan oleh film di netflix yang cukup viral, judul filmnya “In The Name Of God” ini adalah film dokumenter yang bener-bener, base on true story atau bedasarkan kisah nyata, tenang saja saya tidak akan spoiler ke saudara semua, tetapi intinya dalam film itu menceritakan para oknum pendeta di Korea Selatan. Mereka mendeklarasikan diri sebagai nabi, utusan Tuhan, atau bahkan juga ada yang mengatakan bahwa saya adalah mesias. Sekte ini memiliki banyak pengikut , bahkan para pengikutnya adalah orang-orang yang berpendidikan, dan para pendeta tersebut dan berlindung di balik topeng agama untuk melakukan tindakan kriminal, termasuk kekerasan seksual, penganiayaan, hingga pembunuhan.

Bahkan salah satu pendeta dalam film dokumenter tersebut, mengatakan kepada para wanita pengikut mereka, kalau berhubungan seksual dengan pendeta tersebut, wanita itu menyenangkan Tuhan, karena pendeta tersebut mengaku bahwa dirinya adalah mesias, dan banyak sebenarnya contoh-contoh lain, tapi yang saya ingin katakan bahwa kita perlu waspada, ketika kita hanya mengagumi suatu sosok individu hamba Tuhan lebih dari Firman Tuhan itu sendiri. kita perlu waspada dengan khotbah-khotbah yang berpusat pada diri sendiri yang dibungkus dengan kata-kata Tuhan Yesus tetapi sebenarnya justru bertentangan dengan karya Injil dan karya Roh Kudus. 

Mungkin  firman yang disampaikan langsung sangat mudah dicerna dan sepertinya langsung relate dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak berat. padahal itu khotbah-khotbah yang hanya moralistik dan motivasional . Kita sama sekali tidak anti dengan yang mudah dicerna dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita perlu waspada ajaran-ajaran yang tidak Alkitabiah diluar iman Kristen yang bisa saja firman yang disampaikan mengandung ajaran New Age Movement (gerakan zaman baru) yang akhirnya seringkali menyusup dalam pemikiran orang percaya dan bahkan tidak disadari juga masuk dalam Gereja secara organisasi contoh-contoh ajaran new age : menyatu dengan alam semesta, menyerap energi positif, Kamu adalah tuhan-tuhan kecil, maka perkataan kita ada kuasanya (Word of Faith) - kuasa perkataan, Law of Attraction Word of faith ( menarik energi positif di alam semesta) Lalu bagaimana supaya kita terus teguh dalam menghidupi Injil dalam kehidupan sehari-hari ? 

          2. SENANTIASA MEMANDANG PADA KARYA SALIB KRISTUS DAN MERENUNGKANNYA SETIAP WAKTU

Galatia 3:1b 

Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? 

Memandang dan mengingat berita tentang salib Kristus membuat kita tidak mudah terombang-ambing. Kita perlu menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa yang tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, namun Allah berinisiatif dan bermurah hati untuk menyelamatkan kita. Kita perlu memiliki pengharapan mesianik, apa itu pengharapan mesianik? Pengharapan bahwa hanya melalui dan dalam Kristus-lah kita memperoleh keselamatan. 

Pada masa lampau ketika bangsa Israel mereka banyak yang mati karena dipatuk oleh ular tedung, maka Musa berkata pandanglah ular tembaga itu, maka kamu akan selamat. ( ini adalah tipologi atau gambaran tentang Kristus di masa depan bagi umat israel ) 

John Piper menegatakan “ Hari ini kita umat perjanjian baru bukan lagi memandang ular tembaga itu, tetapi memandang kepada salib Kristus, 2000 tahun pengharapan itu sudah digenapi, Dia sudah menyerahkan nyawa-Nya dan mengambil posisi yang harusnya kita tanggung, ketika kita memandang salib Kristus maka kita memiliki pengharapan Kematian Kristus adalah lonceng kematian bagi kesombongan kita, tetapi juga fajar pengharapan kita. Kematian Kristus untuk dosa tidak hanya kita menunjukkan betapa tersesatnya kita. Tetapi juga menunjukkan betapa cukupnya pendamaian yang Allah buat di dalam Kristus untuk dosa kita. “ 

Bagi kita yang bermegah atas kekuatan kita, justru akan merasakan kehancuran dan betapa tidak berdayanya kita, tetapi ketika kita merasa lemah dan tak berdaya, justru anugerah-Nya menjadi sempurna dalam kehidupan kita. 

          3. SENANTIASA MENYADARI BAHWA ROH KUDUS BUKAN HANYA MEMULAI KESELAMATAN KITA, TETAPI DIA JUGA MENDAMPINGI DAN MENJAMIN KESELAMATAN KITA HINGGA AKHIR HAYAT

Galatia 3:5 

Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?) 

