God's Plan Never Fails

 The Gospel  WEEK 19 "GOD’S PLAN NEVER FAILS" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Roma 11 : 1 - 36

Pasal 9 dan 11 adalah bagian dari Kitab Roma yang sangat sulit di cerna. Banyak pengkotbah yang sering melewatkan pasal 11 ini. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa pasal 9-11 berfungsi seperti catatan kaki sejarah yang dimasukkan Paulus hanya untuk orang Yahudi, tetapi kebanyakan tidak relevan untuk kita semua. Mereka mengatakan logika Injil Roma melompat dari akhir Roma 8 ke awal Roma 12, dan Anda dapat melewati 9-11 tanpa kehilangan perkembangannya. Pendapat ini tidak benar sebab ketika kita memulai Pasal 9 maka Paulus berusaha menjelaskan tentang kedaulatan Alah. Dan Paulus mengenali pertanyaan yang diajukan oleh pembaca suratnya dan berusaha mengantisipasinya.Dan Paulus membahas semua janji Tuhan di Roma 8 yang merupakan pasal favorit dari banyak orang, misal “ tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah”. Bahkan Roma 8: 29 – 30 mengatakan bahwa semua orang yang sudah di foreknew, predestined dan semua yang Allah sudah kasihi sebelumnya maka tidak akan terpisah dari kasih Allah. 

Maka muncullah pertanyaan yang harus dijawab di Roma 9 dan 11 yaitu mana bukti kalau Perjanjian Lama di genapi di Perjanjian Baru sedang buktinya banyak orang Yahudi (Israel) yang menolak Yesus Kristus. Dan malah banyak orang non Yahudi sekarang yang menjadi Kristen. Fakta ini membuat banyak orang menjadi  ragu. Bukankan dahulu Tuhan sudah berjanji dengan Abraham bahwa bangsanya akan menjadi bangsa yang besar. Bahkan Tuhan sudah membuat covenant yaitu ikatan perjanjian yang dilakukan satu pihak yaitu oleh Tuhan dan ditandai dengan penumpahan darah binatang, sebab Tuhan tahu bahwa Abraham secara manusia tidak mungkin melakukan dan memenuhi syarat dari ikatan perjanjian itu. 

Dan pertanyaan yang muncul adalah “ karena banyak orang Yahudi yang menolak Kristus, apakah Tuhan gagal dalam rencanaNyauntuk memberkati bangsa-bangsa lain melalui bangsa Israel?” Rasul Paulus menjawabnya di Pasal 11 ini dengan logika yang sangat luar biasa dengan melihat kepada sejarah dan narasi yang terjadi di Perjanjian Lama. Mengapa ini penting untuk kita ketahui sehingga Paulus begitu panjang menjabarkannya untuk kita semua saat ini? Apa hubungannya dengan kita yaitu karena kita perlu tahu bahwa penebusan Allah itu sempurna dan rencana Tuhan itu tidak akan dan tidak pernah gagal. 

APAKAH TUHAN GAGAL DALAM RENCANANYA UNTUK MEMBERKATI BANGSA-BANGSA LAIN MELALUI BANGSA ISRAEL ?

Roma 11:1
 1  Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.

Melalui ayat ini Rasul Paulus mau menunjukkan bahwa dia adalah orang Yahudi bahkan semua rasul juga orang Yahudi tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dan Tuhan memakai semua Rasul ini dengan luar biasa.

Roma 11:2-4
 2Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: 3 ”Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.” 4 Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? ”Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal.”

Allah tidak menolak umat nya yang dipilihNya. Dalam Roma 9 dibahas bahwa tidak semua etnik Israel adalah Israel yang sejati. Sebagai buktinya ada ishak dan Ismael, Yakub dan Esau. Tuhan sudah memilih mereka dan waktu kelihatannya ada keadaan dimana semua umat pilihan Tuhan itu semua sudah habis, maka Tuhan sanggup membangkitkan segelintir orang (the remnant) untuk tetap setia berbakti dan percaya kepada Tuhan. 

Kalau kita bayangkan pada masa Elia, itu adalah era diktatorship yang luar biasa berat dari raja Ahab dan ratu Izebel. Itu adalah era dimana mereka membunuh semua orang percaya dan menghajar habis para imam dan nabi Tuhan. Mereka yang bertahan karena imannya kepada Allah dibunuh, dibakar, disiksa, dsb.  Itu adalah era dimana orang gampang sekali menyeleweng dari Tuhan dan kompromi, melepaskan dan meninggalkan imannya.  Tetapi Allah menghasilkan karya yang lebih besar dengan memelihara umat itu supaya tidak pernah habis lenyap. 

