The Kingdom Of Love

 

Amos 4: 4 - 6
4:4 "Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! 
4:5 Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?" demikianlah firman Tuhan ALLAH.

4:6. "Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN. 

 

 

Banyak orang Kristen yang berkata bahwa selalu bersama dengan Tuhan tetapi tidak bersatu dengan Tuhan. Apa yang Tuhan suka namun kita suka. Sebaliknya apa yang Tuhan tidak suka maka kita suka. Berbicara tentang kekristenan seharusnya itu berbicara tentang kasih yang sudah bersatu yaitu apa yang Tuhan suka itu maka kita juga suka. Dan sebaliknya apa yang Tuhan tidak suka maka kita juga tidak suka. Kehidupan seperti ini tercermin dalam kehidupan bangsa Israel yang tertulis dalam Amos 4 dimana ada kehidupan yang dijalankan dalam ritual agama yang sangat presisi namun ternyata  semua itu yang tidak disukai Tuhan.

 

 

TIPOLOGI

 

Tipologi adalah gambaran suatu peristiwa yang memiliki makna yang sama namun dalam kejadian yang berbeda. Jadi membaca Perjanjian Lama di Perjanjian Baru dimana peristiwanya berbeda namun maknanya sama. Contoh :  ketika Allah mencari Adam maka bukan berarti Allah itu tidak tahu keberadaannya namun itu adalah gambaran tentang Allah yang berinisiatif mencari manusia.  Dan itu bisa kita lihat secara jelas ketika kita membaca Perjanjian Baru dimana Kristus yang adalah Anak Allah yang mengambil rupa menjadi manusia. Contoh yang lain yaitu Paskah di Perjanjian Lama adalah peristiwa dimana bangsa Israel harus mengoleskan darah di pintu supaya dilewati oleh malaikat maut. Dan di Perjanjian Baru kita mengenal bahwa siapa yang ada dalam Kristus dimana darahNya sudah dicurahkan dan dibasuhkan dalam hati manusia sehingga dilewatkan dari maut sehingga memperoleh hidup yang kekal.  Seperti itulah tipologi dimana ketika kita berbicara tentang kerajaan maka itu awalnya muncul di Perjanjian Lama dimana sebelumnya Israel tidak dikenal sebagai kerajaan. Bahkan raja pertama itu muncul ketika bangsa Israel yang meminta seorang raja untuk memimpin mereka yang sebenarnya itu sangat menyakiti hati Tuhan karena itu artinya menyingkirkan Tuhan yang seharusnya menjadi pemimpin yang sesungguhnya. Dan sejak itu banda Israel disebut sebagai kerajaan karena ada raja yang memimpin. Dan dalam Amos 4 ini adalah runtutan peristiwa dimana disana ada gambaran tipologi tentang kasih Tuhan yang dinyatakan pada bangsa Israel.

 

 

 

LATAR BELAKANG KITAB AMOS

 

1:1. Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi. 

14:23. Dalam tahun kelima belas zaman Amazia bin Yoas, raja Yehuda, Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, menjadi raja di Samaria. Ia memerintah empat puluh satu tahun lamanya. 
14:25 Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel,

 

Tuhan berbicara kepada Amos untuk berbicara kepada bangsa Israel  yaitu pada saat kerajaan utara dan selatan dalam keadaan yang sangat baik dan penuh dengan prestasi (2 Tawarikh 26: 6, 8) namun justru Tuhan memanggil Amos untuk menegur bangsa ini padahal bangsa itu sedang dalam kesukaan untuk menyembah Tuhan (Amos 4: 4-6). Tetapi ternyata penyembahan yang mereka sukai tidak sama dengan yang Tuhan suka. Secara ringkas latar belakang dari kita Amos ini yaitu :

  • Yerobeam memerintah selama 41 Tahun

  • 9 nabi diutus Tuhan sebelum pembuangan

  • Nabi Amos dalam Pasal 4: 6 - 12 menegur sebanyak tujuh kali (Ayat 6,8,9,10,11)

