Pembukaan
Dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa maka dosa, penderitaan dan kejahatan seharusnya tidak mengagetkan. Sebaliknya kebaikan sekecil apapun itu adalah sebuah kejutan. Pemahaman ini penting supaya ketika kita mengalami penderitaan maka kita tidak mudah terkejut dengan apa yang kita alami. Penderitaan yang kita alami itu bisa kita alami bukan akibat dari kesalahan kita sendiri sehingga itu susah untuk kita pahami. Namun penderitaan itu juga bisa kita alami akibat dari kesalahan kita sendiri yaitu salah dalam mengambil tindakan atau keputusan.
Dan menderita karena kesalahan sendiri memang mudah untuk dipahami, tetapi tetap sukar untuk dijalani. Namun janganlah situasi ini menjadi akhir dari perjalanan kita sebab Allah yang melihat adalah Allah yang berintervensi untuk menolong kita. Melalui cerita Hagar maka Tuhan ingin menunjukkan bahwa saat kita mengalami penderitaan akibat kesalahan kita sendiri maka Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian
Pembacaan : Kejadian 16 : 7 – 14
JALAN KELUAR YANG BUKAN DARI TUHAN ADALAH JALAN MASUK MENUJU PERSOALAN. YANG WAJAR BELUM TENTU BENAR.
Sarai berpikir dengan memberikan Hagar kepada Abraham supaya mendapat keturunan dari dia adalah dalam upaya untuk memberikan jalan keluar, tetapi ternyata itu justru adalah jalan masuk menuju persoalan yang lebih besar. Dan Hagar ketika tahu bahwa dia hamil maka dia menjadi sombong dan memandang rendah nyonyanya sebab pada waktu itu bisa hamil dan memiliki anak adalah hal yang sangat penting dalam budaya kuno. Berbicara tentang kesombongan maka ternyata bukan hanya orang yang berada saja yang bisa melakukan kesombongan tetapi orang yang di tingkat paling rendahpun juga bisa melakukannya. Kesombongan tidak perlu menanti di tempat tertinggi. Dia selalu ada di setiap elevasi. Tentang kesombongan maka CS Lewis berkata “ Anda bangga atau sombong, Anda tidak akan mengenal Allah sebab orang yang sombong itu selalu melihat ke bawah dan merasa lebih tinggi dari sesuatu atau orang lain. “ Orang yang sombong tidak akan dapat melihat Allah bekerja dalam hidupnya sebab dia menghabiskan waktunya hanya untuk melihat ke bawah dan merasa lebih hebat dari yang lain.
Karena kesombongannya maka Hagar akhirnya ditindas oleh Sarai lalu melarikan diri tanpa tujuan yang pasti. Hagar hanya tahu “ dari mana “ tanpa tahu “kemana “. Dan kalau dia tahupun akan kemana maka dia tidak yakin bisa mencapai tempat itu.
Ayat 8 Katanya: “Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya: “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.”
Mungkin kita juga pernah mengalami seperti Hagar yaitu kita melakukan kesalahan dan akibat dari kesalahan itu kita tidak bisa memaafkan diri sendiri sehingga susah bahkan takut untuk melihat masa depan.
JALAN KELUAR KADANGKALA TIDAK DIPERLUKAN. HANYA KETAATAN DAN KEYAKINAN YANG DIBUTUHKAN.
(Ayat 9) Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.”
Malaikat Tuhan berbicara kepada Hagar untuk kembali pada Sarai dan membiarkan dirinya ditindas dibawah kekuasaan Sarai. Tentu saja ini bukan sesuatu yang menghibur. Hagar ingin keluar dari masalah tetapi Tuhan berkata supaya dia berbalik untuk menghadapi masalahnya. Kita seringkali memiliki konsep yang salah tentang sebuah masalah yaitu jalan keluar kadangkala tidak diperlukan. Hanya ketaatan dan keyakinan yang dibutuhkan. Kita harus belajar untuk bertanggungjawab terhadap setiap masalah yang kita hadapi dan bukan lari dari masalah. Banyak orang Kristen yang berdoa supaya Tuhan mengambil masalah kita dan bukan minta Tuhan memberikan kekuatan untuk bertahan dalam persoalan. Disini Tuhan mengajar Hagar agar dia taat dan yakin terhadap janji dan pimpinan Tuhan yaitu kembali pada Sarai. Ini prinsip hidup yang perlu kita pegang yaitu tidak peduli jalan seperti apa yang akan kita lalui, yang penting dengan siapa kita berjalan yaitu dengan Yesus Sang Gembala Agung kita. Namun seringkali kita minta jalan yang lapang dan tanpa masalah sehingga lahirlah orang-orang Kristen yang cengeng. Kebaikan Allah tidak selalu berbentuk kelepasan dari masalah, tetapi selalu kemenangan atas masalah.