Allah bertanya  kepada Elia, dimanakah engkau? Elia menjawab, tinggal aku sendiri yang masih setia dan sekarang mereka mau membunuh aku. Maksud Elia kalau dia mati maka habislah orang yang menyembah Allah sebab Elia tidak melihat yang lain. Disini kita bisa belajar bahwa kalau orang itu sudah depresi maka akan cenderung suka merasa sendiri lalu mulai mengasihani diri sendiri dan mulai komplain  kepada Tuhan. Tetapi Allah berkata kepada Elia, “Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagiKu yang tidak pernah sujud menyembah Baal.” Ini menunjukkan bahwa Allah itu setia dan tidak pernah meninggalkan umatNya. 

Roma 11:5-6
 5Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, Menurut Pilihan Kasih Karunia. 6Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.

Disini Paulus mengingatkan pembacanya di mana kita mengira tidak ada orang Yahud atau tidak ada orang yang percaya Tuhan lagi dan semua itu sudah habis, maka Tuhan sanggup membangkitkan segelintir orang (the remnant). Ini mengkonfirmasi doktrin Reformed (TULIP)  yaitu yang P - Perseverance Of The Saint 

(ketekunan orang-orang kudus).  Mereka tersisa bukan karena mereka kuat. Mereka tersisa bukan karena mereka adalah kelompok yang hebat. Tersisa bukan karena uang mereka lebih banyak dan lebih sanggup, dsb. Namun mereka tersisa menurut pilihan kasih karunia. Ada kasih karunia Tuhan yang menopang dan memampukan 

orang-orang ini untuk tidak mau kompromi “sujud menyembah Baal” atau membuang kesetiaan imannya kepada Tuhan.Jadi Tuhan Selalu Memampukan Suatu “Umat”/”The Remnant” Yang Di Topang Oleh Kasih Karunia-Nya Untuk Tetap Bertahan Dan Tidak Murtad! Dari sini biarlah kita belajar supaya tidak mengasihi diri sendiri lagi. Jangan memandang kepada masalah kita tetapi memandang Tuhan yang lebih besar dari masalah kita. 

Roma 11:7-10 (FAYH)
 7Jadi, beginilah keadaannya: kebanyakan orang Yahudi tidak menemukan anugerah Allah yang mereka cari. Hanya beberapa orang yang telah dipilih Allah saja yang menemukannya, sedangkan yang lain telah dibutakan matanya. 8Itulah yang dimaksudkan dengan apa yang dikatakan Kitab Suci, “Allah telah menidurkan mereka, menutup mata dan telinga mereka, sehingga ketika kita memberi tahu mereka tentang Kristus, mereka tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Demikianlah keadaannya sampai sekarang ini. 9Raja Daud membicarakan hal yang sama waktu ia berkata, “Biarlah pesta-pesta pengorbanan mereka menjadi perangkap tempat mereka menangkap diri mereka sendiri. Biarkan mereka mendapatkan apa yang pantas atas perbuatan mereka! 10Biarlah mata mereka menjadi kabur, sehingga mereka tidak dapat melihat, dan biarlah mereka selamanya berjalan terbungkuk-bungkuk menanggung beban yang berat.”

Di Perjanjian Lama kita mengenal tokoh-tokoh besar yang masing-masing merepresentasikan Torah, Nevim Dan Ketuvim. Ini menunjukkan bahwa semua sudah dibicarakan bahwa kebanyakan orang Yahudi menolak anugerah dan hanya beberapa orang saja yang telah dipilih Allah yang akan menemukannya. Sedangkan yang lain dibutakan matanya sehingga tidak percaya dan seakan-akan ini Tuhan yang membuatnya. Ini sepertinya Tuhan itu jahat namun sebenarnya kasus ini sama seperti tertulis di kitab Keluaran yaitu Tuhan mengeraskan hati Firaun. Jadi waktu ada tertulis mengeraskan, menidurkan, menutup mata dan telinga maka itu  bukan secara literal.