  • Pasal 4: 4-5 memberikan  keterangan tentang bangsa Israel yang “beribadah” namun diakhiri  dengan kalimat “ sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai bangsa Israel “

 

Dari sini kita mendapatkan pelajaran bahwa ketika orang tidak sedang memberhalakan materi atau prestasi dalam dunia ini tetapi lebih memberhalakan agama, ritual, pelayanan atau kehidupan yang sepertinya membuat kita lebih suci atau lebih kudus maka itu juga adalah berhala dalam hati kita. Jadi kasih tidak memiliki arti jika masih berfokus pada diri.

 

Semua ritual agama yang kita lakukan yang semata-mata karena legalitas aturan, misal; karena kita orang Kristen maka setiap minggu harus ke gereja, memberi persembahan, pelayanan dimana tidak berdasarkan kasih tetapi hanya sekedar untuk melepas rasa bersalah atau tertuduh maka ibadah kita itu tidak ada artinya apa-apa. Kalau kita melakukan segala sesuatu berdasarkan kasih maka itu selalu sifatnya kreatif dan dinamis. Kalau kita mengasihi namun ternyata orientasinya hanya pada diri sendiri maka itu bukanlah kasih.

 

Itulah yang dilakukan oleh bangsa Israel dimana melakukan segala sesuatu yang sifatnya agamis seakan-akan untuk Tuhan namun ternyata apa yang mereka suka bukan yang Tuhan suka. Jadi bukan semua yang baik yang kita lakukan yang menyenangkan hati Tuhan.

 

Teori Hedonisme adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa di dalam diri manusia, manusia selalu mendambakan kesenangan. Secara natur manusia tunduk pada dua hal yaitu kesenangan dan penderitaan. Dan semua tindakan manusia selalu didorong untuk mendapatkan kesenangan dan menjauhkan diri dari penderitaan.  Teori Karl Marx dalam Marxismenya mengatakan “ Seorang manusia tidak menganggap dirinya merdeka jika dia tidak menjadi majikan bagi dirinya sendiri. Manusia itu “free from “ tetapi juga “free for”.

 

Tuhan itu sebenarnya suka kalau kita ini merasakan kesenangan. John Piper berkata bahwa Tuhan itu sangat dimuliakan ketika kita merasa puas dalamNya. Contoh : kalau kita duduk dalam sebuah rumah maka apa yang kita lihat kalau diluar ada pagarnya. Maka yang dapat dilihat ada dua yaitu ada yang melihat pagar itu dari dalam sebagai sesuatu yang menghalangi dia melihat kebahagiaan yang ada di luar sebab dia tidak mendapatkan kebahagiaan dari dalam rumah.  Dan yang lain melihat bahwa pagar itu adalah sesuatu yang melindungi dia dari bahaya karena dia sudah merasakan kebahagiaan dari dalam rumah.

 

Apa yang kita lakukan itulah yang kita pikirkan. Dan apa yang kita pikirkan adalah apa yang kita percayai sehingga eksekusi dari tindakan kita adalah memancarkan apa yang kita percayai . Dan Jim Smith menambahkan bahwa apa yang kita percaya adalah apa yang kita cintai. Jadi manifestasi dari semua yang kita kerjakan adalah wujud dari yang kita cintai.

 

Salah satu tanda orang yang memiliki relasi dengan Tuhan adalah maka kehidupan rohaninya akan selalu dinamis sebab kalau tidak maka kita perlu bertanya apakah kita sungguh mengikut Tuhan karena mengasihiNya. Dan biarlah pengorbanan Yesus dikayu salib itu menjadi alasan bagi kita untuk memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi Tuhan. Seorang misionaris berkata “ Kalau Kristus adalah Tuhan telah mati di atas kayu salib maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk saya lakukan bagi Tuhan.”

