Under Sin Or Under Grace

The Gospel Week 6  " Di Bawah Dosa Atau Di bawah Kasih Karunia "

Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Roma 3 : 9 - 28

Kata "Percaya Diri" kerap kali digunakan dan dikaitkan dengan kunci motivasi untuk keberhasilan, tetapi tahukah kita bahwa percaya diri bukanlah konsep yang alkitabiah karena problem manusia yang terbesar sebenarnya bukan ada di luar dirinya tetapi adalah dirinya sendiri yang berdosa. Dan kalau percaya diri menjadi tempat pijakan kita maka sebenarnya kita berpijak pada sesuatu yang penuh masalah. Sebab itu kata-kata seperti percaya diri, pembuktian diri dan harga diri adalah kata-kata yang dipakai oleh para motivator untuk supaya kita sukses. Dan konsep ini seringkali juga masuk dalam kehidupan kita yaitu kita terus memperjuangkan nilai kita dihadapan orang lain. 

Sadarkah bahwa kita bahwa hidup kita itu senantiasa dinilai orang dan sebaliknya kita juga sering menilai orang misal, kerja apa, tinggal dimana, menikah dengan siapa, barang-barang yang dipakai dan sebagainya, dimana semua itu untuk menunjukkan status kita didepan orang lain. 

Roma 2:21-22
21Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat KEBENARAN ALLAH telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, , 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.

Kata “kebenaran “ (justifiying) itu membuktikan keberadaan kita itu penting. Namun kebenaran itu bisa dilihat juga dari sisi yang lain misalkan melalui Curriculum Vitae (CV) atau resume adalah gambaran diri Anda.  CV adalah hal pertama yang dilihat perusahaan dari diri seorang pelamar saat melamar sebuah pekerjaan.  Keberadaan CV sangatlah krusial karena lewat CV itulah perusahaan mendapat kesan pertama mengenai kita.  Ibaratnya apa yang kita tulis di CV adalah usaha kita dalam self-branding dan memasarkan keahlian diri sehingga kita terpilih menjadi orang yang tepat dalam mengisi posisi kerja yang dibutuhkan. sebagai contoh kalau  mau masuk perguruan Tinggi maka yang di lihat adalah nilai di SMA. Kalau akan masuk pekerjaan maka yang dilihat adalah nilai di Perguruan Tinggi dan pengalaman magang atau internship. Dan kalau sudah tidak ada lagi yang perlu kita lewati maka selanjutnya yang dinilai adalah hidup kita, misal; kapan menikah, tinggal dimana, anaknya sekolah dimana, dsb.  Namun kabar baiknya menurut Roma 2: 21 – 22 tadi mengatakan bahwa sekarang kita tidak perlu hidup seperti itu lagi dimana “kebenaran Allah “ sudah dinyatakan melalui Kristus sehingga kita tidak perlu membuktikan diri lagi. Memang tidak mudah untuk memiliki cara pandang seperti ini dan orang tidak beragama sekalipun juga memperjuangkan kebenaran mereka.

Sebagai contoh : Dalam Film Chariots of Fire ada salah satu karakter yang menjadi atlet lari yang bernama Harold Abrahams yang selalu berlatih keras dan selalu menang dalam perlombaan lari.  Apa yang menjadi motivasi dia bekerja begitu keras dan latihan begitu keras serta menjadi tujuan mengapa dia masih? Dia berkata “ketika saya berlari seratus meter karena ketika senjata itu meledak, saya memiliki sepuluh detik untuk membuktikan diri saya sendiri bahwa saya berharga. “

Berapa banyak dari kita yang kerja setengah mati karena kita menaruh harga diri kita pada pekerjaan. Ada juga yang memberhalakan keluarga dan berpikir kalau keluarganya sempurna akan membuktikan kalau dirinya berharga. 

Contoh lain adalah seorang pembuat Film yang prestasinya luarbiasa dan tidak pernah berhenti untuk bekerja terus sampai akhirnya sakit dan meninggal. Ketika ditanya mengapa dia bisa seperti itu maka dia berkata “ Saya harus terus melakukannya karena waktu saya menyelesaikan sebuah film saya merasakan bahwa saya mencapai kelayakan untuk hidup dan kemudian saya harus kembali kerja lagi dan meraih pencapaian lain untuk mendapatkan rasa kepuasan untuk pembuktian diri".  - John D. Rockefeller seorang yang paling kaya jaman itu, ketika hampir meninggal di beri pertanyaan “ Berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membuat seseorang bahagia? Kalau aku punya satu dolar lagi. ”