Sebagai contoh Firaun, yaitu bukan seperti ini yaitu Firaun itu orang baik dan orang yang rendah hati dan gentlemen, namun kemudian Tuhan datang dan membuat Firaun menjadi bengis dan arogan dan hati Firaun yang lembut dibuat menjadi keras. Tetapi sebenarnya Firaun dari awal memang menentang dan melawan Tuhan. Dia sombong dan sangat kejam, bahkan dia mengeraskan hatinya sendiri saat mengalami 5 tulah. Dan kata-kata Tuhan mengeraskan hati Firaun itu di tulah yang ke 6. Jadi Tuhan tidak pernah memproduksi hati yang keras tetapi prinispnya ada di Roma 1:24 yaitu  saat Tuhan menghukum  maka Allah menyerahkan mereka kepada hasrat dosa mereka sendiri dan dibiarkan oleh Allah. Jadi kasusnya sama dimana mereka memang tidak mau melihat dan mendengar, mereka  tidak  mau merendahkan diri dan menerimi Injil dan Tuhan menyerahkan mereka kepada hasrat mereka.

Roma 11:11 (AMD)
11Jadi, aku bertanya, ketika orang Israel tersandung, apakah kejatuhan mereka menghancurkan mereka? Sama sekali tidak! Tetapi kesalahan mereka membawa keselamatan kepada orang bukan Yahudi. Tujuannya adalah untuk membuat orang Yahudi menjadi cemburu.

Paulus memberikan penjelasan mengapa orang Yahudi tersandung yaitu karena mereka tidak bisa melihat bahwa tujuan Allah memilih mereka adalah supaya bangsa-bangsa lain juga bisa mendapatkan keselamatan dan berkat.  Walaupun dalam Perjanjian Lama, Allah sudah mengingatkan bahwa ada orang-orang yang bukan umat Allah yang akan Ia panggil menjadi umatNya maka mereka tidak bisa terima bahwa orang-orang itu setara dan selevel dengan mereka.  Sikap mereka sangat congkak dan merasa diri berada pada posisi lebih tinggi dan membuat bersikap seolah-olah orang non Yahudi itu adalah orang-orang kafir. Memang boleh menjadi umat Allah tetapi mereka adalah “ second class,” tidak setara dan selevel dengan mereka. Maka kita bisa melihat di Bait Allah terjadi pemisahan, dimana bagi orang bukan Yahudi yang percaya Allah dan menjadi proselit, mereka ditempatkan di Gentile Court yaitu di bagian halaman paling luar dimana sekaligus dijadikan tempat penukar uang dan penjualan binatang untuk korban dimana ini adalah tempat yang tidak layak untuk menyembah Allah Yahweh

Kita ingat di Markus 11:15-17  bagaimana Yesus marah dan membongkar-balikkan meja-meja penukar uang dan mengusir para pedagang binatang di situ untuk menyatakan mereka tidak boleh menghalang-halangi orang-orang datang berbakti dan berdoa kepada Allah .  Yesus berkata, “bukankah ada tertulis rumahku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?” Juga terulis di Matius 27:51 yaitu pada waktu Yesus di atas kayu salib berkata “sudah selesai” , maka  tirai yang berada di ruang maha kudus di bait Allah terbelah dua yang menyatakan tidak ada lagi pemisah antara Allah dan manusia karena Yesus menjadi pengantara yang sempurna. Maka tidak ada perbedaan lagi antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi.  Namun orang Yahudi tersandung karena mereka tidak bisa terima Allah memperlakukan orang yang non Yahudi seperti itu sehingga mereka menjadi cemburu

Roma 11:12-16
12Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.13Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, 14yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. 15Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? 16Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Disini kita melihat ada dua prinsip, Yang pertama yaitu saat Tuhan mengijinkan sesuatu yang terlihat buruk itu bukan berarti Tuhan jahat tetapi justru Tuhan baik dan karena ada kebaikan yang lebih besar yang sudah disiapkan Tuhan.

Dan yang kedua yaitu ada orang-orang yang susah untuk di Injili dan sangat susah untuk percaya pada Tuhan namun  Tuhan menaruh mereka di sekeliling kita, atau di hati kita maka jangan kita menyerah. Dan kabar baiknya adalah  kalau Tuhan saja bisa menyelamatkan kita  yang mestinya tidak masuk hitungan tetapi Tuhan juga bisa menyelamatkan mereka maka terus beritakan, teruslah mengasihi dan teruslah mendoakan, seperti Rasul Paulus terhadap teman-temannya yang orang Yahudi.

Jadi kembali pada pertanyaan semula yaitu karena banyak orang Yahudi yang menolak Kristus, apakah Tuhan gagal dalam rencanaNya untuk memberkati bangsa-bangsa melalui bangsa Israel? Tentu saja Tidak . Banyak orang Yahudi telah diselamatkan, dan bahkan penolakan mereka telah membawa kepada keselamatan non-Yahudi,  bahkan akan ada tuaian yang lebih besar yang yang lebih baik di masa yang akan datang dan yang belum terjadi.

