Ekspresi Dari injil

Injil WEEK 20  "EXPRESSION OF THE GOSPEL" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Roma 12 : 1 - 8

Kita telah mempelajari  11 pasal pertama dari kitab Roma yang membahas apa itu esensi Injil yaitu apa yang Allah telah lakukan melalui karya Kristus yang sempurna dimana Rasul Paulus telah menjelaskan secara detail tentang apa itu Injil. Dan sekarang kita masuk ke Roma 12 yang akan membahas apa yang seharusnya menjadi tanggapan kita semua terhadap anugerah, kebaikan dan belas kasihan Tuhan serta karya sempurna yang Kristus telah selesaikan kepada kita supaya mendorong kita untuk menghidupi ekspresi dari Injil. 

Roma 12:1a
 1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah  aku menasihatkan kamu, 

Kata “ karena itu “ dalam bahasa Inggris “there fore”  itu seperti kata penyambung  dari 11 pasal ke bagian yang berikutnya yaitu praktikalitas dari apa yang kita ketahui melalui Injil. Dan waktu Rasul Paulus berkata “aku menasihatkan kamu”( i urge you) maka dia tidak memakai bahasa hirarki  seperti seorang bos kepada bawahan tetapi bahasa persahabatan atau bahasa relasi. Dia seperti berkata kepada sahabat-sahabatnya supaya mereka memperhatikan yaitu bagaimana Tuhan itu mengasihi kita, rencana penebusanNya begitu akbar, rencana Tuhan tidak pernah gagal, sudah memilih, mengetahui dan menetapkan kita sebelum dunia dijadikan. 

Roma 12:1a
 1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, 

Kata “ demi kemurahan Allah “ di ayat ini dalam bahasa Inggrisnya “ in view God’s mercy yang artinya “ dari sudut pandang kemurahan (belaskasihan/ anugerah) Tuhan maka Paulus menasehatkan kita. Perlu kita ketahui bahwa kalau kita mau melakukan sesuatu maka kita harus memiliki sudut pandang yang benar. Sudut pandang kita dalam melihat dunia akan menentukan bagaimana kita membuat keputusan setiap hari. Kalau kita mempunyai cara pandang yang salah maka kita juga bisa salah dalam memutuskan sesuatu dalam hidup kita.

MEMANDANG DARI SUDUT PANDANG KEMURAHAN ALLAH

Kolose 3:2-3; 

 2Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan  Kristus di dalam Allah.

Ayat ini seperti sebab - akibat (indikatif-imperaktif) dimana sebabnya ada dalam ayat 3 “ Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan  Kristus di dalam Allah. “ Dan akibatnya terjadi  Ayat 2 yaitu “ Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. “  Demikian juga saat Rasul Paulus ingin membawa pembaca kitab Roma ini untuk masuk dalam hal-hal yang praktikal  maka dia mengingatkan kita yaitu kalau dia nanti berbicara tentang instruksi maka haruslah memandangnya dari sudut pandang belaskasihan anugerah Allah yaitu kalau kita masih hidup, menikmati kebaikanNya serta masih dapat melakukan segala aktifitas kita maka semua itu semata-mata karena belaskasihan anugerah Tuhan. Jadi kalau kita melihat kehidupan maka kita melihatnya dari sudut pandang kemurahan Tuhan sebab semua itu dari Dia, oleh Dia, karena Dia, oleh Dia dan untuk Dia. 

Namun seringkali kita lupa akan hal ini yaitu saat semua baik-baik saja maka kita berpikir bahwa semua itu karena pengelolaan kita yang baik dan akhirnya kita merasa menjadi pahlawan dalam kehidupan kita. Sebab itu Paulus mengingatkan kalau kita memandang kehidupan maka biarlah kita memandangnya dari sudut pandang Allah. 

Roma 12:1
 1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:  itu adalah ibadahmu yang sejati (TRUE & PROPER WORSHIP).

Dari sudut pandang kemurahan Allah maka hidup kita bukan milik  kita lagi  namun hidup kita sudah ditebus dan dibayar dengan harga yang sangat mahal. Hidup yang sudah ditebus akan menghidupi kehidupan yang penuh dengan ibadah  dan ucapan syukur. Sebagai ilustrasi yaitu kalau semestinya kita ada dalam suatu hukuman yaitu kita dijatuhi hukuman mati. Namun  saat berada dalam pengadilan maka Sang Hakim berkata kepada kita bahwa kita diampuni. Dan bukan hanya diampuni tetapi anak dari Sang Hakim mau menggantikan tempat kita untuk dihukum mati, sehingga kita yang semestinya dijatuhi hukuman mati lalu dibebaskan dan dinyatakan tidak bersalah. Bukan itu saja, kita diundang untuk menjadi bagian dari keluarga Sang Hakim , diangkat anak dan bahkan tinggal bersama Sang Hakim serta duduk makan di meja Sang Hakim. Kita bisa menikmati rumah dan segala fasilitas yang dimiliki Sang Hakim. Kalau kita mengalami seperti itu maka kira-kira bagaimana kita akan hidup? Tentu saja kita akan hidup dengan tidak semena-mena dan tidak sembrono. 

