The Newness Of Life In Christ

The Gospel WEEK 10 "THE NEWNESS OF LIFE IN CHRIST" 

Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Roma 6 : 1 - 14

Salah satu keberatan dari ajaran kebenaran Kristen adalah konsep Anugerah dan Kasih Karunia. Di bagian awal surat Paulus kepada jemaat di Roma, dijelaskan signifikansi dari kuasa kasih karunia Allah. Bahkan di di Roma 5:20 dinyatakan, Di mana dosa meningkat, kasih karunia Allah semakin berlimpah.

 

Jadi apakah ini berarti kita dapat terus berbuat dosa? Paulus menantang gagasan ini dengan menggunakan gambar baptisan, yang merupakan gambaran kematian, penguburan, dan kebangkitan. Kita mati bagi dosa dan dikuburkan dengan Kristus, dan kemudian dibangkitkan Bersama-sama dengan Dia. 

Menurut pakar Psikologi maka ada banyak orang yang mengalami Cognitive dissonace (disonansi kognitif) yaitu mengacu pada konflik mental seseorang yaitu ketika perilaku dan kepercayaan seseorang tidak selaras atau sejalan. Hal seperti ini juga bisa terjadi dalam kehidupan orang Kristen yaitu bisa saja kita sudah mengerti Injil dan dapat mengartikulasikannya, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak seperti pengikut Kristus. Banyak gereja yang berpikir bahwa setelah kita mengerti tentang salib maka selanjutnya harus berbicara tentang kekudusan, pemuridan, karakter, disiplin rohani dsb. Mereka berpikir bahwa Injil dan salib Kristus itu hanya permulaan dari perjalanan orang Kristen. 

Timothy Keller berkata “Injil bukan hanya A-B-C tetapi A-Z dari Kekristenan. Injil bukan hanya doktrin minimum yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Allah, tetapi jalan untuk semua progress di dalam kerajaan Allah.”  Jadi karakter kita tidak akan berubah tanpa Injil. Doa kita bisa salah kaparah tanpa sudut pandang yang benar dengan kacamata Injil. Tanpa Injil maka kekudusan kita akan sangat legalistic dan saat kita bisa taat maka tanpa Injil kita akan menjadi sombong. Sebab itu Injil harus menjadi poros dalam semua aspek kehidupan kita. 

Roma 5:20
20Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

Banyak orang yang menyalah artikan ayat ini dan berpikir bisa berbuat seenaknya karena semakin banyak dosa maka semakin banyak kasih karunia sehingga menganggap anugerah yang diberikan Tuhan itu murah. Untuk menjelaskan ini  maka kita perlu mengerti bahwa musuh Injil itu ada dua yaitu legalisme yaitu kita bisa berubah/ saleh melalui peraturan atau upah dengan alasan karena Tuhan itu kudus. Sehingga mereka mengasihi Tuhan karena takut di hukum atau untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Musuh Injil yang lain adalah liberalisme yang menekankan bahwa Tuhan itu kasih sehingga orang itu tidak perlu berubah dan bertobat karena sudah diterima apa adanya. 

Yang menjadi pertanyaan adalah bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (Roma 6:1). Dan sebagai jawabannya adalah …

Kebebasan di dalam anugerah Kristus (Injil) bukanlah lisensi (license) untuk melakukan dosa yang ingin anda lakukan, tetapi adalah kuasa yang memampukan untuk melakukan apa yang benar. 

Injil itu merubah kita dari dalam keluar dan yang memampukan kita untuk melakukan yang benar sehingga hidup kita tidak lagi dikuasai oleh dosa. Charles Spurgeon berkata :

“ Hidup yang tidak berubah adalah tanda hati yang tidak berubah, dan hati yang tidak berubah adalah tanda kehidupan yang tidak diperbarui. Esensi Injil bertentangan dengan gagasan bahwa kita boleh berdosa karena Tuhan itu pemurah. Ini adalah gagasan setan yang mengerikan, "Hanya karena pengampunan dapat diperoleh dengan mudah dari Tuhan, maka kita bisa seenaknya berbuat dosa terhadap Dia." Pikiran seperti itu  benar-benar merendahkan dan jahat.

Kalau Justification itu kita dilepaskan dari hukuman dosa tetapi Sanctification berbicara tentang kita dibebaskan dari kuasa dosa. Kita sudah dibebaskan dari hukuman Tuhan namun Tuhan juga ingin melepaskan kita dari kuasa dosa yang bercokol dalam manusia daging kita. Dan dosa itu ada konsekuensinya sehingga kalau tidak diberantas akan membawa banyak duka. 

1Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? 2SEKALI-KALI TIDAK! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Rasul Paulus menekankan bahwa kita ini telah mati bagi dosa sebab kita ini adalah ciptaan yang baru dalam Kristus. 

2 Kor 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah CIPTAAN BARU: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

          1. KETAHUILAH ANDA YANG LAHIR BARU DAN PERCAYA SUDAH BERADA DI DALAM KRISTUS

Roma 6:3
3Atau tidak TAHUkah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Kata-kata di dalam Kristus (in Christ)  dalam Perjanjian Baru dikatakan 216 kali di dalam surat-surat Paulus dan 26 kali di tulisan-tulisan rasul Yohanes yang menunjukkan bahwa ini adalah hal yang sangat penting.  Kadang kita membatasi bahwa kita ada di dalam Kristus hanya waktu kita melakukan hal-hal  yang rohani misal ke gereja, berdoa, saat teduh dan sebagainya, namun diluar itu kita sudah tidak ada dalam Kristus.Namun sesungguhnya setiap hari dan setiap saat  maka kita itu ada di dalam Kristus. Kristus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Kristus. 