EL ROI – ALLAH YANG MELIHAT
Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” (Ayat 13)
Ketika Hagar berada pada titik yang paling rendah dalam hidupnya maka ternyata dia berjumpa dengan Allah yang melihat “ EL Roi “. Dan Allah menunjukkan kepada Hagar bahwa Allah yang melihat adalah Allah yang penuh rahmat. Dalam terjemahan KJV/ERV dikatakan bahwa bukan Hagar yang mencari Allah tetapi Allah yang selalu melihat Hagar. Dan yang paling penting bukanlah apakah kita bisa melihat Allah tetapi apakah Allah selalu melihat kita. Kadang kita tidak bisa melihat tangan Allah bekerja tetapi kita bisa mempercayai hatiNya yang ada untuk kita.
Dan rahmat Tuhan yang ditunjukkan pada Hagar yaitu :
1. Hagar Menerima Janji Keturunan Secara Langsung Dari TUHAN
Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” 11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu” (ayat 10-11)
Kalau kita melihat isteri dari Abraham, Ishak dan Yakub maka tidak ada dari antara mereka yaitu nenek moyang Israel yang kepada mereka dimana Tuhan datang secara langsung dan memberikan janji kelahiran anaknya.
2. Hagar Memiliki Banyak Keturunan Walau Tidak Ideal
Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya (ayat 12)
Keturunan Hagar digambarkan seperti kuda liar dimana nantinya orang tidak suka dengan Ismael dan keturunannya, namun itu sudah cukup bagi Hagar. Sebab pada waktu dia mengandung dan hidup di padang gurun maka dia tidak yakin kalau anaknya akan bisa tetap hidup. Namun ternyata Tuhan datang dan berkata bahwa anaknya bukan hanya tetap hidup tetapi akan menjadi bangsa yang besar. Dan bagi orang-orang kuno maka memiliki banyak keturunan adalah berkat Tuhan.
3. Hagar Memberi Nama Untuk TUHAN
Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” (ayat 13)
Biasanya orang itu menyebut nama Tuhan, namun disini Hagar yang menamakan Tuhan. Menamakan sesuatu itu bukan hal yang biasa, misal: Adam diberi wewenang untuk memberi nama isterinya dan mahluk yang diciptakan Tuhan, Tuhan memberi nama ciptaanNya, dsb. Dan disini kita melihat Hagar memberi nama Tuhan namun Tuhan tidak keberatan. Karena yang penting adalah Hagar menemukan Tuhan yang sebenarnya. Hagar berjumpa dengan Tuhan yang melihat hidupnya.
Mungkin saat ini berada dalam keadaan yang sama dengan Hagar akibat dari kesalahan dan kebodohan kita sendiri serta kita tidak bisa mengampuni diri sendiri. Namun itu bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita sebab tidak peduli sekeras apapun kita jatuh, maka kita akan jatuh ke tangan TUHAN yang lembut. Dan terlebih lagi, di atas kayu salib Bapa memalingkan muka dari Anak-Nya supaya kita yang berdosa bisa melihat wajah-Nya. Karena kita seringkali tidak tahu dan tidak percaya bahwa Allah selalu melihat kita. Sebab itu kita dibuat supaya dapat melihat Bapa yang sesungguhnya. Namun untuk supaya kita bisa melihat Bapa dengan semua rahmatNya maka Bapa harus memalingkan muka dari anakNya yang tunggal . Apapun persoalan kita hari ini, Allah tahu dan peduli. Mungkin kita merasa mencari Tuhan namun tidak bertemu, karena Tuhan memang tidak perlu dicari karena Dia yang menemukan dan melihat kita. Allah melihat kita dan kita melihat Allah dalam Yesus Kristus dimana kasihNya cukup untuk kita semua.