To Redeem Those Under The Law

THE HOPE HAS COME Week 2 "To Redeem Those Under The Law" Rev. Michael Chrisdion, MBA

Pembacaan : Galatia 4 : 4 - 5

Natal itu  identik dengan hadiah  meskipun di masa pandemi seperti sekarang ini  tidak bisa adanya kumpul-kumpul untuk melakukan tukar kado natal. Dan biasanya kalau kita melakukan tukar kado itu hanya  sekedar untuk kegembiraan saja sehingga harganya sudah ditentukan  dan barang-barang  yang dijadikan ajang tukar kado adalah barang-barang yang kurang berguna. Namun  waktu kita secara serius ingin memberi orang hadiah yaitu apakah itu hadiah natal atau hadiah ulang tahun maka ada beberapa kriteria yang perlu kita pikirkan. Yang pertama adalah harganya yaitu semakin dekat kita dengan seseorang atau semakin kita kenal orang tersebut dan semakin orang itu kita anggpa berharga dan penting dalam kehidupan kita maka kita akan memberikan sesuatu yang berharga dan bukan barang murahan. Yang kedua adalah apakah barang tersebut sesuai dengan kebutuhannya atau tidak. Semakin orang itu dekat dengan kita dan semakin kita mengenal seseorang maka waktu kita memberikan hadiah maka kita memikirkan apa yang orang itu butuhkan. Jadi waktu memberikan sesuatu maka kita memberikannya sesuai dengan kebutuhannya.  Dan yang ketiga adalah adalah pemberinya atau orang yang diberi.  Saat kita diberi sesuatu oleh istri, anak atau orang-orang yang dekat dengan kita maka kita akan akan sangat menghargainya sebab kita menganggap bahwa orang yang memberi itu lebih penting daripada pemberiannya. 

Galatia 4: 4-5
4Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. 5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

Ayat ini berbicara tentang apa yang Allah berikan sebagai hadiah kepada kita yang ditebusNya. Dan kriteria dari pemberian itu adalah bahwa Allah sang pemberinya dimana Dia itu adalah satu pribadi dari Allah Tritunggal yang paling  penting dan paling berharga serta dihormati sebab Dialah yang menciptakan kita. Kedua apa yang menjadi pemberianNya yaitu mengutus AnakNya. Jadi Allah tidak mengutus hambaNya, malaikatNya atau orang lain tetapi Allah mengutus diriNya sendiri yaitu pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Ini artinya pemberian itu adalah sangat mahal harganya karena AnakNya sendiri yang diutus untuk mati di kayu salib untuk menebus hidup kita yang berdosa. Dan bentuk pemberianNya adalah sesuai dengan kebutuhan kita yang paling mendasar yaitu bukan kebutuhan secara jasmani sekalipun itu penting tetapi untuk menebus kita. Kalau hanya untuk kebutuhan  jasmani saja maka Dia tidak perlu mati dikayu salib atau mengutus seorang penyelamat tetapi Dia akan mengutus seorang businessman atau banker. Tuhan tidak ingin hanya menyembuhkan penyakit kita secara jasmani atau memberikan damai atau sukacita dalam hidup kita sekalipun itu bisa terjadi dalam hidup kita tetapi poros dari Injil Kristus adalah Yesus datang untuk menebus hidup kita, sebab kita tidak mungkin mampu menyelamatkan diri kita sendiri. 

REDEMPTION - PENEBUSAN

Berbicara tentang penebusan maka itu berasal dari kata “ Exagorazo “ dimana “ Ex” artinya “sepenuhnya keluar dari”. Dan “ agorazo “ artinya “ membeli sesuatu untuk keluar dan untuk tujuan tertentu.” Dan kata “ Exagorazo “ biasanya dipakai dalam konteks “ market place/ pasar “ terutama untuk pembelian dan penjualan budak atau penebusan budak, 

- JP Louw & EA Nida (Greek-English Lexicon of the New Testament) dalam komentarnya untuk tulisan Paulus ini  maka mengartikan “ Exagorazo “ yaitu “Menyebabkan pembebasan atau kebebasan seseorang dengan cara  yang merugikan individu yang menyebabkan kebebasannya”

Artinya kalau kita adalah orang yang ingin membebaskan seorang budak, maka kita akan melakukan apa saja, membayar apa saja dan berapapun juga. Sekalipun apa yang kita lakukan itu merugikan kita maka kita tidak keberatan asalkan orang yang akan kita tebus itu dapat mengalami kebebasan, dan itulah yang Tuhan katakan tentang kita di Galatia 4: 4 – 5.  

APA YANG DIMAKSUDKAN TAKLUK KEPADA HUKUM TAURAT?

5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

Untuk mengerti maksud dari “takluk kepada hukum Taurat” maka kita perlu menyadari bahwa ini berhubungan dengan masalah dosa manusia. 