Selanjutnya Rasul Paulus juga memberikan peringatan kepada kita yang non Yahudi yang juga menerima janji…

Roma 11:18-20 (AMD)
18Namun, janganlah menjadi sombong dan berpikir seolah-olah kamu lebih baik daripada cabang-cabang yang terpotong itu. Ingatlah bahwa bukan kamu yang memberikan hidup kepada akar, tetapi akarlah yang memberikan hidup kepada kamu. 

Sumber keselamatan akarnya hanya satu: yaitu janji keselamatan Allah di dalam Karya Yesus Kristus yang sempurna. Kita kemudian bisa percaya dan selamat karena akar itu menopang kita, kita hanya carang yang dicangkokkan. Ketidak-taatan Israel adalah menjadi kesempatan yang Allah buka bagi orang-orang bangsa lain mendengar Injil dan menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus sampai genaplah jumlah mereka.

19Mungkin kamu akan bilang, “Cabang-cabang itu dipotong supaya aku dapat dicangkokkan ke pohon itu.” 20Memang benar! Tetapi cabang-cabang itu dipotong karena mereka tidak percaya. Tetapi kamu terus menjadi bagian dari pohon itu karena kamu percaya. Janganlah sombong, tetapi takutlah membuat kesalahan yang mereka perbuat.

Ini berbicara bukan tentang apa yang mereka perbuat secara lahiriah tetapi masalah hati yaitu hidup yang kompromi; meremehkan keselamatan mereka begitu saja; memberikan lip-service kepada Tuhan dan melakukan kegiatan keagamaan tanpa hati yang benar-benar beriman dan percaya kepada Tuhan. Secara budaya mereka Kristen tetap hatinya jauh dar Tuhan. Mereka bisa ke gereja, pelayanan tetapi kalau kita lihat dalamnya maka tidak ada buah keselamatannya. Mereka tetap sangat egosentris. Sekalipun mengerti tetapi menggunakan doktrin hanya untuk memuaskan keinginannya yang berdosa. 

Roma 11:21-22 (TSI)
21Karena kalau Allah tidak segan-segan memotong cabang yang asli, maka kalian juga bisa dipotong kalau berhenti percaya. 22Jadi, sekarang sudah terbukti bahwa kebaikan hati Allah sungguh luar biasa, dan hukuman-Nya juga sangat mengerikan! Dia akan menjatuhkan hukuman berat kepada orang-orang yang tidak mau mengikuti jalan keselamatan yang diberikan-Nya. Tetapi Dia sangat berbaik hati kepada kalian, asalkan kalian tetap bergantung pada kebaikan hati-nya itu! Kalau tidak demikian, kalian juga akan dipotong dari pohon-Nya!

Apakah ini artinya kita bisa kehilangan keselamatan karena bertentangan dengan sebelumnya yaitu kita dipilih karena kasih karunia? Disini ada ketegangan ….

Ibrani 3:12-14 (TB)
12Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. 13Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ”hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. 14Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.

Apakah ini artinya kita bisa kehilangan keselamatan kita? Bukan. Sebab banyak ayat Alkitab yang membicarakan tentang jaminan keselamatan kita.

Yohanes 10:26-29 (TB)
26tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Jadi kalau ayat-ayat diatas ada kata-kata “ asal saja” atau “asalkan “ maka  INI BUKAN KONTRADIKSI TETAPI PARADOKS !!

Jadi, kita memiliki dua kebenaran yang tampaknya bertentangan: Di satu sisi, kita melihat  Alkitab yang mengatakan bahwa Tuhan menyelamatkan kita, kita akan selalu diselamatkan.  Di sisi lain, hanya jika kita bertahan sampai akhir maka kita akan diselamatkan maka ini bukanlah kontradiksi tetapi paradoks. Dan kita harus menggabungkan keduanya sebab itu mengkonfirmasi antara satu dengan yang lain. 

Salah satu tanda penting dari iman yang  BENAR

YANG menyelamatkan adalah  bahwa iman itu bertahan sampai akhir

Saat iman kita bertahan sampai akhir, itu adalah bukti bahwa keselamatan kekal yang tidak akan pernah hilang. Jika tidak, itu memang berarti kita tidak pernah memilikinya sejak awal.

