Yesus Tuhan Kita

MATERI CG GIBEON CHURCH SERMON SERIES : THE GIFT

JUDUL KOTBAH  :  Yesus Tuhan Kita

PEMBACAAN        :  Kolose 1:15-20

Natal bicara tentang doktrin Inkarnasi (Allah menjadi manusia). Doktrin inkarnasi yang adalah Tuhan yang menjadi manusia terealisasi di momen Natal. Namun apa arti dan implikasi doktrin inkarnasi ini bagi kita? Sehingga membuat hidup kita berbeda? Jika bayi yang ditaruh di palungan yang lahir 2000 tahun lalu di kota Betlehem bukan hanya seorang guru, bukan hanya nabi, bukan makhluk gaib, namun benar-benar adalah Inkarnasi Tuhan sendiri, Maka ada suatu perbedaan dan perubahan yang terjadi bagi orang-orang yang mengerti tentang hal ini. Perbedaan apa? Perubahan apa?

          1. DOKTRIN INKARNASI MENYATAKAN BAHWA YESUS ADALAH TUHAN 

Kolose 1:15 
Ia Adalah Gambar Allah Yang Tidak Kelihatan,

Tuhan yang tidak kelihatan berinkarnasi menjadi manusia yang terlihat, menjadi daging yang bisa disentuh. Tuhan Yesus berkata  dalam Yohanes 14:7 “ Sekiranya kalian mengenal Aku, pasti kalian akan mengenal Bapa-Ku juga. Sekarang kalian sudah mengenal Dia, dan sudah melihat Dia." 

8 Maka Filipus berkata kepada Yesus, "Tuhan, tunjukkan Bapa kepada kami, supaya kami puas." 

9b. Orang yang sudah melihat Aku, sudah melihat Bapa.

Kolose 1:15 
15Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Yang Sulung, Lebih Utama Dari Segala Yang Diciptakan,

Bahasa asli kalimat “Yesus sebagai yang sulung” artinya bukan Dia yang dicipta pertama namun 
maksud sesungguhnya merujuk bahwa:Yesus “Tidak bermula”. Dialah sang pencipta. Segala sesuatu diciptakan melalui Dia. Lebih utama dari segala yang diciptakan.”

Dalam ilmu hukum ada yang Namanya Hukum Primogenitura yaitu hukum anak sulung berarti anak sulung mendapat seluruh kekayaan ayahnya. Anak sulung mendapat semua kekayaan, semua status, semua kedudukan, semua kekuasaan. Oleh karena itu, anak sulung setara dengan bapaknya. 

Rasul Paulus sedang menyatakan bahwa pribadi Yesus Kristus, mempunyai kuasa dan martabat yang setara dengan Allah Bapa.  Dia “tidak bermula.” Dialah Sang Pencipta. Dia tidak kalah dengan Allah Bapa.

Kolose 1:19 (TB) 
19karena Seluruh Kepenuhan Allah Berkenan  Diam Di Dalam Dia

Ketika berbicara tentang doktrin Trinitas, ada yang memiliki gagasan bahwa Tuhan adalah satu Tuhan tetapi dalam tiga pribadi.  Dan berpikir bahwa Tritunggal seperti sepotong kue  yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu satu bagian Bapa, satu bagian Anak dan satu bagian Roh Kudus. Jadi sering kali pengertian kita mengenai Tritunggal satu satu Tuhan, dengan tiga pribadi dalam pengertian itu. Pauus berkata, “tidak bukan begitu , seluruh kepenuhan ketuhanan, seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Yesus.” Itu berarti Bapa, Anak, dan Roh Kudus tinggal “bersama” di dalam satu sama lain. Semua sifat-sifat Allah dimana tidak ada satu pun sifat Allah, tidak satu pun bagian dari ketuhanan, yang tidak ada dalam Yesus Kristus. Pernyataan Rasul Paulus ini juga didukung oleh Rasul Yohanes murid Yesus yang menulis di Yohanes 10: 30 yang mengatakan “Aku dan Bapa adalah satu.” Kedua pernyataan ini melampaui apa pun yang dikatakan siapa pun di mana pun dalam Alkitab mengenai kemutlakan sifat keilahian, natur ketuhanan dari Yesus Kristus. Yang menjadi pertanyaan adalah jika bayi yang lahir di palungan itu benar-benar adalah Tuhan, maka hal apa yang terjadi atas hidup kita?

