Christian Hedonism

Pada dasarnya manusia itu suka mencari kesenangan dan  kebahagiaan meskipun cara mereka untuk mendapatkan kesenangan itu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada paham di dunia ini yang disebut dengan “hedonisme”. Paham ini dicetuskan oleh seseorang yang bernama Epicurus yang memiliki paham yang disebut “ Epicurianism” yaitu pencarian kesenangan yang konstant untuk menjauhi penderitaan. Dialah yang disebut sebagai bapa dari hedonisme yang menekankan pencarian kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan hidup. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa semua dari kita itu cenderung juga hedonis.

 

Jadi semua orang itu suka mencari kesenangan dan kebahagiaan tetapi tidak semua orang berhasil mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Banyak orang yang bergelimpangan harta tetapi bunuh diri dan banyak orang yang punya segalanya tetapi tidak bisa menikmatinya. Mengapa demikian? Karena ternyata apa yang kita cari di dalam dunia tidak bisa dan tidak mampu membuat kita puas dan merasakan kebahagiaan yang sesunggunya. Bahkah hidup yang ideal dari luar belum tentu itu membahagian orang yang menghidupinya.Kenapa banyak orang yang menggandrungi media social yaitu karena itu yang dianggap mereka sebagai gambaran yang ideal dari kehidupan. Dan dengan melihat itu mereka berharap bisa seperti itu dan merasa bahagia.

 

 

Kalau kita melihat hedonism kristiani maka sepertinya itu “ oxymoron”. Oxymoron adalah sebuah kata kiasan yang mengandung kata-kata yang terlihat memiliki arti yang bertentangan dengan satu sama lain. Oxymoron biasanya dikatakan sebagai pertentangan dalam istilah. Sebagai contoh bahwa orang yang semakin sungguh-sungguh kepada Tuhan biasanya hidupnya semakin terlihat tidak menyenangkan. Sepertinya ada perbedaan antara yang rohani dan duniawi. Sebenarnya ini bukan tentang kegiatannya tetapi tentang orangnya dan kita bisa tetap bisa menjadi orang yang menyenangkan ketika kita tahu siapa identitas kita di dalam Tuhan.

 

TUHAN MENCIPTAKAN KITA SUPAYA KITA SENANG DAN BAHAGIA

 

Sebenarnya pencarian kesenangan di dalam diri Tuhan itu adalah hal yang universal yang diberikan Tuhan pada kita dan Tuhan meniciptakan kita itu memang seperti itu.

 

Kejadian 1:31
31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, SUNGGUH AMAT BAIK. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Ketika Allah menciptakan dunia beserta segala isinya maka Allah melihat semua yang dijadikannya itu baik dan itu juga menunjukkan bahwa Allah sendiri menyukai kesenangan dan kebahagiaan serta Tuhan ingin kita juga senang dan bahagia dengan semua karyaNya itu.

 

1 Timotius 4:4a
Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram

 

Segala sesuatu itu baik dan memang diciptakan untuk dinikmati. Pada dirinya sendiri  mencari kesenangan itu bukan sesuatu yang berdosa bahkan merupakan sesuatu yang universal.

 

Kisah 14:17 (BIMK)

Tetapi Ia tidak lupa memberi bukti-bukti tentang diri-Nya, yaitu dengan berbuat baik. Ia memberikan kepadamu hujan dari langit dan hasil tanah pada musimnya. Ia memberikan makanan kepadamu dan menyenangkan hatimu.

 

Tuhan ingin supaya kita ini bahagia dan itu adalah desainnya Tuhan. Dalam cerita Alkitab maka pada mulanya iti Tuhan bersama kita. Tetapi karena dosa maka itu memisahkan kita dengan Allah. Meskipun keinginan kita untuk bahagia dan senang itu tetap ada tetapi sekarang keinginan itu menjadi salah arah. Tuhan ingin kita senang dan bahagia hanya di dalam Tuhan.Namun ketika manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah sehingga sekalipun kita punya keinginan untuk bahagia dan senang namun itu semua salah arah. John Piper berkata bahwa untuk dipuaskan karena keindahan Tuhan maka secara natural itu tidak ada dalam diri orang yang berdosa. Kita secara natur karena sudah berdosa maka kita lebih menyukai pemberian Tuhan daripada Sang Pemberi itu sendiri. Sebab itu kalau kita mencari kesenangan maka selalu mencari dalam hal-hal yang fana. Dalam sebuah artikel maka seorang yang bernama Rodolfo A.C. Sauza mengatakan bahwa dosa itu bisa dimengerti dengan mengerti adanya kesalahan arah terhadap hati manusia yang lebih mencintai pemberian Tuhan daripada Sang Pemberi dan Sang Pencipta. Hati yang mencari kesenangan pada dirinya sendiri tidak salah tetapi yang salah adalah karena natur dosa maka kita mencarinya di tempat yang salah padahal pemberian Tuhan itu hanyalah petunjuk yang menunjuk kepada sang pemberi.

