Inside Out Kingdom

Matius 5:17-21

 

17“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 20Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

ADA KETEGANGAN ANTARA KASIH KARUNIA DAN KEBENARAN

 

Dalam kekristenan ada semacam ketegangan antara kasih Karunia dan Kebenaran. Memang Yesus dikatakan penuh dengan Kasih dan Kebenaran namun dalam aplikasinya muncul ketegangan diantara keduanya. Ada gereja yang begitu menekankan kasih karunia dan sebaliknya ada yang menekan kekudusan sehingga ini menimbulkan adanya penyelewengan. Kalau kita hanya menekankan kebenaran saja (melalui perbuatan baik, ibadah, pelayanan, pemberian , kekudusan, ketaatan dll)  tanpa anugerah maka kita bisa melupakan bahwa dalam kebenaran itu ada kasih Tuhan sehingga seakan-akan kita melihat Tuhan dari kacamata seorang Bapa yang jahat, suka menuntut dan menghukum kalau kita tidak taat serta kita menjadi orang yang tidak bebas karena terikat dengan peraturan demi peraturan.  Sebaliknya kalau gereja hanya menekankan kasih karunia saja maka kita bisa melupakan betapa mahalnya anugerah Tuhan serta kekudusan Tuhan yang tidak kompromi dengan dosa sehingga orang bisa tidak menghargai kasih karunia Tuhan dan mudah berbuat dosa. Orang yang menekankan kebenaran akan menjadi orang yang legalistik, suka menghakimi dan mencela orang lain. Sedangkan orang yang hanya menekankan kasih karunia akan menjadi orang yang selalu merasa mendapat ijin untuk berbuat dosa karena menganggap bahwa Tuhan itu baik dan senantiasa mengampuni dosanya.

 

INJIL YESUS KRISTUS SEBAGAI JALAN KETIGA

 

Yohanes 1:17


17sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus

Jadi ada ketegangan antara Kasih Karunia dan Kebenaran dan banyak orang berusaha untuk menyeimbangkan antara keduanya tetapi ini tidak dapat diseimbangkan serta tidak ada cara untuk menyeimbangkannya. Tetapi ada kabar gembira dimana ada  pengejawantahan dari Kasih Karunia dan Kebenaran yaitu melalui Kristus Yesus. Jadi ketegangan itu bisa dipecahkan melalui jalan ketiga yaitu melalui Injil, sebab Yesus berkata “ Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup “.

Jadi kalau kita tahu Injil maka kita mendapatkan kebebasan. Hidup kita tidak lagi diatur oleh seperangkat Hukum tetapi hidup kita tidak melanggar hukum. Waktu kita hidup dalam Injil maka Injil itu yang akan memampukan kita untuk hidup tidak terikat oleh peraturan tetapi bebas oleh kasih Tuhan.

 

 

YESUS MENGEMBALIKAN HUKUM TAURAT KEPADA STANDART YANG SESUNGGUHNYA (Matius 5 – 7)

 

Kotbah Yesus di bukit itu mengembalikan Hukum Taurat kepada standart yang sesungguhnya. Jadi kalau kita berusaha melakukan apa yang ada dalam hukum Taurat pasti akan gagal. Dan kalau kita berusaha melakukannya maka kita pasti kita munafik sebab di depan orang kita bisa melakukannya tetapi dibelakang orang kita tahu bahwa di dalam hati kita gagal.  Sebagai contoh; mungkin kita tidak membunuh tetapi Yesus berkata bahwa siapa yang marah itu sama dengan membunuh. Mungkin ketika kita marah tidak nampak dalam raut muka kita namun ternyata dalam hati memendam rasa marah dan itu sama saja bahwa kita sedang ada dalam kemarahan yang sama dengan membunuh.

 

Matius 5:21-22


21Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum…

Contoh lainnya , mungkin kita tidak berzinah secara fisik namun ketika memandang perempuan atau pria serta menginginkan dalam hati maka itu sama dengan berzinah.

 

Matius 5:27-30


27Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. 30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

 

Ini adalah ayat-ayat yang sangat radikal untuk menunjukkan bahwa kita itu tidak akan mampu melakukan itu semua sebab standart kekudusan Tuhan yang sempurna tidak bisa dkompromikan dengan peraturan agama.

