Yesus Raja Kita

SERMON SERIES : The Gift

JUDUL KOTBAH  :  Yesus Raja Kita

PEMBACAAN        :  Kolose 1:9-17

Pandangan kita tentang siapa Yesus Kristus akan berdampak pada cara kita menjalani hidup ini. Saat kita membaca  Kitab Kolose maka kita melihat bahwa Rasul Paulus ingin mengajarkan keunggulan, keutamaan dan supremasi dari Kristus. Satu bagian mengajarkan kita bahwa Dia adalah Raja alam semesta, namun bagian lain mengajarkan bahwa Dia bisa menjadi Raja atas kehidupan pribadi kita.

          1. YESUS ADALAH RAJA ATAS ALAM SEMESTA. (Kol 1:16 (TB))

Kolose 1:16 (TB) 

Karena Di Dalam Dialah Telah Diciptakan Segala Sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; Segala Sesuatu Diciptakan Oleh Dia Dan Untuk Dia.

          1.A. Yesus Kristus Adalah Pencipta (Creator) Segala Sesuatu (Alam Semesta Dan Ciptaan). 

Paulus sedang memerangi ajaran sesat di Kolose. Juga terhadap pemujaan mereka terhadap roh, malaikat, dan setan yang seharusnya tidak disembah. Kristuslah yang menciptakan mereka dan segala sesuatu. Dia adalah yang tertinggi dan unggul dan Kristus adalah Tuhan yang layak disembah.

Ungkapan “segala sesuatu” menyampaikan gagasan tentang “keseluruhan” (yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, baik yang fisik maupun yang non-fisik, yang natural maupun yang supranatural)

Yoh 1:3 (FAYH) 
3Segala sesuatu diciptakan melalui-Nya dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang diciptakan.
Ibrani 1:2 (TB)
2maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

Kristus adalah bagian dari Allah Tritunggal yang esa. Dialah tujuan akhir dari penciptaan. Seluruh ciptaan ada bukan hanya karena Kristus tetapi untuk dan demi Kristus, demi penggenapan tujuan kedaulatan-Nya, dan untuk kemuliaan-Nya.

Roma 11:36 (TB)
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan 

“Apapun yang kita lihat, atau realitas apa pun yang kita pikirkan, entitas apapun yang kita temukan di semesta ini, bahkan jika ada orang yang tidak mengakui fakta tersebut, segala sesuatu tersebut keberadaannya tidak bisa disangkali tetap berhutang kepada Kristus”.NT Wright (Colossians & Philemon Commentary, pg. 72)

Dengan kata lain, segala sesuatu yang dapat kita pikirkan adalah bagian dari penciptaan, dari table periodic Kimia sampai kepada X Ray dan teleskop dan semua teknologi,  seni dan musik yang ada dari Mozart, sampai Bethoven bahkan lukisan adalah  emulasi dari penciptaan yang dilakukan Kristus. Namun bukan hanya itu.... 

Kolose 1:17 (TB)
17Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

           1b. Yesus Kristus Adalah Pemelihara (Sustainer) Segala Sesuatu (Alam Semesta Dan Ciptaan).

Rasul Paulus menyatakan bahwa Kristus ada sebelum segala sesuatu, yang menunjukkan supremasi dan keunggulan-Nya atas ciptaan-Nya dan  di bagian kedua di ayat 17 “segala sesuatu ada di dalam” (Bahasa aslinya = Terkomposisi) tertata dan teratur di dalam Dia. Kristus menopang dan memelihara Alam Semesta.

David Hume (Agnostik) and Bertrand Russell (Ateis), keduanya dibuat bingung karena tidak bisa menjelaskan keteraturan alam semesta. Untuk menyanggah paham Ateisme yang menyangkal keberadaan Tuhan, argumentasi keteraturan (Fine Tuning Argument) alam semesta begitu sulit untuk dijelaskan sehingga orang ateispun akhirnya tidak dapat sepenuhnya yakin untuk menyangkal Tuhan. Bukan hanya keteraturan alam semesta yang tidak bisa di sangkal namun juga tatanan moral di dalam hati manusia.

Untuk menyanggah paham Naturalisme yang menyangkal adanya pencipta (bahwa manusia bukanlah gambar dan rupa Allah), Argumentasi tatanan moral (Moral Order Argument) begitu sulit dijelaskan karena system keadilan manusia berbeda dengan hukum rimba (binatang) sehingga seorang naturalis pun tidak dapat sepenuhnya yakin dengan paham Naturalisme.

Kristus adalah Raja Cosmos (In Order). Bagi orang kristen segala sesuatu (alam semesta dan ciptaan) utuh, tertata dan terkomposisi secara teratur  di dalam Yesus Kristus, raja yang berdaulat.
Segala sesuatu ada di dalam (Bersatu, utuh, tertata, terkomposisi) di dalam kedaulatan-Nya. Artinya Kristus bukan hanya berdaulat atas alam semesta, namun juga raja yang berkualitas atas hidup kita.

          2. YESUS ADALAH RAJA ATAS HIDUP KITA

Kalau Tuhan adalah raja atas semesta dan segala sesuatu utuh tertata terkomposisi secara teratur. Renungkan apakah hidup kita Cosmos (teratur) atau Chaos (kacau)? Chaos bukan dari keadaan namun sering terjadi dari reaksi kita yang kacau atas keadaan yang ada. Sebagai contoh; Saat ada suatu keadaan yang kurang baik maka bagaimana reaksi kita? Apakah reaksi kita membuat kacau?  Atau kita akan menggunakan lensa Kristus dan melihat keadaan dengan ketenangan dan keutuhan bahwa ada maksud Tuhan di balik semua ini . Ingat segala sesuatu yang ada di dalam Dia itu utuh, teratur dan tertata. Jika keadaan kita ”Chaos” dan bukan “Cosmos” maka kita perlu datang kepada Yesus Kristus. Karena segala sesuatu ada di dalam Dia. Kristus adalah raja “Cosmos” (teratur) juga atas hidup kita semua. Paulus sedang berkata, “sama seperti Yesus menata dan mengutuhkan alam semesta dengan kekuasaan-Nya, maka Yesus juga akan mengutuhkan kamu dengan kekuatan kuasa-Nya.