Disini menunjukkan bahwa seberapa banyak prestasi yang dapat diraih dan kekayaan yang bisa kita miliki maka itu tidak akan pernah cukup untuk membuktikan harga diri kita. Semua kekayaaan yang bisa kita miliki, prestasi yang kita capai dan sehebat apa yang ingin kita lakukan namun kalau semua itu hanya berpautan dengan hal-hal yang fana aka kita akan tetap binasa dalam kesia-siaan. Sebab itu raja Salomo pernah berkata bahwa semua itu adalah sia-sia. Jadi sebenarnya semua orang bergumul  untuk memperjuangkan “kebenaran/ harga diri “ , memvalidasi keberadaan mereka dan mengkonfirmasi makna hidup mereka. Dan kalau kita mencari kebenaran, harga diri  dan makna di dalam kefanaan dan kesementaraan dunia ini maka semuanya itu seperti menjaring angin yaitu sia-sia. 

     

     1. TIDAK ADA YANG BENAR, YANG MENCARI ALLAH DAN YANG BERBUAT BAIK. 

Roma 3: 9-18
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, 10 seperti ada tertulis: ”Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. 11Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. 12Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. 13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga,lidah mereka merayu-rayu,bibir mereka mengandung bisa. 14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, 15  kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. 16Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, 17dan jalan damai tidak mereka kenal; 18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.”

Sebagai Ilustrasi:  Ada 3 orang yaitu yang pertama sangat mahir berenang (Atlit Renang). yang kedua bisa berenang tetapi tidak mahir dan yang ketiga sama sekali tidak bisa berenang. Mereka semua berusaha berenang dari Pulau Jawa ke benua Australia. Apa yang terjadi dengan yang sama sekali tidak  bisa berenang yaitu langsung tenggelam. Dan yang bisa berenang namun tidak mahir mungkin bisa berenang namun hanya bisa sampai 100-200 meter saja kemudian tenggelam.Bagaimana dengan yang  atlit renang? Mungkin dia bisa berenang jauh lebih pajang beberapa kilometer namun sehebat-hebatnya berenang akhirnya dia tenggelam juga.

Seperti itulah keadaan kita yaitu kita bandingkan diri kita dengan orang lain dan mungkin kita merasa lebih hebat dari yang lain. Namun kalau kita berpijak pada hal-hal yang sementara maka tidak ada yang benar, sebab jarak kebenaran manusia dengan Allah itu sangat jauh dimana kita tidak akan bisa mencapainya. 

Di hadapan Tuhan maka kebenaran kita semua sudah tercemari dan ternodai karena kita pautkan dengan perbuatan manusia kita. 

Roma 2:23
23Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Mungkin ada yang beranggapan bahwa masih ada orang-orang yang tidak percaya namun kebaikannya luarbiasa bahkan mungkin melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang Kristen. Namun Firman Tuhan berkata “… tidak seorangpun mencari Allah ..tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.”

Mungkin ada yang berpikir bahwa masih ada orang yang tidak percaya yang mencari makna kehidupan tetapi bukan mencari Tuhannya orang Kristen dan mereka kelihatan baik sekali. Bisa saja ada yang seperti itu namun sesungguhnya konsepnya tidak masuk dalam kekudusan Tuhan. Seorang Filsuf Romawi bernama Cicero mengatakan “summum bonum “ yaitu kebaikan itu harus dilakukan demi kebaikan itu sendiri. Artinya, motivasi dan tujuan kebaikan itu hanya untuk kebaikan. Sedangkan kalau ada orang yang berpikir bahwa dengan berbuat kebaikan tujuannya supaya  diselamatkan dan tidak masuk nereka maka sebenarnya dia tidak baik karena dia melakukannya untuk kepentingan diri sendiri. Mengapa seorang menyembah Tuhan, beramal dan  melakukan hal-hal yang social yaitu

kalau supaya tidak masuk neraka dan supaya masuk sorga maka sesungguhnya dia tidak baik Sebab itu banyak orang ateis yang mengkritisi agama dan mengatakan itu semua candu karena mereka mengerti ini yaitu kita pikir kita baik namun bukan karena mencintai Tuhan namun mencintai diri sendiri sehingga itu tidak ada bedanya dengan orang ateis.  Lalu bagaimana solusinya?

          2. “ GRACE “  BUKAN SEKEDAR MENGAMPUNI TETAPI MENGANUGERAHKAN  KEBENARAN. 

Roma 2:19-23
20Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.21TETAPI SEKARANG, tanpa hukum Taurat KEBENARAN ALLAH TELAH DINYATAKAN, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24dan OLEH KASIH KARUNIA TELAH DIBENARKAN DENGAN CUMA-CUMA KARENA PENEBUSAN DALAM KRISTUS YESUS.

