The Power Of God For Salvation

 The Gospel Week 2 "The Power Of God For Salvation" Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Roma 1 : 8 – 17

Banyak gereja-gereja yang mengajarkan langkah - langkah praktis misal bagaimana cara mengalami terobosan, cara mengalami mujizat dll. Pengajaran -pengajaran itu sebenarnya tidak salah tetapi itu bukanlah Injil karena itu hanya memodifikasi perilaku tetapi tidak mengubah hati, tetapi Injil mengubah hati dari dalam keluar. Melalui Roma 1: 8 – 17 ini  kita akan belajar  3 hal dari Injil yaitu :

          1 . The Power Of The Gospel 

Roma 1: 8-9
8Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia. 
9 Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu

Paulus ini melayani Tuhan dengan segenap hati sekalipun dalam pelayanannya dia mengalami banyak sekali penderitaan dan penganiayaan. Paulus ini tidak malu dalam memberitakan Injil bahkan dia tidak menghiraukan nyawanya  sedikitpun bahkan akhirnya dia menjadi martir dengan kepalanya dipenggal. Kalau kita perhatian para pahlawan iman baik dalam sejarah maupun Alkitab seperti Martin Luther yang berani mencetuskan  reformasi dan melawan kekuatan politik gereja dan Paus waktu itu yang sudah  melenceng dari Injil.  Elisabeth Elliott istri seorang misionaris yang suaminya dibunuh oleh suku Indian di Amazon tetapi setelah pulang menguburkan suaminya dia kembali lagi ke Amazon yaitu ke suku yang membunuh suaminya dan memberitakan Injil di sana karena dia tahu bahwa mereka membutuhkan Injil Kristus.  Ditrich Bonhoffer yang berani berdiri melawan Nazi dan terus memberitakan Injil. Para misionaris yang mati dibunuh oleh suku-suku yang sebenarnya mereka kasihi  dan mereka tetap memberitakan Injil. Bandingkan dengan kita yang seringkali  hanya karena keadaan dan kondisi gereja yang kurang nyaman saja maka kita sudah malas untuk beribadah

Roma 1:16
16  Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, (For I am not ashamed of the Gospel )

Paulus tahu bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.  Dia juga menyadari bahwa Injil yang sama yang dia beritakan itulah yang mengubah hidupnya. Tanpa Injil maka manusia berdosa itu tidak bisa berubah hidupnya. 

1 Tesalonika 1:5a
5Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.  (“also In Power  and in the Holy Spirit and With Full Conviction.”)

Mengapa banyak orang Kristen suka datang dalam Kebaktian Kebangunan Rohani yaitu karena Injil jarang diberitakan di mimbar gereja pada hari minggu. Sehingga ketika mereka datang di KKR itu dapat melihat suatu yang luarbiasa yaitu waktu Injil diberitakan ada kuasanya serta membuat roh kita menjadi berkobar-kobar. 

Manusia itu hidupnya tidak akan bisa berubah hanya dengan motivasi, instruksi, visi dan mimpi, tetapi hanya Injil yang bisa mengubahnya. Seorang yang perkawinannya hancur tidak akan dipulihkan hanya diberi motivasi, instruksi atau visi tentang perkawinannya supaya bisa berbahagia. Seorang yang hidupnya patah semangat belum tentu memiliki semangat baru hanya diberi  motivasi, instruksi  dan visi. Seorang yang hatinya penuh dendam dan kepahittan belum tentu bisa mengampuni hanya diberi motivasi untuk mengampuni , instruksi cara mengampuni ,  visi atau mimpi kalau mengampuni itu kita akan bebas.  Hal-hal itu sebenarnya sudah kita ketahui namun kita tidak punya kuasa untuk melakukannya dan hanya Injil yang bisa memberikannya.

Jika kita tidak menyadari betapa berat dan mengerikannya kejahatan dosa, kita tidak akan pernah mampu menghargai Juruselamat yang telah mati untuk membebaskan kita dari belenggunya.

Sebab itu kita perlu untuk terus mendengarkan berita salib supaya kita tahu betapa berdosanya kita dan betapa mulianya kasih Tuhan. Paulus menyadari bahwa hidupnya dulu hancur dan antagonis terhadap kekristenan namun karena Injil maka hidupnya dirubah sehingga dia menjadi protogonis, bahkan memberikan nyawanya untuk Injil. 

1 Tesalonika 1:9
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

Dalam ayat ini maka “ berhala-berhala “ itu berbicara tentang penyembahan artinya bukan berbicara tentang perbuatan tetapi masalah hati. Dan perbuatan kita adalah buah dari apa yang kita percayai. Jadi transformasi itu terjadi pada saat Injil diberitakan. Waktu Injil diberitakan  maka kuasa Roh Kudus bekerja untuk mengubah atau mentransformasi hati dan kehidupan kita. 