 

Pelayanan kadang bisa menjebak kita sehingga kita lebih mencintai ritual agama dan pelayanan dibandingkan dengan Tuhan. Kalau kita rajin beribadah di gereja namun hati kita tidak pernah tergerak untuk melakukan sesuatu buat Tuhan melalui gereja maka perlu dipertanyakan apakah di hati kita ada cinta buat Tuhan. Orang yang mencintai Tuhan akan selalu melewati zona nyamannya untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan.

 

 

 

Markus 7

7:1. Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; . 
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 

7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 

 

Mengapa Yesus yang dikomplain orang-orang Farisi dan ahli Taurat karena murid-muridNya melanggar aturan justru marah kepada mereka. Sebenarnya murid-murid tidak bersalah dengan aturan yang mereka lakukan tetapi  mereka melewati ritual yang menjadi standar mereka. Dan Yesus marah karena orang Farisi dan ahli Taurat hanya menekankan ekspresinya tanpa memperhatikan esensinya.  Masalah kekristenan itu bukan sekedar masalah dosa atau pelanggaran, namun masalah kita adalah ketika kita melakukan yang baik bukan seperti seleranya Tuhan namun seperti yang kita sukai.  Dan Dewitt berkata “ memiliki keyakinan yang benar itu belum cukup, Dia membutuhkan hati kita.”

 

Sebab itu diceritakan bahwa Tuhan menghukum bangsa Israel karena Dia mengasihi bangsa ini. Bangsa ini sudah terlalu merasa baik sehingga tidak mudah untuk berbalik kepada Tuhan. Mereka melakukan segala sesuatu yang menurut mereka baik tetapi tidak melakukannya untuk Tuhan. Dalam Teologi iman Kristen kita percaya bahwa perbuatan baik apapun yang tidak berdasar iman kepada Kristus adalah perbuatan yang jahat.

 

Siapakah kita dihadapan Tuhan jauh lebih penting daripada apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan. Itu bukan berarti kita tidak perlu melakukan pelayanan tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti akan melayani sekalipun orang yang melayani belum tentu mengasihi Tuhan. Orang bisa memberi tanpa mengasihi namun orang mengasihi pasti memberi.

 

ALLAH MENYATAKAN DIRI

 

4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi--TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.

 

Secara tipologi Allah menggambarkan bahwa sejak dari dahulu kala maka Tuhan mau intervensi dalam hidup kita dengan menyatakan diriNya kepada kita. Ini bukan masalah apa bisa kita lakukan namun apakah kita bisa melihat dan menikmati kasih Tuhan dan belajar untuk membalas cinta dan kasihNya dalam hidup kita. Yunus adalah salah satu contoh orang yang dikejar Tuhan bukan karena apa yang dilakukannya tetapi karena Tuhan sudah memilih dan mengasihinya.

 

Makin kenal Tuhan  makin cinta Tuhan. Makin Cinta Tuhan, makin berani menderita bagi Tuhan. Karena cinta bukanlah cinta tanpa sebuah pengorbanan! Inilah kebahagiaan sejati!

 

Mengasihi Tuhan secara pura-pura itu tidak nyaman dan tertekan karena kita tidak bisa menjadi seperti kita apa adanya. Kita mencoba untuk melihat bahwa Tuhan itu baik namun dalam hati kecil kita mungkin menanyakan apakah benar Tuhan itu baik. Kita belajar untuk memaksakan diri kita untuk belajar alkitab untuk menutupi rasa tertuduh kita kalau tidak melakukannya akan mendapat kutuk. Kerajaan Tuhan itu tidak seperti itu. Kerajaan Tuhan itu kerajaan kasih. Ketika kita menjauhi Tuhan maka Tuhan tidak menjauhi kita namun mengasihi kita. Hukum  tidak merubah hati manusia namun kasih yang melakukannya.  DL Moody berkata “ Biarlah ketakutan kita bukan kegagalan tetapi justru pada kesuksesan yang sebenarnya tidak ada artinya.”