Ketika kita masih berdosa dan kemudian kita dibenarkan oleh kasih karunia Tuhan maka kita tidak hanya menerima pengampunan dosa tetapi kebenaran Allah juga dinyatakan kepada kita. Ketika kita berdosa artinya kita berhutang dan saat kita diampuni maka hutangnya dilunasi artinya dari minus menjadi nol. Namun yang Tuhan lakukan bukan hanya dari minus menjadi nol tetapi juga diberi kebenaran yang artinya statusnya Kristus juga diberikan kepada kita. 

Sebagai contoh yaitu kalau kita melakukan tindak kriminalitas sehingga dipenjara. Namun ternyata  kesalahan kita diampuni dan kita dilepaskan dari penjara maka itulah pengampunan. Tetapi saat kita dibenarkan maka kita bukan hanya lepas dari penjara tetapi kita juga mendapatkan akses untuk masuk ke istana dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari presiden yang sebenarnya kita ada di penjara.

Jadi kita bukan hanya diampuni tetapi sekarang kita menjadi anak Allah dan mendapatkan semua penghargaan Allah Bapa yang diberikan kepada Allah Anak. Dan perkenanan Allah Bapa kepada Allah Anak juga diperhitungkan kepada kita. Sebab itu sekarang hidup kita adalah milik Kristus dan hidup kita adalah untuk Kristus. 

Titus 3:6-7
6Allah mencurahkan Roh-Nya kepada kita dengan perantaraan Yesus Kristus, Raja Penyelamat kita, 7 supaya oleh rahmat Yesus, kita berbaik kembali dengan Allah dan kita mendapat hidup sejati dan kekal yang kita harap-harapkan.

“so that being justified by his grace we might become HEIRS according to the hope of eternal life.”

Dalam 2 Korintus 5:21 dikatakan “ Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa “ yang artinya bahwa Yesus Kristus menerima hukuman dosa yang semestinya kita terima namun Dia yang menanggung dosa kita di atas kayu salib. Dia bukan hanya menanggung dos akita tetapi kebenaran, kekudusan dan kemuliaan Kristus itu juga diperhitungkan kepada kita. Dulu kita berada di bawah dosa namun sekarang di bawah kasih karunia. 

Charles Spurgeon berkata “ Di atas salib, Kristus berdiri di hadapan allah dan dihakimi untuk menggantikan kita supaya kita dapat berdiri di hadapan Allah dan menerima semua status Kristus. Kasih Bapa kepada Kristus menjadi milik kita. Berkat  Bapa kepada Kristus menjadi milik kita dan perkenanan Bapa kepada Kristus menjadi milik kita. Sekarang kita melakukan sesuatu bukan karena takut atau menginginkan sesuatu tetapi murni karena ungkapan rasa syukur atas segala anugerah dan kebaikan Tuhan. Jadi Injil mengubah motivasi hati kita untuk melakukan sesuatu yang baik bukan lagi karena takut dihukum atau untuk mendapatkan upah tetapi hanya karena kasih Allah. Kalau kita berpikir bahwa perbuatan baik kita adalah baik maka sebenarnya kita tidak baik, tetapi  waktu kita tahu bahwa perbuatan baik kita itu tidak ada gunanya di hadapan Tuhan maka kita akan mulai melihat kasih karunia itu bersinar. Waktu kita sadar bahwa kita ini adalah penerima anugerah yang sebenarnya tidak layak sehinga ketika kita melakukan yang baik maka itu semuanya murni karena kita bersyukur atas segala yang terbaik yang sudah Tuhan berikan. 

   

       3. BAGAIMANA HIDUP “ UNDER GRACE “ 

Roma 2:27-28
27Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! 28Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat

Seringkali yang  dilakukan orang Kristen yaitu mereka tahu bahwa mereka diselamatkan dan diampuni oleh Tuhan dan sekarang mereka selamat dan diampuni  Tetapi apa yang terjadi selanjutnya yaitu kita berusaha menghidupinya dengan kekuatan sendiri namun ternyata gagal. Kemudian kita minta ampun lagi tetapi kita berbuat dosa lagi dan siklus ini terus berjalan seperti ini. 

Yang membuat kita seperti itu yaitu karena kita memegang sesuatu yang bukan Tuhan dimana membuat kita lupa bahwa kita sudah diselamatkan dari belenggu dosa. Tim Keller berkata “ Apa yang membuat Anda menjadi seorang Kristen sejati adalah Anda bertobat dari Kebenaran Anda sendiri. pembenaran palsu Anda. kebenaran palsu Anda. “

Apa yang menjadi kemegahan kita diluar Kristus adalah semuanya palsu. Bertobatlah dari kebenaran palsu. (Galatia 6:14, 2 Korintus 10:17)