Kolose 1:9-10 (TB) 
9Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, Supaya Kamu Menerima Segala Hikmat Dan Pengertian Yang Benar, Untuk Mengetahui Kehendak Tuhan Dengan Sempurna, 10sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan Kamu Memberi Buah Dalam Segala Pekerjaan Yang Baik Dan Bertumbuh Dalam Pengetahuan Yang Benar Tentang Allah,11dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk Menanggung Segala Sesuatu Dengan Tekun Dan Sabar

Untuk berada di dalam otoritas kerajaanNya, ada sebuah proses agar kita mengerti dan mengenal Dia dengan benar untuk dapat bertumbuh dan berbuah.

Bagaimana Kita Bisa Masuk Ke Dalam Kerajaan-Nya? 

Kolose 1:12 (TB) 
12dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, Yang Melayakkan Kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

CS Lewis dalam bukunya Mere Christianity mengatakan “Anak Allah menjadi manusia untuk melayakkan manusia menjadi anak-anak Allah.”

Kita menerima hadiah terbesar untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan-Nya karena melalui Kristus kita dilayakkan. Tidak ada seorangpun dapat menjadi layak, dengan upaya serta perbuatan baik kita. Kita dapat menjadi layak karena Kristus bertukar tempat dengan kita. 

Kolose 1:12-14 a(TB) 
12dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. 13ia Telah Melepaskan Kita Dari Kuasa Kegelapan Dan Memindahkan Kita Ke Dalam Kerajaan Anak-Nya Yang Kekasih; 14 Di Dalam Dia Kita Memiliki Penebusan Kita

Charles Spurgeon mengatakan “ Anda berdiri di hadapan Allah seolah-olah Anda adalah Kristus, karena Kristus berdiri di hadapan Allah seolah-olah Dia adalah Anda.” Namun masalahnya kita selalu mencari jalan kita sendiri untuk menjadi layak dengan upaya yang fana. Kita melayakkan diri karena kita cenderung ingin menjadi raja bagi diri kita sendiri.

Bagaimana Solusinya?

Kolose 1:15-17 (TB) 
KEUTAMAAN KRISTUS
15 Ia Adalah Gambar Allah Yang Tidak Kelihatan, Yang Sulung, Lebih Utama Dari Segala Yang Diciptakan, 16karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia Ada Terlebih Dahulu Dari Segala Sesuatu Dan Segala Sesuatu Ada Di Dalam Dia.

Di atas kayu salib, Kristus sang “cosmos” rela mengalami “chaos” yang terbesar untuk menggantikan kita demi menyelesaikan karya  penebusan-nya bagi kita. Kristus sang pencipta dan pemelihara ciptaan rela mengalami kehancuran menggantikan kita demi memberikan keutuhan bagi kita. Kristus yang satu (esa) dengan Bapa rela mengalami keterpisahan dengan Bapa menggantikan kita demi membawa kita bersatu dengan Bapa.

         3. IMPLIKASI INJIL DARI KERAJAAN-NYA ATAS HIDUP KITA

Di dalam Kristus kita tidak taat dulu baru menjadi layak namun kita dilayakkan terlebih dahulu untuk dimampukan taat. Jika kita tahu bahwa kita dilayakkan untuk masuk kepada kerajaan-Nya dimana Yesus terpisah dari Bapa, supaya kita dapat bersatu dengan Bapa. Yesus mengalami kehancuran supaya kita menerima keutuhan. Maka hati kita dan kasih kita akan tertuju kepada-Nya dan ketaatan akan muncul bukan karena suatu kewajiban namun karena didorong oleh kasih.

Timothy Keller mengatakan “ Agama mengatakan, 'Saya melakukan kebaikan moral supaya Tuhan memberkati saya.' Injil mengatakan, 'Tuhan memberi saya kesempurnaan moral melalui Yesus Kristus, jadi saya hidup untuk menjadi berkat bagi Kemuliaan-Nya. Agama mengatakan, ‘Jika aku taat, maka Tuhan akan mencintai dan menerimaku.’ Injil mengatakan, ‘Tuhan telah mencintai dan menerimaku, oleh karena itu aku dengan senang hati taat.’”

Kolose 1:16-17
16karena Di Dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (In Him All Things Hold Together)

Kalau hidup kita berantakan dan mengalami banyak kekacauan maka yang kita butuhkan adalah Yesus. Karena hanya di dalam Yesus maka Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kita bisa “ rest “ dalam Kristus karena segala sesuatu ada dalam genggaman-Nya. 

PERTANYAAN REFLEKTIF

Coba kita lihat hidup kita? Apakah Hidup kita Cosmos (Teratur) atau Chaos (Kacau)?

Siapakah yang menjadi raja atas hidup kita? Apakah kita sendiri? Ataukah Kristus?

Apakah kita seringkali mencari jalan kita sendiri untuk menjadi layak? Dengan upaya yang fana? 

Apa yang mendorong hati dan kasih kita? Apakah hati dan kasih kita tertuju kepada-Nya? Apakah kita mengenal dan memandang kepada Dia atau kepada yang lain?