The Benefit Of Our Justification

The Gospel WEEK 8  "BENEFIT OF OUR JUSTIFICATION" 

Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Roma 5 : 1 - 11

Manusia sering minta kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti kebutuhan secara fisik seperti kesehatan dan pemeliharaa. Juga kebutuhan mental seperti kebahagiaan dan kedamaian. Lalu Mengapa waktu Tuhan memberikan Anugerah Keselamatan oleh Iman di dalam Kristus Yesus maka yang terjadi adalah kita yang berdosa menerima Kebenaran (Justification) Allah?

Apa gunanya kita di benarkan? Untuk apa kita menerima Justification apakah untuk masuk Sorga semata? Bagaimana hubungan Justification dengan pergumulan atas semua penderitaan dan masalah yang kita hadapi? Karena kalau Tuhan berikan itu maka hal itu adalah salah satu hal yang Terpenting dari semua yang kita butuhkan bukan? Lalu apa Benefitnya?

  

         1. APA YANG “JUSTIFICATION” LAKUKAN ATAS HIDUP ORANG PERCAYA.

Roma 5:1
1Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

Kalau kita perhatikan kata sebab itu maka itu berkaitan dengan hal sebelumnya yaitu dibenarkan karena iman adalah dasar dari keselamatan kita lalu dilanjutkan tentang apa yang kebenaran itu dapat lakukan bagi orang percaya yaitu sekarang kita hidup berdamai dengan Tuhan. Jadi ini berarti bahwa berdamai dengan Tuhan adalah bukan sesuatu yang bisa kita raih. 

Kolose 1:20-21
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. 21Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat

“Damai dengan Tuhan” berarti bahwa sebelum kita menerima keselamatan maka ada keterpisahan yang terjadi antara Tuhan dan kita. Ketika kita tidak taat akan Tuhan, dua hal terjadi. Yang pertama adalah kita berdosa. Kita tidak hanya melanggar hukum-Nya tetapi kita mengambil hak atau otoritas untuk melakukannya dan kita mengklaim bahwa kita adalah raja atas diri kita sendiri dan bahwa kita Tuhan. Jadi kita membertontak kepada Tuhan yang menciptakan kita dan berdaulat atas semua ciptaan sehingga kita adalah musuh Allah.

Kedua, karena ketidaktaatan kita maka kita menjadi pelanggar Hukum. Rasul Paulus telah memberi tahu kita bahwa murka Allah ada atas kita (Roma 1:18). Seperti yang kita lihat dalam Roma 1, Murka Tuhan tidak sama dengan Murka Manusia. Murka Tuhan tidak dendam atau kemarahan buta; tetapi itu didorong dari kemaha adilanNya. Karena Dia adil maka harus ada hukuman atas pelanggar hukum dan tidak bisa begitu saja dibuang. Hutang  dosa tidak bisa begitu saja dihapuskan.

Inilah sebabnya mengapa kita tidak bisa begitu saja kembali kepada Tuhan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Siapa yang bisa merekonsiliasikan permusuhan antara Tuhan yang kudus dan manusia yang berdosa yaitu bukan manusia tetapi hanya Tuhan sendiri.

Yesaya 61:10
Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran

Ketika Tuhan melihat kita di iuar Kristus maka Dia melihat kita sebagai pendosa yang penuh pelanggaran, namun saat kita percaya Kristus maka baju kebenaran Allah yang semestinya milik Kristus dipakaikan kepada kita. Dosa kita yang semestinya milik kita ditimpakan kepada Kristus. Sekarang kita memiliki jubah kebenaran yang membungkus kita sehingga ketika Allah melihat kita maka Dia bukan melihat dosa dan pelanggaran kita tetapi kebenaran Kristus yang menjadi pakaian keselamatan dan jubah kebenaran. 

Kita yang dahulu adalah musuh Allah karena dosa, melalui justification by faith (pembenaran karena iman) di dalam Kristus maka sekarang kita didamaikan dengan Allah. 

Roma 5:2a 

2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.  

Kata “ beroleh jalan masuk (access) dari Bahasa aslinya “ prosagoge” yang artinya to bring near, to introduce. Sebagai ilustrasi yaitu .kita tidak akan bisa kenal dengan orang yang tinggi pangkatnya kalau kita tidak diijinkan mendekat dan  dikenalkan kepada orang tersebut atau kalau orang tersebut tidak berinisiatif untuk mengenalkan dirinya kepada kita. Sebaga contoh kita tidak akan bisa begitu saja bertemu dengan Presiden Jokowi kalau tidak ada yang memperkenalkan kita kepada dia atau dia tidak mengijinkan kita untuk memiliki akses dan mendekat kepada dia. 