          2. Our Position By The Gospel. 

Roma 1:17
17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ”Orang benar akan hidup oleh iman.”
(“For in it (The Gospel) the righteousness of God is revealed”)

Filipi 3:7-9
7Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Waktu Paulus berbicara tentang kebenaran maka bukan tentang kebenaran yang berdasarkan perbuatan manusia namun kebenaran dalam Kristus.  Sebab bagaimana mungkin kita manusia yang berdosa bisa benar dihadapan Allah dengan perbuatan kita. Dan kebenaran yang ada dalam Kristus itu bukan kebenaran kita tetapi kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan kita kepada Kristus.  Yang paling benar rela jadi dosa supaya yang paling berdosa menerima kebenaran dalam Kristus. 

Efesus 2:8-9
8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
 

Jadi orang percaya adalah kebenaran Allah di dalam Kristus. Sebab itu posisi kita sekarang aman  yaitu bukan karena perbuatan kita tetapi karena perbuatan Kristus yang kita terima melalui anugerahNya. 

          3. The Purpose Of The Gospel. 

Roma 1:8
8Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.

Roma 1:13-15
13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah seringberniat untuk datang kepadamu – tetapi hingga kini selalu aku terhalang – agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain. 14Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. 15Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.

Jemaat di Roma sebenarnya adalah orang Kristen yang sudah lahir baru dan percaya Yesus namun Paulus masih ingin terus memberitakan Injil kepada mereka. Banyak orang yang salah memahami bahwa Injil itu adalah langkah awal dari kekristenan.  Injil bukan hanya permulaan dari kekristenan lalu kita masuk pemuridan untuk belajar karakter, belajar doa, belajar kekudusan, belajar integritas, dsb, tetapi Injil adalah segala-galanya di dalam kekristenan.  Karakter kita tidak akan berubah tanpa injil. Seminar karakter tanpa Injil akan membuat kita sombong sebab kita merasa berhasil berubah dengan kekuatan kita sendiri. Doa kita  akan salah kaprah tanpa sudut pandang yang benar dengan kacamata Injil. Tanpa Injil maka kekudusan kita  akan sangat legalistic dan saat kita bisa taat tanpa Injil  maka kita akan menjadi sombong. Agama membuat kita merasa bangga dengan apa yang kita lakukan, tetapi Injil membuat kita bangga dengan apa yang Yesus sudah selesaikan. 

Timothy Keller berkata “ “Injil bukan hanya A-B-C tetapi A- sampai Z dari Kekristenan. Injil bukan hanya doktrin minimum yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Allah, tetapi jalan untuk semua progress di dalam kerajaan Allah.

Jadi kita harus memandang segala aspek kehidupan kita dengan kacamata Injil. Kita dibebaskan bukan supaya kita nyaman dan tentram serta hidup semaunya kita sendiri. Tetapi hidup kita bukan lagi untuk dunia ini namun untuk kemuliaan Tuhan. Kalau kita sadar bahwa hidup kita ada dalam kedaulatan Allah bahwa semua karena AnugeraNya maka segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan Tuhan yang harus dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Jadi Injil memberikan lensa yang baru untuk memandang kehidupan yang fana di dalam konteks kekekalan. 

Kolose 3:9b-10
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Kita diselamatkan bukan hanya sekali tetapi diselamatkan setiap hari dari natur dosa kita. Memang secara posisi kita telah aman namun di dalam hidup kita ada banyak keinginan daging, ego dan self center dimana Tuhan ingin selamatkan kita dari semua dosa itu. Melalui Injil Tuhan tidak hanya ingin memberikan solusi terhadap masalah hidup kita, tetapi Tuhan juga ingin terus menyelamatkan hati kita yang terpaut pada dosa. 

Dunia dan Injil itu bertolak belakang : Self Help : Kita perlu menyelamatkan diri sendiri.    Injil : Allah ingin menyelamatkan kita dari diri sendiri. The Culture : Kamu harus menjadi dirimu sendiri. Gospel : Kamu harus menyangkali dirimu.

 

Ibrani  12:1 - 2
1Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan

Pendahulu-pendahulu kita terus menyemangati kita supaya kita terus memandang Kristus. Pemimpin kita adalah Kristus dan Dia yang terus memegang tangan kita, memimpin dan menyempurnakan iman kita. Sebab itu janganlah kita hidup untuk dunia ini tetapi memakai lensa Injil untuk memandang kehidupan yang fana di dalam konteks kekekalan.