          2. HAL APA YANG TERJADI DALAM KEHIDUPAN SAAT YESUS MENJADI TUHAN KITA? 

CS Lewis dalam bukunya (God in the dock) mengatakan ““Kita dapat melihat bahwa Yesus tidak pernah dianggap sebagai sekadar guru moral. Dia tidak menimbulkan reaksi netral pada orang yang benar-benar bertemu dengan-Nya. Dia menghasilkan tiga efek utama: Kebencian-Teror-Penyembahan. Tidak ada orang yang setuju/tidak setuju kepada Yesus secara halus.”

Kolose 1:18b (AMD) 
Jadi, dalam segala hal Dialah yang paling terutama.

Sebagai ilustrasi yaitu  jika presiden mampir ke tempat kita maka segala sesuatu harus sesuai dengan protokolnya, sesuai dengan keinginannya dan kita tidak bisa seenaknya sendiri. Apa yang melanggar hukum harus diluruskan, yang rusak harus dibetulkan dan yang tidak pada tempatnya dikembalikan di tempatnya dan  yang usang harus diperbaharui. Demikian juga saat Yesus menjadi Tuhan maka hidup kita akan tertata ulang (Reordering). Jika Yesus menjadi Tuhan kita, maka Dia yang utama akan menata ulang segala sesuatu di dalam hidup kita maka prioritas, fokus dan apa yang penting dalam hidup kita akan berubah.

Paul David Tripp dalam bukunya New Morning Mercies mengatakan”Semua hati kita merespons dan hidup di bawah kekuasaan sesuatu, dan hanya ada dua pilihan: Tuhan yang berkuasa atau sesuatu yang lain yang diciptakan-Nya. Hanya ketika Tuhan berada di tempat yang tepat dalam hati kita, barulah hal-hal lain berada pada tempat yang tepat dalam hidup kita. Kita hanya dapat menaati perintah terbesar kedua (“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” Markus 12:31) jika kita menaati Perintah Utama (“Kasihilah Tuhan, Allahmu,” ay. 30). Jika Tuhan tidak berada di tempat yang semestinya, kita akan memasukkan hal-hal lain di tempatnya Tuhan.”

Yang menjadi pertanyaan adalah kabar yang mana yang menjadi pusat hidup kita, kabar tentang kita sendiri atau kabar Kristus? Apalagi yang terjadi saat Yesus menjadi Tuhan, Kolose 1:15b berkata.... 

Kolose 1:15b (TSI) 
Kristus adalah yang terutama di atas semua yang diciptakan.

Artinya bukan kita lagi yang terutama, bukan diri kita lagi yang menjadi raja dan bukan diri kita yang menjadi pusatnya. Saat Yesus menjadi Tuhan, penyerahan dan penyangkalan diri menjadi bagian dari hidup kita.  Semua Yang utama serta berhala dalam hidup kita harus turun tahta, Semua kecenderungan dosa kita dan manusia lama kita harus tunduk kepada supremasi Kristus.

Dunia mengatakan: “Cintai dirimu sendiri, ikuti kata hatimu, lakukan semua yang memuaskan keinginanmu!”  Tetapi Yesus berkata “Sangkal dirimu, pikul salibmu dan ikutlah Aku!” Keluarga kita, orang yang kita kasihi, bahkan diri sendiri bisa menjadi berhala dalam hidup kita jika Tuhan tidak menjadi yang terutama dalam hidup ini. Sebab itu Yesus berkata dalam Luk 14:26-27 

Lukas 14: 26-27 (TB)
“26 Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Membenci di dalam ayat ini bisa diartikan dengan ‘tidak mengikuti’ aturan atau cara hidup yang diajarkan berdasarkan pemikiran orangtua saja. Tetapi dengan sepenuhnya menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita dan di dalam hati kita. Ini berbicara penyerahan diri dan penyangkalan diri. Artinya hidup kita bukan kita lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam kita. 

          3. BAGAIMANA KEKUATAN INJIL MEMAMPUKAN?

Apa  yang menjadi kekuatan Yesus Kristus untuk menghadapi Salib? 

Ibrani 12:2 (TB) 
2Marilah kita terus memusatkan perhatian kita pada Yesus. Ia adalah pemimpin iman kita, dan Ia juga yang menyempurnakan iman kita. Ia menderita kematian di atas kayu salib. Tetapi Ia Menerima Penyaliban Yang Memalukan Itu Seolah-Olah Bukan Apa-Apa Karena Sukacita Yang Ia Lihat Sedang Menantikan-Nya. Dan sekarang Ia duduk di sebelah kanan takhta Allah di surga.