Selain berdamai dengan Allah, “Justification By Faith” memberikan Anugerah/Kasih Karunia kepada kita untuk bisa memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Jadi kita bukan hanya berdamai tetapi kita  beroleh anugerah dan  kasih karunia untuk bisa bersahabat dan memiliki hubungan yang dekat.

Sebagai contoh : kalau kita di pengadilan maka bukan hanya secara legal sang hakim memberikan kita  pengampunan atas hukuman atas kejahatan kita tetapi selain diampuni maka kita diberi anugerah dan kasih karunia untuk menjadi sahabat sang hakim dan tinggal bersama sang hakim di rumahnya. 

Roma 5:2
2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Berbicara tentang pengharapan maka ternyata masih ada kekuatiran sebab belum ada kepastian. Tetapi “pengharapan “ di ayat ini berbicara tentang pengharapan penuh sukacita dengan suatu kepastian.

Sebagai ilustrasi yaitu waktu kita menonton favorit tim sepak bola kita bertanding di final. Dan di awal pertandingan kita penuh dengan pengharapan bahwa tim kita akan menang. tetapi ternyata seiring berjalannya pertandingan maka tim kita kebobolan 3 gol lalu apa yang terjadi dengan pengharapan ”hope” kita? Biasanya pengharapan kita akan mulai sirna. Namun berbeda kalau kita menonton rekaman pertandingan favorit tim kita  di mana mereka menang kejuaraan padahal waktu itu kelihatannya tim favorit kita kalah tetapi  akhirnya keadaan diputar balikkan dan ternyata tim kita yang menang dan itu menjadi  pertandingan legendary yang terakbar .  Apa yang terjadi saat kita menonton rekaman pertandingan itu yaitu kita tidak merasa kuatir karena kita sudah tahu hasilnya lebih dahulu.

Demikianlah waktu kita mendapat “justification “ yaitu kita tidak hanya menerima “ damai dengan Tuhan “ serta jalan masuk menuju anugerah tetapi juga pengharapan sukacita karena adanya kepastian.  Waktu Yesus berkata sudah selesai maka hutang dosa kita sudah diselesaikan dan dibayar lunas sehingga keselamatan kita itu aman dan ada kepastian.  Jadi kedamaian dan sukacita dalam pengharapan lahir bukan karena tidak adanya kekuatiran tetapi karena adanya kepastian.

Jadi secara ringkas apa yang “justification” lakukan atas hidup orang percaya yaitu

  • Masa lalu – didamaikan dengan Tuhan atas dosa
  • Masa sekarang – kasih karunia untuk akses dalam hubungan
  • Masa depan – pengharapan yang penuh sukacita karena kepastian.

          2. MENGUBAH CARA PANDANG KITA TERHADAP PENDERITAAN (SUFFERING)

Roma 5:3-5
3Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita (Rejoice in our suffering),


Rasul Paulus adalah rasul yang tahu bagaimana caranya menderita dengan baik. Kalau ada pendeta atau pengajar Alkitab yang mengajarkan bahwa di dalam Tuhan kita tidak akan menderita maka pengajaran itu adalah tidak benar. Sebab selama kita hidup di dunia yang jatuh dalam dosa ini maka kita akan mengalami kemerosotan secara jasmani.

Yohanes 16:33b
Di dunia kalian akan menderita (TRIBULATION = TRIBULUM).  Tapi tabahkan hatimu!  Aku sudah mengalahkan dunia!

Berbicara tentang penderitaan maka itu sangat erat hubungannya dengan Tribulation. Tribulation ini akar katanya adalah Tribulum yang berbicara tentang alat yang memisahkan gandum dari batangnya. 

Kalau kita adalah milik Allah maka cara memandang sebuah tantangan atau penderitaan itu berbeda. Sebagai contoh yaitu selama masa pandemik ini maka apa yang tidak bermakna dan tidak sekarang menjadi pemikiran kita. Saat keadaan baik-baik saja maka hidup kita seringkali kita pakai untuk hal yang sia-sia namun ketika penderitaan itu datang dan apa yang kita pegang itu ternyata tidak dapat menolong kita maka tiba-tiba kita mencari Tuhan. Penderitaan itu dapat memisahkan antara yang penting dan yang tidak penting, apa yang bernilai dan yang ber-esensi dalam hidup ini. 

DI luar Tuhan maka penderitaan akan menghancurkan hidup tetapi di dalam Tuhan kebaikan-Nya bahkan tujuan-Nya yang mulia dihadirkan melalui penderitaan yang kita hadapi.