Ayat ini secara substansial mengandung pengulangan argumen dalam ayat ke 2. Argumennya adalah, bahwa anugerah Roh Kudus kepada mereka tidak diberikan sebagai akibat dari ketaatan terhadap hukum Musa, tetapi karena pemberitaan Injil. Allah yang telah memperlengkapi atau memberikan kepada kita melalui Roh Kudus yang luar biasa saat pemberitaan Injil dilakukan, dan bukan dengan ketaatan terhadap hukum. Karena seringkali kita lupa bahwa keselamatan kita peroleh itu adalah anugerah atau kasih karunia melalui karya Roh Kudus, yang membuat kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan adalah karya Roh Kudus yang meregenerasi Roh Kudus yang melahirbarukan (mengaktifkan iman kita), maka Roh yang sama juga menuntun, mendampingi, menyertai dan menjamin hingga akhir hayat 

Tim Keller berkata: “ Yesus tidak hanya menanggung kematian kita saja, namun Dia juga menghidupi kehidupan yang nantinya menjadi kehidupan kita. Jadi Dia mati bukan hanya untuk menebus kita, tetapi Dia hidup sempurna, sehingga kita yang tidak sempurna itu mau disempurnakan sehingga kita bisa hidup seperti Kristus yang kudus dan taat yang nantinya akan menjadi nyata melalui perbuatan kita dan hidup kita yang dipimpin oleh Roh Kudus. “

Perlu diingat ketika kita dapat berseru Yesus adalah Tuhan itu juga pekerjaan Roh, itu adalah bukti bahwa Roh keputraan ada di dalam diri Anda. kita juga bisa bertentangan dengan pekerjaan Roh Kristus dan menjalani kehidupan dengan daging, ketika kita hanya berfokus pada hal-hal terlihat dari luar melihat faktor yang eksternal, kita terpukau dengan suatu hal yang menarik, sebenarnya kita sedang tersihir. 

Hal yang sering terjadi pada kita umumnya adalah kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mematikan dosa sehingga kita tidak memberi waktu yang cukup untuk berusaha mengenal Allah secara mendalam, berusaha menatap keindakan Yesus Kristus, dan membiarkannya mengubah keinginan dan emosi kita sehingga kasih dan pengharapan kita pada Kristus. Tujuannya adalah ini: agar Kristus menjadi lebih indah dan menarik daripada dosa. 

(Matt Chandler, The Explicit Gospel) Iman Kristen yang sejati bukan berbicara seberapa kuat kita menjalani kehidupan, tetapi menyadari betapa lemahnya kita, dan kebutuhan akan Anugerah Allah Mengapa sih seringkali kita jatuh, Kita memiliki kecenderungan mencari keselamatan melalui cara kita sendiri, ketimbang bergantung pada keselamatan yang di anugerahkan melalui salib Kristus 

Senantiasa hidup dalam tuntunan Roh, diingatkan dengan kebenaran Firman Tuhan. banyak orang Kristen berpikir bahwa Roh Kudus langsung berbicara secara audible, atau secara supranatural, jawabannya memang bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan, tapi justru seringkali Roh Kudus itu mengingatkan, Roh memberikan kita iluminasi atau pencerahan ketika kita melalui pembacaan Firman yang kita lakukan, karena Tuhan sudah mewahyukan. Oleh karena itu kita perlu membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap waktu. tentunya ini tidak mudah dan tak mungkin jika kita lakukan dengan kekuatan sendiri 

GOSPEL CONNECTION 

Galatia 2:20 

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 

Rasul Paulus menyadari bahwa memang ia masih hidup dalam daging, tetapi Ia sadar bahwa tidak harus hidup untuk daging dan memenuhi tuntutan daging, ia menaruh imannya sepenuhya pada Kristus karena ia sadar dirinya adalah milik Kristus dan Kristus senantiasa hidup dalam dirinya dan mengasihinya. 

Posisi kita sebagai orang percaya sama seperti Rasul Paulus, kita tidak perlu hidup memenuhi tuntutan daging, walaupun kita masih hidup di dunia. Tetapi biarlah kita menaruh iman kita sepenuhnya pada Kristus, karena Roh-Nya ada di dalam kita. Kristus adalah Allah yang tak terbatas, rela mengambil natur manusia daging tetapi Dia menang dan tidak dikuasai daging dan tidak hidup dalam menurut daging, tapi Dia taat hingga akhir kepada kehendak Bapa supaya kita hari ini yang ada dalam Kristus, sekalipun masih ada dalam daging memiliki pengharapan dan tidak pernah merasa sendirian, karena Kristus di dalam kita, mendampingi dan memampukan kita. 

Filipi 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Filipi 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Filipi 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 

IMPLIKASI INJIL . Karena Injil 

  • Kita menyadari Roh Kudus yang membuat kita percaya dan menerima Injil, sehingga kita tidak perlu menambahkan apapun untuk mendapat keselamatan 
  • Kita menyadari Roh Kudus di dalam kita, sehingga kita dapat bersandar penuh dalam pimpinan-Nya
  • Kita menyadari Roh Kudus bersama kita, sehingga kita perlu merasa sendiri ketika menghadapi dosa 
  • Kita menyadari Roh Kudus di dalam kita, sehingga kita tidak perlu takut kehilangan iman pada Kristus karena Dia menjamin hingga akhir hayat