1 Korintus 6:19-20
19Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 20Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Hidup kita adalah anugerah dan kalau kita masih diberi kesempatan maka biaralah hidup kita untuk kemuliaan Tuhan. Martin Luther berkata bagaimaan seorang tukang sepatu memuliakan Tuhan? Bukan dengan menjahit tanda salib di setiap sepatu yang dia buat tetapi dengan membuat setiap sepatu yang dia buat menjadi sepatu terbaik yang dia pernah buat. Demikian juga apapun profesi kita maka kita harus ingat bahwa hidup kita bukan milik kita lagi tetapi milik Tuhan. Hidup kita adalah ibadah kita untuk kemuliaan Tuhan . (Soli Deo Gloria)

John Stott berkata “ Semua penyembahan yang benar adalah tanggapan terhadap penyataan diri Allah di dalam Kristus dan Alkitab, & muncul dari refleksi kita tentang siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. penyembahan tanpa teologi pasti hanya akan menjadi penyembahan berhala. Di sisi lain, seharusnya tidak ada teologi tanpa doksologi. Pengetahuan yang benar tentang Tuhan akan selalu menuntun kita untuk menyembah Dia. 

Dari hidup kita maka  akan nampak apa atau siapa yang kita sembah. Apa yang kita kejar dalam hidup ini dan kalau kita telusuri tujuan akhirnya maka kita pasti akan temukan berhala kita sebab setiap kita adalah penyembah. Ada beberapa pertanyaan yang dapat mendefinisikan apa yang kita sembah :

  • Hal apa yang mendefinisikan harga diri kita? (power)
  • Apa saja yang harus kita kendalikan untuk merasa aman? (control) 
  • Penerimaan siapa yang kita dambakan? (aproval) 
  • Apa yang kita cari untuk menjadi kenyamanan kita? (comfort)

PROSES PEMBAHARUAN BUDI.

Roma 12:2
  2Janganlah kamu Menjadi Serupa (Do Not Be Conformeddengan dunia ini, tetapi Berubahlah (Be Transformed) oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata “ berubahlah” (be transformed) berasal dari kata “ metamorphp-o” yang menjadi akar kata dari metaforfosis yang sering dipakai untuk menggambarkan perubahan dari se-ekor ulat menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Saat ulat berada di dalam kepompong, bukan hanya sekedar menata kembali potongan-potongan di tubuhnya. Sang Ulat juga tidak ikut kursus di dalam kepompong dan  membaca manual tentang bagaimana caranya terbang. Sang Ulat tubuhnya melepaskan enzim yang mengubah tubuhnya menjadi suatu cairan yang berisi sel. Dan sel-sel ini menyusun ulang tubuh si ulat ini menjadi menjadi suatu makhluk yang baru--dengan sayap, antena, mata, dan yang lainnya. Setelah beberapa minggu, dia menggigit kepompong dan keluar menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Dan itu semua terjadi secara organik. 

Demikian juga saat kita mendengar Injil dan mendengar Firman dari kacamata Injil maka Tuhan melepaskan enzim-enzim Injil ke dalam hati kita untuk memperbaharui hati kita ( 2 Korintus 5: 17). Ini bukan modifikasi yang lama tetapi kita diberikan hati yang baru. Ada perubahan yang organik dan bukan diatur oleh peraturan tetapi ada perubahan dari dalam hati orang yang percaya dan perubahannya bersifat alami. Jadi Paulus ingin mengajarkan bahwa: agama tidak merubah hati tetapi hanya modifikasi perilaku, tetapi injil mengubah hati sehingga perubahan terjadi dari dalam hati. 

BAGAIMANA CARANYA UNTUK KITA?

Roma 12:2
  2Janganlah kamu MENJADI SERUPA (DO NOT BE CONFORMED) dengan dunia ini, tetapi BERUBAHLAH (BE TRANSFORMED) oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata “ diperbaharui “  atau “ pembaharuan budi “ dalam ayat ini artinya adalah ada proses “renewal” secara terus menerus. Mengapa harus dilakukan secara terus menerus pembaharuan budi yaitu karena di sekitar kita berusaha untuk mengubah cara berpikir kita untuk kembali menjadi serupa dengan dunia. 