Kita memiliki kacamata yang berbeda dimana kita tidak hancur dalam penderitaan sebab kita tahu bahwa penderitaan yang sekarang kita alami justru mengubah kita dan membuat kita sadar bahwa kita tidak dapat bersandar pada hal-hal yang tidak pasti dalam dunia ini serta kita semakin bersandar kepada Tuhan. 

Roma 5:3-4
3Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita (Rejoice in our suffering), karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 4dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Corrie Ten Boom berkata  “ Engkau nggak akan pernah tahu bahwa Yesuslah yang engkau butuhkan sampai Hanya Yesuslah satu-satunya yang masih kau miliki….”

Roma 5:5
5Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Kuasa yang Tuhan berikan kepada kita  bukanlah kuasa untuk mengusir penderitaan tetapi kuasa yang memanfaatkan penderitaan  untuk pertumbuhan rohani kita.

Melalui penderitaan dan masalah yang terjadi maka kita menjadi sadar bahwa yang kita butuhkan bukan yang lain tetapi hanya Tuhan sebagai satu-satunya sandaran kita. Mungkin penderitaan kita belum ada jalan keluarnya atau bahkan seakan-akan tidak ada jalan keluarnya, tetapi bukan apa yang kita hadapi namun siapa yang bersama dengan kita. 

   

       3. “GOSPEL CONNECTION” DAN IMPLIKASINYA ATAS HIDUP KITA

Roma 5:5-8
5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 6Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati –. 8Akan tetapi Allah (But God) menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa

Dalam ayat ini dikatakan  “ akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita “, maka pertanyaannya adalah kasih siapa yang ditunjukkan kepada kita? Yaitu kasih Allah Bapa.

Bukan  kebetulan waktu Rasul Paulus mengatakan kasih Allah Bapa di pasal 5 di sini setelah dia bercerita panjang lebar mengenai Abraham yaitu di pasal yang ke 4. Meskipun ini bukan koneksi yang eksplisit tetapi secara implisit ada gospel connectionnya.  Kisah apa yang paling menonjol di cerita Abraham yaitu kisah Abraham mengorbankan Ishak anaknya (kejadian 22).

Kejadian 22:2

Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Perkataan  “Anakmu yang tunggal itu “ itu diulang terus padahal sepertinya tidak perlu. Namun poinnya disini adalah sesuatu yang berat yang dilakukan Abraham yaitu  sesuatu yang sangat berat untuk berpisah dengan anak nya yang tunggal itu. Dan itu mengingatkan kita akan Allah Bapa yang mengasihi dunia ini sehingga memberikan anakNya yang tunggal itu … (Yohanes 3:16)

Kejadian 22:6
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

Derek kidner dalam komentarinya atas Kejadian 22 melihat parallel yaitu dari apa yang dilalui Abraham dan Isak dengan karya pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Kayu untuk pengorbanan itu dipikulkan ke atas bahu Ishak dan di tangan Abraham dibawanya api dan pisau lalu naik ke gunung Muria.

Dua ribu tahun kemudian maka  Yesus memikul salib di bahunya dan di tangan Allah Bapa ada murka keadilan yang harus dijatuhkan untuk menghukum dosa dimana Yesus mati di gunung Golgota. Perbedaannya yaitu waktu Abraham hendak menghunjamkan pisau  kepada Ishak maka Tuhan berkata “ berhenti “ dan menyediakan korban pengganti. Tetapi 

di atas kayu salib maka Tuhan menjatuhkan hukuman atas dosa ke atas Yesus dimana
Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh kejahatan kita dan
ganjaran yang mendatangkan keselamatan itu di timpakan kepadaNya. Yesuslah korban penggantinya dan bukan domba lagi. 

Melalui kisah Abrahan ini maka Allah yang mengajar kita bertekun dalam tangisan dan untuk tahan uji dalam penderitaan pernah menangis dan mengalami penderitaan yang lebih berat daripada yang akan pernah kita lewati.

Roma 5:8
8Akan tetapi Allah (But God) menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Dalam penderitaan maka kita tidak akan pernah bergumul sendirian karena Allah Tritunggal itu bersama-sama dengan kita. Sebab itu kita tidak perlu takut sebab kita pasti menang. 

Kita diterima – didamaikan – dikasihi – dibenarkan, mendapatkan akses kepada Allah tritunggal karena Allah sudah membuktikan cintaNya melalui Kristus yang telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa

Roma 5:9-11
9Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 10Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, Pasti Akan Diselamatkan Oleh Hidup-Nya! 11Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.