 

 

Dosa mengakibatkan pencarian kesenangan manusia salah arah bahkan akhirnya menghancurkan dirinya sendiri. Ada yang berkata bahwa sumber kebahagiaan itu adalah uan maka itu tidak benar karena uang itu tidak dapat memberikan kebahagiaan pada dirinya sendiri. Sebagai contoh kalau kita mendapatkan warisan 700 miliar namun tidak  boleh dipakai untuk membeli apa-apa maka tentunya kita tidak bisa menjadi bahagia.  Demikian juga barang mewah itu sebenarnya tidak bisa memberikan kebahagiaan namun efeknya yang dapat memberikan kita kebahagiaan namun sifatnya sementara dan fana. Dan dibalik semuanya itu maka sebenarnya yang kita butuhkan adalah penerimaan dan penghargaan. Kita tidak akan menemukan semua itu dalam dunia ini dan apa yang ditawarkan dunia ini hanya memberikan kebahagiaan sementara serta sebenarnya itu semua menunjuk pada kebahagiaan sejati yaitu Tuhan.

 

 

TUHAN MENCIPTAKAN KITA UNTUK KEMULIAANNYA

 

Ada sebuah survey yang dilakukan oleh Washington post beberapa tahun yang silam yaitu membuat social experiment dengan memberikan dua pertanyaan dengan pilihan. Pertanyaan pertama adalah apakah anda lebih suka memiliki uang untuk diri sendiri  atau membagikan uang tanpa kehabisan uang itu. Ternyata serratus persen lebih memilih yang kedua dengan alasan yang bermacam-macam, misalnya; bisa membuat orang lain senang, merasa berjasa pada orang lain, dan sebagainya. Sedangkan pertanyaan yang kedua ialah lebih memilih mana kalau punya uang mau beli barang atau sesuatu yang bukan barang (contoh: rekreasi, suasana, dll) dimana yang didapatkan adalah pengalaman. Dan lebih dari sembilanpuluh persen lebih memilih membeli yang nonmateri daripada membeli barang. Ini menunjukkan bahwa materi itu sifatnya semu dan manusia diciptakan bukan untuk materialism tetapi untuk hal yang sifatnya kekal yaitu untuk kemuliaanNya.

 

 

 

Yesaya 43:7, 20-21

7semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!... 20Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; 21umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku."


Itulah sebabnya dalam diri kita selalu ada keinginan yang sifatnya nonmateri karena ada kekekalan dalam hati manusia (Sensus Devinitatis).

 

Ada pertanyaan dari Westminster Shorter Cathecism yaitu apakah tujuan hidup manusia yang paling utama?Tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Allah selama-lamanya.

 

Mazmur 73:25-26

25Siapa yang kumiliki di surga kecuali Engkau? Selain Engkau tak ada yang kuinginkan di bumi.26Sekalipun JIWA RAGAKU MENJADI LEMAH,Engkaulah kekuatanku, ya Allah;Engkaulah segala yang kumilikiuntuk selama-lamanya.

 

John Piper berkata bahwa Tuhan itu sebenarnya dimuliakan dalam kita yang tertinggi pada saat kita puas dalam Dia.

 

 

BAGAIMANA KITA MENGHIDUPINYA?