Kolose 3:9-10
9Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Upah dosa adalah maut tetapi kita yang ada dalam Kristus adalah ciptaan yang baru dan dikembalikan dari gambar Allah yang rusak menjadi gambar Allah yang diperbaharui dan yang terus dilakukan melalui pembaharuan budi kita supaya kita memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Memang secara Dejure kita sudah memiliki gambar Allah itu, tetapi secara defacto maka pikiran kita ini masih dipenuhi dengan hal duniawi dan banyak berhala. Dan satu-satunya cara untuk mengalami proses pembaharuan budi itu adalah dengan menanggalkan manusia lama serta kelakuannya dan mengenakan manusia baru. Atau dalam istilah lain yaitu mengalami pertobatan secara terus menerus. John Calvin berkata “ Pertobatan bukan hanya sekali tetapi sebuah proses seumur hidup. “ John Calvin juga menjelaskan di buku Katekisasinya bahwa proses pembaharuan itu tidak bisa terjadi tanpa proses pertobatan. 

Banyak orang hanya bertobat di awal saja yaitu saat terima Yesus. Padahal kita perlu bertobat setiap hari. Dan pertobatan bukan sekedar merasa bersalah atau menyesal
tetapi proses pertobatan itu mencari akar dosa di dalam hati kita. Mencari apa penyebab kita melakukan sesuatu karena menginginkannya dari dalam hati. Sebenarnya apa yang menjadi disposisi dari hati kit aini yang mendorong kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang berdosa. Saat kita melakukan perbuatan dosa maka kita menyakiti orang lain, menghancurkan diri sendiri dan terutama berdosa kepada Tuhan. Semakin kita sadar akan dosa kita dan betapa kita membutuhkan Tuhan karena kita begitu bobrok maka kita semakin bergantung dan bersandar pada anugerah dan belaskasihan Tuhan. Sehingga waktu kita gagal maka disitu kita dapat menghargai penerimaan, pengampunan dan anugerahNya. Hidup kita adalah ibadah kita. Sebab itu kita perlu menelusuri apa yang menjadi dosa yang seringkali kita lakukan terus menerus dan apa yang menjadi berhala-berhala kita, supaya kita bisa kembali yaitu hidup kita adalah menyembah Tuhan untuk kemuliaanNya.

BAGAIMANA MENEMUKAN TEMPAT BAGI PEMBAHARUAN ITU ?

Roma 12:3
  3Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Saat kita terus melihat kebenaran Injil maka pengertian kita akan injil akan mengkalibrasi hati kita untuk tidak menjadi sombong. Kalau sudah diberi anugerah dan belas kasihan maka kita semua sama dihadapan Tuhan

Roma 12:4-8
  4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. 6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 7Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Apa yang ingin disampaikan oleh Rasul Paulus melalui ayat ini adalah bahwa kita tidak bisa hidup sendirian. Dan alat pengudusan yang terbaik yang Tuhan sediakan adalah gerejaNya (Tubuh Kristus). Roh Kudus melahirbarukan umat pilihan-Nya agar saat mereka percaya kepada Kristus dapat bersatu dengan saudara seiman lain dengan karunia yang beraneka ragam untuk menyadarkan bahwa kita tidak dapat hidup sendirian. Kita butuh satu dengan yang lain dan kita belajar mengapresiasi kelebihan dan kekurangan saudara-saudara kita yang lain serta saling melayani sesuai dengan panggilan dan anugerah yang Tuhan berikan. Kita belajar untuk rela saling melengkapi dengan saudara seiman kita yang berbeda karunia dengan kita untuk membangun tubuh Kristus dan memperlebar Kerajaan Allah. Ini selaras dengan apa yang Yesus ajarkan yaitu supaya kita saling mengasihi satu dengan yang lain dengan demikian seluruh dunia dapat melihat bahwa kita adalah murid Kristus. Kita dipanggil untuk menjadi bagian dari komunitas GerejaNya. Kita juga dipanggil untuk mengambil bagian dalam pelayananNya. Tuhan tidak ingin kita hidup untuk diri kita sendiri. Kalau kita mau bertumbuh secara rohani dan karakter maka kita perlu belajar untuk hidup melayani orang lain. Otoritas yang diberikan Allah kepada Yesus tidak dipakai untuk membuat diriNya menjadi penguasa tetapi untuk melayani. Dan kita bisa melayani karena Tuhan lebih dahulu melayani kita. Saat kita melayani maka kita bisa menyadari bahwa hidup kita bukan milik kita tetapi milik Kristus.

Galatia 5:13
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Kita perlu menyadari bahwa kalau kita ada sekarang ini adalah semata-mata karena anugerah Tuhan. Dia sudah datang melayani kita. Pencipta langit dan bumi yang layak menerima segala pujian dan hormat mau masuk dalam dunia yang sangat kotor dan berdosa, bahkan mau menanggung semua dosa itu atas diriNya sendiri di atas kayu salib, supaya kita yang semestinya di hukum menerima pembebasan, kebenaran, kekudusan dan kemuliaaNya. Dia  melayani kita supaya kita tidak hidup untuk dunia, tidak hidup untuk menyembah berhala tetapi kita diciptakan untuk menyembah Tuhan. Pelayanan bisa terjadi tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, tetapi pengenalan akan Tuhan yang benar sesungguhnya pasti akan menghasilkan pelayanan yang tulus.