Roma 6:4
4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Rasul Paulus menggambarkan kehidupan dalam Kristus melalui peristiwa baptisan selam dimana waktu kita masuk dalam air maka kita bersekutu dengan kematian Kristus. Kita mati karena dosa-dosa kita dan Kristus mati karena dosa-dosa kita. Dan waktu kita keluar dari air maka kita juga bangkit seperti Kristus yang dibangkitkan oleh kemuliaan Bapa sehingga kita hidup dalam kehidupan yang baru.

Banyak orang tidak sadar ini dimana mereka mengalami  disonasi kognitif dan selalu berpikir bahwa mereka pemarah, pecandu, pecundang dan minder serta merasa tidak ada harapan untuk bisa berubah. Tuhan tidak ingin kita disiksa dalam tabiat dosa kita dan kita butuh kuasa Injil supaya kita bisa bertobat. 

Amsal 26:11
Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.

Jadi liberalisme itu tidak sesuai dengan Alkitab karena menekankan bahwa Tuhan itu kasih sehingga orang itu tidak perlu berubah dan bertobat karena sudah diterima apa adanya. 

Roma 6:5-6
5Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6Karena kita TAHU, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita HILANG KUASANYA, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Kata “ Hilang Kuasanya “ berasal dari kata “Katargeo “ yang artinya tidak berpengaruh; menyingkirkan dengan tujuan untuk dilenyapkan; "untuk membuat menganggur atau tidak aktif".  Ini seperti mematahkan sesuatu yang ada kuasanya (contoh: memotong kabel listrik sehingga tidak ada lagi kekuatan listriknya). Kita memang masih hidup dalam daging tetapi kuasa daging itu sudah tidak ada karena kita sudah menang dalam Kristus. 

Roma 6:7
7Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Hidup kita yang lama sudah mati dan kita sudah bangkit bersama Kristus sehingga sekarang kita bisa berkata tidak terhadap dosa karena ada Kristus dalam kita yang memberikan kuasa. 

           2. PERCAYA (BELIEVE) BAHWA KEMENANGAN KRISTUS  ATAS DOSA DAN MAUT ADALAH DASAR DARI HIDUP KITA YANG BARU DI DALAM DIA

 

Roma 6:8-10
8Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, KITA PERCAYA, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 9Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Keselamatan di dalam Kristus bukan hanya diampuni dari hukuman dosa (justification/ dibenarkan) tetapi juga dilepaskan dari kuasa dosa (sanctification/dikuduskan dan hidup untuk kemuliaan Allah (glorification). 

Henry M. Morris dalam bukunya (Defenders Study Bible. World Publishing) mengatakan “ Paulus tidak mengajarkan doktrin kesempurnaan tanpa dosa, tetapi kebebasan dari dominasi kuasa dosa. Orang Kristen bisa jatuh dalam dosa, tetapi dosa bukan lagi menjadi karakternya. Itu adalah bukan lagi sesuatu yang normal bagi orang tersebut dan bukan lagi menjadi kebiasaan yang terus menerus lagi. “

          3. KITA BEBAS DARI KUASA DOSA DENGAN MEMANDANG DIRI KITA SUDAH MATI DARI DOSA DAN HIDUP BAGI TUHAN. 

Roma 6:11-12
11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
12Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Kata “ memandangnya (consider) “ berasal dari kata “ Logizomai “ yang artinya menghargakan; menganggap; memandang dalam bentuk present tenses yaitu diulang-ulang. Jadi artinya kita harus terus menerus menghargakan; menganggap; memandang bahwa kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus. 

Roma 6:13
13Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Martin Luther berkata “ Anda tidak bisa mencegah burung terbang diatas kepalamu, tetapi Anda bisa tidak membiarkannya membangun sarang di rambutmu.” 

Waktu kita digoda untuk melakukan dosa (ingin marah, sombong, minder) maka jangan itu diteruskan, tetapi selanjutnya kita harus mengingatkan diri kita bahwa kita sekarang ada dalam Kristus dan tidak perlu lagi hidup dalam itu semua karena Kristus tidak berlaku seperti itu dan kita tidak membiarkan itu. Yang berbahaya yaitu kalau kita memikirkan itu berulang-ulang sehingga membuat kita akhirnya jatuh dalam dosa (Yakobus 1 : 13 – 14).

GOSPEL CONNECTION

Roma 6:14
14Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Legalisme berkata bahwa Tuhan itu kudus, tetapi lupa bahwa Tuhan itu juga kasih. Liberalisme berkata bahwa Tuhan itu kasih tetapi lupa bahwa Tuhan itu tidak mentolerir dosa. Tetapi Injil itu berkata bahwa Tuhan itu kasih dan kudus. kasih dan kekudusan Allah itu bertemu dalam anugerah Tuhan melalui Salib Kristus. 

Hidup kita sekarang bukan hidup dalam peraturan atau hidup secara sembrono tetapi dalam anugerahNya. Waktu anugerah itu bekerja dalam hidup kita maka hidup kita diubahkan. Hidup kita sekarang menjadi penyalur anugerah dan akhirnya muak dengan dosa. Semakin kita sadar akan kasih dan anugerah Tuhan maka kita akan semakin sadar bahwa Tuhan lebih indah dari semua dosa dan kenikmatan dunia ini. Sehingga akhirnya hati kita bisa “rest “ sebab hidup kita tidak lagi dikuasai dosa dan untung rugi tetapi hidup karena anugerahNya.

Tim Keller berkata “ Kita sebenarnya lebih berdosa dan lebih bobrok di dalam diri kita Yakini, Tetapi pada saat yang sama kita lebih dikasihi dan di terima di dalam Yesus Kristus Daripada yang pernah kita kira dan bayangkan.