 

Roma 7:2-6
2Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. 3Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki- laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki- laki lain

 

 

Di ayat ini maka Rasul Paulus sedang memberikan sebuah ilustrasi tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yaitu seorang yang percaya kepada Yahweh di Perjanjian Lama maka ikatan perjanjiannya dia terhadap Tuhan itu harus dibuktikan didalam ketaatannya terhadap Hukum Taurat. Hukum Taurat adalah tanda dimana dia harus menunjukkan keberbaktiannya terhadap Tuhan penciptanya sehingga Hukum Taurat itu menjadi syarat untuk menyenangkan hati Tuhan. Tetapi Puji Tuhan dimana Firman itu (Hukum Taurat) telah menjadi manusia dan diam diantara kita yaitu Yesus. Mengapa demikian? Karena manusia tidak mampu hidup benar mengikuti Hukum Taurat. Itu sebabnya Sang Penulis Hukum Taurat harus datang kedalam dunia untuk menggenapi Hukum Taurat dan mati untuk menanggung semua dosa kita. Dan melalui kematian dan kebangkitanNya maka kita yang percaya kepadaNya maka kebenaran Allah itu menjadi bagian dalam diri kita sehingga kita memiliki identitas yang baru yaitu ditebus dan diperdamaikan untuk supaya bisa kembali bersatu dengan Allah.

 

PERJANJIAN LAMA (HUKUM TAURAT) DIGAMBARKAN SEPERTI SUAMI YANG MENUNTUT

 

 

Perjanjian Lama jika di gambarkan bisa seperti  Suami yang menuntut. Dia suka menunjukkan kesalahan-kesalahan kita dimana  kalau salah di dimarahi namun tidak pernah membantu kita untuk berjalan benar. Contoh: Suami menuntut sang istri untuk harus menyediakan makan pagi yang pas pada setiap pagi. Kopi nya juga harus pas sekian kentalnya, harus pas sekian manisnya, harus pas tidak terlalu panas supaya bibir tidak melepuh. Dan  kalau sampai tidak pas sedikit saja maka sang istri kena omelan dan penghakiman dan penghukum. Sedangkan Si-Istri hanya hidup berfokus untuk mentaati dan menyenangkan sang suami saja dan tidak ada hubungan intim sama sekali serta sang suami terlalu kudus untuk membantu istrinya membuatkan sarapan pagi.Hukum Taurat itu benar  tetapi tidak bisa membuat kita benar namun hanya membuat kita sadar bahwa kita adalah orang yang berdosa seperti suami yang menuntut hanya menunjukkan kesalahan kita. Sebab itu kalau kita hidup menjadi orang Kristen yang mengikuti Hukum Taurat maka kita akan menjadi orang Kristen yang tidak menyenangkan. Mengikuti Hukum Taurat belum tentu kita bisa hidup dalam sukacita, damai sejahtera dan kepenuhan Tuhan.

 

 

PERJANJIAN BARU (KASIH KARUNIA) DIGAMBARKAN SEBAGAI SUAMI YANG BERKORBAN

 

Yohanes 1:17 - Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus

 

Melalui Yesus maka Dia menunjukkan apa yang kita tidak bisa lakukan. Ini digambarkan seperti suami yang tidak menuntut tetapi suami yang berkorban dan menyediakan.Contoh:dia tidak menuntut isteri untuk membuatkan makan pagi tetapi dia yang menyiapkan makan pagi yang sempurna bagi sang isteri dan Dia antarkan sendiri langsung ke tempat tidur Istri, dan dengan kecupan kasih membangunkan istriNya dan tinggal makan saja. IstriNya hanya mengatakan “Terima Kasih”. Itulah Yesus yang telah melakukan yang terbaik untuk kita dan melakukan semua yang kita tidak pernah mampu untuk melakukannya. Siapa yang percaya kepada Yesus maka dia tidak binasa melainkan beroleh Kehidupan (Zoe) yaitu persekutuan kembali antara Tuhan dan kita. Sehinga kalau kita melayani karena kita sudah mengalami kasihNya maka kita akan melayani tidak dengan beban tetapi dengan penuh sukacita  demikian juga dalam memberi atau berkorban maka kita tidak lagi akan hitung-hitungan karena Dia sudah lebih dahulu memberikan yang terbaik bagi kita. Inilah yang akan membuat kita bisa menikmati kehidupan kekristenan kita serta menjadi orang Kristen yang menyenangkan. Dalam Kristus kita tidak lagi diatur oleh Hukum Taurat tetapi dipimpin oleh Roh Kudus dan hidupnya akan mengeluarkan buah-buah Roh. Ini yang akan membuat kita mentaati hukum tanpa harus ada polisi, akan hidup jujur tanpa ada yang mengawasi. Saat kita menikmati kasih Kristus maka di situlah kasih karunia TUHAN akan menyediakan suplai dari semua tuntutan kehidupan.