Kejadian 6:5
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

Ayat ini mengkomunikasikan kepada kita tentang “ dotrine of total depravity “ yaitu kerusakan total manusia. Kita semua diperbudak oleh dosa, bahkan anak-anak kecilpun tanpa kita mengajarinya maka mereka juga punya kecenderungan untuk berbuat dosa sebab sejak kecil mereka sudah dikandung dalam dosa. 

Roma 7:15
Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.

Roma 7:17
Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

Di ayat ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa sebenarnya dia itu tahu bahwa kalau manusia itu melakukan sesuatu yang salah dan melanggar Firman Tuhan tetapi tidak bisa untuk tidak berbuat dosa. Hati kita selalu punya kecenderungan untuk berbuat dosa. Dan yang mendorong kita  untuk melakukan hal itu adalah dosa yang ada dalam kita.

Roma 7:17
Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

Bapa Gereja Augustinus mengatakan bahwa pada saat manusia berdosa, ia dalam kondisi : tidak bisa tidak berdosa (non-posse non-peccare). Artinya, dosa menimbulkan manusia terikat olehnya dan diperbudak olehnya, sehingga tidak bisa tidak, manusia hanya mengabdi kepada dosa, iblis dan maut sebagai “tuan”nya. Lalu, bagaimana melepaskan dosa manusia ini ? Dengan menumpuk amal baik ?  Orang yang berpikir bahwa dengan berbuat baik, manusia bisa dibenarkan/diselamatkan, orang itu di titik pertama sudah tidak baik, mengapa ? Karena seorang filsuf Yunani kuno pernah mengajarkan tentang sommum bonum, yaitu kebaikan itu dilakukan demi kebaikan itu sendiri. Artinya, motivasi dan tujuan kebaikan itu hanya untuk kebaikan. Sedangkan orang yang berpikir bahwa dengan berbuat baik, ia bisa selamat, ia sedang berpikir bahwa ia berbuat baik agar supaya diselamatkan. Bagaimana kenyataannya jika ia tidak selamat? Pasti, ia tidak mau lagi berbuat baik, karena percuma/sia-sia. Adalah suatu kekonyolan dari cara berpikir manusia : manusia yang berdosa lalu mencari penyelesaiannya dengan cara manusia (yang berdosa). Inilah kegagalan agama antroposentris yang menekankan amal baik.

Lalu, bagaimana solusi terhadap masalah dosa? Bisakah diselesaikan dengan cara manusia ? TIDAK. Dosa manusia harus diselesaikan dengan cara dari luar diri manusia yang tentunya tidak berdosa. Cara siapakah itu? Cara Allah! Bagaimana Allah mengatasi masalah dosa manusia, padahal Allah itu Mahakudus, sedangkan manusia itu berdosa ? Apakah Allah cukup mengajari manusia tentang kebenaran ? TIDAK. Allah dengan kebijaksanaan-Nya yang sangat tinggi melampaui rasio manusia yang terbatas dan berdosa memutuskan untuk menebus dosa-dosa manusia dengan mengutus Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus untuk menjadi manusia. 

Jadi Advent mengingatkan akan hidup kita yang tidak berpengharapan namun karena pemberinya adalah oknum yang tidak berdosa yaitu Allah dan harganya begitu mahal dan sesuai dengan kebutuhan kita yaitu penebusan dan pengampunan dosa. 

Yohanes  8:34
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

Jadi manusia itu pendosa bukan karena berbuat dosa tetapi karena dari awal identitasnya pendosa makanya manusia berbuat dosa.

MENGAPA HUKUM TAURAT DIBERIKAN?

Karena manusia itu berbuat dosa sebab itu melalui Musa maka Tuhan memberikan hukum Taurat. Untuk apa hukum Taurat itu diberikan?

          1. Untuk Menunjukkan Standar Kekudusan Tuhan. 

Imamat 19:1-2
1TUHAN berfirman kepada Musa: 2"Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.

Tuhan ingin umatNya untuk hidup berbeda dengan bangsa yang lain (set apart – dipisahkan) karena umat tuhan menunjukkan karakter Tuhan dimana Tuhan adalah Tuhan yang kudus. Tetapi pada saat yang sama maka seperti setiap koin itu ada dua permukaan yang tidak dapat dipisahkan maka hukum Taurat juga menunjukkan sesuatu yang lain. 

          2. Untuk Menyingkapkan Kejahatan Dosa Manusia. 

Roma 7:7
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"

Kita tidak bisa mentaati sepenuhnya terhadap standar kekudusan Tuhan. Hukum Taurat menunjukkan ketidakmampuan kita , kejahatan kita, kelemahan dan ketidaksempurnaan kita.Jadi hukum Taurat itu menunjukkan bahwa kita sudah meleset dari sasaran (hamartia).