Yesus menjalani penyaliban yang memalukan itu seolah-olah bukan apa-apa karena Ia melihat sukacita yang menantikan-Nya. Artinya tidak ada rasa mengasihani diri sendiri. Dia tidak keberatan untuk menjalaninya bagi kita. Dia  rela menjalani salib dengan seolah-olah itu bukan apa-apa. Dia berkata, “memang Aku harus melalui salib  tapi it”s ok salib tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sukacita.” Jadi Natal berarti akhir dari rasa mengasihani diri sendiri. Natal akan mengubah hati kita untuk tidak meliaht diri kita sebagai korban. Pandang atas apa yang Dia lakukan. Ada sukacita yang terbentang di hadapan kita. Jadi jika Anda harus berkorban karena alasan apa pun karena Anda seorang kristen, jangan berkata, “lihatlah pengorbanan saya.” Anda membenci pengorbanan Anda. Yang patut kita renungkan adalah bagaimana dengan kita? Apa yang menjadi sukacita kita? 

Markus 10:29-30 (TB) 
29Jawab Yesus: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, 30orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Saat Yesus menjadi Tuhan atas hidup seseorang, hal itu menghasilkan sukacita Injil

Apa sukacita Injil itu? Bagaimana Injil mengubah banyak orang sehingga, ada keluarga, sahabat, rumah, komunitas yang baru lahir karena Injil.

Kolose 1:20 (TB) 
20 dan oleh Dialah Ia Memperdamaikan Segala Sesuatu Dengan Diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, Sesudah Ia Mengadakan Pendamaian Oleh Darah Salib Kristus.

Namun ada sukacita Injil yang utama yaitu kita diperdamaikan dengan Tuhan sendiri (lebih dari berkat-Nya, kita mendapatkan Tuhan oleh karya salib Kristus! 

Lukas 2:11-12 (TB) 
11Hari ini telah lahir Bagimu Juruselamat, Yaitu Kristus, Tuhan, Di Kota Daud. 12Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang Bayi Dibungkus Dengan Lampin dan terbaring  Di Dalam Palungan.”

Berita ini berisi keselamatan yang besar dan luas (2:11). Hal yang menarik dari ayat ini adalah pemunculan beragam gelar untuk Yesus (Juruselamat, Kristus, Tuhan, keturunan Daud) dalam satu ayat yang sama. Dalam narasi Natal di Lukas 1-2 gelar-gelar ini beberapa kali muncul, tetapi tidak pernah bersamaan. Misalnya, keselamatan dari Allah dihubungkan dengan keturunan Daud (1:69). Di 2:26 Simeon diberitahu Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Kristus Tuhan (christon kyriou, kontra LAI:TB “Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan”). Penggabungan empat gelar sekaligus di 2:11 menyiratkan sebuah penegasan: bayi yang dilahirkan benar-benar luar biasa. Ini adalah berita keselamatan yang besar! Berita keselamatan besar yaitu lahirnya Sang Juru Selamat yaitu Kristus Tuhan dan keturunan Daud. Lahir sebagai bayi yang tidak berdaya, di tempat yang paling rendah (najis & hina).

Natal adalah karya penebusan Allah  untuk mendapatkan kita (umat-Nya) supaya kita yang terbatas, tidak berdaya dan hina mendapatkan Allah sendiri dan kembali menjadi milik-Nya.

Allah pencipta yang tak terbatas berinkarnasi menjadi manusia yang terbatas.  Allah yang perkasa menjadi bayi yang tidak berdaya. Allah yang mulia lahir menjadi bayi di palungan yang hina.

Supaya kita yang terbatas, tidak berdaya dan hina mendapatkan Allah sendiri dan kembali menjadi milik-Nya. Sukacita Kristus di salib adalah Dia mendapatkan kita. Sukacita terbesar dalam iman kita adalah kita mendapatkan Kristus!

PERTANYAAN REFLEKTIF

Siapa yang menjadi Tuhanmu? Siapa yang bertahta di hatimu?

Siapa yang mengambil tempat utama (ultimat) dalam hidup kita? Apakah kita mengijinkan tuhan menata ulang hidup kita?

Apakah penyerahan & penyangkalan diri menjadi bagian dari hidup kita? Relakah kita meninggalkan cara pandang kita yang lama? Apa yang menjadi sukacita kita? Jika sukacita Kristus adalah mendapatkan kita, apakah sukacita kita mendapatkan Kristus lebih dari sekedar mendapatkan berkat-Nya?