Pembacaan : Roma 8 : 18 – 30
Di tengah – tengah penderitaan seringkali kita salah fokus dimana yang kita lihat adalah kesusahan, pergumulan dan tangisan kita. Sebab itu Rasul Paulus menasehati kita agar kita tidak salah fokus supaya hidup kita tidak kacau balau. Kita seharusnya melihat dari sudut pandang Alkitab bahwa dunia ini sedang menuju kepada kebinasaan sehingga kalau kita mencari seperti apa yang orang dunia cari maka kita bisa kecewa, depresi bahkan putus asa. Jadi perubahan pandangan lebih penting daripada perubahan keadaan. Dan sebelum keadaan berubah maka kita perlu mengubah cara pandang kita.
Roma 8:18
18Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Selama kita hidup di dunia ini, tidak akan ada henti-hentinya silih berganti tantangan, kesulitan, penderitaan, air mata, kegagalan, disalah-mengerti, kekecewaan, keributan, konflik, kita tidak dihargai orang. Dari kita kecil sampai dewasa, waktu kita menjadi tua, kita akan menjadi lemah, dan memang penderitaan tidak akan ada habis-habisnya. Tetapi kalau kita terus menuntut dan meminta kepada Tuhan untuk menyelesaikan setiap masalah-masalah hidup kita, tidak akan ada habis-habisnya. Bila kita terus menuntut Tuhan untuk memberikan solusi atas masalah kita dan fokus mengejar terobosan maka hidup kita akan selalu depresi karena banyaknya masalah dalam hidup.
Yohanes 16:33 (BIMK)
Semuanya ini Kukatakan supaya kalian mendapat sejahtera karena bersatu dengan Aku. Di dunia kalian akan menderita. Tapi tabahkan hatimu! Aku sudah mengalahkan dunia!"
Banyak orang berpikir bahwa mengikut Yesus itu menyenangkan karena selalu ada mujizat dan kesembuhan yang terjadi. Namun kalau kita pelajari di Kitab Injil maka kita dapat melihat ternyata dalam setiap pelayanan Yesus tidak semua orang yang sakit mengalami mujizat kesembuhan dan hanya orang-orang tertentu saja yang mengalaminya. Jadi memamng benar ada mujizat atau terobosan tetapi tidak dialami oleh semua orang. Disini kita belajar bahwa kalau kita ikut Tuhan dan berharap bahwa masalah kita akan selesai dan mendapatkan mujizat padahal itu terjadi hanya kepada beberapa orang menurut kedaulatan Allah. Dan inti kekristenan itu bukan waktu kita sakit sembuh atau mendapatkan terobosan, sebab kalau kita mendasarkan iman kita kepada apa yang kita dapat maka kita akan kecewa. Dan kalau kita kecewa maka sebenarnya kita tidak cinta Tuhan tetapi kita sedang memanfaatkan Tuhan untuk apa yang kita mau.
1. DI DALAM DUNIA KITA PASTI MENGALAMI PENDERITAAN
1 Petrus 2:21(TSI)
21Untuk itulah Allah memanggil kamu! Karena Kristus sendiri yang sudah menderita bagi kita. Dan Dialah yang menjadi contoh bagi kita, supaya kita bisa bertahan di dalam penderitaan seperti Dia.
1 Pet 4:12-13(AMD)
12Saudara-saudari yang terkasih, janganlah kaget terhadap cobaan yang kamu alami, yang menguji imanmu. Janganlah menganggap bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi padamu. 13Tetapi bersukacitalah karena kamu menjadi bagian dalam penderitaan Kristus. Kamu akan bahagia dan penuh kegembiraan ketika kemuliaan-Nya ditunjukkan ke dunia.
Banyak orang Kristen yang berpikir kalau ada penderitaan yang terjadi karena apa yang kita lakukan atau tidak kita lakukan (Misal : karena dosa, kurang doa, kurang iman, tidak perpuluhan dsb). Penderitaan itu terjadi karena kita tinggal di dunia yang jatuh dan menuju kepada kebinasaan. Persoalan mendasar yang dialami oleh seluruh manusia termasuk juga orang Kristen adalah masalah kejahatan, penderitaan dan kematian. Itulah sebabnya melalui firman Tuhan ini Paulus membukakan kepada kita hal yang lebih penting yang kita perlu.
Apa yang menjadikan dasar kekuatan sehingga semua penderitaan itu tidak lagi mendatangkan kesedihan, ketakutan, kekuatiran dan kekecewaan di dalam hidup kita.?
2. DI DALAM PENDERITAAN KITA, TUHAN MENGERJAKAN SESUATU YANG PENTING DI DALAM KITA
Roma 8:18
18Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.2 Kor 3:18
18Tetapi wajah kita, orang-orang Kristen, tidak berselubung. Kita dapat menjadi cermin yang memantulkan kemuliaan Tuhan dengan cemerlang. Dan sementara Roh Tuhan bekerja di dalam kita, kita makin menjadi seperti Dia.