Tetapi dalam meresponi hukum Taurat maka manusia memiliki 2 pandangan yang berbeda yaitu pertama Legalistik yaitu orang yang merasa baik atau agamawi dimana harus melakukan ini dan itu atau harus memakai ini dan itu. Mereka berbangga dengan itu sebab berpikir bahwa mereka diselamatkan karena perbuatannya. Sehingga ketika mereka melihat orang lain yang moralnya tidak setinggi mereka maka dianggap lebih rendah dari mereka. Dan pandangan yang kedua adalah sebaliknya yaitu Licentious (orang yang memberontak terhadap hukum Taurat).

I B Philips berkata  bahwa ” adalah kelurusan dari hukum yang menunjukkan bagaimana kita ini adalah manusia yang jahat. “  

Kita bisa kelihatan sangat agamawi tetapi hati kita jauh dari Tuhan. Sebab itu Yesus menegur keras orang Farisi karena mereka itu seperti kuburan yang diluarnya nampak putih dan bersih tetapi didalamnya busuk penuh dengan tulang belulang. Tuhan juga pernah berkata pada bangsa Israel sekalipun mereka menyebut Tuhan, Tuhan tetapi hatinya menjauh dari Tuhan. Firman Tuhan berkata “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, “ Rom 3:23.

Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angina

Rom 3:20
Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

 

            3. Untuk Menyadarkan Kebutuhan Kita Manusia Yang Berdosa Akan Seorang Penyelamat. 

 

Sesungguhnya kita tidak menyelamatkan diri kita sendiri. Itu sebabnya Tuhan berikan hukum Taurat supaya kita sadar bahwa kita tidak bisa memenuhi standar Tuhan. Itu sebabnya kita harus sadar bahwa kita membutuhkan seorang penyelamat.

Galatia 3:24
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.

Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita selama Kristus belum datang dan sampai Kristus datang maka kita dibenarkan oleh iman. Hukum Taurat itu memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa menghidupi bagaimana Tuhan mau kita hidup. Bukan dengan kekuatan kita tetapi melalui Kristus yang tinggal dalam kita dimana akan memampukan kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Roma 8:3
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging

Tuhan yang tidak terbatas dan tidak mengenal dosa harus masuk ke dalam dunia yang penuh dengan dosa. Tuhan yang suci dan mulia harus lahir di tempat yang paling kotor dan hina supaya kita yang kotor, hina dan berdosa dapat diselamatkan. Itulah pemberian yang terbesar dimana Dia menjatuhkan hukuman atas diriNya sendiri yaitu yang tidak berdosa menjadi dosa supaya kita yang berdosa dan tidak bisa menyelamatkan diri sendiri serta tidak berpengharapan (hopeless) sehingga memiliki hidup yang penuh pengharapan (hopeful) dan diselamatkan. Marthin Luther berkata “ hukum Taurat menyingkapkan penyakitnya dan Injil memberikan obatnya.

Advent (Natal) mengingatkan kita betapa mahal harga yang Tuhan rela bayar untuk menebus umatNya yang berdosa. 

Kalau ada yang merasa hopeless maka dalam Kristus pengharapan itu sudah datang untuk menebus dan menyelamatkan kita.
 

APLIKASI INJIL

Kita yang sudah ada dalam Kristus maka kita sudah dibebaskan dari perbudakan dosa. Kita punya kuasa untuk mengalahkan dosa dan tidak hidup dalam non-posse non-peccare  sebab kita sudah memiliki Roh Kudus yang melahirbarukan kita. Namun bagi kita yang sudah ditebus maka jangan lagi mengenakan kuk perhambaan. Adakah area hidup kita yang masih ada dibawah perbudakan, meskipun kita sudah ditebus? Hal-hal apa saja yang perlu kita lepaskan di moment Advent (Natal ) ini? Sebagai orang yang sudah  diampuni mungkin ada pengampunan yang perlu kita lepaskan. Sebagai orang yang sudah ditebus maka Kristus itu cukup. Mungkin ada hubungan-hubungan yang tidak sehat yang selama ini kita pertahankan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kehendakNya namun takut untuk memutuskannya maka  sebagai orang yang sudah ditebus, Kristus itu cukup bagi kita. Sebagai orang yang sudah ditebus maka Dialah provisi kita yang sesungguhnya. Mungkin ada praktek-praktek bisnis yang selama ini kita sebenarnya tidak nyaman, atau mungkin ada kepahitan-kepahitan serta dosa-dosa tersembunyi yang masih membelenggu hidup kita maka kita perlu mengingat bahwa kita sudah tidak lagi berada dibawah kuk perhambaan sebab pengharapan itu sudah datang.