 

Dan  kalau kita mau jujur maka meskipun kita melakukan perbuatan yang baik maka hati kita itu sama saja dengan orang yang melakukan kejahatan, contoh: mengapa orang itu berbohong yaitu ada yang karena takut ketahuan atau takut apa yang orang pikirkan tentang dia. Tetapi ada juga orang berbohong karena sombong yaitu karena dia merasa lebih pintar maka dia membohongi orang lain dan menipu orang lain. Sebaliknya kalau ada orang jujur tetapi tanpa Kristus maka jujurnya itu bukan karena Tuhan tetapi karena takut kalau ketahuan berbohong akan dihukum atau takut kalau sampai tertangkap akan habis atau takut karma, jadi sama-sama takut tetapi manifestasinya bisa melalui jujur atau berbohong. Ada juga orang jujur namun sombong yaitu dengan mengatakan kalau dia ini orangnya jujur, baik, tidak suka menipu orang lain yang dengan kata lain sebenarnya dia sedang menyombongkan kejujurannya. Jadi yang dilihat Tuhan bukanlah perbuatan kita namun Dia lebih melihat hati kita. Standar kekudusan Tuhan tidak bisa diukur dari perbuatan kita atau peraturan agama. Peraturan agama itu justru membuat kita takut karena kalau tidak melakukan maka takut dihukum atau juga membuat kita serakah yaitu kalau tidak melakukan tidak akan diberkati. Sesungguhnya perbuatan baik kita itu seperti kain kotor dihadapan Tuhan karena semua yang kita lakukan itu fokusnya pada diri sendiri.

 

Matius 23:27-28


27Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

 

HUKUM TAURAT BURUK? APA GUNANYA HUKUM TAURAT?

 

Roma 7:7 (TSI)


7Mungkin ada di antara kalian yang menganggap bahwa saya bermaksud mengatakan, “Hukum Taurat itu tidak baik.” Maksud saya tidak seperti itu! Tetapi kalau Hukum Taurat tidak pernah ada, saya tidak akan pernah mengerti dan sadar akan dosa-dosa saya. Contohnya, kalau Hukum Taurat tidak menuliskan, “Kamu tidak boleh menginginkan milik orang lain,”

 

Roma 3:19-20 (TSI)


Ayat-ayat itu menunjukkan bahwa setiap orang dari suku mana pun tidak punya alasan untuk membenarkan diri di hadapan Allah, dan pantas dihukum oleh Allah. 20Karena tidak ada seorang pun yang akan dibenarkan di hadapan Allah dengan melakukan Hukum Taurat. Tetapi Hukum Taurat selalu menunjukkan dosa-dosa kita.

 

HUKUM TAURAT MEMBUNGKAN MANUSIA UNTUK MEMBENARKAN DIRI.

 

Kotbah Yesus di Bukit bukan tentang Etika Kekristenan dan juga bukan tentang peraturan untuk hidup kudus. Tetapi kotbah Yesus dibukit adalah untuk mengembalikan standar kekudusan Allah yang sesungguhnya dan membungkam alasan manusia untuk membenarkan dirinya melalui perbuatan baiknya atau kegiatan agama. Martin Luther berkata  bahwa “Hukum Taurat membuktikan kepada kita bahwa kita tidak mampu berdiri dihadapan Tuhan dengan kebenaran kita  sendiri dan biarlah itu mendorong kita kepada Injil. “

Itulah Sebabnya Yesus Berkata:

 

Matius 5:17-21


17“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

 

Yesuslah yang menggenapi Hukum Taurat karena kita tidak akan mungkin bisa melakukannya. Yesus hidup tanpa dosa tetapi Dia mati seperti orang yang berdosa.

 

Galatia 3:24-25


24Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. 26Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

 

Yesus datang dengan tujuan untuk mengubah hati kita dan dalam Kristus maka kita menjadi ciptaan yang baru.

 

Bagaimana dengan ayat ini ? Apa maksudnya?