PERUMPAMAAN PENABUR BENIH/4 MACAM TANAH

(Mat 13:1–23, Mark 4:1–20, Luk 8:4–15)

Ada benih yang di pinggir jalan,  benih yang di tanah berbatu, benih yang jatuh di semak belukar dan benih di tanah yang subur. Yang kedua dan ketiga berakar dan bertumbuh dan kelihatannya mulai berbunga dan berbuah tetap kemudian mati. Tetapi satunya tidak ada akar dan satunya tercekik oleh semak belukar.  Apakah perumpamaan ini menggambarkan orang yang sudah selamat kemudian kehilangan keselamatannya? Bukan. Tetapi mereka menggambarkan orang yang memang dari awal tidak pernah diselamatkan tetapi kelihatannya mereka selamat. Mungkin karena mereka melakukan kegiatan yang rohani sehingga terlihat mereka seperti orang yang diselamatkan tetapi hati mereka tidak pernah benar-benar diselamatkan!

J.D Greear mengatakan “Sekali selamat tetap selamat karena Sekali selamat akan selamanya tetap mengikuti Kristus”

bukti dari iman yang menyelamatkan bukanlah intensitas emosi di awal tapi ketahanannya dari waktu ke waktu!Seperti dalam sebuah pernikahan: Anda tidak menilai ketulusan sebuah janji ikatan perjanjian pernikahan dari kemewahan upacara pernikahan, tetapi dari komitmen dan kesetiaan kedua mempelainya. Sebuah upacara mewah tanpa komitmen dan kesetiaan akan menjadi palsu.Ketika datang ke Tuhan, banyak orang Kristen bisa melakukan semua upacara, tetapi hatinya tidak pernah berubah.

Roma 11:28-32
28Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. 29Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. 30Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, 31demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. 32Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

Ayat ini bisa ditafisrkan yaitu  apakah mereka yang tersandung ini akan tergeletak jatuh untuk selama-lamanya? Paulus menjawab, sekali-kali tidak! Berarti ketidak-taatan mereka tidak permanen. Satu kali kelak Tuhan juga akan memberi mereka kesempatan untuk percaya dan diselamatkan,Maka di bagian ini Paulus berkata, “Now I tell you a mystery.” Kata “mystery” ini penting sekali. Meskipun ini bukan sesuatu yang baru karena Tuhan sudah mengatakannya sebelumnya di Perjanjian Lama Dan sekarang makin diperjelas, tetapi dengan memakai kata “mystery” ini mempunyai pengertian yang baru yaitu banyak dari bangsa Isreal memang sekarang menolak Tuhan Yesus, tetapi ada satu masa kelak sebelum kedatangan Tuhan atau di hari-hari terakhir, orang-orang Israel ini menjadi percaya Yesus Kristus. 

Dari bagian ini kita bisa melihat dua bagian yang penting sekali. Alkitab memberitahukan kepada kita sebelum Tuhan Yesus datang kali kedua, Injil harus dikabarkan sampai ke segala suku bangsa.  Dan bukan itu saja, di sini kita bisa melihat Allah akan membuka satu kesempatan dimana ada banyak orang Yahudi akan mendengar Injil, menerima dan percaya Tuhan Yesus sebelum Ia datang kali kedua. Artinya berdasarkan apa yang Paulus nyatakan ini akan terjadi satu masa ketika bangsa Israel secara mayoritas dan jumlah yang sangat banyak akan menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebelum kesudahan itu terjadi. Maka Paulus menutup bagian ini dengan satu pujian yaitu “ doxology. 

Roma 11:33-36
33  O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! 34  Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? 35Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? 36  Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Doxology [doxa, kemuliaan] berarti segala hal yang terjadi dalam hidup kita semuanya itu adalah display Allah untuk menyatakan kemuliaanNya bagi kita. 

Paulus hanya menyatakan kekaguman, “Ya Allah, terlalu dalam dan terlalu besar Engkau, tidak bisa terselidiki dan terpahami!” Tidak semua hal kita bisa tahu, jangan membuat kita menjadi kecewa dan takut. 

Karena kebenaran atas karya Tuhan ini – kita bisa:

  • Bersyukur - atas anugerahNya yang menyelamatkan
  • Berserah - menyerahkan segalanya kepada kedaulatanNya
  • Bersandar - hanya kepada kebaikanNya dan janji-janjiNya

Kita mengucap syukur berarti kita punya Tuhan yang berdaulat. Banyak hal kita tidak tahu, kita hanya bisa berserah pada Tuhan. Justru karena kita tahu bahwa Tuhan tidak perlu penasehat maka kita juga dapat bersandar karena Tuhan mengerjakan rencanaNya di dalam kebaikanNya, Dia kerjakan di dalam kebesaranNya dan Tuhan kerjakan sesuai janji-janjiNya.