Ada quote yang mengatakan “ “Seperti permata yang tidak bisa dipoles tanpa gesekan,
begitu juga manusia yang tidak bisa disempurnakan tanpa penderitaan” Jadi Tuhan itu menyempurnakan kita melalui penderitaan dan masalah. Saat kita disalah mengerti, ditolak, sakit, gagal dan bangkrut. Jarang sekali kita mendapati orang itu bertobat saat mereka sedang baik-baik saja tetapi saat mereka sedang mengalami masalah dan tidak menemukan jalan keluar baru mereka ingat Tuhan. Melalui penderitaan yang kita alami Tuhan ingin menyempurnakan kita, supaya kita serupa dengan Kristus yaitu kita menaruh kepercayaan kita kepada Kristus saja dan bukan kepada hal-hal yang ada di dunia ini. Kalau dalam hidup kita menaruh pada hal-hal yang fana ini maka kita akan kecewa namun kalau kita menaruh hidup kita pada hal-hal yang kekal maka pada waktu kita mati pun adalah suatu keuntungan (Filipi 1:21).
Roma 8:19-20
19Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. 20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada KESIA-SIAAN (FUTILITY/MEANINGLESSNESS), bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,
Kata “futility” = pointlessness dalam ayat ini artinya kegagalan, ketidakuntungan, kekosongan, hopelessness, ketidakbergunaan, kemandulan, dan tidak bermakna. Ayat ini sebenarnya dikutip dari perkataan Raja Salomo.
Pengkotbah 1:14
Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Raja Salomo sudah pernah menikmati semua kenikmatan yang ada di dunia ini namun menurutnya bahwa semuanya itu adalah sia-sia. Selain pergumulan fundamental yaitu kejahatan, penderitaan dan kematian maka manusia juga memiliki pergumulan eksistensial yaitu makna, tujuan, penerimaan, pengakuan, penghargaan dan semua itu juga sia-sia.
Roma 8:21-22
21tetapi dalam PENGHARAPAN, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. 22Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
Di dunia ini ada hukum yang namanya “ 2nd law of thermodynamic “ yaitu apa yang sempurna itu pada akhirnya akan mengalami kehancuran.
Roma 8:23-24
23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. 24 SEBAB KITA DISELAMATKAN DALAM PENGHARAPAN. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Ada sebuah quote dari seorang Bernama GK Chesterton yang mengatakan “ Harapan menjadi berarti waktu segala sesuatu nya tidak ada lagi pengharapan atau tidak ada lagi yang baik. Selama semua masih baik-baik saja, maka sebenarnya pengharapan hanyalah omong kosong dan basa basi. Hanya ketika semuanya hancur berantakan dan tidak ada lagi pengharapan, maka pengharapan yang sesungguhnya mulai menguatkan. “
Mengapa kita perlu mengalami penderitaan?
- Penderitaan mengingatkan kita bahwa hidup kita rapuh dan rentan.
- Penderitaan mengingatkan kita bahwa kita tidak diciptakan untuk dunia
- Penderitaan mengingatkan kita bahwa kita butuh Tuhan yang menyelamatkan.
CS Lewis dalam bukunya Problem of Pain berkata “ Kita bisa menghiraukan kenikmatan…. tetapi penderitaan selalu memaksa kita untuk memikirkan ulang segala sesuatu. Tuhan berbisik di dalam kenikmatan kita, berbicara di dalam hati nurani kita., tetapi Tuhan seakan-akan berteriak di dalam kesakitan kita penderitaan kita seperti megaphone untuk menarik perhatian dunia yang sudah seakan-akan tuli!
Roma 8:26
26Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 27Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Roh Kudus menolong dalam kelemahan kita, membantu kita berdoa bahkan berdoa untuk kita dan ini adalah mujizat yang terbesar. Mujizat yang terbesar bukanlah yang buta menjadi melihat, yang sakit sembuh atau yang mati menjadi bangkit. Untuk menyembuhkan orang buta maka Yesus hanya tumpang tangan dan meludah. Untuk menyembuhkan orang sakit lumpuh maka Dia hanya berkata “ bangkitlah berjalanlah”. Untuk membangkitkan Lazarus maka Dia hanya berkata “Lazarus keluarlah.” Tetapi untuk membuat Roh Kudus bisa tinggal bersama manusia berdosa maka Yesus harus mati di kayu salib. Untuk Roh Kudus bisa mendampingi kita manusia yang layak menerima hukuman maka Dia yang harus menerima hukuman. Untuk supaya Tuhan mengampuni kita orang berdosa maka Ysus harus menanggung dosa kita semua di atas kayu salib. Dan mujizat terbesar adalah kita yang dahulu mati tetapi karena Roh Kudus tinggal dalam diri kita maka kita lahir baru dan sekarang kita bukan lagi musuh Allah tetapi menjadi anak-anak Allah. Sekarang Dia tinggal dalam kita sehingga mujizat itu tidak akan berakhir tetapi bersama dengan kita setiap hari.
3. DI DALAM KEDAULATAN-NYA ADA KEPASTIAN BAHWA PEKERJAAN- NYA TIDAK AKAN GAGAL
Roma 8:28-30
28Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil SESUAI DENGAN RENCANA ALLAH. 29Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 30Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya
Allah Tritunggal yaitu Bapa yang merancangkan keselamatan bagi kita. Allah Anak yaitu Yesus yang melaksanakanNya melalui kematian dan kebangkitanNya. Allah Roh Kudus yang memastikan bahwa rencana Bapa dan apa yang diselesaikan Yesus Kristus tidak akan pernah gagal dalam hidup kita. Semua persoalan dasar manusia dan pergumulan eksistensial manusia sudah diselesaikan Yesus di atas kayu salib sehingga melalui Kristus kita memiliki makna yang baru yaitu hidup untuk memuliakan Tuhan karena kita sudah menerima yang terbaik dari Tuhan.