 

Matius 5:20


20Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

John Calvin berkata bahwa hati manusia adakah pabriknya berhala. Manusia ingin menyembah Tuhan namun karena dosa menjadi menyembah ciptaan Tuhan.

 

Dosa di jaman modern melakukan hal-hal buruk namun yang lebih mendasar adalah membuat hal-hal yang baik menjadi hal-hal yang paling utama. Dosa adalah membangun hidup Anda dan memberi makna pada apa pun, bahkan hal yang sangat baik melebihi  Tuhan. Itu bisa dalam bentuk apapun yang kita bangun dalam kehidupan kita yang mengontrol dan memperbudak kita. Dosa yang terutama adalah penyembahan berhala. " - Tim Keller

 

Orang bisa berbuat baik itu belum tentu karena injil tetapi karena bisa saja karena takut atau sombong.. Orang menolong orang buta untuk menyeberang jalan itu belum tentu motivasinya benar-benar mulia namun bisa karena ingin mendapatkan pujian orang lain. Itulah sebabnya Tuhan ingin merubah kita dari dalam keluar yaitu hati kita. Firman Tuhan ingin membuat kita supaya kita dapat melihat bahwa Kristus itu lebih besar dari semua berhala-berhala yang kita pegang.  Semua yang kita pegang dan kita miliki itu suatu saat bisa lenyap, meninggalkan kita dan mengecewakan kita. Penyembahan berhala itu bukan hanya berbicara tentang menyembah patung tetapi kalau semua yang baik itu menjadi yang terutama maka itu adalah berhala kita.

 

TUHAN MENGUBAH HATI KITA

 

Sebab itu Tuhan ingin mengubah hati kita dan ketika Dia menggenapi Hukum Taurat itu maka Dia juga sedang menggenapi apa yang dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel :

 

Yehezkiel 36:26-27
26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

 

Tuhan memberikan rohNya  dan diam dalam batin kita yang membuat kita bisa hidup dalam segala ketetapanNya. Tuhan akan memimpin kita, memampukan kita dan menuntun kita. Kalau hukum menuntut tetapi Roh ini menuntun. Kristus membawa KerajaanNya di dalam kita dan mengubah kita dari dalam keluar. Semakin kita sadar akan kasih Kristus dan menghayati anugerah Tuhan maka kita akan semakin meninggalkan berhala-berhala kita. Semakin kita melihat keindahan Kristus maka kita akan melihat bahwa segala kekayaan kita itu menjadi suram dibandingkan dengan kekayaan Kristus. Semakin kita melihat kecemerlangan kasih karunia Tuhan maka kita akan melihat bahwa kasih manusia itu suram dibandingkan dengan kasih Kristus.

 

Titus 2:11-12
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini

 

Tuhan ingin mengajak kita untuk berjalan bersamaNya serta mengubah hidup kitabukan untuk suatu tujuan hidup yang sia-sia tetapi untuk sesuatu yang kekal serta yang paling indah yaitu Kristus.

 

John Piper berkata bahwa esensi dari penyembahan adalah menganggap Kristus sebagai  keuntungan lebih dari segalanya, keuntungannya yang lebih besar dari semua yang dunia tawarkan kepada kita yaitu keluarga, karir, ketenaran, makanan, teman-teman. Esensi dari penyembahan adalah mengalami Kristus karena itu adalah keuntungan. Atau kita memakai kata-kata lain yaitu merasakan Kristus, menganggap Kristus sebagai harta yang paling berharga dan merasa cukup pada Kristus.

Sebab itu kalau kita mulai merasa resah dan marah sebenarnya itu adalah tanda bahwa berhala kita itu sedang diusik. Temukan apa berhala itu dan renungkan akan kasih Kristus dan apa yang sudah Yesus lakukan bagi kita maka itu akan membuat kita bisa menjadi tenang sebab dalam segala sesuatu yang kita lakukan maka kita melihat Kristus disana.

 

Filipi  3:7-8


7Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

 

Injil adalah jalan yang ketiga yaitu Yesus Kristus. Dia membawa KerajaanNya masuk dalam hidup kita dan mengubah kita dari dalam keluar.